Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132700 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Iwaningsih
"Biaya makan pasien merupakan biaya langsung dari kegiatan penyediaan makanan di rumah sakit. Terdapat perbedaan cara perhitungan kebutuhan biaya makan pasien di RSUP Dr Hasan Sadikin, karena yang diusulkan berdasarkan kelas rawat inap sedangkan yang diterima berdasarkan harga rata-rata, sehingga kurang dari yang dibutuhkan. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam standar gizi , macam bahan makanan dan variasi makanan.
Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran besarnya kebutuhan biaya makan pasien melalui peramalan terhadap jumlah hari makan pasien serta biaya makan per pasien per hari per kelas rawat.
Rancangan penelitian adalah analisa kuantitatif. Data yang diramalkan merupakan data sekunder mengenai jumlah hari makan pasien dan biaya makan pasien per hari per kelas rawat periode April 1997 hingga Maret 2000.
Peramalan dilakukan dengan metode Time Series atau deret waktu pada program Quantitative System Business plus (QSB+) , melalui tahap input data, tampilan data, perbaikan data, pemecahan masalah dan penampilan hasil peramalan. Dari 10 metode peramalan pada program tersebut, dengan parameter Mean Error atau Bias, telah terpilih Winter's Model sebagai metode yang sesuai untuk meramal jumlah hari makan pasien dan biaya makan per pasien per hari per kelas rawat.
Hasil perhitungan menunjukkan kebutuhan biaya makan pasien sebesar Rp 2197.219.533,00 atau selisih 15,68 % dengan biaya tersedia. Dari sudut rata-rata harga makanan pasien, hasil peramalan adalah Rp. 6.077,50 sedangkan indek harga yang ditetapkan adalah Rp 5.250,00.
Beberapa alternatif yang dapat disarankan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu: (1) Seluruh kekurangan ditanggung oleh rumah sakit, sambil mencari dana tambahan dari sumber lainnya , (2) Prioritas biaya makan untuk makanan pasien kelas III, (3) Prioritas biaya makanan untuk makanan pasien seluruhnya, sedangkan makanan dokter, ko-asisten dan pegawai rumah sakit lainnya disediakan dari dana lain.
Perlu juga dikembangkan analisa biaya makan pasien secara tepat agar dapat dihitung besarnya kebutuhan biaya yang sebenarnya serta pembebanannya pada pola tarif yang ada.

The patient food expense is a direct cost of hospital food services. There are different methods from food patient budgeting at the Dr Hasan Sadikin General Hospital, which is usually less than required. Hospital has to adapt the budget into nutritional value, food materials and variety of food. This study described how much was the costs of the food services through forecast number of patient food costs and number of patient day for each day per every class.
Design of the study was a Quantitative Analysis with data processing from the number of patient day and number of patient food costs per day per class on April, 1997 until March, 2000. These study used Time Series Forecasting (TSFC) in Quantitative System for Business plus (QSB+) program, which some of steps following data input, data display, data checking, problem solving and display of the forecasting result.
From the 10 methods on TSFC, Winter's Model had been chosen by using Mean Error parameter as the significant method for forecasting number of patient day and number of patient food costs per each patient per day per class.
The result from the forecasting showed that the expense of food patient is Rp. 2.197.219.533, 00. It was different almost 15, 68 % from the actual expenses. From the average costs point of forecast was Rp. 6.077,50, while the actual index was Rp.5.250, 00.
Therefore some alternatives were suggested to solve the problem. Those were: (1) Hospital absorbing all the costs while trying to get additional budget from other source, (2) Priorities the budget to 3rd class patient, (3) Priorities the budget for all patient, while food for doctor, co-assistant and hospital employees have to be paid from other fund. This requires the improvement costs analysis, in order to calculate the actual costs and tariff from the ward.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T3120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrianto Trisnowibowo
"Kebijakan Rumah Sakit menjadi unit Swadana memberikan peluang bagi rumah sakit untuk menggunakan pendapatan fungsionalnya secara langsung serta mendorong peningkatan kepedulian manjemen rumah sakit terhadap efisiensi pengelolaan sumber daya yang tersedia. Laboratorium klinik adalah salah satu dari bidang penunjang medic yang disamping menyerap dana cukup besar juga memberikan kontribusi yang tidak kecil kepada rumah sakit. Sebagian besar operasional laboratorium klinik adalah untuk reagen yang berkaitan dengan jumlah pasien. Sejalan dengan tujuan kebijakan Swadana yaitu efsiensi sumber daya yang tersedia, maka diperlukan suatu informasi yang realistik dan terukur dalam perencanaan kebutuhan bahan, sehingga tujuan dapat tercapai. Salah satu cara adalah dengan menggunakan teknik peramalan yang biasa digunakan dalam bidang ekonomi dan dunia usaha.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan teknik dan metode peramalan yang sesuai digunakan untuk memperkirakan tingkat kedatangan pengguna jasa layanan laboratorium klinik secara objektifdan dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian ini merupakan penelitian operasional dengan analitis kuantitatif terhadap 5 jenis pemeriksaari di laboratorium klinik yaitu BTAL, Reduksi, GD, HB dan Leukosit selama periode 1992 - 1995 dengan menggunakan 6 teknik peramalan yaitu rata-rata bergerak 3 bulan dan 6 bulan, rata-rata bergerak linier 3 dan 6 bulan, regresi linier dan metode dekomposisi. Satu satunya variabel yang mempengaruhi adalah waktu dan data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dan laporan bulanan.
Hasil penelitian ini menunjukkan banyaknya variasi yang ditunjukkan oleh masing-masing teknik peramalan dan untuk menentukan ketepatan suatu jenis ramalan dilakukan pengujian pada hasil peramalan dengan hasil juga bervariasi. Untuk menentukan teknik yang paling sesuai dilakukan perbandingan antar masing-rnasing teknik peramalan terhadap 5 jenis pemeriksaan tersebut. Setelah mengetahui teknik yang paling sesuai dilakukan simulasi terhadap teknik tersebut pada 5 pemeriksaan diatas selama 1 tahun.
Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan bahwa teknik peramalan dengan dekomposisi paling sesuai bila digunakan untuk meramalkan tingkat kedatangan pengguna jasa layanan laboratorium klinik baik untuk bulanan maupun tahunan sehingga dengan diketahuinya hasil ini akan menjadi informasi yang cukup penting bagi pengambil keputusan untuk perencanaan bahan kebutuhan laboratorium klinik. Meskipun demikian methode dekomposisi masih tetap mempunyai kesalahan, oleh karena itu sebaiknya dalam membuat suatu peramalan perlu memperhitungkan confidence. interval sesuai yang diinginkan oleh peramal. Perlu juga dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan teknik peramalan lain yang mendasarkan pada pola hubungan variabel yang diramalkan dengan variabel selain waktu.

The policy to become a "swadana" hospital give hospital a chance to increase its functional income and to manage its resources efficiently. Clinical laboratories are one of the most cost intensive components of a hospital. The biggest expense is for reagen that depends on the quantity of the patients. Efficiency is the main issue in "swadana" policy. To reach efficiency, we need information that are accurate and countable, so we can predict future material needs. Forecasting is one way to get future prediction.
The objective of this research is to get a suitable method in forecasting future market. The methods have to be objective and reliable. This research is a quantitative research that was using 5 different kind of diagnostics that run at clinical laboratory, those are BTAL, Reduction, GD, HB and Leukocyte, during 1992-1995. For that purpose the writer was using 6 types of forecasting, those are 3 & 6 months moving averages, 3 & 6 months linear moving averages, linear regression and the decomposition method. The only one variable that has considerable effect is time. The data that I used are the secondary data those came from monthly reports.
The results of this study show that each of those forecasting techniques present a number of variations. I have tested the forecasting result to check the accuration of the forecast's type. To determine the most suitable technique, I have tried to make a number of comparation's between each technique on 5 kind of diagnostics. Once the most suitable technique already known, 1 have tried to make simulation on it against those diagnostics.
As summary of this study, I find that the decomposition method is the most suitable for forecasting of the people's attendance who use the clinical laboratory services in monthly or yearly. These finding will be important informations for the decision makers to set the planning of clinical Laboratory needed materials. After all the decomposition method still have an error, it will be better to consider the suitable confidence interval. I'm still considering that it is necessary to make a follow up research according to this . study, that use other forecast technique based on other variable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Chandra Sukma Kelana
"Penelitian ini membahas hubungan antara kualitas layanan, kepuasan, dan loyalitas pasien. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Responden berjumlah 96 orang dan merupakan pasien yang harus melakukan kunjungan ulang. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara penilaian kualitas layanan dengan karakteristik pasien (p-value > 0,05). Tidak terdapat hubungan antara kepuasan dengan karakteristik pasien (pvalue > 0,05). Tidak terdapat hubungan antara loyalitas pasien dengan karakteristik pasien (p-value > 0,05). Terdapat hubungan antara kualitas layanan dengan kepuasan pasien (p-value = 0,000).Terdapat hubungan antara kepuasan dengan loyalitas pasien (p-value = 0,0002). Terdapat hubungan antara kualitas layanan dengan loyalitas pasien (p-value = 0,037). Kembalinya pasien dapat dikarenakan kepercayaan terhadap dokter. Tidak kembalinya pasien dapat dikarenakan pasien kecewa pada pelayanan atau beralih ke sarana pelayanan lain.

This research discussed the relationship of service quality, satisfaction, and patient loyalty. This was a quantitative research with cross-sectional design of study. Data was acquired from 96 respondents who were required to do control by physician. Statistical findings demonstrated that there was no difference of satisfaction service quality with patient's characteristics (p-value > 0,05). There was no difference of satisfaction with patient's characteristics (p-value > 0,05). There was no difference of patient loyalty with patient's characteristics (p-value > 0,05). There was relationship between each dimension of service quality with patient's (p-value > 0.000). There was relationship between of satisfaction with patient loyalty (p-value > 0.0002). There was relationship between service quality with patient loyalty (p-value > 0.037). Actual return behavior could be influenced by the patient's trust to physician. Unreturned behavior of patient due to disappointment ni service quality or switch to another service of facility."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31102
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mantra Nandini
"Penanganan pasangan ingin anak membutuhkan kesabaran dari pihak medis maupun pasien di samping kemampuan mendiagnosa serta pengobatan yang terarah. RSUP Dr. Hasan Sadikin mempunyai kelompok kerja ART (Assisted Reproduktif Technology) dengan surat keputusan Direktur Nomor: Kp 01.01.1.2.231.P tanggal 20 Nopember 1995, untuk mengembangkan Tim Ahli Bayi Tabung di Seksi Infertilitas SMF Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Kememapuan penangann pasangan infertil di RSUP Dr. Hasan Sadikin masih jauh dari memadai, karena keterbatasan sarana, sedangkan kebutuhan akan pelayanan ART sudah mendesak.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh gambaran trend pelayanan infertilitas di RSUP Dr. Hasan Sadikin dan memilih model strategis yang tepat untuk di terapkan. Penelitian ini adalah operasional riset yang dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian dari analisia situasi menggambarkan total jumlah kunjungan pelayanan mengalami penurunan sekitar 19,21% dan dari total jumlah kasus, 87% kasus usia di bawah 35 tahun potensi untuk ditangani tuntas dan 67% kasuss memerlukan tindakan ART, pada periode tahun 1993-1997.
Hasil analisis metode Dekamposisi menggambarkan faktor trend kunjungan menurun, sehingga sulituntukmerencanakan sasaran jangka panjang, dan Indeks Musim.memperlihatkan peningkatan hanya pada bulan Januari, Maret, Mai, Juni, Nopember dan Desember, sehingga baru dapat mereucanakan sasaran jangka pendek di pelayananinfertilitas.
Hasil analisis metode Delphi menggambarkan derajat pelaksanaan rendah, akselerasi pelayanan lamban, adanya factor pendorong dan penghambat pelaksanaan serta masalah keuangan sebagai faktor kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang Seksi Pelayanan Infertilitas.
Hasil analisis matrike SPACE dalam memposisikan strategi sebagai langkah awal pemilihan model strategi, yaitu pada Kuadran I: Agresif adalah pertumbuhan dan perkembangan.
Pada penelitian ini dibahas dua strategi alternatif untuk memilih model strategi yang tepat, yaitu strategi umum/bisnis dan strategi operasional. Untuk mengembangkan pelayanan infertilitas di RSUP Dr. Hasan Sadikin saat ini dipilih strategi operasional dengan sasaran elemen kunci pengembangan di bidang pemasaran, keuangan, produksi/operasi, riset dan pengembangan, sumber daya manusia serta konsisten dengan target lahir bayi tabung, sehingga. dapat disusun program kerja berdasarkan pendekatan legislatif, edukatif, ekonomi, administratif dan teknis.

Managing couples wishing to have children needs patience from the medical services as well as the patient besides ability to diagnose and well planned medical treatment. Dr. Hasan Sadikin Provincial Hospital developed has an ART (Assisted Reproductive Technology) team work through the Director's Decree: Kp. 01.01.2. 231.P date 20'h November 1995. This Team of Experts of Test-tube Babies at the Infertility Division, Obstetrics and Gynecology Department is developing it capability in managing infertile couples at Dr. Hasan Sadikin Provincial Hospital, however it still far from adequate, due to limited facilities, while the need for ART services is already urgently field.
This is an operational research study, utilizing quantitative and qualitative analysis, aiming at obtaining the trend of the infertility service demand at Dr. Hasan Sadikin Provincial Hospital, and selecting a correct strategy model to be applied.
The situational analysis of this study revealed for that a period of 1993-1997 there was a decrease of around 19,21% in the total number of visits; in which, 87 % of the cases of those under 35 years of age and were potential for complete treatment, while 67% of the cases needed an ART management.
Analysis by decomposition method revealed that the trend factor decreased, so that it was difficult to plan for a long term target, and that the season Index showed an increase only in the months of January, March, May, June, November, and December, so that only a short term plan could be planned in the infertility services.
Analysis by the Delphi method revealed a low level of implementation, a slow acceleration of service, the presence of enchancing and delaying factors in the implementation, and also financial problems as factors of strength, weakness, threat, and opportunity in the infertility services.
Result of SPACE matrix analysis in positioning strategy as an initial step in the selection of a strategy model, is as follows Quadrant I: Aggressive is growth and development.
In this study two alternative strategies were analyzed to choose the right strategy model, i.e. general business strategy and operational strategy to develop the infertility services at Dr. Hasan Sadikin Provincial Hospital. At present the operational strategy was selection with the development key element as the target in the aspect of marketing, finance, production/operation, research and development, human resources, and consistent with the birth of test-tube babies as target, so as to allow the compilation of a working program based on a legislative, educative, economic, administrative, and technical approach.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelis Fitriah Handayani
"Appendisitis merupakan kasus terbanyak dalam SMF Bedah Subspesialistik Bedah Digestif. LOS appendisitis ditemukan memanjang yaitu berkisar 3 hingga 9 hari. Tujuan penelitian adalah menentukan determinan LOS pada pasien appendisitis. Penelitian dilakukan pada 75 pasien appendisitis di RSHS, yang menjalani appendektomi emergensi periode Juli sampai dengan Oktober 2014. Parameter yang dinilai adalah LOS, sedangkan determinan diambil berdasar karakteristik pasien dan karakteristik layanan kesehatan.
Hasil uji statistika menunjukkan tidak didapatkan hubungan pada seluruh determinan berdasar karakteristik pasien, yaitu usia, gender, diagnosa, orientasi dan posisi appendiks, ukuran panjang appendiks, riwayat kunjungan ke sarana kesehatan lain sebelumnya serta keterlambatan berobat dengan LOS yang memanjang lebih dari 5 hari. Berdasar karakteristik layanan kesehatan, ditentukan bahwa determinan keterlambatantindakan, waktu pelaksanaan operasi, serta operator tidak berhubungan dengan pemanjangan LOS lebih dari 5 hari. Terdapat hubungan durasi operasi dan komplikasi paska operatif dengan LOS memanjang lebih dari 5 hari.
Analisa lebih detail memperlihatkan bahwa komplikasi paska operatif dipengaruhi oleh usia dan ukuran panjang appendiks, terdapat juga dugaan komplikasi paska operatif akibat memanjangnya durasi operasi.Sedangkan keterlambatan berobat berhubungan dengan kejadian appendisitis perforata.

Appendicitis were majority in digestive surgery division. We found LOS were varies ranging from 3 to 9 day, longer than 5 days in most cases. The objective is to determine factors contributed to LOS. Ressearch was performed to 75 samples whom underwent open emergency appendicectomy taken from july to October 2014 at Hasan Sadikin General Hospital Bandung . LOS was the dependent variables. LOS determination were emerged from patient characteristics and health care provider characteristics. Statistical test was done to all data results.
The results showed that patient age, gender, diagnose, appendiceal orientation and positioning, length of the appendix, previous visit and pre hospital delay were not contributed to LOS more than 5 days. Emerging from health care provider characteristic, in hospital delay, time operation was perfomed and operator were irrelevant to LOS, otherwise operating theathrre timestamp and post operative complication were found relevant to LOS more than 5 days.
This study also reveals that patient age and length of the appendix contributed to the rate of post operative complication, that in turn indirectly contributing to LOS more than 5 days. Suspicioulys that duration operation may contribute to post operative complications.Similar study concluded pre hospital delay was highly significant predisposing to appendiceal perforation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enok Siti Marhumah
"Pelayanan kesehatan di rumah sakit lebih ditekankan pada pelayanan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dimana obat-obatan merupakan salah satu faktor penting dalam penyembuhan penderita, sehingga perlu penanganan yang baik yang menjadi tugas instalasi farmasi. Untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik instalasi farmasi memerlukan sistem pendistribusian, dalam hal ini adalah prosedur distribusi obat yang cepat dan efisien.
Depo farmasi ruang 11 merupakan bagian dari instalasi farmasi yang berfungsi mengendalikan distribusi obat sehingga penyediaan obat di ruangan senantiasa sesuai dengan perencanaan dan kebutuhan. Pasien ruang 11 terdiri dari pasien umum, pasien kontraktor dan pasien askes. Ruang 11 mempunyai kapasitas sebanyak 43 tempat tidur, terdiri dari VIP A, VIP B dan kelas 1. Sistem distribusi yang digunakan di ruang 11 adalah sistem distribusi persediaan di ruang dan sistem distribusi unit dosis parsial. Sistem distribusi obat tersebut dituangkan dalam bentuk depo farmasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis situasi sistem dan prosedur yang dilaksanakan kaitannya dengan peningkatan pelayanan farmasi di RSHS; mengkaji masalah-masalah yang menghambat dalam pelaksanaan prosedur; serta mencari alternatif yang diharapkan untuk mengurangi masalah tersebut.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode telaah kasus dengan pendekatan deskriptif dengan cara penelusuran proses sejauhmana prosedur tetap yang ada dijalankan. Menggunakan data primer, yaitu melalui observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui catatan dan laporan farmasi bulan Juli 2000, protap, kebijakan, standar pelayanan farmasi, dan lain-lain.
Dari hasil penelitian diperoleh prosedur tetap yang ada kurang mendukung terhadap pelayanan dan tidak memberikan kepuasan pasien, sehingga perlu dikembangkan.
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan, apabila sistem distribusi obat didukung oleh prosedur yang baik dan mudah dilaksanakan, personal yang cukup, jumlah dan kemampuan kefarmasiannya meningkat, serta sarana bagi prosedur distribusi yang lengkap, diharapkan dapat mendukung terhadap pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien.

Analysis of Medicine in In-Patient Care of Interne Unit, Hasan Sadikin Hospital, BandungThe health service served by hospital is more emphasized on curative and rehabilitation service, there for drugs is one of essentiale factors in the cure process of the patients. Consequently, management of drugs have to be organized effectively as the main job of pharmacy installation. In applying its job and its function effectively, pharmacy installation requires good distribution system. In this case, the procedure of drugs distribution must be fast and efficient.
Pharmacy stand in Room 11 is a part of pharmacy installation which has function to contrail distribution of drugs, so that drugs supply in that room is suitable to the plan and requirement. There are three types of patient in Room 11, namely general patient, contractor patient and helath insurance patient. Room 11 has capacity; 43 beds contains VIP A, VIP B dan first class. Distribution system used in Room 11 is room supply distribution system and partial dose unit distribution system. The form of that distribution system is pharmacy stand.
This research is aimed to analyze the application of permanent procedure in relation to the improvement of pharmacy service in RSHS (Hasan Sadikin Hospital); to recite problems obstruct in procedure application; and to observe expected alternative in reducing those problems.
Methodology used in this research in case observation method with descriptive approach which try to measure how far the process of permanent procedure has been held by using primary data, that is through observation and interview. Mean while, secondary data is obtained through notes and pharmacy report in July 2000, permanent procedure, policy, pharmacy service standard etc.
The best assumed from the investigation is; if the drug distribution system supported by good procedure and easy to be applied, adequat personnel, increasing in amount and capability of its pharmacy, and sufficient in facility of distribution procedure, so we can expect that all of above factor can develop the health service efficiency and effectively.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyati
"Telah dilakukan penelitian tentang masalah bagaimana peluang pasar program HHC di RSHS Bandung tahun 1998, dengan tujuan utama diperolehnya informasi tentang kondisi peluang pasar program HHC RSHS Bandung. Ruang lingkup penelitian meliputi empat indikan peluang pasar ialah indikan Pelanggan, Pasar, Kontpetitor dan Lingkungan, dimana indikan Pelanggan membentuk kriteria daya tarik, sedangkan ketiga indikan lainnya membentuk kriteria kemungkinan keberhasilan bagi program HHC RSHS Bandung.
Penelitian ini terdiri dari berbagai rancangan ialah:
Studi data primer tentang pelanggan, yang terbagi dalam dua bagian ialah rancangan kualitatif dengan cara FGD untuk aspek sensitivitas pelanggan terhadap 4P dan perilaku pelanggan, dan rancangan kuantitatif untuk segmentasi pelanggan. Studi data sekunder tentang Pasar, dengan menggunakan rancangan time series. Studi data primer tentang kompetitor, dengan rancangan survei deskriptif, untuk mencari informasi pelayanan primer program HHC dan berapa besar pembayarannya.
Studi data sekunder tentang lingkungan dengan rancangan time series, meliputi peraturan, sosial ekonomi, pendidikan , demografi dan epidemiologi di Jawa Barat. Studi data primer terhadap kemungkinan keberhasilan dan daya tank program HHC RSHS, melalui rancangan kualitatif dengan cara nursing expert judgment melalui teknik Delphi. Sebanyak tiga kali putaran.
G. Studi data primer terhadap besarnya peluang pasar program HHC RSHS melalui expert judgment pengambil keputusan bidang keperawatan ( Kabid Keperawatan ) RSHS Bandung.
Melalui penelitian ini telah diperolelb informasi bahwa program HHC di RSHS Bandung mepunyai daya tank dan kemungkinan keberhasilan yang tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa peluang pasar program HHC di RSHS Bandung adalah besar.
Mengingat basil penelitian memberikan informasi bahwa peluang pasar program 1-MC ternyata besar, maka disarankan kepada RSHS Bandung untuk membentuk organisasi khusus yang berada di bawah Kadir Pelayanan Medis dan keperawatan yang berperan dalam penyususunan pcrencanaan stratejik program HHC serta strateji pelaksanaan dan evaluasinya. Hal ini penting, mengingat Direktur telah menginstruksikan kepada Kepala Bidang Keperawatan untuk melaksanakan program HHC dalam bidang keperawatan, mendahului bidang lainnya. Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan untuk mengenal lebih jauh kebutuhan dan harapan pelanggan dengan jumlah dan jenis pelanggan yang lebih besar dan bervariasi. Mengingat Program ini merupakan program baru, maka disarankan pula melakukan penelitian untuk melihat efisiensi dan efektifitas program, bail( dari sudut RSHS, piovider maupun pelanggan.

A research concerning the market opportunity of Hospital Home Care Program in RSHS in 1998 has been made with the main aim to get the information about the market opportunity condition of the Hospital Home Care Program in Hasan Sadikin General Hospital Bandung. The scope of research covers four market opportunity indicators, the Consumer, Market, Competitor and Environment, where the Consumer indicator forms the criteria of attractiveness while the other three forms the criteria of the possibility of success for the program.
The research is divided into several designs:
1. Primary data study for the consumer, mainly divided into two sections, the qualitativedesign with FGD design for the aspect of the consumer's sensitivity toward the 4P's (Promotion, Product, Place and Price) and the quantitative design for the consumer's segmentation.
2. Secondary data study concerning the market, using the Time Series Design.
3. Primary data study concerning the primary competitor, using the descriptive survey in order to find the service of and cost charged for the Program.
4. Secondary data study concerning the environment, using the Time Series Design that covers the policies, social economy, education, demography and epidemiology in West Java Province.
5, Primary data study concerning the possibility of success and the attractiveness of Hospital Home Care Program in RSHS Bandung, through the qualitative design, using the Nursing expert judgment with three ruonds Delphi technique.
6. Primary data study concerning the market opportunity through the expert judgment of the decision makers of the Nursing Division of RSHS Bandung.
The research finds that the Hospital Home Care Program in Hasan Sadikin General Hospital has a high attractiveness and possibility of success so that it can be concluded that the market opportunity of the program is high.
As the research result shows that the market opportunity of the program is indeed great, it is recommended for the RSHS Bandung to form a special organization under the authority of Wadir Pelayanan R4edis dan Keperawatan that functions in the strategic planning, actuating and evaluation of the program. This is important, as the Director has instructed The Nursing Division to proceed with the program, ahead of other divisions. For further research, it is recommended to find out the needs and expectancy of the consumer through the FGD with more and varied consumers participate. Since it is new, when starting to work out, it is recommended to make a further research to find out the efficiency and effectiveness of the program, from the RSHS, providers and consumers point of view.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richa Aprilianti
"Anemia merupakan akibat sekunder dari Gagal Ginjal Terminal (GGT) yang terjadi pada 80-95% pasien, seiring dengan penurunan laju filtrasi glomerulus pada pasien hemodialisis. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada pasien hemodialisis rutin. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 116 orang.
Hasil penelitian menunjukkan penyakit inflamasi merupakan faktor yang paling berhubungan dengan anemia ( p = 0,05; OR = 2,7), kedua adekuasi hemodialisis (p = 0,04; OR = 2,3) dan ketiga status nutrisi (p = 0,04; OR = 0,31). Pelaksanaan asuhan keperawatan yang komprehensif dan peran perawat dalam memastikan adekuasi hemodialisis tercapai untuk setiap pasien dengan frekuensi dialisis 3x/minggu selama 4 - 5 jam/sesi hemodialisis merupakan kunci keberhasilan manajemen anemia sebagai salah satu indikator kualitas pelayanan ruang hemodialisis.

Anemia is a secondary effect of Chronic Renal Failure (CRF), which occurs in 80-95% of patients, in line with the decline of glomerular filtration rate. The purpose of this research was to identify the factors associated with anemia in hemodialysis patient. This study used cross-sectional design with a sample of 116 people.
Results showed inflammatory disease was the most influential factor on the incidence of anemia (p = 0.05, OR = 2.7), then the adequacy of hemodialysis (p = 0.04; OR = 2.3) and third nutritional status (p = 0.04; OR = 0.31). Implementation of comprehensive nursing care and the role of nurses ensure adequacy of hemodialysis is achived for each patient with the frequency of hemodialysis performed 3 times a week for 4-5 hour per session of hemodialysis is the key indicator of adequacy of treatment of anemia as a service quality hemodialysis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T38674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan Yudianto
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan operan pasien di Rumah Sakit Dr Hasan Sadikin Bandung. Populasi penelitian adalah 747 perawat pelaksana yang bekerja di Ruang Rawat Inap. Rumah Sakit Dr Hasan Sadikin Bandung. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 85 perawat pelaksana Untuk menguji hubungan antara faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong dengan pelaksanaan operan pasien perawat pelaksana digunakan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan operan pasien dalam kategori balk yaitu sebesar 56,5%. Rata - rata karakteristik responden berjenis kelamin perempuan (81,2%), berpendidikan Akademi (82,4%), Lebih dari setengah umur responden lebih dari 25 tahun (60%) dengan lama bekerja lebih dari 10 tahun (52,9%). Hasil analisis uji Chi Square dengan a =0,05 antara karakteristik perawat dengan pelaksanaan operan hanya jenis kelamin yang menunjukkan adanya kecenderungan yang nyata, dimana mayoritas dari perawat perempuan melaksanakan operan pasien dengan baik (p value < 0,05). Tingkat pengetahuan menunjukkan adanya hubungan dengan pelaksanaan operan pasien, responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik cenderung pelaksanaan operannya juga balk (p value < 0,05). Sikap menunjukkan adanya hubungan dengan pelaksanaan operan pasien (p value < 0,05). Dukungan pimpinan menunjukkan adanya hubungan dengan pelaksanaan operan (p value < 0,05). Dukungan teman sejawat menunjukkan adanya hubungan dengan pelaksanaan operan pasien. Ketersediaan protap menunjukkan adanya hubungan dengan pelaksanaan operan pasien (p value < 0,05). Hasil analisa multivariat menunjukkan dari keenam variabel hanya empat variabel yang mernpunyai pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan operan pasien yaitu jenis kelamin, pengetahuan, sikap dan ketersediaan protap dengan p value 0,05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan agar pihak manajemen rumah sakit perlu lebih meningkatkan pengetahuan, sikap serta penyediaan sarana untuk peningkatan mutu asuhan keperawatan khususnya dalam pelaksanaan operan pasien.

This research is research with co-relational descriptive design instead to test of relation among factors, which have as a correlation with patient pass implementing in Dr. Hasan Sadikin Bandung Hospital. The research populations are 747 nurses to test the relation among predisposition factor, proponent and impetus with executor nurse patient pass implementing used of chi square, The research results shown that patient pass implementation in good category that is as big as 56,5%. The respondent characteristic average are girl sex (81,2%), and academic education (82,4%). A half of respondent's age is more than 25 years (60%) with job experience more than ten years (52,9%). The chi square test analysis results with a = 0,05 among nurse characteristic with pass implementing just sex showed the presence of obvious tendency, where the majority from girls nurse conduct with good patient pass (p value < 0,05). Knowledge level showed the presence of relation with patient pass implementing, respondent that have good knowledge level tend her pass implementing is good ( p value < 0,05). Attitude has shown the presence of relation with patient pass implementing (p value < 0,05). The leader support showed the presence relation with pass implementing. The colleague has shown the presence relation with patient pass implementing. Availability of fixed procedure has shown the presence relation with patient pass implementing (p value < 0,05). Multivariate analysis result has shown from six variables just four variables had significant influence toward patient pass implementing that are sex, knowledge, attitude, and availability of fixed procedure with p value 0,05. Based research results can suggestion in order to hospital management party need for more increase of knowledge, attitude and preparing the infrastructure to increasing of nursing upbringing quality, especially in-patient pass implementing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18397
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afwan Heru Cahya
"Peramalan beban listrik, juga dikenal sebagai Probabilistic Load Forecasting (PLF), memiliki peran penting dalam industri tenaga listrik, terutama dalam merencanakan operasi sistem tenaga, menjaga stabilitas, dan memfasilitasi perdagangan energi. Di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan sebuah entitas komersial besar, peramalan yang akurat dan andal sangat penting untuk optimalisasi layanan, kepatuhan terhadap regulasi dan meningkatkan akurasi perencanaan konsumsi energi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan model peramalan yang akurat untuk digunakan di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Dalam penelitian ini, empat model berbeda diuji: Seasonal Autoregressive Integrated Moving Average (SARIMA), Seasonal Autoregressive Integrated Moving Average with Exogenous (SARIMAX), serta dua model berbasis neural network, yaitu Long Short-Term Memory (LSTM) dan Gated Recurrent Units (GRU). Kemudian model ini diterapkan pada data historis harian yang dikumpulkan dari perusahaan operator bandar udara dengan rentang waktu 01 Januari 2022 hingga 31 Desember 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model LSTM mencapai performa terbaik dalam melakukan peramalan, dengan Mean Absolute Error (MAE) 12.79, Root Mean Square Error (RMSE) 15.47, dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE) 1.91%. Sehingga berdasarkan hasil penelitian, model LSTM dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi perencanaan konsumsi listrik harian di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan fasilitas serupa lainnya.

Electric load forecasting, also known as Probabilistic Load Forecasting (PLF), plays a crucial role in the electricity industry, particularly in planning power system operations, maintaining stability, and facilitating energy trading. At Soekarno-Hatta International Airport, which is a large commercial entity, accurate and reliable forecasting is essential for service optimization, regulatory compliance, and improving the accuracy of energy consumption planning. The aim of this study is to identify an accurate forecasting model to be used at Soekarno-Hatta International Airport. In this study, four different models were tested: Seasonal Autoregressive Integrated Moving Average (SARIMA), SARIMA with Exogenous (SARIMAX), and two neural network-based models, Long Short-Term Memory (LSTM), and Gated Recurrent Units (GRU). The models were subsequently utilized on the daily historical data gathered by the airport operating firm from January 1, 2022, to December 31, 2022. The research findings demonstrated that the LSTM model was the most effective in terms of forecasting performance, with Mean Absolute Error (MAE) of 12.79, Root Mean Square Error (RMSE) of 15.47, and Mean Absolute Percentage Error (MAPE) of 1.91%. Therefore, based on the research findings, the LSTM model can be used to improve the accuracy of daily electricity consumption planning at Soekarno-Hatta International Airport and other similar facilities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>