Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 225070 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrea Kemala Ardine
"This article aims to explore the involvement of consumption in Korean romance dramas and the expectancies of Indonesian young female adults. The data collection is being gathered with the use of primary research through literature review and social media posts analysis. Results show that there is a contribution of the exposure to Korean romance drama and the audience involvement within, to their relationship expectations. By looking at this situation, it is these consumption habits and audience involvement that may allow changes in audience relationship expectations in carrying out their relationships particularly for the young female adults’ audience. Therefore, this study will explore how viewers' involvement in Korean romance drama could place a role in the relationship expectancies of Indonesian young female adults. Accordingly, this study also recommends for future study to involve additional roles and factors that can contribute to fully assessing such beliefs and a more in-depth examination of this topic.

Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi keterlibatan konsumsi dalam drama romansa Korea dan ekspektasi
terhadap hubungan asmara pada wanita muda di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
penelitian primer melalui tinjauan pustaka dan analisis posting media sosial. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada kontribusi terpaan drama percintaan Korea dan keterlibatan penonton di dalamnya, terhadap
ekspektasi hubungan mereka. Dengan melihat situasi ini, kebiasaan konsumsi dan keterlibatan audiens inilah
yang memungkinkan terjadinya perubahan ekspektasi relasi audiens dalam menjalankan relasi asmara,
khususnya bagi audiens wanita muda. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengeksplorasi bagaimana
keterlibatan penonton dalam drama romansa Korea dapat berperan dalam harapan hubungan asmara wanita
muda Indonesia. Maka dari itu, penelitian ini juga merekomendasikan penelitian selanjutnya untuk melibatkan
peran dan faktor tambahan yang dapat berkontribusi untuk menilai sepenuhnya keyakinan tersebut dan
pemeriksaan yang lebih mendalam tentang topik ini.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Yasmin Nur Adawiyah
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran dari interaksi parasosial, transportasi naratif
pada pemutusan hubungan parasosial. Partisipan dalam penelitian ini adalah 267
penonton dari drama televisi Korea berjudul Crash Landing on You. Penelitian ini
merupakan penelitian non-eksperimental korelasional kuantitatif. Partisipan mengisi
kuesioner penelitian berisi alat ukur interaksi parasosial, transportasi naratif, dan
pemutusan hubugan parasosial melalui form daring. Hasil analisis mediasi menunjukkan
bahwa mereka yang mudah terbawa arus dalam narasi akan mudah juga untuk
membentuk interaksi satu arah dengan karakter drama dan kemudian membuat mereka
merasakan guncangan emosional ketika drama selesai tayang dan mereka tidak bisa
melihat karakter tersebut lagi. Implikasi lanjutan dari hasil ini akan dibahas lebih dalam

This study was conducted to see the roles of parasocial interaction, narrative
transportation, and parasocial breakup. The participants in this study were 267 viewers of
Korean television drama titled Crash Landing on You. This is a correlational nonexperimental
quantitative research. Participant filled questionnaire that measured
parasocial interaction, narrative transportation, and parasocial breakup. The result using
mediation PROCESS by Hayes showed that individuals’ transportation to narrative
predicted one-way interaction with the character from narrative which then predicted their
feeling of loss after said narrative had ended. Implications from these findings will be
discussed"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazirah Atqa R. Tunin
"Drama Korea merupakan salah satu sarana hiburan yang banyak diminati di Indonesia, salah satu kelompok penggemarnya adalah remaja. Remaja yang menyukai aktor/aktris dalam drama Korea dan terkena paparan drama Korea secara berulang dapat menciptakan relasi parasosial, yaitu hubungan imajiner yang dilakukan oleh penonton terhadap persona medianya dalam jangka panjang. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi relasi parasosial adalah peer attachment. Peer attachment adalah kelekatan hubungan antara individu dengan teman sebayanya yang ditandai oleh adanya komunikasi yang baik dan rasa saling ketergantungan yang aman dan nyaman. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara peer attachment dan relasi parasosial. Teknik sampling pada penelitian ini adalah non-probability sampling dengan metode convenience sampling. Karakteristik partisipan adalah remaja berusia 15 – 19 tahun, WNI, dan gemar menonton drama Korea (N = 413). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Parasocial Interaction Scale untuk mengukur relasi parasosial dan The Inventory of Peer and Parent Attachment untuk mengukur peer attachment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara peer attachment dan relasi parasosial yang artinya semakin tinggi peer attachment maka tingkat relasi parasosial juga semakin tinggi.

Korean drama is a means of entertainment in great demand in Indonesia, and one of the fan groups is teenagers. Adolescents who like actors/actresses in Korean dramas and are exposed to repeated exposure to Korean dramas can create parasocial relations, namely imaginary relationships made by the audience towards their media persona in the long run. One of the factors that can influence parasocial relations is peer attachment. Peer attachment is the closeness of the relationship between individuals and their peers, which is characterized by good communication and a sense of interdependence that is safe and comfortable. This quantitative research examines the relationship between peer attachment and parasocial relations. The sampling technique in this study was non-probability sampling with the convenience sampling method. Characteristics of the participants were teenagers aged 15-19 years, Indonesian citizens, and liked watching Korean dramas (N = 413). The research instruments used in this study were the Parasocial Interaction Scale to measure parasocial relations and The Inventory of Peer and Parent Attachment to measure peer attachment. This study's results indicate a correlation between peer attachment and parasocial relationships, which means that the higher the peer attachment, the higher the level of parasocial relations."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farryntya Noor Sabrina
"Drama Korea menjadi salah satu konten Korea yang paling banyak diakses oleh berbagai kelompok usia di Indonesia, termasuk remaja. Tingginya durasi menonton drama Korea menyebabkan intensitas interaksi parasosial meningkat dan membentuk relasi parasosial antara penonton dengan aktor/aktris drama Korea. Penelitian terkini berusaha mengungkap hubungan antara relasi parasosial yang dimiliki seseorang dengan well-being mereka. Akan tetapi, terdapat hasil yang beragam mengenai hubungan kedua variabel tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji ulang hubungan antara relasi parasosial dan well-being dengan metode kuantitatif. Partisipan dalam studi ini adalah remaja berusia 15 – 19 tahun, penggemar drama Korea, memiliki aktor/aktris Korea favorit, dan berkewarganegaraan Indonesia (N=411). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Parasocial Interaction Scale untuk relasi parasosial dan EPOCH Measure of Adolescents Well-Being untuk well-being. Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara relasi parasosial dan well-being. Implikasi dari penelitian ini adalah remaja dan orang di sekitarnya perlu bekerja sama dalam memastikan bahwa relasi parasosial yang dimiliki remaja mengarah ke hal yang positif agar well-being remaja semakin baik.

Korean drama is one of Indonesia's most widely accessed Korean content by various age groups, including adolescence. The high duration of watching Korean dramas causes the intensity of parasocial interactions to increase and forms parasocial relationships between viewers and Korean drama actors/actresses. Recent research seeks to reveal the correlation between a person's parasocial relationships and well-being. However, there are mixed results regarding the correlation between the two variables. Therefore, this study aims to use quantitative methods to reexamine the correlation between parasocial relationships and well-being. This study's participants were adolescents aged 15-19 years, fans of Korean dramas, have a favorite Korean actor/actress, and Indonesian citizens (N=411). The measuring tools used in this study are the Parasocial Interaction Scale for parasocial relationships and the EPOCH Measure of Adolescents Well-Being for well-being. Pearson's correlation analysis results show a significant positive relationship between parasocial relationships and well-being. This research implies that adolescents and those around them need to work together to ensure that their parasocial relationships can lead to positive ways so that their well-being improves."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahaya Aanisah
"Haenyeo adalah penyelam perempuan yang berasal dari Pulau Jeju, Korea Selatan. Mereka bekerja menyelam lautan dengan menahan napas untuk mengumpulkan berbagai hasil laut. Sebagai salah satu bagian dari Pulau Jeju yang memperlihatkan keunikan budayanya, terdapat berbagai karya sastra yang mengangkat tema tentang haenyeo. Salah satu contohnya adalah drama yang berjudul Urideurui Beulluseu (Our Blues). Penelitian ini bertujuan untuk menelaah representasi kehidupan haenyeo melalui isu-isu yang terlihat pada kisah haenyeo dalam drama Our Blues. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori semiotika John Fiske dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi kehidupan haenyeo dalam drama Our Blues terlihat melalui isu modernisasi, budaya kolektif, homogenitas, hierarki, dan individualisme. Isu modernisasi memperlihatkan dampak positif dan negatif dari modernisasi terhadap haenyeo. Sementara itu, budaya kolektif dan homogenitas pada kisah haenyeo memperlihatkan nilai dan aturan yang ada dalam komunitas haenyeo. Kisah haenyeo juga memperlihatkan isu hierarki melalui tokoh Chun-Hui sebagai seorang sanggun haenyeo yang dihormati oleh haenyeo lainnya. Di sisi lain, tokoh Yeong-Ok memperlihatkan isu individualisme dari sikapnya yang tidak mengikuti aturan dan hanya berfokus pada dirinya sendiri.

Haenyeo is a female diver who originated from Jeju Island, South Korea. They work by diving into the ocean by holding their breath to collect various seafood. As part of Jeju Island which shows its unique culture, several literary works brought a theme about haenyeo. One of the examples is a drama called Urideurui Beulluseu (Our Blues). This research aims to analyze the representation of haenyeo’s life in the Korean drama Our Blues through issues that seen in haenyeo’s story in the Our Blues drama. In this research, the author used John Fiske’s semiotic theory with qualitative descriptive research methods. The result of this research shows that the representation of haenyeo’s life in Our Blues drama seen through the issues of modernization, collectivist culture, homogeneity, hierarchy, and individualism. The modernization issue shows the positive and negative impact of modernization on haenyeo. Meanwhile, collectivist culture and homogeneity in the haenyeo’s story show the value and rules in the haenyeo community. The haenyeo’s story also shows the hierarchy issue from the figure of Chun-Hui as a sanggun haenyeo who is respected by other haenyeo. On the other hand, the figure of Yeong-Ok shows the individualism issue from her attitude that doesn’t follow the rules and only focus on herself."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Alviano
"Drama Korea banyak didasari oleh cerita romantis, sejarah, tema kisah-kisah nyata, komedi, drama keluarga, serta penggabungan gender. Salah satu yang menarik di antaranya adalah pengangkatan LGBT dalam drama Korea. Studi ini bertujuan untuk mengetahui representasi dari kaum gay dalam drama Korea Love With Flaws. Metode penelitian penulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, untuk mencari sumber data terkait representasi dan analisis kaum gay dalam drama Korea Love With Flaws. Penulis menggunakan teori representasi dan teori sosiologi perilaku menyimpang dengan pendekatan paradigma struktural fungsional untuk mendekati dan menganalisis data. Merepresentasikan mempunyai artian yaitu menampilkan sesuatu di pemikiran melalui imajinasi ataupun deskripsi. Proses merepresentasikan merupakan proses untuk menentukan bentuk konkret dari konsep pemikiran yang absurd. Teori sosiologi perilaku menyimpang dengan pendekatan paradigma struktural fungsional memiliki artian bahwa masyarakat dan lembaga sosial saling berkaitan satu sama lainnya untuk bekerja sama membangun keharmonisan. Teori ini mengandung kepercayaan akan adanya kemampuan dari tiap masyarakat untuk mengatasi adanya konflik tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah penulis membuktikan bahwa pada drama Korea Love With Flaws, kaum homoseksual memiliki kesetaraan sosial yang hampir sama dengan kaum heteroseksual. Kaum homoseksual dalam drama ini juga digambarkan masih berjuang untuk mendapatkan hak-hak asasinya sebagai manusia yang berada di dalam lingkungan masyarakat luas. Di sisi lain, drama ini juga memperlihatkan adanya kelompok masyarakat yang mulai mendukung tokoh homoseksual.

Many Korean dramas are based on romantic stories, history, themes of true stories, comedy, family dramas, and the incorporation of gender. One of the highlights is the adoption of LGBT in Korean dramas. This study aims to determine the representation of gays in the Korean drama Love With Flaws. This research method of writing uses a qualitative method with a descriptive approach, to find data sources related to the representation and analysis of gays in the Korean drama Love With Flaws. The Author uses representation theory and deviant behavior sociology theory with a functional structural paradigm approach to approach and analyze data. Representing has the meaning of displaying something in thought through imagination or description. The process of representing is a process of determining the concrete form of an absurd concept of thought. The sociological theory of deviant behavior with a structural functional paradigm approach means that society and social institutions are interrelated with each other to work together to build harmony. This theory contains the belief in the ability of each community to overcome the conflict. The results of this study are the authors prove that in the Korean drama Love With Flaws, homosexuals have almost the same social equality as heterosexuals. Homosexuals in this drama are also depicted as still struggling to get their human rights as human beings in the wider community. On the other hand, this drama also shows that there are groups of people who begin to support homosexual characters.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Oktavia
"ABSTRAK
Individu pada usia remaja akan mengalami masa pubertas. Masa ini ditandai dengan munculnya keinginan untuk menjalin hubungan romantis dan meningkatnya dorongan seksual pada remaja. Media massa menjadi alternatif yang sering digunakan oleh remaja dalam mempelajari aktivitas seksual dalam hubungan romantis. Iwu Peter 2009 menyatakan bahwa media massa sudah semakin liberal dalam menggambarkan seksualitas dalam Utomo, I. D., McDonald, P . Serial drama korea romantis merupakan salah satu bentuk konten media massa yang banyak digemari oleh remaja di Indonesia. Serial drama korea romantis seringkali menampilkan adegan seksual antara sepasang kekasih dalam bentuk berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, dan berhubungan seks bersenggama baik secara eksplisit maupun implisit. Melalui penelitian ini, penulis ingin menjelaskan mengenai keterkaitan antara serial drama korea romantis yang sering menampilkan adegan seksual pranikah dengan permisivitas remaja dalam memandang perilaku seksual pranikah.
Individuals in their teens experience puberty. This period is characterized by the emergence of the desire to establish romantic relationships and the increase of sex drive in teenagers. Mass media become alternatives that are often used by teenagers in learning about sexual activity in romantic relationships. Iwu Peter 2009 stated that mass media have become more liberal in describing sexuality in Utomo, I. D., McDonald, P . Romantic Korean drama is a form of mass media content that is much favored by teenagers in Indonesia. Romantic korean dramas often feature sexual scenes between lovers in the form of holding hands, hugging, kissing, and having sex intercourse either explicitly or implicitly. Through this research, the author want to explain about the relationship between romantic korean drama series which often display premarital sexual scene with teenager rsquo s permissive attitudes towards premarriage sexual behavior."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Faturahman
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan senioritas di perusahaan Korea dalam drama?? Misaeng yang terpengaruh oleh konfusianisme. Penulis berargumen bahwa hubungan senior dan junior di lingkungan kerja bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang baik antaranggota tim. Hal tersebut sejalan dengan Lima Aturan Oryun dalam ajaran konfusianisme yang menitikberatkan pada bagaimana menghargai orang lain dan orang yang lebih tua. Di satu sisi, riset-riset terdahulu menyatakan bahwa hubungan senior dan junior menciptakan konflik dalam lingkungan kerja. Penulis menggunakan drama ?? Misaeng untuk membuktikan argumentasi bahwa senioritas memiliki dampak yang positif dalam sebuah kelompok. Dalam riset ini penulis menggunakan metode deskriptif dan studi kepustakaan untuk menganalisis fenomena senioritas yang ada dalam drama?? Misaeng . Penulis mencari data mengenai konfusianisme dikarenakan senioritas yang ada di Korea dipengaruhi oleh ajaran tersebut. Kemudian penulis mencari data mengenai konfusianisme di Korea dan mengaitkannya dengan fenomena senioritas yang ada di Korea. Melalui hasil penelitian ini, penulis membuktikan bahwa asumsi penulis mengenai hierarki sosial yang kaku dalam perusahaan Korea justru menciptakan rasa kekeluargaan yang kuat dan keharmonisan antaranggota tim.

ABSTRACT
The purpose of this paper is to examine the seniority in Korea through a Korean drama ?? Misaeng . The authors argue that the seniority is aimed to create a good communication among team members. According to Five Rules Oryun , Confucianism teaches how to respect others and older people. On the other hand, previous researchers found that senior and junior relationships that influenced by confucianism come up with a conflict in the workplace. In this paper the authors synthesize relevant research findings from descriptive method. The author sought data on Confucianism in Korea and linked it to the phenomenon of seniority in Korea. Through the results of this study, the authors prove that the author 39;s assumption of a rigid social hierarchy in Korean companies actually creates a strong sense of kinship and harmony among team members."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Asya Al Shifa
"My Liberation Notes merupakan drama Korea yang mengangkat tema tentang permasalahan yang dialami oleh kalangan dewasa muda. Fokus drama bercerita tentang pencarian jati diri tokoh-tokoh utama dalam menemukan arti kebebasan. Penelitian ini membahas mengenai permasalahan eksistensial yang terjadi pada tokoh Yeom Mi-Jeong. Mi-Jeong memiliki konflik dalam dirinya sehingga ia merasa hidupnya berjalan tanpa ambisi. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana relasi menjadikan seseorang menjadi eksis. Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan perubahan tahapan eksistensialisme yang terjadi pada tokoh Yeom Mi-Jeong. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan drama Korea My Liberation Notes sebagai sumber data primer. Selain itu landasan teori yang digunakan berasal dari buku yang ditulis oleh Gabriel Marcel, yaitu The Mystery of Being dan Being and Having. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relasi intersubjektif yang terjadi pada tokoh Yeom Mi-Jeong mendorong munculnya perasaan cinta yang kemudian menjadikan seseorang menjadi individu yang being atau eksis. Yeom Mi-Jeong sebagai tokoh utama dalam drama My Liberation Notes memiliki berbagai momen yang memunculkan permasalahan eksistensial. Cara pandang Yeom Mi-Jeong yang berbeda dalam menghadapi setiap masalah yang ada menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam tahapan eksistensi pada tokoh Yeom Mi-Jeong. Relasi intersubjektif yang terjalin juga ikut memengaruhi eksistensinya.

My Liberation Notes is a Korean drama that addresses the issues faced by young adults. The drama primarily focuses on the quest for self-discovery in finding the meaning of liberation. This research discusses the existential problems experienced by the character Yeom Mi-Jeong. Mi-Jeong faces inner conflicts that make her feel as if her life lacks ambition. The formulation of the problem of this research is how relationships contribute to one’s existence. This study aims to describe the changes in the stages of existentialism that occur in the character Yeom Mi-Jeong. This study uses a qualitative method with the Korean drama My Liberation Notes as the primary data source. Other than that, the theoretical basis used comes from a book written by Gabriel Marcel namely “The Mystery of Being” and “Being and Having. The results showed that the intersubjective relationships experienced by the character Yeom Mi-Jeong lead to the emergence of feelings of love, which in turn contribute to one’s being or existence. Yeom Mi-Jeong as the main character in the drama My liberation Notes has various moments that raise existential problems. Yeom Mi-Jeong's different perspective in dealing with every problem that exists causes changes in the stages of existence of Yeom Mi-Jeong's character. The intersubjective relations that exist also influence its existence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Amreni Amin
"Media massa seperti drama Korea yang merupakan salah satu produk Korean Wave atau Hallyu kerap kali mengangkat realitas yang terjadi di masyarakat ke dalam karyanya. Drama Korea cenderung merefleksikan isu sosial masyarakat. Sebagai sebuah isu yang marak terjadi di Korea Selatan, perundungan sering kali diangkat dalam drama Korea yang sudah menjadi media hiburan bagi masyarakat global. Salah satu drama Korea yang mengangkat isu perundungan adalah D.P. dengan menunjukkan kepahitan yang dijalani para tentara selama menjalani wajib militer. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan bentuk dan penyebab perundungan yang terjadi di militer Korea Selatan dalam drama D.P. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan sosiologi sastra oleh Ian Watt. Sumber data penelitian ini berupa potongan adegan dan dialog pada setiap episode yang sudah dipilih dalam drama tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis perundungan yang ditunjukkan dalam drama D.P., yaitu perundungan fisik, verbal, dan nonverbal. Penyebab perundungan yang ditunjukkan dalam drama D.P. adalah relasi kuasa, pengalaman sebagai korban perundungan, dan orientasi seksual.

Korean dramas, which are one of the products of the Korean Wave or Hallyu, often bring the reality that occurs in society into their work. Korean dramas tend to reflect the social issues of the society. As an issue that is happening in South Korea, bullying is often brought up in Korean dramas that have become entertainment media for the global community. One of the Korean dramas that brought up the issue of bullying is D.P. by showing the bitterness that soldiers go through during military service. The purpose of this study is to describe the forms and causes of bullying that occurred in the South Korean military in the Korean drama D.P. The research method used is descriptive qualitative with a literary sociology approach by Ian Watt. The data source of this research is in the form of cuts of scenes and dialog in each episode that has been selected in the drama. The results showed that there were three types of bullying shown in the drama D.P., which are physical, verbal, and nonverbal bullying. The causes of bullying shown in D.P.'s drama are power relations, experience as a victim of bullying, and sexual orientation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>