Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4900 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Saniyah Pertiwi
"Tak hanya berangkat dari nilai agama, pemaknaan jilbab saat ini berkembang hingga menjadi gaya hidup. Permasalahan jilbab di Indonesia berkembang mengikuti zaman sehingga memiliki kerumitan yang menarik untuk ditelusuri. Adanya kebiasaan masyarakat di Indonesia yang kerap mempertanyakan keputusan berjilbab atau tidak berjilbabnya seseorang menggambarkan bagaimana antara jilbab dan perempuan di Indonesia dipandang bukan sebagai hal yang privasi. Artikel ini hendak membahas bagaimana fenomena mempertanyakan keputusan berjilbab atau tidak berjilbab berdasarkan epistemologi ignorance, yakni menelusuri dan menjelaskan bagaimana ignorance terbentuk dan dipertahankan dalam fenomena tersebut. Pengungkapan kerumitan pengalaman perempuan mengenai jilbabnya menjadi bagian dari epistemologi ignorance. Artikel ini menggunakan metode studi pustaka untuk menyajikan data dan mendapatkan sumber, lalu metode refleksi kritis untuk menelusuri dan merefleksikan ignorance dalam fenomena penelitian. Artikel ini menyimpulkan bahwa menanyakan perihal berjilbab atau tidak berjilbab kepada perempuan adalah mengabaikan pengalaman subjektif perempuan dan mengganggu otonomi perempuan karena menimbulkan penilaian yang serba salah terhadap perempuan dan pelanggaran HAM.

Apart from religious values, the meaning of hijab is currently developing into a lifestyle. The problem of the hijab in Indonesia evolves over times and it has a fascinating complexity to be examined. The cultural habit in Indonesian society who often questions the decision to wear a hijab or not to wear a hijab illustrates how the hijab and women in Indonesia are not considered as a matter of privacy. This article will discuss how the phenomenon of “questioning the decision to wear a hijab or not wear hijab” based on the epistemology of ignorance, which is to investigate and explain how ignorance is formed and preserved in this phenomenon. The revelation of the women’s complex experiences about their hijab is part of the epistemology of ignorance. This article uses the literature study method to present data and obtain sources, then the critical reflection method to explore and reflect on ignorance in the research phenomenon. At the end of the article, it will conclude that interfering in women’s decision about wearing or not wearing the hijab is a form of ignoring women's subjective experiences and irritate women's autonomy because it creates false judgement and human rights violations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Eneng Khairun Nisa
"Penelitian ini tentang komitmen religius dan apresiasi terhadap tubuh pada perempuan berhijab dan tidak berhijab. Sebanyak 753 perempuan muslim berusia 12-40 tahun telah melengkapi instrumen penelitian, di antaranya Religious Commitment Inventory-10, Body Appreciation Scale-2, serta sebagian dari Hijab Index. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara komitmen religius apresiasi tubuh dan pada perempuan muslim berhijab dan tidak berhijab.
Hasil lain juga menunjukkan bahwa perempuan yang berhijab memiliki skor komitmen religius yang lebih tinggi dibandingkan perempuan tidak berhijab. Di sisi lain, tidak ditemukan adanya perbedaan antara kelompok usia remaja dan dewasa muda pada variabel komitmen religius dan apresiasi tubuh.

This research examined religious commitment and body appreciation among Muslim female with and without hijab. A total of 753 Muslim female were completed research instrument assessing religious commitment (Religious Commitment Inventory-10), body appreciation variable (Body Appreciation Scale-2), and the frequency of hijab use (part of Hijab Index).
Results showed that religious commitment and body appreciation were significantly correlated among muslim female with and without hijab. Female with hijab had greater religious commitment score than female without hijab. However, there were no significant differences between adolescents and young adults muslim female in religious commitment and body appreciation."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Miftahul Jannah
"Penelitian ini tentang ketidakpuasan terhadap tubuh dan komitmen religius pada perempuan Muslim berhijab dan tidak berhijab. Penelitian ini melibatkan 784 perempuan Muslim usia 12-40 tahun di Indonesia. Untuk mengukur ketidakpuasan terhadap tubuh dan komitmen religius peneliti menggunakan alat ukur Body Uneasiness Test A (BUT A) dan Religious Commitment Inventory 10 (RCI-10), dan Indeks Hijab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan berhijab memiliki skor ketidakpuasan terhadap tubuh yang lebih rendah dan skor komitmen religius yang lebih tinggi dibandingkan perempuan tidak berhijab. Sementara itu, perempuan Muslim usia remaja memiliki skor ketidakpuasan terhadap tubuh yang tinggi dibandingkan perempuan usia dewasa muda. Di sisi lain, tidak terdapat perbedaan komitmen religius yang signifikan pada perempuan Muslim usia remaja dan dewasa muda. Hasil lain menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara ketidakpuasan terhadap tubuh dan komitmen religius pada perempuan Muslim berhijab dan tidak berhijab.

This study examined body dissatisfaction and religious commitment among Muslim female with and without hijab. Participants were 784 Muslim female (age 12-40 years). Data were collected by using Uneasiness Test (BUT A), Religious Commitment Inventory 10 (RCI-10), and part of Hijab Index. Muslim female with hijab reported had lower body dissatisfaction and greater religious commitment than female without hijab. Adolescent Muslim females had higher body dissatisfaction than young adult Muslim females. However, there were no significant difference between adolescent and young adults in religious commitment. Body dissatisfaction negatively related to religious commitment among Muslim females with and without hijab. In general, female who had greater religious commitment showed lower body dissatisfaction."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Luthfia Nugroho
"

 

Studi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses, pemaknaan, dan peran dari faktor-faktor sosial untuk mendukung hadirnya habituasi penggunaan rokok elektrik berjenis pods oleh remaja perempuan berhijab di Jakarta. Pada studi terdahulu, terdapat dua perspektif studi yang peneliti dapatkan. Pertama, penggunaan rokok elektrik oleh remaja perempuan, khususnya perempuan berhijab, masih dianggap tabu dan dianggap tidak wajar dilakukan oleh selain laki-laki, sehingga masyarakat melihat perempuan yang melakukan aktivitas merokok merupakan perempuan yang tidak benar. Sedangkan pemetaan studi lainnya memiliki pemikiran bahwa di era digital ini sudah marak penggunaan rokok elektrik oleh remaja perempuan dikarenakan penggunaan rokok elektrik dirasa dapat meningkatkan kepercayaan diri, menambah kesan elegan, kekinian, dan seksi. Peneliti lebih setuju dengan pemetaan studi kedua, dimana pemikiran tersebut sudah lebih relevan dengan era digital saat ini. Selain itu, perempuan berhijab menjadikan penggunaan rokok elektrik sebagai habituasi dikarenakan mengikuti tren dan pengaruh teman sebaya. Peneliti berargumen bahwa dewasa ini penggunaan rokok elektrik memang sudah marak digunakan oleh perempuan, dan pemilihan rokok elektrik yang digunakan oleh perempuan juga untuk meminimalisir pemikiran negatif masyarakat terkait aktivitas merokok yang dilakukan oleh perempuan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan in-depth interview kepada informan yang merupakan remaja perempuan yang menggunakan rokok elektrik.


This research study aims to determine the process, meaning, and the role of social factors to support the habituality of the use of pod type electronic cigarettes by hijab-wearing teenage girls in Jakarta. In previous studies, there were two study perspectives that researchers obtained. Firstly, the use of e-cigarettes by teenage girls, especially women who wear the hijab, is still considered taboo and considered unnatural for people other than men, so that society views women who smoke as women who are not true. Meanwhile, other mapping studies have the idea that in this digital era, the use of e-cigarettes has become widespread among young women because the use of e-cigarettes is felt to increase self-confidence, add an elegant, contemporary and sexy impression. Researchers agree more with the second study's mapping, where this idea is more relevant to the current digital era. Apart from that, women who wear the hijab use e-cigarettes as a habituality because they follow trends and the influence of their peers. Researchers argue that nowadays the use of e-cigarettes is widespread among women, and the choice of e-cigarettes used by women is also to minimize people's negative thoughts regarding smoking activities carried out by women. This research method uses a qualitative approach and in-depth interviews with informants who are teenage girls who use e-cigarettes."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peppy Fourina
"Latar belakang: Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim yang besar.
Hijab dipakai oleh banyak wanita di Indonesia, sedangkan hijab berpotensi mengurangi
serapan sinar matahari di kulit yang memengaruhi sintesis vitamin D. Beberapa
penelitian telah mengaitkan defisiensi kadar 25-hydroxyvitamin D serum dengan
kerontokan rambut, tetapi tidak pernah dilakukan pada kelompok perempuan berhijab.
Tujuan: Mengetahui hubungan kadar 25-hydroxyvitamin D serum dengan kerontokan
rambut pada perempuan dewasa usia subur berhijab (H) dan tidak berhijab (TH).
Metode: Penelitian potong lintang ini dilakukan sepanjang bulan November 2019
hingga Maret 2020. Data terkait pemakaian hijab, kerontokan rambut, skor pajanan
sinar matahari, jumlah rambut rontok harian, hair pull test, dan kadar 25-
hydroxyvitamin D serum dievaluasi pada masing-masing 30 subjek berhijab dan tidak
berhijab yang tidak menderita penyakit sistemik maupun kejiwaan.
Hasil: Median kadar 25-hydroxyvitamin D serum pada kelompok H adalah 8,70 (6,13-
34,10) ng/mL dan mean kadarnya pada kelompok TH adalah 16,70 6,30 ng/mL.
Median jumlah rambut rontok harian pada kelompok H adalah 28,62 (3,00-118,50) helai
dan pada kelompok TH adalah 18,25 (3,50-134,50) helai. Berdasarkan uji korelasi
Spearman, didapatkan koefisien korelasi r = -0,190 pada kelompok H (p = 0,315), dan r
= 0,193 pada kelompok TH (p = 0,308).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan kadar 25-hydroxyvitamin D serum dengan
kerontokan rambut baik pada perempuan dewasa usia subur berhijab maupun tidak
berhijab.

Background: Indonesia has a large muslim population. As hijab is considered
compulsory for most, wearing it may potentially reduce skin absorption of sunlight
which plays important role in vitamin D synthesis. Several studies had described
significant correlation between serum 25-hyroxyvitamin D level and hair loss, but never
specifically conducted in hijab wearing women.
Objective: To assess the correlation between serum 25-hydroxyvitamin D level and
hair loss in adult childbearing-age women who wear (H) and do not wear hijab (NH).
Methods: This cross-sectional study was conducted from November 2019 to March
2020. Data concerning hijab use, hair loss, sun exposure score, daily hair loss, hair pull
test, and serum 25-hydroxyvitamin D level were evaluated in 30 subjects of each group.
Results: The median level of serum 25-hydroxyvitamin D in the H group was 8,70
(6,13-34,10) ng/mL while the mean serum level in the NH group was 16,70 6,30
ng/mL. The median number of daily hair loss in the wearing hijab group was 28,62
(3,00-118,50) and in the not-wearing hijab group was 18,25 (3,50-134,50). Based on
Spearman’s correlation test, r = -0,190 in the H group (p = 0,315) and r = 0,193 in the
NH group (p = 0,308).
Conclusion: There was no significant correlation between serum 25-hydroxyvitamin D
level and hair loss in both groups.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lidyana Arifah
"Sebagaimana disebutkan di dalam Alquran kitab suci bagi umat Islam, bahwa seorang wanita Muslim diharuskan menggunakan jilbab atau hijab. Namun tidak semua wanita muslim menggunakannya. Pada tahun 1980-an penggunaan jilbab atau hijab mayoritas berada di lingkungan pesantren yang memiliki religiusitas tinggi. Namun beberapa tahun belakangan ini wanita Muslim pengguna hijab mengalami peningkatan yang sangat besar dalam aktivitasnya sehari-hari. Fenomena ini didukung oleh adanya berbagai modifikasi dalam hijab fashion. Hijab telah bertransformasi dari model-model tradisional menjadi terlihat lebih modern dan fashionable. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh religiositas, subjective norm SN dan perceived behavioral control PBC terhadap keputusan wanita muslim berhijab berdasarkan Theory of Planned Behavior TPB. Penelitian dilakukan dengan menyebar kuesioner dengan pertanyaan tertutup mengenai religiosity, subjective norms dan perceived behavioral control kepada lebih dari 200 wanita muslim di 3 provinsi di Indonesia. Analisis data menggunakan metode analisis faktor dan regresi logit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa religiusitas berpengaruh secara tidak langsung terhadap keputusan berhijab. Religiosity berkorelasi positif dengan SN dan PBC. SN dan PBC berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan wanita berhijab. Penelitian ini juga diharapakan dapat memberikan informasi kepada produsen untuk memahami konsumennya.

As stated inside the Al Quran, the holy book for Muslims, a Muslim woman is obligated to wear jilbab a veil. In 1980s, the use of the veil or hijab located majority in the pesantren Islamic boarding school which relatively has a high religiosity. However, several years recently, the hijab users Muslim women experienced a significant increase. This phenomenon is supported by the various modifications in the fashion of hijab. Hijab has transformed from the traditional designs into the more modern and fashionable ones. Therefore, this research aims to observe the influence of religiosity, the Subjective Norm SN , and the Perceived Behavioral Control PBC against the decision of Muslim women to wear hijab according to the Theory of Planned Behavior TPB. This research is undertaken by spreading the questionnaires with closed questions about religiosity, SN, and PBC to 270 Muslim women in three provinces in Indonesia. Data analysis used factor analysis and logit regression. The outcome of this research illustrates that religiosity indirectly connected to the decision of wearing hijab. Religiosity has a positive correlation with SN and PBS. Furthermore, SN and PBC produce a significant impact to the decision of Muslim women to use hijab. This study also attempts to give information for hijab producers to understand their consumers."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhli Aulia Mughni
"Latar belakang: Untuk menghasilkan rambut dan kulit kepala yang sehat, produk perawatan harus digunakan dengan frekuensi tepat. Perempuan berhijab semakin umum dijumpai di Indonesia. Saat ini belum ada kesepakatan mengenai frekuensi keramas yang paling tepat pada perempuan berhijab. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian yang membandingkan pengaruh frekuensi keramas berbeda terhadap nilai transepidermal water loss (TEWL) dan hidrasi kulit kepala perempuan berhijab.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara frekuensi keramas dengan nilai TEWL dan hidrasi kulit kepala perempuan yang menggunakan hijab.
Metode: Sebanyak 60 perempuan sehat usia reproduksi berhijab menjadi subjek penelitian dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 30 subjek pada kelompok A (keramas sering, setiap 1-2 hari sekali) dan 30 subjek pada kelompok B (keramas jarang, setiap 3-5 hari sekali). Dilakukan pengukuran nilai TEWL dan hidrasi kulit kepala pada baseline, hari ke-14, dan hari ke-28. Uji kemaknaan perbedaan nilai TEWL dan hidrasi kulit kepala antara kedua kelompok dilakukan menggunakan analisis Mann-Whitney.
Hasil: Median nilai TEWL kulit kepala hari ke-14 kelompok A adalah 20,07 g/m2/h dan kelompok B adalah 17,05 g/m2/h (p<0,05). Median nilai TEWL kulit kepala hari ke-28 kelompok A adalah 20,87 g/m2/h dan kelompok B adalah 17,67 g/m2/h (p<0,01). Median nilai hidrasi kulit kepala hari ke-14 kelompok A adalah 8,18 AU dan kelompok B adalah 12,52 AU (p>0,05). Median nilai hidrasi kulit kepala hari ke-28 kelompok A adalah 11,48 AU dan kelompok B adalah 12,77 AU (p>0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara frekuensi keramas dengan nilai TEWL kulit kepala perempuan berhijab. Frekuensi keramas yang sering dapat meningkatkan nilai TEWL kulit kepala perempuan berhijab secara bermakna, tetapi tidak terdapat hubungan antara frekuensi keramas dengan nilai hidrasi kulit kepala perempuan berhijab

Background: To obtain healthy hair and scalp, care product should be used in the right frequency. Women wearing hijab are becoming more common in Indonesia. There is no unified consensus regarding the correct frequency of hair washing in women wearing hijab. Therefore, research is needed to compare the influence of different hair wash frequencies on the scalp skin transepidermal water loss (TEWL) and hydration in women wearing hijab.
Objective: To assess the correlation between hair wash frequency with scalp skin TEWL and hydration in women wearing hijab.
Methods: Sixty healthy women in reproductive age are recruited and allocated into two groups, 30 subjects in group A (frequent hair wash, every 1-2 days) and 30 subjects in group B (infrequent hair wash, every 3-5 days). Measurements of scalp skin TEWL and hydration was performed on baseline, day-14, and day-28. Significance test of the difference in scalp skin TEWL and hydration scores between groups was done using Mann-Whitney analysis.
Results: The day-14 median value of scalp skin TEWL was 20,07 g/m2/h in group A and 17,05 g/m2/h in group B (p<0,05). The day-28 median value of scalp skin TEWL was 20,87 g/m2/h in group A and 17,67 g/m2/h in group B (p<0,01). The day-14 median value of scalp skin hydration was 8,18 AU in group A and 12,52 AU in group B (p>0,05). The day-28 median value of scalp skin hydration was 11,48 AU in group A and 12,77 AU in group B (p>0,05).
Conclusion: There is a correlation between hair wash frequency and scalp skin TEWL score in women wearing hijab. Frequent hair wash may significantly increase scalp skin TEWL score in women wearing hijab. However, there is no correlation between hair wash frequency and scalp skin hydration in women wearing hijab
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Itsa Nabila
"Penggunaan turban—salah satu variasi model hijab kontemporer yang berbentuk seperti sorban; terbuat dari kain yang dililit pada bagian kepala—menjadi fenomena tren mode hijab abad ke-20. Penelitian ini berisi tentang penggunaan turban pada wanita muslim sebagai salah satu bentuk perkembangan gaya hijab di Universitas Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan sejarah turban, perkembangan turban sebagai tren mode hijab, hingga tren hijab gaya turban pada kalangan mahasiswi di Universitas Indonesia. Hasil wawancara meliputi; inspirasi informan dalam menggunakan turban, hal yang membuat informan tertarik mengenakan turban, makna turban bagi informan, hingga tanggapan yang diterima dari masyarakat kepada informan. Penelitian ini disusun menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui teknik wawancara dan studi kepustakaan. Adapun wawancara dilakukan dengan lima orang informan yang merupakan pengguna hijab gaya turban dan mahasiswi aktif Universitas Indonesia. Sementara studi kepustakaan dilakukan dengan mencari sumber referensi seperti artikel, jurnal, skripsi, dan buku yang berkaitan dengan turban dan perkembangannya di dunia mode hijab kontemporer.

 

Kata kunci: Hijab; Turban; Wanita; Mahasiswi; Universitas Indonesia


The use of turban-a variation of the contemporary hijab which style is look alike male turban; made of scarf wrapped around the head-became a phenomenon of 20th century hijab fashion trends. The focus of this study is about the use of turban in moslem women as a form of hijab style development at Universitas Indonesia. The purpose of this study is to explain the history of turban, turban development as a hijab fashion trend, and the turban hijab trends among female students at Universitas Indonesia. The result of the interview including; the informant`s inspiration in using turban, things that made the informant interested in wearing a turban, the meaning of turban according to informant, and the responses they received from the public. This research was compiled using descriptive qualitative methods through interview techniques and literature study. Also, the interviews were conducted with five informants who are wearing turban and active students of Universitas Indonesia. While the literature study is carried out by looking for reference source such as articles, journals, theses, and books related to turban and its development in the world of contemporary hijab fashion."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lu, David
Hong Kong: International Studies Group, 1964
297.095 LUD m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>