Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109672 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joseph Himawan Asiku
"Merokok merupakan kebiasaan tidak sehat yang umum ditemukan di kalangan pemuda Indonesia karena produk-produk tembakau masih bebas diiklankan di mana-mana dengan sedikit peraturan regulasi dari pemerintah di Indonesia. Untungnya, pada tahun 2014, pemerintah Indonesia mengamanatkan bahwa semua bungkus rokok harus diberi label dengan Label Peringatan Kesehatan Bergambar (PHWL) untuk mengurangi jumlah perokok di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas PHWLs dalam mengubah persepsi anak dan orang muda Indonesia tentang merokok. Penelitian menggunakan metode kajian pustaka sistematik untuk mengumpulkan data penelitian-penelitian masa lalu tentang efektivitas PHWLs. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PHWLs itu cukup efektif dalam mengubah persepsi anak dan orang muda Indonesia tentang merokok, terutama jika dibandingkan dengan peringatan kesehatan yang hanya berupa teks. Selain itu, penelitian menemukan bahwa jenis PHWLs yang paling efektif untuk mempengaruhi persepsi anak dan orang muda Indonesia adalah PHWLs yang menggunakan citra grafis dan teks didaktik. Namun, penelitian juga menemukan bahwa PHWLs kurang efektif mempengaruhi persepsi anak dan orang muda Indonesia dengan identitas merokok yang kuat karena pengalaman pribadi mereka sebagai perokok yang tidak seburuk gambaran merokok dari PHWLs. Meskipun PHWLs masih membutuhkan sedikit perbaikan, PHWLs yang diterapkan di Indonesia saat ini cukup efektif dalam mengubah persepsi pemuda Indonesia tentang merokok.

Smoking is an unhealthy habit commonly found among Indonesian youths because tobacco products are still freely advertised everywhere with little government regulations in Indonesia. Fortunately, back in 2014, the Indonesian government mandated that all cigarettes’ packs need to be labeled with Pictorial Health Warning Labels (PHWLs) to reduce the amount of smokers in Indonesia. This research aims to assess the effectiveness of PHWLs in changing Indonesian youths’ perception of smoking. This research uses systematic literature review method to collect the data from past studies about the effectiveness of PHWLs. The research results show that PHWLs are quite effective in changing the perception of Indonesian youths regarding smoking, especially when compared to text-only warnings. On top of that, this research find that the most effective type of PHWLs among Indonesian youths is PHWLs that use graphic imagery and didactic text. However, this research also find that PHWLs are less effective on influencing the perception of Indonesian youths with strong smoking identity because their personal experience as smokers is not as bad as the PHWLs’ depiction. Although PHWLs still need some minor improvements, the PHWLs currently implemented in Indonesia are quite effective in changing Indonesian youths’ perception of smoking."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan: mengevaluasi efektiftasi konseling kelompok untuk menghentikan merokok di antara murid sekolah menengah.
Metode: Penelittian dilakukan diatara murid sekolah menegah di dua kabupaten Negeri Selangor Malaysia pada bulan Juli 2005 sampai Agustus 2006. Setelah dilakukan skrining, 346 murid dibagi secara acak menjadi dua grup. Grup pertama yang diberi konseling (IG) sebanyak 158 orang dan grup ke dua yang tidak diberi konseling (NIG) sebanyak 188 orang. Konseling teratur terstruktur dilakukan selama empat bulan, sedangkan grup yang tidak diberikan konseling hanya mendapatkan program penghentian merokok sesuai program di sekolah yang berangkutan. Pada kedua grup, pengetahuan, sikap terhadap merokok, dan kadar berhenti merokok diukur sebelum intervensi, pada bulan intervensi ke 4, 8, dan 12.
Hasil: Murid pada IG secara signifi kan mempunyai pengetahuan dibandingkan dengan NIG selama intervensi masing-masing: 24,29+7,97 vs 23.58+8,44 (pada kunjngan pertama); 29,10+8,52 vs 24.09+8.69 pada kunjungan ke dua; 26,59+8,26 vs 22.08+8.04 pada kunjungan ke tiga; dan 25,54+8,34 vs 21,26+9,60 pada kunjungan ke empat. Sedangkangkan skor sikap tidak berbeda signifi kan antara kedua grup. Setelah intervensi, kadar berhenti merokok secara signifi kan lebih tinggi di antara grup IF dibandingkan grup NIG (45% vs 32%; P=0.013).
Kesimpulan: Konseling berkelompok sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan penghentian merokok, akan tetapi tidak terhadap sikap merokok.

Abstract
Aim: To assess the effectiveness of groups counseling for smoking cessation among secondary school students.
Methods: This study was conducted among secondary school students in two districts in Selangor Malaysia, during July 2005 until August 2006. Upon screening, 346 students were randomly assigned into intervention group (IG) (n=158) and non intervention group (NIG) (n=188). IG underwent structured group counseling regularly for four months, while no group counseling was given to the NIG but subjected to the regular smoking cessation activities organized by their respective schools. Knowledge and attitude towards smoking and quit rate were measured in both groups before intervention, and at 4, 8, and 12 months after intervention.
Results: Revealed that students in IG had signifi cantly higher knowledge scores than those in NIG during follow-up visits (24.29+7.97 vs 23.58+8.44 on the fi rst visit), (29.10+8.52 vs 24.09+8.69 on the second visit) (26.59+8.26 vs 22.08+8.04 on the third visit) and (25.54+8.34 vs 21.26+9.60 on the fourth visit). Attitude scores were not signifi cantly
different in both groups. Quit rate at four months after intervention was signifi cantly higher in IG as compared to the NIG (45%; 71/158 vs 32%; 60/188) (P=0.013).
Conclusion: Group counseling is very effective in improving the respondents? knowledge and quite rate, but not their attitudes toward smoking."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, University Science of Malaysia. School of Health Sciences], 2010
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Galio Rudolfo Dian Burdames
"[ABSTRAK
Merokok adalah penyebab morbiditas dan mortalitas. Perilaku merokok merupakan perilaku yang merugikan, tidak hanya bagi individu perokok tetapi juga bukan perokok. Determinan sosial budaya terkait merokok belum dipahami secara jelas, sehingga bisa lebih bermanfaat dalam penanggulangan tembakau. Untuk itu peneliti akan menyajikan hasil determinan apa saja yang berpengaruh terhadap kebiasaan merokok di desa dan kota pada daerah produsen rokok.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis deskriptif, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi terstruktur dan observasi, serta telaah dokumen. Penelitian ini menemukan bahwa faktor yang paling berpengaruh adalah, pengetahuan, sikap, keyakinan, interaksi sosial, ritual adat, dan norma masyarakat. Peneliti menyarankan kepada Kementerian Kesehatan yaitu intervensi khusus bagi perokok di pedesaan ataupun perokok yang dekat dengan industri maupun perkebunan tembakau, Penganggaran Promotif di berikan penekanan terhadap pengendalian tembakau dan juga dalam menghadapi strategi produsen rokok untuk perokok baru dan dewasa. Serta advokasi oleh pemerintah Kota dan Kabupaten Malang bagi tokoh agama dan tokoh masyarakat terkait penanggulangan bahaya rokok.

ABSTRACT
Smoking is a cause of morbidity and mortality. Smoking behavior is behavior that is detrimental, not only for the individual smoker but also non-smokers. Socio-cultural determinants related to smoking is not clearly understood, so it could be more helpful in the prevention of tobacco. To the researchers will present the results of any determinants that influence smoking habits in villages and towns in the tobacco-producing regions.
This study used a qualitative method with descriptive data collection conducted through semi-structured interviews and observation, and document analysis. This study found that the most influential factor is knowledge, attitudes, beliefs, social interaction, ritual customs, and norms of society. Researchers suggest to the Ministry of Health is a special intervention for smokers in rural or smokers who are close to the industry and tobacco plantations, Budgeting Promotive given the emphasis on tobacco control strategies and also in the face of new cigarette manufacturers for smokers and adults. And advocacy by the government of Malang City for religious leaders and public figures related to overcome the dangers of smoking.
, Smoking is a cause of morbidity and mortality. Smoking behavior is behavior that is detrimental, not only for the individual smoker but also non-smokers. Socio-cultural determinants related to smoking is not clearly understood, so it could be more helpful in the prevention of tobacco. To the researchers will present the results of any determinants that influence smoking habits in villages and towns in the tobacco-producing regions.
This study used a qualitative method with descriptive data collection conducted through semi-structured interviews and observation, and document analysis. This study found that the most influential factor is knowledge, attitudes, beliefs, social interaction, ritual customs, and norms of society. Researchers suggest to the Ministry of Health is a special intervention for smokers in rural or smokers who are close to the industry and tobacco plantations, Budgeting Promotive given the emphasis on tobacco control strategies and also in the face of new cigarette manufacturers for smokers and adults. And advocacy by the government of Malang City for religious leaders and public figures related to overcome the dangers of smoking.
]"
2016
T45285
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Muttaqin
"Efektifitas Label peringatan kemasan rokok menjadi isu global dalam mempengaruhi intensi berhenti perokok. Beberapa ahli berpendapat bahwa penggunaan label kemasan visual lebih efektif dari pada penggunaan label peringatan tekstual. Namun, ada beberapa tokoh yang berpendapat bahwa fear-appeal yang digunakan dapat menyebabkan reaksi berani pada remaja. Teori psikologi sosial, menyarankan bahwa sebaiknya pesan peringatan yang menggunakan fear-appeal sebaiknya dipadukan dengan pesan self efficacy.
Masih sedikitnya peneilitian yang membahas tentang perpaduan fear-appeal dan self efficacy dalam label peringatan menyebabkan efektifitas label tersebut masih belum jelas, maka tujuan pertama penelitian adalah untuk memeriksa efek dari perpaduan pesan tersebut. Selanjutnya, mayoritas perokok remaja Indonesia adalah remaja muslim. Melalui pendekatan karakteristik konsumen muslim. penelitian ini menawarkan label non halal pada kemsasan rokok. oleh karena itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memeriksa penggunaan label non halal pada kemasan rokok di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan menggunakan 2 studi. Studi 1 untuk memeriksa perbedaan efektifitas label visual dan tekstual serta perbedaan efektifitas label yang dipadukan dengan pesan self-efficacy. Studi 2 untuk memeriksa perbedaan efektifitas label non halal dengan label visual tekstual saja. Sebanyak 240 partisipan dikutsertakan dalam eksperimen , partisipan terdiri dari mahasiswa universitas Indonesia dalam rentang umur 18-23 tahun. Data yang diperoleh, kemudian diolah dengan metode statistic anova dan Uji T.
Hasil menemukan bahwa, label peringatan visual fear-appeal efektif menciptakan perasaan negative. Hasil penelitian konsisten dengan penelitian sebelumnya bahwa label peringatan visual lebih efektif dibandingkan dengan label peringatan tekstual saja. Hasil juga menyarankan bahwa sebaiknya label peringatan baik visual dan tekstual dipadukan dengan pesan sel-efficacy.
Hasil juga menyarankan khusus untuk perokok remaja muslim, penggunaan label non halal sebagai label peringatan pada kemasan rokok efektif meningkatkan intensi berhenti merokok. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya, dan mnyarankan penggunaan pesan self-efficacy pada label peringatan. Khusus untuk perokok muslim, penelitian ini menyarankan penggunaan label peringatan yang dipadukan dengan label non halal guna meningkatkan intensi berhenti perokok remaja muslim. Penelitian ini tidak membedakan kelompok perokok dan non perokok, selain itu juga gambar yang digunakan hanya satu jenis penyakit.

Effectiveness of warning labels cigarette packs become a global issue in influencing the intention to stop smoking. Some experts argue that the use of visual packaging labels more effective than the use of textual warning labels. However, there are some leaders who argue that fear-appeal that used to cause reactions in young brave. By using the theory of social psychology, Morvan (2011) and cissamaru (2007) suggested that the warning message should use fear-appeal should be combined with a message of self-efficacy.
The small number of fusion research that addresses fear-appeal and self-efficacy in the effectiveness of warning labels cause the label is not clear, then the purpose of the study is the first to examine the effect of the combination of the message. Furthermore, a number of teenage smokers majority of Muslims in Indonesia. Muslim consumer characteristics approach. This research offers a non-halal labels on cigarette packs. Then, the second goal is to want to examine the use of non-halal labels on cigarette packs in Indonesia.
This study uses an experimental method, by using the 2 studies. study 1to examine differences in the effectiveness of visual and textual labels and labeling differences, combined with the effectiveness of self-efficacy messages. Study 2 to examine differences in the effectiveness of non-halal label with visual textual labels alone. Total of 240 participants in the experiment, the participants consisted of Indonesian university students in the age range 18-23 years. Data processed with ANOVA and T -Test statistical methods. Results found that, the visual warning labels fear-appeal effectively create negative feelings.
The results are consistent with previous studies that the visual warning labels more effective than the textual warning labels alone. Results also suggest that a warning label should be both visual and textual messages combined with self-efficacy. Results also suggest special for Muslim youth smokers, the use of non-halal label as warning labels on cigarette packs effective increase intentions to quit smoking.
The results support previous studies, and suggest the use of self-efficacy message on the warning label. Especially for Muslim smokers, this study suggests the use of a warning label, combined with non-halal labels to improve intentions of Muslim youth smokers quit smoking. This study is limited to Indonesian university students, so we need a study involving a sample of the entire population of Indonesia. The study also did not distinguish groups of smokers and non-smokers, but it is also an image that is used only one type of disease, so that the research needs to be done to distinguish these factors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Annisa Dwi Rahmawati
"Tujuan pencantuman Peringatan Kesehatan Bergambar (PKB) pada bungkus rokok adalah mencegah remaja dari kebiasaan merokok. Dengan melihat gambar menakutkan pada PKB, remaja perokok juga diharapkan termotivasi berhenti merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pesan persuasif yang berusaha memunculkan rasa takut berperan dalam proses penerimaan atau penolakan pesan pada siswa yang pernah mendapat intervensi program berhenti merokok bernama Not on Tobacco (NOT) dengan yang belum pernah mendapatkannya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain Rapid Asessment Procedures (RAP). Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan siswa yang mendapat intervensi program berhenti merokok memiliki keyakinan diri yang lebih tinggi untuk dapat mengurangi konsumsi rokok atau berhenti merokok dengan mudah dibandingkan siswa yang tidak mendapat intervensi. Mereka yang mendapat intervensi juga menunjukkan penerimaan pesan paling baik. Hal ini terlihat dari perubahan niat, sikap, dan perilaku informan ke arah yang positif, berkaitan dengan perilaku merokok. Sementara itu, siswa yang tidak mendapat intervensi menunjukkan penolakan pesan akibat tidak dapat mengendalikan rasa takut. Hal ini tercermin dari perilaku siswa yang menghindari melihat PKB. Guna meningkatkan keyakinan perokok remaja untuk berhenti merokok, perlu ditambahkan informasi rekomendasi berhenti merokok pada PKB putaran kedua.

The purpose of Pictorial Health Warning (PHW) on cigarette packs is preventing teenagers from smoking. By looking at the scary images on PHW, teenager smokers were also expected to feel motivated on quit smoking. This research was aimed to find out how fear appeal took a role in a process of acceptance or rejection the message among student who had received intervention of smoking cessation program called Not on Tobbaco (NOT) with student who has never got it. This research was a qualitative research with Rapid Asessment Procedures (RAP) design. The method used in data collection was in-depth interview.
Results showed that students who received intervention had higher self of confidence to be able to reduce cigarette consumption or quit smoking easily than students who didn’t receive the intervention. Those who received the intervention also showed a good acceptance of the message on PHW. This can be seen from intention, attitude, and behavior’s change in a positive way, related to smoke behavior. Meanwhile, students who didn’t receive the intervention showed rejection of the message because they couldn’t control the fear that aroused. This can be seen by student’s behavior which try to avoid saw the PHW. In order to increase teenager smoker’s efficacy to quit smoking, need to be added information about smoking cessation in a second round of PHW.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriyani Wulandari
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas detail perubahan pengetahuan dan sikap siswa kelas VII
SMP/MTs di lima sekolah kota Depok yang diberi pendidikan sebaya serta faktor
apa saja yang memudahkan dan menghambat pendidik sebaya dalam menyampaikan
informasi pada program Generasi Sehat Tanpa Rokok (GENSTAR). Penelitian ini
menggunakan mixed method, yaitu penelitian kuantitatif menggunakan data sekunder
dengan studi intervensi dan kualitatif untuk pendalaman dari penelitian kuantitatif
dengan desain rapid assessment procedure. Hasil penelitian kuantitatif didapatkan
bahwa perubahan rata-rata pengetahuan dan sikap tentang bahaya rokok dan
kandungannya pada siswa kelas VII sebesar 25,4% untuk pengetahuan dan 5,8%
untuk sikap. Adapun faktor yang memudahkan penyampaian informasi adalah media
alat bantu dan pendampingan guru. Kondisi kelas yang berisik menjadi hambatan
hampir semua pendidik sebaya dalam menyampaikan informasi. Apabila hambatanhambatan
tersebut dapat diatasi, program pendidik sebaya GENSTAR akan mampu
memberikan peningkatan yang lebih besar pada pengetahun dan sikap siswa yang
diberi intervensi.

ABSTRACT
This study discusses the changes? detail on knowledge and attitude among 7th grade
students in five schools in Depok which has been educated by peer educator as well
as both the factors that facilitate and inhibit peer educators in conveying information
along the program named Generasi Sehat Tanpa Rokok (GENSTAR). This study
uses a mixed method, namely quantitative design using secondary data of the
intervention studies, and qualitative design as an extend to the quantitative study
using rapid assessment procedure. The results of quantitative research shows the
average changes in knowledge and attitudes toward the dangers of smoking cigarette
and its contents among 7th grade students are increased by 25.4% and 5.8%. The
factors that facilitate the delivery of information are media tools and mentoring
teachers. Noisy classroom conditions inhibit most of the peer educators in conveying
information. If those barriers could be overcome, GENSTAR will be able to provide
greater improvement in knowledge and attitudes of students who were given the
intervention.;;"
2016
S65213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Annisa Dwi Rahmawati
"Tujuan pencantuman Peringatan Kesehatan Bergambar (PKB) pada bungkus rokok adalah mencegah remaja dari kebiasaan merokok. Dengan melihat gambar menakutkan pada PKB, remaja perokok juga diharapkan termotivasi berhenti merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pesan persuasif yang berusaha memunculkan rasa takut berperan dalam proses penerimaan atau penolakan pesan pada siswa yang pernah mendapat intervensi program berhenti merokok bernama Not on Tobacco (NOT) dengan yang belum pernah mendapatkannya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain Rapid Asessment Procedures (RAP). Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan siswa yang mendapat intervensi program berhenti merokok memiliki keyakinan diri yang lebih tinggi untuk dapat mengurangi konsumsi rokok atau berhenti merokok dengan mudah dibandingkan siswa yang tidak mendapat intervensi. Mereka yang mendapat intervensi juga menunjukkan penerimaan pesan paling baik. Hal ini terlihat dari perubahan niat, sikap, dan perilaku informan ke arah yang positif, berkaitan dengan perilaku merokok. Sementara itu, siswa yang tidak mendapat intervensi menunjukkan penolakan pesan akibat tidak dapat mengendalikan rasa takut. Hal ini tercermin dari perilaku siswa yang menghindari melihat PKB. Guna meningkatkan keyakinan perokok remaja untuk berhenti merokok, perlu ditambahkan informasi rekomendasi berhenti merokok pada PKB putaran kedua.
The purpose of Pictorial Health Warning (PHW) on cigarette packs is preventing teenagers from smoking. By looking at the scary images on PHW, teenager smokers were also expected to feel motivated on quit smoking. This research was aimed to find out how fear appeal took a role in a process of acceptance or rejection the message among student who had received intervention of smoking cessation program called Not on Tobbaco (NOT) with student who has never got it. This research was a qualitative research with Rapid Asessment Procedures (RAP) design. The method used in data collection was in-depth interview. Results showed that students who received intervention had higher self of confidence to be able to reduce cigarette consumption or quit smoking easily than students who didn’t receive the intervention. Those who received the intervention also showed a good acceptance of the message on PHW. This can be seen from intention, attitude, and behavior’s change in a positive way, related to smoke behavior. Meanwhile, students who didn’t receive the intervention showed rejection of the message because they couldn’t control the fear that aroused. This can be seen by student’s behavior which try to avoid saw the PHW. In order to increase teenager smoker’s efficacy to quit smoking, need to be added information about smoking cessation in a second round of PHW."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kumboyono
"Tingginya prevalensi remaja-awal yang mencoba merokok, mengindikasikan perlunya pengembangan upaya perlindungan terhadap remaja oleh seluruh elemen masyarakat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh Model KeKAR dalam menanggulangi perilaku merokok pada siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Malang.Penelitian merupakan riset operasional dengan tiga tahap penelitian yaitu: fenomenologi, pengembangan model, daneksperimen semu. Fenomenologi melibatkan 25 informan (perawat, guru, remaja dan orang tua).
Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dengan panduan pertanyaan semi-terstruktur. Hasil wawancara ditranskripsi dan dianalisis secara manual menggunakan metode Colaizzi. Pengembangan Model KeKAR diawali dengan studi literatur Teori Pencapaian Tujuan, Karakteristik Risiko, Model Ketangguhan Protektif, Komunitas sebagai Mitra, Model Intervensi Roda, dan Pengalaman Merokok pada Perokok Pemula. Selanjutnya dilakukan validasi model melalui survei terhadap 248 responden.
Data dianalisis menggunakan Structural Equation Modelling. Model KeKAR yang telah tervalidasi, kemudian dikembangkan menjadi buku Model dan Modul KeKAR untuk dinilai kelayakannya oleh pakar kesehatan komunitas. Implementasi Model KeKAR diberikan kepada masing-masing 60 partisipan di kelompok Model KeKAR dan kelompok kontrol. Intervensi diberikan selama tiga bulan, diawali dengan pelatihan kepada perawat, guru pembina kesehatan sekolah, orang tua, teman sebaya serta siswa. Kemudian dilanjutkan dengan pendampingan implementasi Model KeKAR. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney.
Permasalahan utama penanggulangan perilaku merokok pada remaja-awal ialah kontinuitas respons komunitas sekolah yang bervariasi mulai dari asertif hingga reaktif. Model KeKAR merupakan model intevensi yang layak untuk memberdayakan komunitas sekolah dalam membentuk ketangguhan diri remaja guna menolak inisiasi merokok. Implementasi Model KeKAR meningkatkan secara bermakna skor perilaku anti-rokok pada remaja-awal berupa ketiadaan intensi merokok; konsumsi rokok; penerimaan ajakan merokok; dan keinginan merokok pada masa yang akan datang. Model KeKAR berkontribusi positif dalam upaya penanggulangan perilaku merokok pada siswa SMP di Kota Malang.

High prevalence of smoking among early-teenagers indicates the need for efforts of all elements of society to protect teenagers from smoking. This study aimed to determine the effect of the Anti-Smoking Community Resilience Model (ASCRM) for controlling smoking behaviour among middle school students in Malang. The study was employed action research design consisted of three phases: phenomenology, model development, and quasi-experiments. The first phase was the phenomenological study which involved 25 informants (7 students; 7 fathers of students; 7 teachers; 4 nurses).
Data were collected using in-depth interviews and analysed manually using Colaizzis method. The development of the ASCRM Model as the second phase began through a literature review based on goal attainment theory, risk characteristics, the model of protective resilience, community-as-partner model, intervention wheel model, and smoking experience of novice smokers, which then continued by a survey of 248 respondents conducted to validate the model.
The data were analysed using Structural Equation Modelling. The validated ASCRM Model was developed into ASCRM Module and assessed for fitness by community health experts. In the third phase, The ASCRM Model had designed to the quasi-experimental involved 60 students as the treatment group and 60 students as a control group. Data were analysed using the Mann-Whitney U test.
The main problem of regard controlling smoking behaviour in early-teenagers is the continuity of school community responses that vary from assertive until reactive. The ASCRM model is a fit intervention model to empower the school community for developing teenager self-resilience to refuse smoking initiation. Implementation of ASCRM Model significantly increased student score of smoke-free behaviour included the absence of smoking intention; cigarette consumption; acceptance of smoking; and the urge to smoke in the future. The ASCRM model positively contributed to the control of smoking behaviour among middle school students in Malang.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Amin S
"ABSTRAK
Rokok merupakan faktor resiko utama dari penyakit jantung, kanker, penyakit paru
kronis, kanker mulut dan tenggorokan. Perilaku merokok bahkan dapat kita jumpai
pada kelompok umur yang lebih muda, yakni pelajar sekolah. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh peringatan kesehatan bergambar pada
kemasan rokok terhadap intensi berhenti merokok Siswa SMA laki-laki dengan
menggunakan studi cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan pada siswa
SMA di Makassar yang dihitung berdasarkan rumus uji hipotesis beda proporsi
yaitu 96 responden dari SMU, 64 responden dari SMK, 11 responden dari MA.
Tingkat efektivitas pengaruh kesehatan bergambar pada kemasan rokok terhadap
intensi berhenti merokok Siswa SMA laki-laki diukur dengan menggunakan
kuesioner. Seluruh gambar memiliki hubungan yang signifikan dengan intensi
berhenti merokok responden, yaitu gambar 1 dengan nilai p = 0,001, gambar 2
dengan nilai p = 0,001, gambar 3 dengan nilai p = 0,002, gambar 4 dengan nilai p
= 0,001 dan gambar 5 dengan nilai p = 0,004. Dari keseluruhan variabel independen
yang diduga paling kuat mempengaruhi intensi berhenti merokok pada responden
adalah Gambar 4 dengan p value < 0,05. Dengan nilai OR sebesar 2,7 yang artinya
Gambar 4 memberikan peluang 2,7 kali menyebabkan tingginya intensi berhenti
merokok siswa.

ABSTRACT
Smoking is the main risk factor of heart disease, cancer, chronic lung disease,
cancer of the mouth and throat. Smoking behavior can even be encountered in the
younger age groups, the students of the school. This study was purposed to analyze
the impact pictorial health warnings on cigarette packs toward the intentions to quit
smoking of male high school students by using the cross sectional study. Sampling
is done on high school students in Makassar, which is calculated based on the
formula of hypothesis test different proportions of high school at 96 respondents,
64 respondents from SMK, 11 respondents from MA. The effectiveness of pictorial
health effect on cigarette packs to the intention to quit smoking male high school
students were measured using a questionnaire. The whole picture has a significant
relationship with the intention of quitting the respondents, namely figure 1 with a
value of p = 0.001, Figure 2 with p = 0.001, figure 3 with p = 0.002, Figure 4 with
p = 0.001 and figure 5 with p = 0.004. The total of independent variables that
suspect the most strongly influence on respondents' intention to quit smoking is
Figure 4 with p value <0.05. With OR of 2.7, which means Figure 4 provides 2.7
times the chance of causing high intention to quit smoking students"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halim
"ABSTRAK
Dalam beberapa dekade terakhir, prevalensi merokok di Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Hal ini berbahaya mengingat dampak buruk atas konsumsi rokok terhadap sektor kesehatan, sosial, dan ekonomi. Salah satu langkah yang diambil oleh Pemerintah Indonesia untuk mengendalikan fenomena tersebut adalah meningkatkan harga rokok. Lalu, apakah langkah peningkatan harga rokok berhasil untuk mengendalikan angka prevalensi merokok? Studi ini bertujuan untuk melihat hubungan antara harga rokok dan pertumbuhan pendapatan terhadap perubahan perilaku merokok. Penulis menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 2007 dan 2014 untuk membentuk empat kategori perubahan perilaku merokok, yaitu perokok baru, perokok tetap, mantan perokok dan bukan perokok. Estimasi ekonometrika yang dibangun menggunakan model multinomial logit memukan fakta bahwa keterjangkauan harga rokok memiliki korelasi positif terhadap probabilitas individu untuk menjadi perokok tetap dan korelasi negatif terhadap probabilitas individu untuk menjadi bukan perokok. Sementara itu, pertumbuhan pendapatan memiliki korelasi positif terhadap probabilitas individu untuk menjadi perokok baru dan korelasi negatif terhadap probabilitas individu untuk menjadi mantan perokok. Fakta ini memberi sinyal bahwa diperlukan peningkatan harga rokok yang disesuaikan oleh pertumbuhan pendapatan untuk mengendalikan angka prevalensi merokok.

ABSTRACT
In recent decades, the prevalence of smoking in Indonesia has tended to increase. This is dangerous considering the adverse effects of cigarette consumption on the health, social, and economic sectors. One of the steps taken by the Government of Indonesia to control this phenomenon is to increase the price of cigarettes. Then, did the steps to increase the price of cigarettes succeed to control the prevalence of smoking? This study aims to look at the relationship between cigarette prices and income growth on changes in smoking behaviour. The author uses data from the IFLS in 2007 and 2014 to form four categories of changes in smoking behaviour, namely new smokers, permanent smokers, former smokers, and not smokers. Econometric estimates constructed using the multinomial logit model confirm the fact that the affordability of cigarette prices has a positive correlation with the probability of individuals becoming permanent smokers and a negative correlation with the probability of individuals to become not smokers. Meanwhile, income growth has a positive correlation with the probability of individuals becoming new smokers and a negative correlation with the probability of individuals becoming ex-smokers. This fact signals that an increase in the price of cigarettes is adjusted by income growth to control the prevalence of smoking."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>