Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123043 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meita Dwiana Effendi
"Dengan masuknya globalisasi ke Indonesia informasi dapat mudah diperoleh. Perusahaan asuransi mempromosikan produknya secara cepat, membuat masyarakat mengetahui pentingnya pelayanan kesehatan. Karyawan mengharapkan perusahaannya memberikan ketenangan dan kemudahan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Untuk itu RSPAD Gatot Soebroto bekerja sama dengan pihak ke tiga memberikan pelayanan kesehatan.
Dengan adanya kerjasama ini rumah sakit mempunyai piutang yang harus dikelola secara baik. Piutang pasien rawat inap dengan jaminan pihak ke tiga di Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto per 30 Juni 2002 mencapai Rp.3.648.374.261,-(tiga milyar enam ratus empat puluh delapan juta tiga ratus tujuh puluh empat ribu dua ratus enam puluh satu rupiah).
Dari penelitian yang dilakukan dengan_kerangka konsep input, proses dan output berdasarkan data primer dan data sekunder diperoleh data bahwa banyak piutang pasien yang sudah dibayar namun belum dibukukan, sehingga rekening piutang pasien belum ditutup.
Berdasarkan uraian kondisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya piutang pasien rawat inap dengan jaminan pihak ke tiga di Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto per 30 Juni 2002 tidak mencapai Rp.3.648.374.261,-. Hal ini disebabkan oleh lemahnya fungsi monitoring adrninistrasi keuangan khususnya pencatatan piutang.
Selanjutnya disarankan agar fungsi monitoring terhadap sistem pencatatan piutang dapat lebih ditingkatkan.
Daftar Pustaka : 21 (1979 - 2001)
Management Analysis for Account Receivables of day in patient under third parties guarantee in "Paviliun Kartika RSPAD Gatot Soebroto" for the period of 30"' June 2001 until 30"` June 2002 The globalization era is coming to Indonesia, information are coming faster, Insurance companies promote their products rapidly, educate the people how important is medical care. People are more conscious about medical service and now can afford health insurance. Employees demand their companies to facilitate them a better medical assistance. Therefore, in order to accommodate all the above trends, Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto try to give a better service, by working together with insurance companies and institutions. By working together with them Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto give a more convenience way for their patients to receive medical assistance.
As the result, the hospital has account receivable that has to be taken care accurately. The account receivables under third parties guaranteed until 30th June 2002 amounted to Rp3, 648,374,261. (Three billion six hundred and forty eight million three hundreds seventy-four thousands two hundred and sixty one rupias).
Based on our analysis using input skeleton concept, process and output based on prime data and secondary data, concluded that there were a lot of patient accounts that were not yet booked even though that the account has been paid, resulting on an unclosed accounts which gave a high account receivables.
In conclusion, actually the account receivable in Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto per 30th June 2002 was not as high as Rp 3,648,374,261.00. This was the result from lack of financial administration control on account receivables.
Finally, we advice that the hospital have to have had a better system on monitoring and controlling the account receivables.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Caroline Kawinda
"Mutu pelayanan sebuah rumah sakit merupakan produk akhir dari suatu integrasi dan ketergantungan yang paling terkait antara berbagai komponen atau aspek sebagai sebuah sistem.
Salah satu cara untuk dapat selalu menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit adalah dengan cara melakukan penilaian kepuasan pasien secara berkala dengan tujuan untuk mengetahui kekurangan rumah sakit, sehingga pihak manajemen dapat segera mengeluarkan kebijakan untuk melakukan perbaikan.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit khususnya unit rawat inap. Faktor-faktor yang diteliti meliputi pelayanan dibagian admisi atau penerimaan pasien, pelayanan perawat, pelayanan dokter, fasilitas penunjang medis, lingkungan fisik rawat inap dan pelayanan di bagian administrasi/keuangan.
Penelitian ini menggunakan data primer dengan disain penelitian cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 115 responden yang diambil dengan metode Probability; Proportional to Size (PPS).
Analisis univariat berupa analisis proporsi, sedangkan analisis bivariat menggunakan chi-square untuk melihat hubungan antara 6 variabel independen dengan variabel dependennya yaitu kepuasan pasien.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada pasien yang menyatakan tidak puas dengan pelayanan yang diberikan diunit rawat inap yaitu sebesar 32,2%, sedangan sisanya sebesar 67,8% menyatakan puas. Untuk uji bivariat terlihat bahwa dari 6 variabel yang dilakukan uji hubungan hanya 4 variabel independen yang secara signifikan berhubungan dengan variabel dependen, ke empat variabel tersebut adalah pelayanan dibagian informasi, pelayanan dokter, lingkungan fisik rawat inap dan pelayanan di bagian administrasi atau keuangan. Sedangkan untuk 2 variabel independen lainnya yaitu fasilitas penunjang medik dan pelayanan perawat tidak terdapat hubungan yang signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut terdapat beberapa hal yang dapat disarankan antara lain meningkatkan koordinasi antar unit pelayanan, penambahan fasilitas serta melakukan upaya-upaya peningkatan terhadap semua kelas perawatan.

Patient Satisfaction to the In - Patient Service at Koja Jakarta Hospital, Within Period of June 1 until June 30, 2003As a system, hospital quality is a final product from an integrated element which has interdependency in it.
One of the ways to always keep and improve a hospital quality is to conduct an assessment periodically, so that the management can make new policy to fix the problem regarding to hospital service quality.
The main object of this study is to assess patient satisfaction for hospital services especially in patient service. Independent variable in this study contains six variables, which are the services in the admission, nurse, doctor, medical and support facilities, physical environment and administration.
This study uses a primary data with cross sectional design. Sample size contain 115 respondent which taken with Probability Proportional to Size (PPS) method. The analysis including proportion analysis and chi-square analysis to see correlation between 6 dependent and independent variable.
We can see in the result of this study that 32,2 % patient unsatisfied with the services and the rest 67,8 % satisfied. For the chi-square test we find that from six variables tested only four variables significantly correlated with dependent variables, which are services in the admission, doctor, physical environment and administration. In the mean time there is no significant correlation between nurse and medical support with the patient satisfaction.
Based on the result of this study, there is several recommendations: improving coordination in every units, adding the facilities and also make an action to improve the service quality in every class.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T 10926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Dita Aprilia
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan salah satu standar pelayanan kefarmasian klinis di rumah sakit yang diatur dalam Permenkes No.72 tahun 2016. PTO merupakan suatu kegiatan dalam memastikan terapi obat yang diberikan kepada pasien aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Kegiatan PTO Mencakup pengkajian pemilihan obat, dosis obat, cara pemberian obat, respon terapi, Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD), dan rekomendasi terapi. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji profil pengobatan pada pasien Intensive Care Unit (ICU) di RSPAD Gatot Soebroto guna mengidentifikasi dan mengevaluasi PTO pada pasien. Metode yang digunakan yaitu dengan mengamati identitas pasien, pemeriksaan tanda vital pasien, pemeriksaan laboratorium pasien, profil pengobatan pasien, serta analisa Assesment and Plan pada pasien berdasarkan data rekam medis. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa pasien dengan diagnosa pansitopenia, efusi pleura, limfadenopati, DVT (Deep Vain Thrombosis), dan beberapa penyakit penyerta lainnya seperti hipertensi dan diabetes melitus tipe 2 mengalami beberapa Drug Related Problem (DRP), seperti adanya interaksi obat baik moderat maupun mayor, dosis yang terlalu tinggi, terapi tanpa indikasi, indikasi yang tidak diberikan terapi, risiko efek samping obat, dan efek terapi yang tidak optimal. Maka dari itu, diberikan rekomendasi dan intervensi pengobatan guna membuat kondisi pasien menjadi lebih baik.

Drug Therapy Monitoring (PTO) is one of the clinical pharmacy service regulated in Permenkes 72 of 2016. Drug Therapy Monitoring (PTO) is an activity to ensure safe, effective, and rational drug therapy for patient. Activities in PTO include assessment of drug choice, dosage of drug, method of drug administration, response to therapy, unwanted drug reactions (ROTD), and recommendation therapies. The study was conducted to examine the treatment profile of ICU patient at a RSPAD Gatot Soebroto to identify and evaluate PTO in patient. The method used is by observing patient’s identity, examination of the patient's vital signs, laboratory examination of the patient’s, patient's treatment profile, and analysis of the Assessment and Plan based on the patient's medical record data. Based on the results of observations, it can be concluded that patient diagnosed with pancytopenia, pleural effusion, lymphadenopathy, DVT (Deep Vain Thrombosis), and several other comorbidities such as hypertension and type 2 diabetes mellitus have several Drug Related Problems (DRP), such as moderate or major drug interactions, doses that are too high, therapy without indications, indications for which therapy is not given, risk of drug side effects, and suboptimal therapeutic effects. Therefore, recommendations and treatment interventions are given to make the patient's condition better.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Permata Sari
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah salah satu kegiatan Farmasi klinis yang merupakan peran apoteker di Rumah Sakit menurut PMK no.72 tahun 2016. Peran fundamental apoteker adalah mengidentifikasi ROTD yang potensial maupun aktual, memecahkan masalah ROTD aktual, dan mencegah ROTD yang potensial terjadi. Berdasarkan Global Status Report on NCD World Health Organization (WHO) pada tahun 2010, Diabetes Melitus menduduki peringkat ke-6 penyakit yang menyebabkan kematian. Peningkatan insidensi penyakit DM diiringi dengan peningkatan komplikasi dan penyakit penyerta seperti komplikasi neuropati (63,5%), retinopati (42%), nefropati (7,3%), makrovaskuler (16%), mikrovaskuler (6%), luka kaki diabetik (15%) (Purwanti, 2013). Pengamatan pada Pasien Rawat Inap dengan diagnosa Diabetes Melitus disertai dengan penyerta Ulcer DM perlu dilakukan untuk memantau terapi obat yang diterima oleh pasien tetap sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mencegah terjadinya ROTD akibat komplikasi dari pemakaian obat yang banyak. Pemantauan terapi obat dilakukan dengan metode PCNE untuk memastikan akar permasalahan (cause) yang menyebabkan masalah (problem). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, ditemukan empat permasalahan yang selanjutnya diselesaikan dengan pemberian rekomendasi kepada dokter terkait pemilihan obat.

Medication Therapy Monitoring (MTM) is one of the clinical pharmacy activities that falls under the role of pharmacists in hospitals, as stated in Ministerial Regulation No. 72 of 2016. The fundamental role of pharmacists is to identify potential and actual Drug-Related Problems (DRPs), resolve actual DRPs, and prevent potential DRPs from occurring. According to the World Health Organization's (WHO) Global Status Report on Non-Communicable Diseases (NCD) in 2010, Diabetes Mellitus ranked 6th among the diseases causing death. The increasing incidence of diabetes is accompanied by an increase in complications and comorbidities such as neuropathy (63.5%), retinopathy (42%), nephropathy (7.3%), macrovascular (16%), microvascular (6%), and diabetic foot ulcers (15%) (Purwanti, 2013). Observations on hospitalized patients diagnosed with Diabetes Mellitus, accompanied by Diabetic Ulcers, need to be conducted to monitor the medication therapy received by patients in accordance with applicable regulations and to prevent DRPs resulting from the use of multiple medications. Medication therapy monitoring is performed using the PCNE method to ensure the identification of the root cause that leads to a problem. Based on the observations conducted, four problems were identified and subsequently addressed by providing recommendations to the relevant doctor regarding medication selection.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahadin Abubakar Rahman
"Rumah sakit melaksanakan berbagai kegiatan yang multi kompleks juga memproduksi berbagai jenis limbah. Salah satu jenis limbah yang diproduksinya adalah limbah klinis yang mengandung bahan-bahan infeksius, beracun dan radioaktif. Bahan-bahan ini mempunyai risiko bagi kesehatan manusia di sekitarnya serta sumber pencemaran bagi lingkungannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen limbah cair di Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian ini lebih difokuskan pada kualitas limbah cair sebelum dan setelah pengolahan untuk dibandingkan dengan baku mutu limbah cair yang berlaku.
Hasil analisis efluen air buangan bila dibandingkan baku mutu hanya untuk parameter pH dan suhu menunjukkan kadar di bawah baku mutu. Sedangkan untuk BOD, COD, TSS, NH3 babas, P04, E.coli dan Coliform di atas baku mutu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 58 tahun 1995 yang akan dibertakukan mulai tahun 2000.
Hipotesis yang diuji adalah bahwa kualitas limbah cair akan menjadi lebih baik setelah diolah oleh IPAL. Uji t terhadap kadar limbah cair sebelum dan sesudah pengolahan menunjukkan penurunan yang bermakna (p < 0,05) untuk parameter BOD, COD, pH dan E.coli. Sedangkan untuk parameter TSS, NH3, P04 dan suhu secara statistik tidak menunjukkan perbedaan bermakna.
Pengawasan terhadap kualitas efluen berjalan baik yaitu dilakukan analisis kadar efluen secara teratur setiap tiga bulan. Kinerja IPAL juga masih baik yaitu mampu menurunkan kadar BOD, COD, E.coli pada kisaran 70% - 98 %. Manajemen pengolahan limbah cair di Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto masih belum memadai. Hal ini dapat dilihat dari : peralatan IPAL seperti sump pit pump, collection pump, comminutor, air blower dan chlorine pump yang telah mengalami kerusakan lebih dari 6 bulan. Tenaga operator dan pemeliharaan mempunyai tugas pokok pada bagian teknik dan belum pemah mendapat pelatihan khusus di bidang pengolahan limbah cair.
Untuk itu maka perlu dilakukan suatu terobosan yaitu dengan menyusun suatu perencanaan yang baik untuk menerapkan sistem manajemen lingkungan rumah sakit (SMLRS) dan program pencegahan pencemaran rumah sakit (P2RS) di Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto.

Wastewater Treatment Management in Kartika Pavilion of RSPAD Gatot SoebrotoHospital runs various multicomplex activities and also products various sewage things. One of them which was producted by Hospital is clinical sewage which contain infected, poisonous and radioactive materials. These materials have a big risk for human healthy and also as pollution sources for its environment.
This research has a purpose for knowing wastewater management in Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto. More focused on quality of wastewater before and after treatment, this research compare with regulated quality standard of wastewater.
Analitical results of wastewater, compared with quality standard of wastewater only on parameters pH and temperature show a value under quality standard value.
Meanwhile for free of BOD, COD, TSS, NH3, P041 E.coli and Coliform above quality standard which has been stated by Environment Govenrmental Minister jugdment No. 58 year 1995 attachment B which will be regulated on 2000. Tested Hyphotism is wastewater quality will became better after treated by IPAL (Sewage Treatment Plant) Test t on wastewater portion before and after treatment show significant decrement (p < 0.05) on parameters : BOD, COD, pH and E.coli. But for TSS, NH3, PO4 and temperature statistically not show significant differences.
Supervising on effluent quality run well, at least once in three months effluent portion analitic is done. IPAL performance also still in prime condition, has ability to decrease BOD, COD, E.coli portion on the range 70% - 98 %.
Wastewater treatment Management in Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto hasnot been optimized yet. This mater can show on IPAL installation such as Sump pit pump, collection pump, comminutor, air blower and chlorine pump which has been gotten break more than 6 months. Operator and maintenance power has main duty on technical section and hasnot ever gotten special training on wastewater treatment. It is important to be done an intervention with arrange good plan to implement Hospital Environment Management System (SMLRS) and Prevention of Pollution of Hospital (P2RS) in Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilie Anggraini
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan kerja dan harapan perawat terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial yang dilakukan oleh kepala ruangan rawat inap Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang menggunakan desain penelitian survei dan pengumpulan data secara cross-sectional. Hipotesa yang dibuktikan dalam dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara karakteristik perawat dengan kepuasan kerja perawat, adanya hubungan antara karakteristik perawat dengan harapan terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial kepala ruangan dan adanya hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan harapan terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial kepala ruangan.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen pengukuran kepuasan kerja dan harapan perawat terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial kepala ruangan.Instrumen kepuasan kerja dibuat berdasarkan pendapat Loher et.all (1985 ) yaitu adanya empat komponen yang berpengaruh kuat terhadap kepuasan kerja perawat, sedangkan instrumen harapan perawat terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial kepala ruangan dikembangkan berdasarkan gabungan pendapat Hersey, 1993 , Evans & House dan Swansburg, 1990.
Instrumen kepuasan kerja terdiri dari 35 butir penyataan dan instrumen harapan terdiri dari 40 butir pernyataan,Instrumen telah diuji reliabilitasnya dengan Cronbach Alpha kemudian diadakan perbaikan pada butir-butir pemyataan sehingga akan didapatkan r = 0,7828 untuk instrumen kepuasan kerja dan instrumen harapan perawat terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial kepala ruangan mencapai r = 0,9542.
Sampel penelitian adalah 83 orang tenaga perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto yang diambil dari seluruh populasi perawat pelaksana di ruang rawat inap dengan masa kerja lebih dari 3 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat disini mencapai kepuasan kerja (X = 3,86) dan komponen yang mencapai tingkat kepuasan paling tinggi adalah interaksi (X = 4,00 ), sedangkan yang terendah adalah penghasilan ( X =3,45 ). Harapan perawat terhadap gaya suportif mencapai tingkat harapan yang paling tinggi ( X = 4,38 ) , sedangkan harapan terhadap gaya kepemimpinan direktif mencapai tingkat harapan yang paling rendah (X=2,16).Harapan terhadap pengarahan oleh kepala ruangan mencapai skor tertinggi (X = 4,43 ), sedangkan pengawasan mencapai skor terendah ( X = 4,11 ).
Dari analisis hubungan ternyata dari karakteristik perawat umur mempunyai hubungan bermakna dengan kepuasan terhadap citra profesi, dengan p = 0.000, pendidikan dan status perkawinan mempunyai hubungan bermakna dengan harapan terhadap gaya kepemimpinan yang direktif, dengan p= 0.036 dan 0.004, pendidikan juga berhubungan bermakna dengan harapan terhadap pengorganisasian yang dilakukan kepala ruangan. Sedangkan komponen kepuasan kerja yaitu komponen otonomi dan citra profesi berhubungan bermakna dengan harapan terhadap pengawasan yang dilakukan kepala ruangan (p = 0.000 & 0,023 ), komponen penghasilan berhubungan bermakna dengan harapan terhadap gaya kepemimpinan direktif dan kegiatan perencanaan yang dilakukan kepala ruangan (p = 0,011 & 0,034 ), komponen interaksi mempunyai hubungan bermakna dengan harapan terhadap gaya kepemimpinan suportif dan partisipatif (p = 0,050 & 0,045 ), juga dengan harapan terhadap perencanaan, pengarahan dan pengawasan yang dilakukan oleh kapala ruangan (p = 0,03E , 0,048 & 0,023).
Berdasarkan hasil oenelitian iri makes pihak manajemeri pavilyun Kartika disarankan perlu mempertahankan aktivitas sosial yang diadakan diantara karyawan Kartika sehingga kepuasan terhadap interaksi dapat dipertahankan, juga evaluasi terhadap kepuasan kerja hendaknya dilakukan secara berkala karena kepuasan kerja bukanlah hal yang menetap tetapi akan berubah setiap waktu sesuai dengan perubahan situasi dan lingkungan, selain itu penelitian terhadap harapan perawat juga perlu dilanjutkan, karena seperti yang disebutkan oleh Locke dalam teori ketidak sesuaian yaitu adanya perbedaan atau selisih antara apa yang dianggap telah didapatkan dengan apa yang diharapakan akan menimbulkan kepuasan atau ketidak puasan.Penelitian lanjutan tentang persepsi perawat tentang gaya kepemimpinan dan tentang harapan perawat terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial dengan metode riset kualitatif diusulkan untuk dilakukan."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Razni Carnandy Zanir
"Penelitian dilatar belakangi perubahan rumah sakit dari organisasi sosial menjadi organisasi sosial ekonomi. Manajemen rumah sakit harus mampu bersaing. Salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah masalah tarif. Tarif adalah biaya yang harus dibayar oleh pasien yang di rawat inap. Biaya yang dibayar pasien tersebut merupakan pendapatan operasional rumah sakit. Penelitian bertujuan untuk mengindentifikasi pendapatan operasional di VIP dan Kelas I, pola distribusi pendapatan operasional menurut jenis pasien Tindakan dan Non Tindakan, serta identifikasi kontributor terbesar pendapatan operasional di VIP dan Kelas I.
Penelitian besifat retrospektif dari file biaya yang dibayar pasien dan komponen biaya tersebut selama periode tahun 2001 dan 2002. Dari hasil akan diperoleh kontributor terbesar pada kelompok Tindakan dan Non Tindakan tahun 2001, serta kelompok Tindakan dan Non Tindakan tahun 2002.
Hasil penelitian pola distribusi pendapatan operasional Pav. Kartika periode tahun 2001 dan tahun 2002 tidak ada pola tertentu. Fluktuasi pendapatan operasional pada bulan yang sama pada tahun 2001 dan 2002 berbeda
Hasil penelitian menunjukan kontributor pendapatan terbesar Tahun 2001 dari pasien Kelas I Non Tindakan adalah Kamar Perawatan dan obat, dari pasien dengan Tindakan adalah Jasa Operasi dan Kamar Perawatan dan pasien VIP Non Tindakan adalah Kamar Perawatan dan Obat, dari pasien dengan Tindakan adalah Jasa Operasi dan Kamar Perawatan.
Kontributor pendapatan operasional terbesar Tahun 2002 dari pasien Kelas 1 Non Tindakan adalah Kamar Perawatan dan Obat, dari pasien dengan Tindakan adalah jasa operasi dan Biaya Lain-lain. Dan pasien VIP Non Tindakan adalah Kamar Perawatan dan obat, dari pasien dengan Tindakan adalah Kamar Perawatan dan Jasa Operasi.
Daftar bacaan, 12 ( 1984-2002 )

Operational Income Analysis of VIP and First Class Wards (Units) at Kartika Pavilion RSPAD Gatot Soebroto, 2001-2002The background of this research is based on the changing of Hospital Organizations from social organizations to social economic organizations. Hospital managements should be capable to compete economically. One of the factors which should come to attention is concerning "Tariffs". Tariff is the cost that should be paid by patients who are being cared in the hospital (in-patients)
The research is aimed to identify the operational income from VIP and First Class wards (units) and the distribution patterns of operational incomes , according to the type of surgery patients and non surgery patients , also to identify the largest contributor of the operational income at VIP and First Class wards (units).
This retrospective study is taken from patient files; the cost that patients pay and also its components during the 2001-2001 period. The outcome will identify the largest contributor from the surgery and non surgery patient groups of 2001, and from the surgery and non-surgery patient groups of the year 2002.
The result of this research will point that the largest contributor of 2001 from First Class non-surgery patients comes from rooms/wards and drugs/medicine, while surgery patients largest contributors comes from surgery's fee and room /wards, from VIP non-surgery patients the largest contributors come from room/ wards and drugs/medicine, while surgery patients come from surgery's fee and room/wards. The largest operational income contributors of the year 2002 from First Class non-surgery patients come from room/wards and drugs/medicine, while surgery patients come from surgery's fee and other costs.
From VIP non-surgery patients the largest contributors come from room/wards and drugs/medicine, while surgery patients largest contributor comes from room/wards and surgery's fee.
Bibliography : 12 (1984-2002 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fadil
"ABSTRAK
Kemandirian Rumah Sakit sangat panting dalam rangka mempertahankan perkembangan Rumah Sakit dengan kualitas pelayanan kesehatan yang baik disamping tetap menghasilkan Sisa Hasil Usaha yang bermanfaat bagi pengelola.
Kesulitan yang dihadapi Rumah Sakit Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto sebagai sisi pelayanan swasta dilingkungan RSPAD Gatot Soebroto dengan kondisi krisis moneter yang terjadi tahun 1997 mengharuskan mencari terobosan intervensi baru dalam usaha menuju kemandiriannya.
Perlakuan berupa perubahan tarif rawat inap, realokasi jumlah tempat tidur, upaya pengendalian biaya dan reorganisasi SDM perawat di Unit Rawat inap di tahun 1997 belum diketahui efeknya.
Untuk mengetahui apa ada perbedaan antara kondisi awal (1996) dan pasta intervensi (akhir 1997) dan mendapat gambaran hasil intervensi dilakukan penelitian cross sectional dengan sumber informasi data sekunder berupa laporan-laporan, data primer peer group pimpinan dan karyawan
Hari rawat, BOR, BTO, TOI, Total Pendapatan, Total Biaya, SHU, LOS, CRR digunakan sebagai indikator dengan hasil tidak ada perbedan antara tahun 1996 dan 1997.
Melalui penggantian tenaga perawat berpredikat Akper pada tenaga SPK yang pindah ke RSPAD Gatot Soebroto, kwalitas pelayanan keperawatan tetap tinggi sedangkan efisiensi pelayanan meningkat.
Melalui usaha pengembangan corporate culture, pemahaman social revenue, cost effectiveness/cost containment dipertajam.
Melalui usaha pengembalian PNS RSPAD Gatot Soebroto tingkat subsidi dikurangi.
Disimpulkan krisis moneter pada tahun intervensi 1997 sebagai pemicu gerakan efisiensi dan konsolidasi kepegawaian, menghasilkan tingkat kemandirian yang meningkat dengan tetap mempertahankan tingkat pelayanan yang baik serta Sisa Hasil Usaha (SHU) tetap positif meskipun tingkat inflasi yang terjadi sekitar 50%.

ABSTRACT
Self sufficiency (Self Reliance) in Hospitals is very important within the frame work to maintain the development of the hospital, with excellent quality health services and still provide adequate profitability for the owner.
The 1997 monetary crisis problems faced Paviliun Kartika Hospital RSPAD Gatot Soebroto as the business unit for RSPAD Gatot Soebroto, forced it to find new ways of intervention towards self sufficiency.
Interventions in the form of price changes in the hospital wards, reallocation of hospital beds, cost containment and reorganization of human resources in nurses in the hospital wards in 1997 were implemented with impact not yet known.
To ascertain whether there was a difference between the preintervention period (1996) and post-intervention period (end of 1997) and to obtain the intervention result, a cross sectional study was done based on information reports and peer group analysis.
Measures like bed days, BOR, TOI, Total Revenue, Total Cost, Net Profit , LOS, CRR are used as the indicators. The study found that there was no apparent difference between 1996 and 1997 indicators.
The quality of nurses services was maintained high and the efficiency of services was raised by adding more nurses with academic back ground.
Through the development of corporate culture, the understanding of social revenue and the cost effectiveness/cost containment were focused.
Through returning nurses paid by government back to the RSPAD Gatot Soebroto of level of subsidy was lowered.
The monetary crisis in 1997 intervention year had sparked the efficiency and person& consolidation resulting in the increase of self sufficiency and high level of health services and sufficient profit despite of 50% annual rate of inflation.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Mediati Firdausya
"Stroke non hemoragik (SNH) atau stroke iskemik disebabkan oleh adanya sumbatan pada aliran darah menuju otak dan merupakan jenis patologi yang paling umum. Penanganan stroke dengan faktor risikonya dapat menyebabkan DRP dikarenakan kompleksitas regimen dan termasuk jenis obat dengan risiko tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis DRP dan terapi obat berdasarkan SOAP, serta melakukan rencana tindak lanjut berdasarkan analisis risiko yang terjadi dan/atau potensial terjadi. Metode yang digunakan dalam pemantauan terapi obat pasien SNH yaitu studi kasus menggunakan rekam medis pasien. Kriteria inklusi yang digunakan adalah pasien stroke, tidak memperoleh monoterapi, dan waktu MRS lebih dari 24 jam. Kriteria eksklusi yaitu pasien stroke dengan status akan pulang atau discharge kurang dari 24 jam. Analisis data menggunakan metode SOAP dan PCNE untuk DRP. Data dianalisis dan ditinjau kesesuaian penggunaan obat berdasarkan AHA Guidelines dan JNC 8. Hasil pemantauan menunjukkan terdapat enam masalah terkait obat yang potensial terjadi, yaitu: satu masalah terkait gejala atau indikasi yang tidak diobati, dua masalah terkait kejadian efek samping obat yang mungkin terjadi, dan 3 masalah terkait efek terapi obat tidak optimal. Tindak lanjut mengenai masalah terkait gejala atau indikasi yang tidak diobati dengan meresepkan obat, masalah terkait kejadian efek samping obat dengan perubahan waktu penggunaan obat atau penundaan penggunaan obat, masalah terkait efek terapi obat tidak optimal dengan meningkatkan dosis; mengubah waktu penggunaan obat; menurunkan dosis obat.

Stroke non hemorrhagic (SNH) or ischemic stroke is caused by a blockage in the blood flow to the brain and is the most common type of pathology. Treatment of stroke with its risk factors can cause DRP due to the regimen complexity and it is a high risk type of drugs. This study aims to analyze DRP and drug therapy based on SOAP, as well as carry out a follow up plan based on an analysis of the risks that have occurred and/or have the potential to occur. The method used in monitoring drug therapy for SNH patients is a case studi using patient’s medical record. The inclusion criteria were stroke patients, not receiving monotherapy, and hospitalized time of more than 24 hours. Exclusion criteria were stroke patients with discharge status less than 24 hours. Data were analyzed using SOAP and PCNE methods for DRP. Data were reviewed for suitability for drug use based on the AHA Guidelines and JNC 8. The monitoring showed that there were six potential drug related problems, which one problem related to untreated symptoms or indication, two problems related to possible drug side effect, and three problems related to suboptimal drug therapy effects. Follow up regarding problems related to untreated symptoms or indications by prescribing drugs, problems related to occurrence of drug side effects with changes in the time of drug use, problems related to suboptimal drug therapy effects by increasing the dose; change the time of drug use; lowering the drug dose."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Soenarti D. Waspada
"Data hasil kuesioner pasien layanan pasien RSPP diolah dengan mempergunakan metode statistik sederhana dan kemudian dievaluasi sehingga dapat memberikan informasi mengenai kepuasan pasien layanan rawat inap di RSPP pads bulan Januari sampal dengan Juni 2002. Kepuasan pasien layanan rawat inap di ukur berdasarkan dimensi 'Bagian Penerimaan Pasien Rawat Inap', 'Dokter, 'Perawat', 'Makanan', 'Kenyamanan Kamar' dan'Kebersihan'.
Pengolahan data sekunder hasil kuesioner layanan rawat inap yang dimiliki oleh TQM RSPP dengan cara melakukan penghitungan skoring terhadap jawaban ?baik?, 'cukup' dan'kurang' yang dipilih oleh responden. Kemudian dihitung perolehan jumfah skoring tersebut dan dihitung rata-ratanya serta simpangan bakunya. Hal tersebut dilakukan untuk setiap kelompok perawatan, setiap variabel serta dimensi layanan rawat inap pada setiap bulannya. Kemudian hasil tersebut dipetakan dalam grafik sehingga dapat dilihat gambaran kepuasan pasien layanan rawat inap selama kurun waktu tersebut. Sedangkan untuk mengetahui nilai kepuasan pasien dalam ukuran persentase, nilai skoring tersebut dipetakan dalam skala ukuran 100.
Kepuasan pasien layanan rawat inap terhadap dimensi layanan rawat inap secara keseluruhan tidak memberikan pola pergerakan dalam grafik yang sama atau seragam sehingga dapat diprediksi untuk waktu selanjutnya. Responder menyatakan kepuasan terhadap pelayanan `Dokter' sebesar 85 %, terhadap pelayanan 'Perawat' sebesar 84 %, terhadap 'Bagian Penerimaan Pasien rawat Inap' sebesar 81 %, terhadap 'Kenyamanan Kamar sebesar 80 °I°, terhadap 'Kebersihan' sebesar 77 % dan terakhir terhadap'Makanan' sebesar 71 %.
Daftar Pustaka : 23 kepustakaan ( 1980 - 2002 )

To evaluate inpatient satisfaction during the first half of 2002 at RSPP by using a simple statistic method. Questionnaires inpatient satisfaction was built up to measure inpatient satisfaction by various dimensions of cares: Admission, Physicians, Nurses, Food, Comfort and Cleanness.
Patients' answer based upon the answers 'good', Pair' or 'poor' were scored for the six dimensions combined to get a mean score for each various type of care (Pediatric, Stroke, Surgery, General and Internal Medicine). Scores were then compared for each month during that period.
Inpatient satisfaction by each dimension has not give a uniform pattern of graphs but a fluctuate one, and is not able to give a prediction for the near future. Inpatient satisfaction was reported 85 % for doctors, 84 °Io for nurses, 81 % for admission, 80 % for comfort, 77 % for deadness and 71% for food.
References: 23 bibliographies (1980 - 2002)"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T9886
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>