Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117630 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saenab Dasong
"Kepala ruangan pada unit rawat inap RS merupakan penanggung jawab ruangan dan menjadi manajer di garis depan yang harus mampu menjadi urat nadi dari segala proses pendayagunaan sumber-sumber keperawatan di ruangan sehingga dapat menciptakan iklim kerja kondusif yang mampu memberi kesempatan dan kemudahan kepada staf keperawatan yang manjadi tanggung jawabnya untuk tumbuh, berkembang dan berprestasi dalam suasana iklim organisasi yang dinamis.
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, sebagai RS tipe A dan pusat rujukan kawasan timur Indonesia memiliki 15 ruang rawat inap dengan jenis pelayanan kesehatan yang kompleks, namun demikian tenaga perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap mayoritas tenaga non profesional (69,%) sehingga diharapkan para kepala ruangannya mampu menjadi seorang pemimpin yang efektif yang dapat menciptakan iklim organisasi ruang rawat inap yang kondusif.
Berdasarkan hal tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara kepemimpinan efektif kepala ruangan dengan iklim organisasi di ruang rawat inap RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan asumsi ada hubungan kepemimpinan efektif kepala ruangan dengan iklim organisasi yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana, dimana persepsi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa karakteristik demografisnya seperti usia, jenis kelamin, pendidikan dan lama kerja.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan disain deskriptif korelasi yang bersifat "Cross Sectional" dengan tujuan untuk melihat hubungan antar variabel yakni kepemimpinan efektif, iklim organisasi dan karakteristik demografis perawat pelaksana.
Berdasarkan analisis data univariat, bivariat dan multivariate hasil penelitian menggambarkan ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan efektif kepala ruangan dengan iklim organisasi_ Dari enam komponen kepemimpinan efektif maka empat diantaranya yakni komunikasi, energi, tujuan dan tindakan masing-masing berhubungan secara signifikan dengan iklim organisasi, sedangkan karakteristik responden, tidak ada satupun yang berhubungan secara signifikan dengan kepemimpinan efektif. Tetapi antara karakteristik responden dengan iklim organisasi mama umur dan lama kerja berhubungan secara signifikan. Dari model regresi ganda maka komponen komunikasi energi dan tindakan masing-masing memberikan kontribusi pengaruhnya terhadap iklim organisasi, diantara ketiganya komponen energi memberikan kontribusi terbesar.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut ada beberapa saran yang dapat disampaikan yakni : bahwa dalam proses rekruitmen, promosi jabatan kepala ruangan para pengambil kebijakan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo sangat penting mempertimbangkan aspek kemampuan energi, kemampuan komunikasi dan kemampuan bertindak yang dapat terjaring melalui wawancara dan observasi.
Perawat yang berusia muda dan perawat yang mempunyai lama kerja kurang dari 10 tahun dapat didistribusikan merata pada 15 ruang rawat inap. Dalam meningkatkan kemampuan kepemimpinan maka kepala ruangan dapat melakukan learning by doing atau on the job training. Demikian juga agar senantiasa meningkatkan energi yang dimiliki, kemampuan berkomunikasi dan dapat bertindak sesuai batas kewenangan dengan mengaplikasikan komponen kepemimpinan efektif didalam kepemimpinannya.
Daftar Pustaka 51 (1968 - 2000)

The relation between the effective leadership of the charge nurse and the organisational climate at the Central Public Hospital Dr. Wahidin Sudirohusodo in Makassar, 2001 The charge nurse of a hospital long ward stay department is a person in responsibility to a ward and a manager in front line, who must have capability to become a nerve root of all process in making efficient use of nursing sources in the ward. The charge nurse can create a conducive working climate, allowing nursing staffs as her subordinate to have an opportunity and ease to develop and gain their achievement on the dynamic organisational climate.
The Central Public Hospital Dr. Wahidin Sudirohusodo in Makassar is a type A hospital having a role as a central reference in eastern Indonesia - posses 15 long ward stay departments with variety of complex health services. Nevertheless, the nurse staff in duty at long ward stay department is non-professional in majority or almost 69 %. Thus, the charge nurse is expected to have an effective leadership who is able to create a conducive long ward stay department.
Based on those reasons above, the problem formulation at this research poses how the relationship between an effective leadership and the organisational climate at long ward stay department at Central Public Hospital Dr. Wahidin Sudirohusodo in Makassar, with the assumption that there is an effective leadership of the charge nurse with the organisational climate perceived by the nurse in duty, which this perception can be affected by some demographic character such as age, sex, education, and duration of working.
This research is a quantitative study with correlation of descriptive design "Cross Sectional" in nature. This research aims at finding out the relation intervariable of effective leadership organisational climate and demographic character of nurses in duty. Based on the analytical data of univariate, bivariate, and multivariate, the research outcome shows that there is a significant relation between effective leadership of the charge nurse and organisational climate. Of these six components of effective leadership, four of them are communication, energy, purpose and action of each have interrelationship with organisational climate, while at the respondent characteristic, none of them has significantly relationship to effective leadership. However, the age and duration of working have a significant relationship between respondent characteristic and organisational climate. From multiple-regression linear model, the energy communication component and action on each give its influential contribution against organisational climate, energy component gives the greatest contribution in comparison with those three components.
Lining with the outcome research, there are some suggestion being able to be conveyed That ; the decision maker of the Central Public Hospital Dr. Wahidin Sudirohusodo must consider the energy, communication, behaviour capacity in recruiting, promoting the post of the charge nurse that can be select through observation and interview. The young nurse and nurses who have duration of working less than 10 years can be distrubuted in flat into 15 long ward stay department. To improve the leadership capacity, the charge nurse is able to carry out "learning by doing or job training". So then to improve their owned energy, the ability to communicate, and act on in accordance with their own authority border by applying an effective leadership components in their leadership are very necessary.
Bibliography = 51 (1968 - 2000)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T1576
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S. Haeriyanto
"Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan kepemimpinan efektif kepala ruangan dan karakteristik individu perawat pelaksana dengan pelaksanaan MPKP, dilakukan penelitian terhadap 75 orang perawat pelaksana di ruangan MPKP RSPAD Gatot Soebroto dari tanggal 4 sampai 6 Agustus 2003.
Penelitian mempergunakan desain cross sectional terhadap total populasi (75 orang), dan mempergunakan tiga jenis instrumen yang terdiri atas Karakteristik Individu, Komponen Kepemimpinan Efektif, dan Komponen MPKP.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kepemimpinan efektif kepala ruangan berbeda secara bermakna diantara perawat yang pernah mengikuti pelatihan asuhan keperawatan dan yang belum pemah mengikuti pelatihan (p < 0,05). Sedangkan terhadap MPKP, karakteriatik individu terbukti tidak ada hubungan secara statistik. Hal tersebut sesuai dengan perannya sebagai variabel confounding. Sementara itu semua komponen kepemimpinan efektif (pengetahuan, tilikan diri, komunikasi, tujuan, energi, dan tindakan)secara statistik berkorelasi positif terhadap MPKP. Model regresi linear ganda diperoleh persamaan regresi yang disimpulkan bahwa setiap peningkatan satu skor pengetahuan akan meningkatkan skor MPKP sebesar 0,213 dengan mengendalikan variabel tindakan diri menjadi konstan, demikian juga peningkatan satu skor Kemampuan Pemimpin dalam tindakan diri akan meningkatkan skor MPKP sebesar 0,190 dengan mengendalikan variabel pengetahuan menjadi konstan. Model persamaan tersebut hanya 26.3 % dapat menjelaskan pelaksanaan MPKP.
Daftar pustaka 60 (1987 - 2003)

Analysis of Relationship between Effective Leadership Ability of Ward Manager and Individual Characteristic of Nurses and Professional Nursing Practice Model in Central Army Hospital Gatot Subroto Jakarta, 2003In order to gain information about the relationship of individual characteristic of nurses and the effective leadership ability of ward manager with nursing proffesional practice model (MPKP), the study has been done in the 4t-6t of August 2003, in the Central Army Hospital Gatot Soebroto Jakarta.
Research design used cross sectional study with population of 75 nurses and used 3 types of instruments for collecting the data. These instruments are Individual characteristic, Effective Leadership Component, and Nursing Professional Practice Model (MPKP) instrument.
The result revealed that there is a significant differences among nurses who have nursing care training and those who do not have the training. (p<0.05). There is no significant relationship between individual characteristic and Professional Nursing Practice Model (MPKP). While all the effective leadership components (knowledge, self awareness, communication, goal, energy and creative action) have positive correlation with Professional Nursing Practice Model. Model of multiple linear regression show every one unit increase of knowledge variable rise will rise 0.213 score of MPKP by controlling the self awareness variable as a constant. Every one score of leadership ability of self awareness will increase 0.190 score of MPKP by controlling knowledge variable as a constant. These model is only could explain 26.3% the implementation of MPKP.
References: 60 (1984-2003)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 10874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ishak Djoko Sujono
"Pemimpin yang baik akan menghasilkan efektivitas kepemimpinan dalam pencapaian tujuan organisasi. Dalam melaksanakan tugasnya di rumah sakit, pimpinan rumah sakit memerlukan dukungan para manajer yang baik, termasuk para kepala ruangan. Rekruitment kepala ruangan yang terstruktur dengan baik diharapkan menjadi sumbangan yang berharga dalam meningkatkan kinerja pelayanan rumah sakit, dan dengan meningkatnya mutu pelayanan pada akhirnya akan mengangkat citra rumah sakit menjadi lebih baik lagi.
Rendahnya kinerja para perawat pelaksana dan kinerja kepemimpinan para kepala ruangan rawat imp di RSUD Serang pada 2 penelitian tahun 2001 dan 2002 menjadi dorongan untuk melakukan penelitian di kalangan kepala ruangan. Penelitian ditujukan kepada 21 kepala ruangan di RSUD Serang dan dilakukan sejak 1 April 2003 sampai dengan 30 Juni 2003, merupakan cross sectional survey , dengan metode penelitian kuantitatif yang dilanjutkan dengan penelitian kualitatif.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa gaya kepemimpinan yang sesuai bagi kepala ruangan di RSUD Serang adalah Participating, dan kemudian Selling Tingkat fleksibilitas kepemimpinan sebagian besar sedang/normal (76,2%) dan sebagian kecil lainnya ( 23,8%) tinggi. Efekiivitas kepemimpinan sebagian besar (81,0%) sedang normal, namun 19,0% memiliki tingkat efektivitas tinggi. Terlihat bahwa faktor kebutuhan psikologis Deference (kebutuhan akan kerendahan hati), Order (kebutuhan akan keteraturan), Affiliation (kebutuhan akan afiliasi atau kerjasama), Nurturunce (kebutuhan akan pengasuhan) dan Endurance (kebutuhan akan daya tahan) merupakan kebutuhan psikologis yang sesuai di lingkungan kesehatan, dan oleh karenanya perlu dimiliki oleh Para perawat dan kepala ruangan pada tingkatan sedang atau tinggi, tidak boleh rendah. Penelitian memperlihatkan model kepala ruangan yang memiliki efektivitas kepemimpinan yang tinggi yang diperoleh melalui tes LBA II dan EPPS. Dari model tersebut dapat dilihat bagaimana hubungan antara faktor kebutuhan psikologis, karakteristik pribadi, fleksibilitas kepemimpinan, gaya kepemimpinan, dan efektivitas kepemimpinan kepala ruangan di RSUD Serang.
Disarankan untuk melakukan perbaikan pola rekruitmen bagi kepala ruangan dengan melakukan penyesuaian profit kepala ruangan yang memiliki efektivitas yang tinggi seperti apa yang telah dirumuskan dalam saran. Diajukan sebagai tambahan alat seleksi calon kepala ruangan adalah uji kepemimpinan dengan tes LBA II dari Paul Hersey dan Kenneth Blanchard, dan uji kebutuhan psikologis dengan tes EPPS dari Allen L Edward.
Datar Bacaan : 23 ( 1981-2002 )

The Relationship Study Between Factors of Psychological Needs and Individual Characteristics Within Leadership Styles of The Chief of Wards in Serang District's General Hospital, 2003A good leader will produces an effectiveness in his successful leadership in fulfilling the organization objectives and goals. In running the hospital, director needs supports from qualified managers, including chief of wards. A good structure recruitment processes will give a good contribution In enhancing the hospital services performance, and by improving quality of services, the image of the hospital will be better.
Poor performance profile of nurses and chief of wards in Nursing of Serang District's General Hospital as shown in the last two studies conducted in year 2001 by Kuntarto and year 2002 by Mulyati already pushed me to make a far studies in the leadership of chief of wards area. The studies were involved 21 chief of wards of Serang District's General Hospital as respondents and already conducted from April, 1", 2003 to June, 30th, 2003, designed as a cross sectional survey, a combined studies of a quantitative study which was continued by a qualitative study.
This studies shown that the leadership styles which good as chief of wards leadership's styles were a Participating style as the first choice, and a Selling style as the second choice. Most of the level of leadership flexibility were in a moderate degree (76,2%) and a small portion of them were in a high degree (23,8%). The leadership effectiveness were in a moderate degree (81,0%), but 19,0% of respondent are in a high degree of leadership effectiveness. It was shown that psychological need factors of Deference, Order, Affiliation, Nurturance and Endurance were matched or conformed with health services and nursing care, so nurses and their chief of wards much be build in with a normal degree or a high degree of these psychological need factors, and none in a low degree of these need factors. This study shown a highly effective chief of wards model as a result of LBA Il and EPPS test's result . From this model we can see how the relationships between psychological need's factor, individual's characteristics, the leadership flexibility, the leadership styles, and the leadership's effectiveness of the chief of wards in Serang District's General Hospital were.
It was suggested to develop a recruitment model for the chief of wards in Serang District's General Hospital by adopt a highly effective leadership of the chief of ward profile as wrote in suggestion. It was presented as an additional tools or instruments to be used in selection 1 recruitment of the chief of wards were LBA .I1 from Paul Hersey & Kenneth Banchard as a leadership test instrument, and EPPS from Allen L Edward as a psychological need's factor test instrument.
References : 23 ( 1981-2002 )
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulikah
"Rumah sakit adalah bagian penting dari sistem pelayanan kesehatan, merupakan transfer pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan.
Efesiensi dan efektifitas pencapaian tujuan organisasi tergantung kepada perilaku dan kemampuan manusia yang mengelola dalam organisasi tersebut. Kemampuan profesional yang dimiliki perawat dapat diperankan secara efektif baik sebagai pelaksana maupun pengelola.
Seorang kepala ruangan adalah pengelola pada tingkat bawah yang menjadi penentu terhadap kuatitas pelayanan keperawatan di suatu rumah sakit. Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda, ketidaksamaan dalam fisik dan psikis menyebabkan pelaksana maupun pengelola organisasi berbeda satu sama lain, demikian pula terhadap gaya kepemimpinan kepala ruangan dalam memimpin bawahan.
Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik individu perawat pelaksana dan situasi kepemimpinan dan persepsinya tentang gaya kepemimpinan kepala ruangan di RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan "cross sectional". Pada penelitian ini diambii sampel perawat pelaksana sebanyak 175 orang sebagai responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden.
Analisis data dilakukan dengan uji statistik analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi, analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square untuk mencari hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dan analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi (ogistik untuk mengetahui variabel bebas yang paling berhubungan dengan variabel terikat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang digunakan oleh kepala ruangan- di RSPAD Gatot Soebroto bervariasi tidak hanya satu gaya kepemimpinan saja melainkan kombinasi ke tiga gaya kepemimpinan tergantung situasi. Kepala ruangan lebih banyak menggunakan kepemimpinan suportif.
Dari hasil analisis bivariat dengan a = 0,05 diketahui bahwa pendidikan tambahan atau pelatihan dengan p value = 0,015, hubungan pemimpin - anggota dengan p value = 0,002, struktur tugas dengan p value = 0,000 , kekuasaan dengan p value = 0,000 mempunyai hubungan yang bermakna dengan gaya kepemimpinan kepala ruangan.
Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa struktur tugas paling berhubungan dengan gaya kepemirnpinan kepala ruangan dengan p value = 0,000.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada pemimpin RSPAD Gatot Soebroto agar terns melanjutkan pengembangan kuatitas sumber daya manusia keperawatan melalui pendidikan berkelanjutan maupun mengupayakan program-program pelatihan bagi kepala ruangan untuk meningkatkan kinerjanya dalam mendukung tercapainya visi dan misi RSPAD Gatot Soebroto.
Bagi kepala ruangan pertu menetapkan tujuan dan pedoman kerja untuk memudahkan pekerjaan bawahan dengan mempertahankan hubungan dan kerjasama yang balk dengan bawahan.

The Relationship between the Characteristic of Nursing Staff, the Leadership Situation, and Their Perception on the Leadership Style in the Army Gatot Subroto Hospital, Jakarta
A hospital is an important part of health service system, and as an institution to transfer knowledge and technology. To achieve the objectives of the organization efficiency and effectively should based on the behavior and the ability of the manager in organizing all component involved.
The professional capability of the nurses can be function effectively either as a nurse staff or a head nurse. A head nurse is a lower manager or a leader for nurse staff who function as a determinant in maintaining the quality of the nursing service in a hospital. Every nurse has different characteristic and different shape of physical and psychological situation. These can cause differences in nurse staff or leader behaviors in the organization and the leadership style.
Based on the above, the research has been conducted to identify the relationship between the characteristic of the nurse staff, the leadership situation and the precision of the leader ship style in Gatot Soebroto Hospital. The design of the research was descriptive correlational. One hundred and seventy nurses were participated as respondents. Two questionnaires were administered to respondents, and univariate and bivariate analysis were employed to identify the distributions of the characteristic and the relationship between the independent and dependent variables.
In addition, a multivariate analysis with logistic regression test is utilized to identify the relationship between the component of the independent variable and the dependent variable. The result showed that head nurses in Gatot Soebroto Hospital used more than one type of leadership style. They used the style according to the situation. Anyhow, they use supportive leadership more often.
The result of bivariat analysis is p value = 0,015, cc = 0,005, for additional education or training, p value 0,002 for leader - member relationship, also p value = 0,0000 for task structure, p value = 0,0000 for authority. Those have significant relationship with head nurse leadership style. The result of multivariate analysis with logistic regression showed that the structure of the task has significant correlation with p value = 0,0000. Based on the above result, it was recommended to the director of Gatot Soebroto Hospital that it is important to continue the improvement of the qualities including human resources in nursing. It can be done through a continuing education ; and yet, a training program for each head nurse to improve their performance to support the mission and vision of the Gatot Subroto Hospital.
In addition, recommendation also extended a head of nurse, that they need to determine goals and a standardized protocols for nurse staff in a simpler way to maintain a good relationship with the staff."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T8236
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Yasman
"Retensi perawat penting untuk memelihara stabilitas tenaga kerja keperawatan. Namun, angka turnover perawat yang tinggi mengindikasikan rendahnya retensi perawat di RSUD Cengkareng. Disisi lain kepemimpinan berkontribusi hampir pada seluruh kegiatan dalam organisasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan model kepemimpinan kepala ruangan menurut pandangan perawat pelaksana dengan retensi di RSUD Cengkareng. Penelitian menggunakan desain deskriptif korelasi. Sampel berjumlah 166 perawat pelaksana.
Hasil analisis menunjukkan proporsi perawat dengan tingkat retensi tinggi sebesar 50%. Model kepemimpinan situasional, transformasional, transaksional, visioner, dan servant mempunyai hubungan yang bermakna dengan retensi perawat (p<0.05). Model kepemimpinan yang paling berhubungan dengan retensi adalah model kepemimpinan transaksional (OR 2.881). Model kepemimpinan memberikan pengaruh yang positif terhadap kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan kinerja perawat yang pada akhirnya akan meningkatkan retensi perawat.

Nurse retention is important to maintain the stability of nursing workforce. But, the high nurse turnover indicate low nurse retention in RSUD Cengkareng. Besides, leadership contributes to nearly every activity within organization. The research aims to determine the relationship of nurse unit manager?s leadership models from the viewpoint of nursing staff to retention in RSUD Cengkareng. The study used a descriptive correlation design. The sample consisted of 166 nurses.
The result showed high retention of nurse proportion in 50%. The situational, transformational, transactional, visionary, and servant leadership model had significant relationship with nurse retention (p<0.05). The leadership model which has high correlation to retention was transactional leadership (OR 2.881). Leadership model gives positive influence to job satisfaction, organizational commitment, and nurse performance which are finally increase nurse retention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34601
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Suaidi
"Pemerintahan yang baik atau good governance adalah merupakan kondisi ideal yang ingin dicapai oleh pemerintah Indonesia termasuk Direktorat Jenderal Imigrasi. Kondisi saat ini pada Direktorat Jenderal Imigrasi menunjukkan bahwa masih terdapat banyak masalah seperti adanya keluhan masyarakat atas kinerja Direktorat Jenderal Imigrasi dan belum tercapainya beberapa hal penting seperti pembangunan SIMKIM (Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian).
Tercapainya tujuan atau kinerja yang baik antara lain dapat dilihat dari motivasi pegawai untuk mencapai hal itu. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi pegawai dipilih untuk diteliti, sehingga kepemimpinan dan lingkungan organisasi merupakan faktor yang diduga mempunyai pengaruh kuat.
Direktorat Jenderal Imigrasi yang memiliki tugas pokok dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis bidang keimigrasian secara umum masih dalam situasi paradigma lama, dengan indikasi pengambilan kebijakan belum sepenuhnya berorientasi kepada kepentingan masyarakat, namun lebih berorientasi kepada terpenuhinya ketentuan perundangan yang sudah ada.
Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana pengaruh faktor kepemimpinan dan lingkungan kerja organisasi terhadap motivasi pegawai dalam upaya penerapan good governance di Direktorat Jenderal Imigrasi.
Dengan menggunakan pengukuran kepemimpinan dari Margerison (2002) dan lingkungan organisasi dari Lubis dan Husaini (1987) serta melihat motivasi pegawai dari Zainun (1989) dengan memperhatikan karakteristik good governance dari UNDP (Widodo, 2001).
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis dan eksplanatif, dengan responden sebanyak 100 orang. Sumber data penelitian adalah data ordinal dengan menggunakan skala Likert. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Sciences) release 11.0 for Windows.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa terdapat hubungan yang berarti antara variabel kepemimpinan dengan variabel motivasi pegawai Direktorat Jenderal Imigrasi menuju penerapan good governance. Variabel kepemimpinan juga mampu menjelaskan sebagian variabilitas variabel motivasi. Demikian juga terdapat hubungan yang berarti antara variable lingkungan organisasi dengan variable motivasi pegawai Direktorat Jenderal Imigrasi menuju penerapan good governance dan mampu menjelaskan sebagian variablitas variabel motivasi, namun lebih kecil nilainya dibanding dengan penjelasan yang diberikan oleh variabel kepemimpinan. Sisanya merupakan penjelasan dari variabel atau faktor lain yang berpengaruh terhadap moivasi pegawai menuju penerapan good governance di Direktorat Jenderal Imigrasi.
Penelitian akademis ini bagi Direktorat Jenderal Imigrasi dapat dijadikan masukan bahwa unsur kepemimpinan dan lingkungan organisasi merupakan hal yang perlu dipertimbangkan bagi peningkatan motivasi good governance pada pegawai. Salah satu indikator kepemimpinan yaitu advising dan innovating merupakan unsur yang cukup signifikan. Sehingga diharapkan setiap tingkat kepemimpinan memperhatikan hal tersebut hingga pada tingkat tertinggi (Direktur Jenderal) diperlukan figur yang memahami benar semua permasalahan teknis keimigrasian. Uji kepatutan dan kelayakan yang telah dimulai dan menjadi alat seleksi bagi jabatan tertentu (Kepala Kantor Imigrasi dan Pejabat Imigrasi yang akan ditempatkan di luar negeri) merupakan langkah tepat dan harus dilaksanakan secara konsisten untuk dapat mengetahui secara obyektif kemampuan calon pejabat tersebut. Indikator kepemimpinan advising dan innovating yaitu penguasaan informasi serta ide baru untuk mengatasi masalah keimigrasian, bisa menjadi salah satu indikator pengujian dalam uji kepatutan dan kelayakan tersebut. Tingkat hubungan dengan lingkungan organisasi, terutama dengan organisasi di luar jajaran Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia juga perlu ditingkatkan untuk menciptakan resonansi yang baik bagi motivasi good governance pegawai.

Leadership and Organizational Environment : Relationship analysis to the Employee Motivation toward Implementation of Good Governance in the Directorate General of ImmigrationGood governance is the ideal condition that want to be reached by the Indonesian government includes the Directorate General of Immigration. Current condition shows there are still so many problems such as public grievance on the performance of the office, in addition to some important things that is not gained yet such as the development of Immigration Management Information System.
The gaining of the goals or best performance is shown by the motivation of the employee. The factors influence the motivation is selected to be searched. In this case, the leadership and the organizational environment is assumed strongly influence to the motivation.
The main function of the Directorate General of Immigration are to make and implement the policy and the standardization of immigration matters. Recently, the office is in the old paradigm with orientation of the policy making is not to the public interest but only to satisfy some existing provisions.
The goal of the research is to know how the leadership and the organizational environment influence the employee motivation to good governance implementation in the Directorate General of Immigration.
Husaini (1987) and the employee motivation from Zainun which are colaborated to good governance characteristic from UNDP (Widodo, 2001).
The research is descriptive analysis and explanative. The number of respondent is 100 employees. The data is an ordinal data with the Likert scale, collected by distribution of questioner and was analyzed using SPSS (Statistical Package for Social Sciences) release 11.0 for windows.
The research results shows the relations between leadership and organizational environment and the employee motivation to implement good governance in the Directorate General of Immigration. In addition, the leadership can afford to explain for the motivation as the organizational environment can afford to explain for the motivation. However the leadership is more worth than the organizational environment to explain the motivation. The other explanation is come from the other factors or variables.
For the Directorate General of Immigration, the research results have to be considered that the leadership and organizational environment are important for increasing employee motivation in good governance implementation. The indicators of leadership such as 'advising' and 'innovating' are significant, so each level of leadership consider it. On the highest level as a Director General, need a person who conscious to all technical immigration matters.
The fit and proper test that commenced for certain positions can use the
indicators as a test subjects. The people have all information on immigration matters will give the solutions for the immigration problems. On the other hand, the relationship with other organizations, especially with organizations as outer of the Department of Justice and Human Rights to become a resonance and benchmark, in addition it will increase the employee motivation to implement the good governance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Yasman
"ABSTRAK
Retensi perawat adalah hal penting untuk memelihara stabilitas tenaga kerja keperawatan. Namun, angka turnover perawat yang tinggi mengindikasikan rendahnya retensi perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) X di Jakarta. Di sisi lain, kepemimpinan berkontribusi hampir pada setiap kegiatan dalam organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan model kepemimpinan kepala ruangan menurut pandangan perawat pelaksana dengan retensi. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi. Sampel berjumlah 166 perawat pelaksana. Hasil analisis menunjukkan proporsi perawat dengan tingkat retensi tinggi sebesar 50%. Model kepemimpinan situasional, transformasional, transaksional, visioner, dan servant mempunyai hubungan yang bermakna dengan retensi perawat (p< 0,05). Model kepemimpinan yang paling berhubungan dengan retensi adalah model kepemimpinan transaksional (OR= 2,81). Model kepemimpinan memberikan pengaruh yang positif terhadap lingkungan kerja, kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan kinerja perawat yang pada akhirnya akan meningkatkan retensi perawat sehingga perlu diimplementasikan dengan baik."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 JKI 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Surini Santoso
"Hubungan gaya kepemimpinan kepala dengan kinerja instruktur latihan kerja di BLK Malang. Gaya kepetnimpinan (leadership Style) adalah merupakan pola perilaku yang dilakukan oleh pemimpin (dalam hal ini kepala BLK) dalam upaya mempengaruhi perilaku (memodifikasi perilaku) bawahannya (dalam hal ini instruktur). Beberapa masalah yang hendak diteliti dirumuskan sebagai berikut: (1). setiap kepala BLK melakukan suatu macam gaya kepemimpinan yang bervariasi tergantung pada yang dipimpinnya, dimana dapat dikenali melalui pola perilaku tugas dan pola perilaku tenggang rasa, dan (2). tingkat kinerja instruktur BLK berbeda-beda satu sama lainnya.
Sesuai dengan masalah penelitian sebagaimana yang telah dirumuskan, beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (1).mengetahui apakah ada hubungan antara gaya kepemimpinan kepala BLK dengan kinerja instruktur, dan (2). mengentahui apakah ada perbedaan efektivitas, antara gaya kepemimpinan laissez faire, gaya kepemimpinan partispatif, gaya kepernimpinan demokratis, dan gaya kepemimpinan otokratis terhadap kinerja instruktur.
Hasil penelitian ini sangat berguna: (1). sebagai masukan kepada kepala BLK, khususnya kepala BLK di Malang dalam upaya meningkatkan kinerja instruktur melalui aplikasi gaya kepemimpinan, dan (2) sebagai masukan kepada pihak yang berwenang akan arti pentingnya semakin ditingkatkan pelaksanaan program in-service training bagi kepala BLK guna pernantapan fungsi kepemimpinan kepala BLK.
Atas dasar analisis data hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1). tinggi rendahnya kinerja instruktur di BLK Malang di pengaruhi oleh gaya kepemimpinan kepala BLK yang bersangkutan, dan (2). gaya kepemimpinan partisipatif dan gaya kepemimpinan demokratis lebih efektif daripada gaya kepernimpinan laissez faire dan gaya kepemimpinan otokratis dalam meningkatkan kinerja instruktur. Dalam arti bahwa gaya kepemimpinan partisipatif dan gaya kepemimpinan demokratis yang sama-sama efektif; sebaliknya gaya kepemimpinan laissez faire dan gaya kepemimpinan otokratis merupakan dua gaya kepemimpinan yang kurang efektif dalam meningkatkan kinerja instruktur."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartanto
"Kepala Ruangan adalah manajer operasional yang merupakan pimpinan yang secara langsung mengelola seluruh sumber daya di unit perawatan untuk menghasilkan pelayanan yang bermutu. Kepala Ruangan merupakan jabatan yang cukup penting dan strategis, karena secara manajerial kemampuan Kepala Ruangan ikut menentukan keberhasilan pelayanan keperawatan. Studi ini menganalisis Hubungan Antara Peran Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Kinerja Klinis Perawat Dalam Menerapkan Standar Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RS Imanuel Way Halim Bandar Lampung Tahun 2012.
Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung meliputi 6 ruang rawat inap dengan melibatkan 105 perawat pelaksana sebagi responden. Penelitian dilaksanakan pada November-Desember 2012, dan hasilnya peran kepemimpinan kepala ruangan dalam kategori baik sebanyak 70 orang (66,7%), kinerja klinis perawat dalam kategori baik sebanyak 68 orang (64,8%). Ada hubungan yang bermakna antara peran kepemimpinan (keteladanan, motivasi, pemberdayaan,supervisi, pengembang askep dan komunikasi) dengan kinerja klinis perawat pvalue=0,000, tidak ada hubungan yang bermakna antara peran penghargaan dengan kinerja klinis perawat. Peran yang paling dominan yaitu peran pemberi motivasi.
Berdasarkan hasil penelitian perlu penghargaan yang nyata, penjenjangan kepala ruangan yan sesuai standar, pemberian motivasi dan penilaian kinerja secara periodik sesuai SAK.

Head room is operational managers are leaders who are directly managing all resources in the care unit to produce quality services. Head room is a pretty important position and strategic, as the head of the room managerial ability in determining the success of nursing services. This study analyzes the Relationship Between Leadership Role Head Room And Nurse Clinical Performance in Nursing Standard Apply In Space Immanuel Hospital Inpatient Way Halim Bandar Lampung in 2012.
Bandar Lampung Immanuel Hospital includes sixt wards, involving 105 nurses as a respondent. The experiment was conducted in November-December 2012, and the result is a leadership role head room in both categories as many as 70 people (66.7%), the clinical performance of nurses in both categories as many as 68 people (64.8%). There is a significant relationship between the leadership role (role models, motivation, empowerment, supervision, developers askep and communication) with the clinical performance of nurses pvalue = 0.000, no significant association between the role of the clinical nurse rewards with performance. The most dominant role is the role of motivator.
Based on the results of the research have a real appreciation, the selection of appropriate standards of head room, providing motivation and periodic assessment of performance in accordance with SAK.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Hasyim
"Kepemimpinan yang efektif akan memanfaatkan sumber daya tidak berwujud untuk mengolah sumber daya berwujud agar menghasilkan nilai tambah bagi pelanggan. Sumber daya tidak berwujud yang mempunyai kemampuan yang tinggi akan menghasilkan Kapabilitas Organisasi (Organizational Capital) yang kuat, yang mampu membuat sasaran strategik untuk menghasilkan keunggulan kompetitif. Sasaran strategik yang perlu diwujudkan adalah bagaimana menjadikan organisasi memiliki empat kapabilitas utama, yaitu (1) Kapabilitas Pembelajaran (Learning Capability), (2) Kapasitas untuk Perubahan (Capacity to Change), (3) Organisasi Tanpa Batas (Boundrnylessness), dan (4) Akuntabilitas (Accountibility).
Di Rumah Sakit Umum Daerah "X" banyak indikator sasaran strategik yang tidak didapatkan, sehingga sulit dinilai pencapaian keberhasilannya. Tahun 2002 terjadi penurunan indikator-indikator kualitas proses pelayanan pelanggan, kepercayaan pelanggan terhadap Rumah Sakit dan kualitas hubungan Rumah Sakit dengan pelanggan. Master Plan gedung Rumah Sakit tidak dimanfaatkan, dan sitem teknologi informasi sedang direncanakan.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adanya hubungan Kepemimpinan sebagai variabel independen dengan Kapabilitas Organisasi, yang terdiri dari Kapabilitas Pembelajaran, Kapasitas untuk Perubahan, Organisasi Tanpa Batas, dan Akuntabilitas sebagai variabel dependen.
Hipotesis penelitian adalah terdapat hubungan antara Kepemimpinan dengan Kapabilitas Organisasi (yang terdiri dari empat kapabilitas utama).
Dilakukan penelitian pengujian bipotesis terhadap 35 pimpinan di Rumah Sakit Umum Daerah "X", dengan metode survei mempergunakan instrumen kuesioner yang bersifat kuantitatif mengenai Kepemimpinan, indeks Kapabilitas Pembelajaran, indeks Kapasitas untuk Perubahan, indeks Organisasi Tanpa Batas, indeks Akuntabilitas. Teknik analisis data dengan komputer.
Seluruh butir instrumen dinyatakan "valid" dan mempunyai "reliabilitas tinggi", serta seluruh data 'penelitian " berdisrtibusi normal".
Hasil penelitian adalah rata-rata nilai Kepemimpinan 44,74, rata-rata indeks Kapabilitas Pembelajaran 13,09, indeks Organisasi Tanpa Batas 51,71, indeks Kapasitas Untuk Perubahan 33,63, indeks Akuntabilitas 34,43, indeks Kapabilitas Organisasi 132,86, dengan batas toleransi 85 % dari indeks ideal masing-masing.
Terdapat hubungan yang kuat dan positif antara Kepemimpinan dengan Kapabilitas Pembelajaran, Kepemimpinan dengan Organisasi Tanpa Batas, Kepemimpinan dengan Kapasitas untuk Perubahan, Kepemimpinan dengan Akuntabilitas, Kepemimpinan dengan Kapabilitas Organisasi, dengan derajat keeratan yang berbeda-beda. Selain Kepemimpinan, ternyata ditemukan faktor lain yang dapat meningkatkan keempat kapabilitas utama tersebut, dan baik dilakukan penelitian lebih lanjut oleh peneliti lain.
Daftar bacaan: 19 (1987 - 2001)

The Relationship of Leadership with the Organizational Capital of "X" District HospitalAn effective leadership will make use of the intangible asset to development the tangible asset that can be an added value for the costumer. The intangible asset will create a strong organizational capital that can generate strategic goal in producing competitive advancement. The strategic goal focused towards having an organization with 4 main capabilities: (1) learning capability, (2) capacity to change, (3) boundarylessness and (4) accountability.
Since numerous indicators of the strategic goal are not found in "X" District Hospital, it is difficult to assess its accomplishment. By the year of 2002, there has been a decrease in the standard quality of costumer service, costumer trust and costumer relationship. The hospital's master plan hasn't been implemented and the information technology is still in its planning stage.
The aim of this research is to identify the relationship of leadership with organizational capital such as learning capability, capacity to change, boundarylessness and accountability.
The research surveys 35 personnel in "X" District Hospital management using quantitative questioners.
The instrument has passed the validity and reliability test. The result of this research is normally distributed.
The research shows that the average score of leadership is 44,74, with the average index rate of the organizational capital as follows: learning capability index is 13,09; boundarylessness index is 51,71; capacity to change index is 33,63; accountability index is 34,43. The index of organizational capital is 132,86, with 85% tolerance rate of each ideal index.
It shows that there is a strong and positive relationship between leadership and the 4 component of organizational capital (learning capability, boundarylessness, capacity to change, accountability). Besides leadership, there are other factors that can be used to increase the four capabilities mentioned above for more depth research in the near future.
Bibliography: 19 (1987-2001)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13118
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>