Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147037 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
M. M. Trinabasilih Harsiki
"Kekurangan Energi dan Protein (KEP) masih merupakan salah satu masalah gizi utama pada balita di Indonesia. KEP ini meningkat dimasa krisis ekonomi terutama pada keluarga miskin pedesaan maupun perkotaan.
Anak umur di bawah tiga tahun (anak batita) merupakan masa yang sangat menentukan hari depan anak. KEP mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, sehingga perlu perhatian khusus. Pemberian makanan (feeding) dan perawatan anak (caring) yang benar untuk mencapai keadaan gizi yang baik melalui pola asuh yang dilakukan ibu kepada anaknya akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Prevalensi KEP berat di Sumatera Barat masih cukup tinggi (8,0 %), diduga pola pengasuhan anak yang buruk berperan terhadap terjadinya KEP . Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran bagaimana hubungan pola asuh anak dan faktor lain dengan keadaan anak batita keluarga miskin di pedesaan dan perkotaan Propinsi Sumatera Barat.
Disain penelitian adalah crossectional study. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan prevalensi gizi kurang tertinggi di pedesaan dan perkotaan Propinsi Sumatera Barat yaitu Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman dan Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 210 anak. Unit sampel adalah keluarga miskin yang mempunyai anak batita berumur 12-35 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan KEP di pedesaan 47,6 % dan perkotaan 48,6 %, sedangkan pola asuh yang kurang di pedesaan 55,2 % dan perkotaan 44,8 %, status kesehatan yang kurang di pedesaan 58,1 % dan perkotaan 41,0 %, konsumsi energi yang kurang di pedesaan 88,6 % dan perkotaan 75,2 %, konsumsi protein yang kurang di pedesaan 87,6 % dan perkotaan 60,0 %. Berdasarkan analisis perbedaan daerah pedesaan dan perkotaan ternyata pola asuh anak dan keadaan gizi tidak berbeda secara bermakna (p0,05).
Terdapat hubungan yang bermakna antara pola asuh anak, konsumsi energi dan protein dengan keadaan gizi anak batita (p<0,05). Pola asuh anak dan konsumsi protein secara bersama-sama mempengaruhi terjadinya KEP pada anak batita. Konsumsi protein anak batita merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi terjadinya KEP pada anak batita Pola asuh anak yang kurang disebabkan karena pengetahuan dan pendidikan yang kurang, untuk itu disarankan perlunya peningkatan pemberdayaan peran ibu dan peran keluarga di dalam keluarganya sendiri rnaupun di masyarakat dalarn meningkatkan keadaan gizi anak batita, selanjutnya karena KEP yang masih tinggi di Propinsi Sumatera Barat maka perlu memberikan makanan tambahan secara berkelanjutan pada anak batita, melalui dukungan pemerintah daerah seternpat, LSM, organisasi wanita, dunia usaha, lintas sektoral dan perantau Minang yang ada di kota-kota besar dalam usaha bersarna menanggulangi masalah KEP pada anak batita di Propinsi Sumatera Barat. Perlu penelitian dalam skala besar, mengingat penelitian hanya pada keluarga miskin.

Relationship Between the caring Pattern of the Children and Other Factors with the Nutrient Condition of the Children under Three Years in the Poor Families in Villages and Urban Areas in the Province of West SumatraEnergy and Protein Malnutrition (PEM) is still a major nutrient problem in the children under five in Indonesia. PEM was increasing during the period of economic crisis, especially in the poor families in the villages and urban areas.
Children under three years are passing the most determinative period for their future. Energy and Protein Malnutrition results in the hindrances of their physical and mental development; thus requiring special attention, proper feeding and caring given by the mothers will influence the development and the growth of the children, in reaching good nutrient status for them. Meanwhile the prevalence of serious Energy and Protein Malnutrition in West Sumatra is still relatively high (8, 0 %). It is assumed that the occurrence of PEM in West Sumatra is because of poor caring pattern by the mothers. Therefore, this research is focused on the attention to the effort for getting the description on how is the relationship between the caring pattern and other factors with the nutrient condition of children under three years in the poor families in villages and urban areas at the Province of West Sumatra.
The design of the research is cross-sectional study. The choice of research location is done with purposive way with the highest prevalence of nutrient deficiency in the villages and urban areas in the Province of West Sumatra, that is, Sub district of Lubuk Alung, the Regency of Padang Pariaman, and Sub district of Koto Tangah Padang City. The sampling was done in random sampling with the samples of 210 children. Samples units are poor families having children under three years of about 12-35 months age.
Research findings show that the Energy and Protein Malnutrition in the villages is 47,6 % and in urban areas is 48,6 %, meanwhile the insufficient caring pattern in the villages is 55,2 % and in urban area is 44,8 %. The insufficient health status in the village is 58,1 % and in urban area is 41,0 %, insufficient energy consumption in the villages is 88,6 % and in urban area is 75,2 %, and insufficient protein consumption in the villages is 87,6% and in urban area is 60,0%. Based on the analysis of sub district divergence, it was found that the caring pattern and the nutrient status is not significantly (p>0, 05).
There is a significant relationship between the caring pattern, energy and protein consumption with the nutrient status of the children under three years, that is, (p<0, 05). Children caring pattern and protein consumption together influence of Energy and Protein Malnutrition in the children less than three year?s ages. Protein consumption in the children under three years is the most dominant factor influencing of Energy and Protein Malnutrition in the children under three years.
The influences of caring pattern because are knowledge and education, therefore it is necessary to develop the family and the roles of mother the children under three years.
Based on this research finding, it is suggested to give PMT continuously to. in the society in improving the nutrient status of the children under three years, through the support of local government, non-governmental organizations, women organizations, business, cross-sectored institutions and the son of Minang who live in the big cities to together overcome the problem of PEM in the children under three in the Province of West Sumatra. It is suggested to conduct a larger research, considering that this research is only on the poor families.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T2830
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Rosmana
"Prevalensi gizi kurang di Kabupaten Serang mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal ini dapat berdampak pada tingginya angka kematian bayi. Banyak faktor yang berhubungan dengan terjadinya Kekurangan Energi dan Protein, Pola asuh gizi terhadap seorang anak merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan kejadian ini disamping banyak faktor lainnya seperti karakteristik keluarga.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang gambaran status gizi anak, pola asuh gizi dan karakteristik keluarga yang memiliki anak usia 6 - 24 bulan, serta hubungan antara pola asuh gizi dengan status gizi anak usia 6 - 24 bulan di Kabupaten Serang Propinsi Banten tahun 2003, dan faktor - faktor lain terhadap hubungan tersebut .
Desain yang digunakan adalah Crossecfional, besar sampel yang diteliti adalah sebanyak 125 sampel. Pengumpiilan data mengenai status gizi dilakukan dengan penimbangan Berat Badan anak kemudian membandingkan dengan indeks BBIU (Z-skor < -2 SD untuk kelompok gizi kurang dan Z-skor <-2 SD untuk kelompok gizi baik), sedangkan untuk data pola asuh gizi dan karakteristik keluarga pengumpulan data dilakukan melaiui pengisian kuesioner.
Analisa statistik dilakukan dengan uji chi square untuk melihat hubungan antara variabel status gizi anak usia 6 - 24 bulan dengan variabel pola asuh gizi dan hubungan antara variabel karakteristik keluarga dengan dengan status gizi anak. Adapun untuk melihat faktor yang berpengaruh dalam hubungan antara pola asuh gizi dengan status gizi anak usia 6 - 24 bulan digunakan uji regresi logistik ganda, pemodelan faktor resiko dengan metode enter.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pola asuh gizi dengan status gizi anak usia 6- 24 bulan. Adapun variabel karakteritik keluarga yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi adalah jumlah anak dalam keluarga, tingkat pendidikan ibu, tingkat pendidikan ayah, status kesehatan anak, pendapatan keluarga dan pengetahuan gizi ibu. Selain itu pengetahuan gizi ibu berperan sebagai faktor confounding dalam hubungan antara pola asuh gizi dengan status gizi anak usia 6 - 24 bulan.
Saran yang diajukan adalah agar ditingkatkan pengetahuan gizi khususnya tentang pola asuh gizi untuk para ibu umumnya dan para kader pada khususnya dengan melakukan berbagai pelatihan. Perlu penelitian lebih lanjut tentang pola asuh gizi anak usia 6- 24 bulan dengan metode pengamatan langsung kepada responden.
Daftar Pustaka : 73 ( 1968 - 2003 )

The Relationship between Nutritional Care and Nutritional Status of Children 6 - 24 Months of Age in Serang District, Banten Province, 2003The prevalence of under nutrition in Serang District has increased as compared with the previous years. This circumstancy can increase the risk of death of infants in that region. Many factors are related to the incidence of Protein Energy Malnutrition such as children nutritional care and family characteristics.
Therefore, this study attempted to get some information about the nutritional care and nutritional status among children aged 6 - 24 months including the characteristics of their families, and to find the relationship between nutritional care or family characteristics and nutritional status among children aged 6 - 24 months.
Cross sectional study has been carried out in 125 subjects. Nutritional status data were collected using weight for age index ( Z- score < -2 SD for under nutritional status, and Z-score <- 2SD for normal nutritional status). Questionnaires were used to get children nutritional care and family characteristics data.
These data were analyzed using chi square test to show the relationship between nutritional care or family characteristics and nutritional status among children aged 6 - 24 months. Multiple logistic regression with risk factor model and enter method to find some confounders that might influence those relationships, was used.
In conclusion, this study found statistically significant relationship between nutritional care and nutritional status among children aged 6 - 24 months. However this relationship was confounded by mother's knowledge on nutrition. Further more , family characteristics such as the size of family, family income and mother's knowledge on nutrition were associated with children nutritional status.
Based on these findings it is recommended that to get children with normal nutritional status it would be better to improve nutritional knowledge among mothers generally and specifically among leaders by attending some nutritional training. In addition, more studies to know about the relationship between nutritional care and nutritional status among children aged 6 - 24 months by using direct observation to the respondents is recommended.
References : 73 (1968 - 2003 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 12713
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Oktaviana Rahma
"Penelitian ini berfokus pada pola asuh pemberian makan terhadap anak dan kebiasaan makan anak balita bergizi buruk di Kecamatan Kasemen. Pola asuh pemberian makan ini terkait erat dengan pemberian ASI Eksklusif, penyiapan dan penyimpanan makanan, praktik kesehatan dasar, pola pencarian layanan kesehatan, praktik higienitas dan sanitasi lingkungan, serta perawatan ibu ketika hamil yang berperan dalam membentuk status gizi anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografis yang berupaya untuk mendapatkan gambaran mengenai pola asuh pemberian makan yang membentuk kebiasaan makan anak balita berstatus gizi buruk di Kasemen. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pengetahuan bukanlah satu-satunya faktor yang berkontribusi dalam terbentuknya pola asuh pemberian makan terhadap anak. Sumber daya yang dimiliki, kesukaan maupun ketidaksukaan terhadap makanan tertentu, perasaan kasihan pengasuh terhadap anak, atau bahkan kondisi lingkungan tempat tinggal pun menjadi faktor lain yang berperan dalam penentuan terwujudnya pola asuh pemberian makan yang sesuai bagi balita.

This study focuses on the parenting pattern of child feeding and food habits of malnourished children under five in Kasemen District. This feeding pattern is closely related to exclusive breastfeeding, food preparation and storage, basic health practices, health care seeking patterns, environmental hygiene and sanitation practices, and maternal care during pregnancy which plays a role in forming the nutritional status of children. This study uses a qualitative method with an ethnographic approach that seeks to obtain an overview of the feeding patterns that form the food habits of malnourished children under five in Kasemen. The results of the study reveal that knowledge is not the only factor that contributes to the formation of parenting pattern of child feeding. Resources owned, likes or dislikes certain foods, feelings of compassion from caregiver for children, or even the environmental conditions in which they live are other factors that play a role in determining the realization of appropriate parenting pattern of feeding for toddlers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daryono
"Cukup besar persentase kejadian gizi lebih (16,82 %) hasil survei awal di SD Islam Al-Falah Jambi dan dampak gizi lebih sebagai faktor risiko berbagai penyakit degeneratif melatar belakangi penelitian yang dilaksanakan di SD Islam Al Falah Jambi pada bulan Maret 2003 yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran status gizi, mengetahui hubungan antara kebiasaan makan, konsumsi makanan, aktivitas fisik, karakteristik_orang tua dan anak, serta body image.
Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan Cara pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Sampel adalah murid kelas IV -- VI dengan jumlah 122 orang. Analisa data dilakukan dengan uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menemukan proporsi responden dengan status gizi lebih sebesar 39,3 % dan gizi tidak lebih sebesar 60,7 %. Hasil analisis menemukan adanya hubungan berrnakna antara konsumsi energi, lemak, karbohidrat, konsumsi protein, pola makan, kebiasaan mengkonsumsi fast food, kebiasaan nonton televisi/game, dan pendapatan perkapita dengan status gizi lebih. Hasil penelitian tidak dapat membuktikan adanya hubungan yang bermakna antara umur, jenis kelamin, jumlah anak, tingkat pendidikan orang tua, status bekerja ibu, kebiasaan makan pagi, kebiasaan jajan, kebiasaan mengkonsumsi junk food, kebiasaan olahraga, lama waktu tidur, dan body image.
Disimpulkan tingginya prevalensi gizi lebih (39,3 %) berhubungan dengan pola makan, konsumsi energi, konsumsi lemak, konsumsi karbohidrat- konsumsi protein, nonton televisi/main game, kebiasaan mengkonsumsi fast .food dan pendapatan perkapita serta lebih ditentukan oleh variabel konsumsi karbohidrat, kebiasaan makan fast food, pendapatan perkapita dan terutama sekali didominasi oleh pola makan.
Dapat disarankan bagi Dinas Kesehatan, pihak sekolah dan orang tua perlu bekerja sama untuk mengatasi gizi lebih melalui pengaturan pola makan, konsumsi (energi, lemak, karbohidrat, protein), makan fast food, nonton televisi/main game, serta pendapatan perkapita.
Daftar Bacaan: 126 (1986 - 2002)

Relationship between Food Consumption, Food Habits, and other Factors with Nutritional Status of Al Falah Jambi Islamic Elementary School Children, Year 2003The moderate prevalence of over nutrition (16,82 %) from early survey, and over nutrition as one of risk factors in nutrition that leads to degenerative disease is background of this study which carried out at Al Falah Islamic Primary School in Jambi, March 2003 as the objective study to description of nutritional status, relation with food habits, food consumption, physical activities, child and parent characteristics, and body image.
This study uses cross-sectional design with simple random sampling method. Samples are student in grade IV-VI, total samples 122 students. Data analysis uses chi square and multi logistic regression. This study have found a proportion of a 39,3% with overweight" and of 60,7% with "non-overweight," From analysis there was significant relation between energy consumption, fat, carbohydrates, protein, food pattern, fast food consumption, watching television or playing game habit, and per capita income with over nutrition status, but there was no significance relation between age, sex, number of children, parent education, work status of mother, breakfast habit, junk food consumption, sport habits, time to sleep, and body image.
This study concluded that over nutrition prevalent (39,3%) had relation with food pattern, intake of energy, fat, protein, time to watch TV/or play game habits, habit to eat fast food and per capita income, more determinant variables were intake of carbohydrate, fast food consumption, and per capita income, and the predominant variable was food pattern.
We recommend to Provincial Health Office, school and parent to cooperate in order to reduce over nutrition problem among children by controlling food pattern, nutrition intake such as energy fat, carbohydrate and protein, fast food consumption, watching TV/playing game habits.
Reference: 126 (1986 - 2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Rosmida Magdalena
"Salah satu cara yang digunakan untuk menentukan status gizi seorang anak adalah dengan mengetahui indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U). Keadaan gizi lebih atau kurang terjadi karena adanya ketidakseimbangan konsumsi zat gizi di dalam tubuh. Keadaan gizi lebih pada siswa Sekolah Dasar di daerah perkotaan sekarang ini diduga terjadi akibat dari konsumsi makanan yang berlebih didukung oleh kebiasaan dan pola aktivilas fisik yang relatif rendah. Oleh karena itu tujuan dari penelilian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsumsi makanan, kebiasaan jajan dan pola. akiivitas fisik pada siswa Sekolah Dasar Santa Maria Fatima, Jakarta Timur.
Penelitian ini menggunakan dasain non experimental dengan pendekatan cross sectional pada siswa Sekolah Dasar Santa Maria Fatima - Jakarta Timur, dimana pengumpulan data dilakukan pada Oktober 2001. Sebagai sampel adalah siswa SD kelas IV, V dan V. Variabel dependen adalah status gizi dan variabel independen adalah konsumsi makanan (energi, protein dan lemak) kebiasaan jajan (frekuensi jajan, jenis makanan jajan dan frekuensi makan makanan siap saji); pola aktivitas fisik (waktu tidur siang, waktu lidur malam, waktu menonton televisi dan kebiasaan olah raga). Sedangkan variabel confounding terdiri dari karakteristik siswa (umur jenis kelamin dan pengetahuan gizi) dan karakteristik orang tua (tingkat pendidikan ibu, tingkat pendidikan ayah, status pekerjaan ibu, jenis pekerjaan ayah dan tingkat pendapatan keluarga per kapita/bulan).
Analisis yang dilalakukan adalah univariat, bivariat dan multiivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian memmjukknn bahwa status gizi lebih didapatkan sebesar 17,9 % sedangkan status gizi tidak lebih sebesar 82,1 %. Dari basil analisis bivariat diketahui bahwa variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan status gizi adalah frekuensi jaian, jenis makanan jajan, frekuensi makan makanan siap saji, waktu tidur siang, waktu menonton televisi, tingkat pendidikan ayah dan stains pelaajaan ibn serin lingkat pendapatan lneluarga. per kapitalbulan.
Sedangkan dari basil analisis mnltivariat diketahui bahwa ada 3 variabel yang paling berhublmgan dengan stains gizi yaitu frekuensi jajan dengan OR = 3,437, waktu tidur siang dengan OR = 2,937 dan waldu menonton televisi dengan OR = 13,006 & l,302. Lebih lanjut dari hasil analisis multivariat dihemukan bahwa variabel yang paling dominan berlmlnmgan dengan status gizi adalah waklu menonton televisi, dalam arti siawa usia 7 - 9 tahim yang memililci waldu menonlon halervisi 2 3 jam sehari mempunyai peluang gizi lebih 13,006 kali dibandingum siawayang menonton televisi < 3 jam sehari; siswa usia 10 -12 tahun yang menonton televisi 2 3 jam sehzri mempunyai peluang gizi lebih 1,302 kali dibandinglmn siswa yang menonton televisi < 3 jam sehari, setelah dikontrol oleh variabel frekuens i jajan, waktu tidur siang, umur, tingkat pengetahuan gizi, tingkat pendidikan ibn, tingkat pendidilmn ayah, status pekerjaan ibu dan lingkatpendapatan keluarga per kapita/bulan.

Weight for age (WFA) is an index used in determining children nutritional status. Over or rmdernutrition is caused by inbalance of nutrient conslmiption in the body. Overmrtrition situation among Primary School student, especially in urban areas nowadays is suspected to be associated with excessive food intake, masking in particular, and rerasvely poor physical testify. 'Ihis study aimed to mamma me relation between food consumption, snacking habit, and physical activity pattern among students of Santa MariaFatima.Primary School, East Jakarta.
This study employed anon-experimental design with a cross sectional, where the data was collected at October 2001. Subjects were grade IV, V, and VI students. The dependent variable is mitritional Sl'2l1E while independent variables consist of food consumption (energy, protein, md tilt); snacking habit (lhequency of snacking, type of snack, and iiequency of fast food consumption); physical activity pattem (sleeping time dining day and night , TV watching time, and exercise habit). Confolmding variables consist of student?s characteristics (age, sex, and mitrition knowledge), and parent?s characteristics (mother?s educational level, tiitt1er?s educational level, mother?s working stains, father?s working status, and household per capita income per month).
Univariate, bivariate, and multivariate analyses with logistic regression were applied in this study. The study found overnutrition of 17,9%, d normal nutrition status of 82,1%. The bivaiate analysis showed that variables with significant relationship with miltioral status are trequency of snacking, type of snack, frequency of that food consumption, sleeping time dining day, TV watching time, ihther?s educational level, mother?s working status, and household per capita income per month. However, multivariate analysis showed that there are thnee variables most related to nutritional status, that is, frequency of snacking with OR = 3,437, sleeping time during day with OR = 2,937 and TV watching time with OR = 13,006 and 1,302 , respectively.
Moreover, the multivariate analysis found ttmtthe most dominant variable in relation to mitritional status is TV watching time. Students aged ?7-9yea|s oldwithmore or equal to Shours perday'l'Vwatchingtime had 13,006 times greater chance to be ovemourished compared to their counterparts with TV watching time of less than 3 hours per day, while students aged 10-12 years old with more or equal to 3 hours per dny TV watching time had 1,302 times greater chance to be ovemomished compared to their coimterparts with TV watching time of less than 3 hours per day alter controlled by iiequency of snacking, sleeping time during day, age, nutrition knowledge, mother?s educational level, 1iither?s educational level, mother?s working status, and household per capita income per month. Based on the stndy?s results, it is recommended that related institutions, in this case Health Oitice/Public Health Centre to collaborate with schools to provide nutrition promotion program including how to prevent d how to overcome over-nutrition problem Possible programs include ?dokter kecil? activity (school health promoter) and school-based health progam. Information on Balance Nutrition Guidelines needs to be embarked and targeted to both teacher and students according to their grade. School should establish an inspection team, with help hom local health personnel, to inspect street food vendors around school as to obtain healthy and nutritionally balanced snacks. To other researchers intended to study similar topic, it is recommended to study a biger sample size with various type of school, and to have more complete set of variables including psychology, lifestyle, and genetics infomation.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T4584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alyani Yasmin
"ABSTRACT
Pola makan merupakan salah satu modifikasi gaya hidup bagi pasien hipertensi. Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama pada lansia. Pola makan yang disarankan ialah pola makan Dietary Approach to Stop Hypertension (DASH) yang berfokus pada pembatasan konsumsi garam, lemak dan memperbanyak konsumsi kalium. Pola makan ini memiliki kaitan dengan status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi natrium, kalium dan lemak dengan status gizi lansia hipertensi berdasarkan The Mini Nutritional Assessment (MNA). Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Sampel sebanyak 107 lansia hipertensi di Pancoran Mas. Hasil penelitian menemukan bahwa lansia hipertensi tergolong lansia muda, perempuan, tidak lulus SMA, tidak merokok, memiliki riwayat keluarga hipertensi, IMT >25 (gizi lebih), sering mengonsumsi natrium, kalium, lemak dan status gizi normal berdasarkan MNA. Ditemukan adanya hubungan antara konsumsi lemak (p=0,031, OR=0,387) dengan status gizi lansia hipertensi. Tidak ditemukan hubungan antara konsumsi natrium (p=0,172) dan kalium (p=0,68) dengan status gizi lansia hipertensi. Perawat perlu melakukan edukasi untuk memilih jenis lemak yang dikonsumsi lansia, serta menganjurkan untuk pembatasan konsumsi lemak harian pada lansia hipertensi. Meskipun tidak berhubungan dengan status gizi, pembatasan pada konsumsi natrium serta meningkatkan konsumsi kalium pada lansia berperan dalam menstabilkan tekanan darah.

ABSTRACT
Dietary Pattern is one of lifestyle modification for hypertensive patients. Hypertension is known as the  primary health problem of older adults. Dietary Approach to Stop Hypertension (DASH) diet is recommended to reduce blood pressure. This diet is focusing on reducing natrium and fat consumption, meanwhile it needs higher pottasium consumption. Research found that maintaining DASH diet can influence nutritional status measured by Body Mass Index (BMI). The aim of this study to determine the correlation between natrium, pottasium, and fat consumption with nutritional status of older adults based on The Mini Nutritional Assessment. This study apply cross-sectional method design. Sample is currently reach about 107 hypertensive older adults patients in Pancoran Mas. Result shows that most of respondents are young elderly, women, lower education, having hypertensive family history, not a smoker, BMI >25, consuming more natrium, pottasium and fat, and having normal nutritional status measured by MNA. Fat consumption is associated with nutritional status of hypertensive older adults (p=0,031, OR=0,387). There is no significant correlation between natrium (p=0,172) and pottasium (p=0,68)  consumption with nutritional status of hypertensive older adults. Nurse should educate hypertensive older adults to manage type of fat consumed and advising to reduce fat in daily consumption. Reducing sodium consumption and increasing pottasium consumption is recommended for them to maintain blood pressure, although it is not correlated with their nutritional status."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Ayuandira
"Penelitian ini menjelaskan mengenai hubungan konsumsi makan, status gizi, dan faktor risiko lain dengan hiperkolesterolemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hiperkolesterolemia pada pekerja industri. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dengan sampel sebanyak 229 karyawan laki-laki PT Semen Padang yang melakukan medical check up di Unit Kesehatan Masyarakat RS Semen Padang tertanggal 9 April - 18 Mei 2012. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, food recall 2x24 jam, dan FFQ. Analisis Chi Square dan Odd Ratio digunakan untuk mengetahui hubungan antara faktor resiko dengan hiperkolesterolemia.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa prevalensi hiperkolesterolemia (total kolesterol ≥ 200 mg/dl) responden adalah 54.1%. Usia (OR = 2.3), RLPP (OR = 1.8), riwayat hiperkolesterol (OR = 3.2), LDL (OR = 45.6) trigliserida (OR = 2.9), asupan lemak (OR = 9.0), konsumsi buah (OR = 2.2), konsumsi sayur (OR = 2.8), lama merokok (OR = 2.9) dan stres kerja (OR = 1.8) berhubungan dengan hiperkolesterolemia. Penelitian ini menyarankan dengan menjalankan pola makan dan pola hidup yang sehat, serta rutin melakukan medical check up dapat mengurangi risiko terjadinya hiperkolesterolemia.

This study described about food consumption, nutritional status, and other factors in relation to hypercholesterolemia. The purpose of this study was to identify correlates factors for hypercholesterolemia in industry employees. A cross sectional study was conducted in 229 man employees of PT Semen Padang who received medical checkup during April 9th - Mei 18th 2012 in Public Health Unit, Semen Padang Hospital. The data were collected by questionnaire, food recall 24 hours, and FFQ. Chi square and Odd Ratio procedures were used to assess the association between risk factors and hypercholesterolemia.
The result reveals that the prevalence of hypercholesterolemia (total cholesterol ≥ 200 mg/dl) among respondent is 54.1%. Age (OR = 2.3), waist-hip ratio (OR = 1.8), family history of hyper cholesterol (OR = 3.2), LDL (OR = 45.6), triglyceride (OR = 2.9), fat intake (OR = 9.0), fruits consumption (OR = 2.2), vegetables consumption (OR = 2.8), smoking period (OR = 2.9), and work stress (OR = 1.8) were associated with hypercholesterolemia. This research suggests that health food consumption pattern and life style, and also gets routine in medical checkup can reduce the risk of hypercholesterolemia."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Dewi Permatasari
"Tumbuh kembang anak salah satunya ditentukan oleh asupan yang baik. Asupan yang baik berhubungan dengan praktik pemberian makan yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara praktik pemberian makan bayi dan anak pada ibu bekerja dengan status gizi balita usia 6-23 bulan di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain Cross sectional dengan menggunakan Cluster sampling. Populasi penelitian sebanyak 8772 dengan sampel sebanyak 223. Praktik pemberian makan diukur dengan panduan Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS dari Kemenkes RI, sementara status gizi diukur dengan perhitungan berat badan berdasarkan tinggi badan. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar praktik pemberian makan tidak sesuai 97,3 dan status gizi normal pada balita 82,8 . Hasil analisis statistik menunjukan tidak terdapat hubungan signifikan antara praktik pemberian makan dengan status gizi pada balita usia p=0,710 . Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat faktor lain yang mempengaruhi status gizi serta perlu dilakukan analisis lebih jauh kembali.

Growth of child is determined by a good intake. A good intake is associated with good feeding practices. This study aims to determine the relationship between infant feeding practices and children in working mothers with nutritional status of children aged 6 23 months in Depok City. This study used cross sectional design and Cluster Sampling. The study population was 8772 with 223 selected samples. Feeding practices were measured by a guide Book of Integrated Management of Toddlers from Ministry of Health, while nutrition status was measured by calculation of weight for height Z score . The results showed that most of feeding practice was inappropriate 97.3 and most of children has normal nutrition status 82.5 . The result of statistical analysis showed no significant relationship between feeding practices with nutritional status in infants p 0.710 . The results of this study indicate that there are other factors that affect nutritional status and need to be analyzed further."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Ketut Ayu Mirayanti
"Pola asuh pemenuhan nutrisi yang kurang efektif menyebabkan kurang gizi balita. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan pola asuh pemenuhan nutrisi dalam keluarga dengan status gizi balita. Desain cross sectional digunakan pada 142 responden. Tidak ada hubungan yang bermakna teridentifikasi antara pola asuh pemenuhan nutrisi dalam keluarga (riwayat nutrisi saat hamil, pemberian ASI eksklusif, persiapan dan penyimpanan makanan, penerapan PHBS rumah tangga, cara komunikasi keluarga dengan balita, peran keluarga dalam pemenuhan nutrisi, nilai dan keyakinan keluarga terhadap pola nutrisi dan kemampuan keluarga untuk memilih makanan sehat) dengan status gizi balita. Namun, upaya pemberdayaan keluarga menjadi hal penting dalam penatalaksanaan kurang gizi balita.

Ineffective nutrition parenting in family may caused under-five year children malnourished. The study aimed to determine the correlation of parenting nutrition with nutritional status. A cross-sectional design applied to 142 samples. There were no significant associations identified between nutrition parenting (nutritional history during pregnancy, breastfeeding, food preparation and storage, households clean and healthy behavior, family communication, family roles of nutrition, family values and beliefs on nutrition patterns and the ability of families to choose healthy foods) with under-five year children nutritional status. However, family empowerment is an important way to manage nutritional problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31000
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>