Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111944 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Unggul Pratiwi
"Penelitian ini dilatarbelakangi berbagai kesalahpahaman dari masyarakat umum mengenai kebudayaan sebambangan yang merupakan salah satu prosesi adat dalam pelaksanaan pernikahan kebudayaan lampung. Penelitian ini bertujuan untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dalam proses sebambangan adat Lampung, khususnya dari sisi pragmatis kesantunan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualititatif untuk menafsirkan fenomena pragmatik kesantunan dalam sebambangan. Data penelitian diambil dari rekaman suara yang dimiliki secara pribadi. Pengumpulan data dilakukan dengan Teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC). Dari keseeluruhan data, ditemukan bahwa setiap data memiliki minimal 1 jenis strategi kesantunan. Temuan ini menegaskan bahwa kesantunan merupakan sesuatu yang penting untuk terus diterapkan selama proses sebambangan. Tanpa menerapkan prinsip-prinsip kesantunan, mungkin komunikasi akan berjalan tidak efektif dan prosesi sebambangan dapat berjalan dengan menemui kendala. Terdapat 26 jenis strategi kesantunan yang diterapkan dalam proses sebambangan yang terekam pada data. Sementara itu, hanya ada 4 strategi yang dilanggar. Pelanggaran itupun dilakukan untuk menerapkan strategi kesantunan yang lain. Fakta ini menjelaskan bahwa ada kemungkinan melanggar  strategi kesantunan sebenarnya bukanlah pelanggaran kesantunan. Oleh karena itu, memahami konteks percakapan sangatlah penting karena strategi kesantunan bisa menjadi baik untuk dilanggar pada situasi-situasi tertentu. Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa kesantunan dalam sebambangan bersifat fleksibel.

This research was motivated by misconceptions from the public about the  culture of sebambangan which is a part of the the implementation of cultural marriage Lampung. the intention of this research is interpreting the phenomena that occur in the process of the traditional wedding culture of Lampung, especially from the pragmatic side of politeness. For this reason, qualitative approach is applied. The data was taken from privately owned voice recordings. The data was collected using Simak Bebas Libat Cakap Technique (listening without interrupting). From the 56 data in the entire sebambangan process, it’s found that each data had at least one type of politeness strategy. These findings confirm that politeness is important in order to have an agreement in this culture. Without applying the principles of politeness, communication might run ineffectively and the sebambangan procession can face more obstacles. Therefore, everyone involved in conversations in the event always upholds the values of politeness. In this study, there are 26 types of politeness strategies applied in the development process. Meanwhile, only 4 strategies were violated in order to apply another politeness strategy. Therefore, understanding the context of the conversation is very important because polite strategies can be good to be violated in certain situations, In the end, it can be concluded that the sebambangan is flexible."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyandra Anindita
"Penelitian ini membahas ekspresi kesantunan dalam tuturan yang termasuk ke dalam 10 constraints Strategi Utama Kesantunan oleh Leech (2005). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan constraints kesantunan dan menjabarkan ekspresi kesantunan yang muncul pada seri buku 对外汉语本科系列教材 Duìwài Hànyǔ Běnkē Xìliè Jiàocái Bahan Ajar Berseri untuk S1 Bahasa Mandarin sebagai Bahasa Asing (一年级教材 Yī Niánjí Jiàocái Buku Ajar Tahun Pertama). Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendukung pemahaman pragmatik dalam kesantunan berbahasa Mandarin, serta menunjukkan bentuk-bentuk ekspresi kesantunan yang dapat digunakan oleh pembelajar. Penulis mengklasifikasi data tuturan dari buku ajar tersebut ke dalam Strategi Utama Kesantunan (SUK). Dari hasil penelitian ditemukan seluruh constraints SUK pada sumber data. Strategi yang paling banyak muncul adalah Strategi Generosity (Kedermawanan) dan Obligation of Self to Other (Kewajiban Diri sendiri terhadap Orang lain). Penulis juga menemukan bahwa beberapa ekspresi yang muncul pada data dapat digunakan dalam konteks yang berbeda-beda.

This study discusses the politeness expression within utterances which included in the 10 politeness constraints of Leech`s Grand Strategy of Politeness (2005). This study aims to describe the framework of the politeness and to elaborate the expression of politeness that appears in the textbook series 对外汉语本科系列教材Duìwài Hànyǔ Běnkē Xìliè Jiàocái Chinese Textbook Series for Undergraduate Foreign Language Teaching (一年级教材Yī Niánjí Jiàocái First Grade Textbook). We expect this research could benefit to support pragmatic understanding in Mandarin`s politeness, and also to signify a variety of forms of politeness expression the learners could use. The author classified speech data from the textbook which met the 10 constraints of Grand Strategy of Politeness (GSP). The results of this research founded that all GSP constraints appeared in the data source. The most common strategies are the Generosity and the Obligation of Self to Other. The authors also found that some of the expressions that appear in the data can be used in different contexts."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
An'nisa
"ABSTRAK
Berdasarkan prinsipnya, kerja sama diperlukan untuk membuat komunikasi berjalan dengan baik. Hal itu bertujuan supaya tujuan komunikasi dapat dipenuhi. Skripsi ini membahas prinsip kerja sama yang terdapat dalam percakapan bahasa Jepang dengan mengambil data dari sebuah drama Jepang. Analisis dilakukan untuk memerikan dan memahami prinsip kerja sama yang terwujud dalam percakapan tersebut. Selain itu, percakapan tersebut juga akan dilihat dari sudut pandang prinsip kesantunan untuk melihat adakah keterkaitan antara keduanya. Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara kedua prinsip tersebut tetapi dalam beberapa data terdapat pengecualian. Pengecualian tersebut dipengaruhi oleh kompetensi bahasa yang dimiliki peserta komunikasi.

ABSTRACT
Based on its principle, cooperation is needed to make communication doing well. So that communication's aim can be fulfilled. This study focused on co-operative principle that found in Japanese conversation with data from a Japanese drama. Analysis is done to explain and understand the co-operative principle that happened in the conversation. Besides, that conversation is also seen from the aspect of politeness principle to see the dependability between both. This paper's result shows connection between both of principle but in a few data also found exception. That exception is influenced by language competence of the communication participants."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S339
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Hanan Ghina
"ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis penggunaan strategi kesantunan dan prinsip kerjasama dalam bentuk tuturan antartokoh yang disadur dari sebuah buku novel berjudul /Tyufyak/Pemalas karya Aleksey Feofilaktovich Pisemsky. Metode yang digunakan berupa deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh beberapa penggunaan strategi kesantunan dan didapatkan pelanggaran pada prinsip kerjasama yang terjadi dalam beberapa sampel tuturan yang ditemukan.

ABSTRACT
This thesis analyses the usage of politeness strategy and cooperative principles in the form of dialogues between the novel?s characters, adapted from a novella titled Тюфяк/Tjufjak/The Blockhead, collected from a novel titled Тюфяк/Tjufjak written by Aleksey Feofilaktovich Pisemsky. The method used in this thesis is analytical-descriptive with qualitative approach. The analysis resulting in findings of several usages of politeness strategies and several violations to cooperative principles that occured in various found samples of speeches.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S62608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tomy Lutvan Abqory Muttabi Taha
" ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Debat Kandidat Kedua Pemilihan Umum Maroko 2016 yang diselenggarakan pada 22 September 2016 di Al-Akhawayn University, Ifrane. Debat Kandidat tersebut terindikasi mengandung banyak unsur kesantunan pragmatik. Penelitian ini memfokuskan pada analisis strategi kesantunan dan analisis unsur-unsur kesantunan yang terdapat pada tuturan peserta debat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penulis menggunakan teori pragmatik Leech terj. 2015 , Yule terj.2014 , Kridalaksana 2008 , Kushartanti 2005 , dan teori strategi kesantunan Brown dan Levinson 1987 , yang menyebut bahwa terdapat lima strategi kesantunan yaitu Strategi Langsung Tanpa Basa-Basi Bald-On Record , Strategi Kesantunan Positif Positive Politeness , Strategi Kesantunan Negatif Negative Politeness , Strategi Kesantunan Tidak Langsung Off-Record , dan Strategi Diam Don ? ?t Do the FTA Strategy . Data yang digunakan pada penelitian ini adalah video dokumentasi Debat Kandidat Kedua Pemilihan Umum Maroko 2016 yang dapat diakses di situs berbagi video YouTube www.youtube.com/medi1tv . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 31 proposisi yang terindikasi menggunakan strategi kesantunan Brown dan Levinson. Terdapat 4 strategi kesantunan yang ditemukan dalam penelitian, yaitu Strategi Langsung Tanpa Basa-Basi Bald-On Record , Strategi Kesantunan Positif Positive Politeness , Strategi Kesantunan Negatif Negative Politeness , dan Strategi Kesantunan Tidak Langsung Off-Record . Strategi yang paling banyak digunakan adalah Strategi Kesantunan Positif berjumlah 17 proposisi, sementara substrategi kesantunan positif yang paling sering digunakan adalah substrategi kedua membesar-besarkan perhatian, persetujuan, dan simpati kepada lawan tutur yang berjumlah 7 proposisi. Hal ini menunjukkan bahwa para peserta debat berupaya mengurangi dan meminimalkan jarak dengan lawan tutur pemirsa debat untuk meraih sebanyak mungkin suara dukungan dari rakyat Maroko pada hari pemilihan.

ABSTRACT<>br>
The research was motivated by the Second Candidate Debate of Morocco 2016 Election held on 22 September 2016 at Al Akhawayn University, Ifrane. The Candidate Debate is indicated to contain many elements of pragmatic politeness. This research focuses on the analysis of politeness strategy and analysis of the elements of politeness in the debate participants speech. This research uses qualitative method with descriptive approach. The author uses the pragmatic theory of some experts and theory of politeness strategy proposed by Brown and Levinson 1987 , which mentions that there are five strategies of politeness namely Bald On Record Strategy, Positive Politeness Strategy, Negative Politeness Strategy, Off Record Strategy, and Silent Strategy Do not Do the FTA Strategy . The data corpus used in this study is a documentary video of the Second Candidate Debate of Morocco 2016 Election which can be accessed on the official channel of Medi1 TV on the YouTube video sharing website www.youtube.com medi1tv . The results of this study indicate that there are 31 propositions indicated using Brown s and Levinson s politeness strategies. There are 4 strategies of politeness that the author finds in the research corpus, the Bald On Record Strategy, Positive Politeness Strategy, Negative Politeness Strategy, and the Off Record Strategy. The most widely used strategy of debate participants is Positive Sensitivity Strategy amounting to 17 propositions, while the most commonly used positive politeness substrategy is the second substrategy exaggerating attention, approval, and sympathy to the opposite of 7 propositions. This suggests that the debate participants seek to reduce and minimize the distance with the opposite speakers viewers of the debate to achieve as many votes as possible support from the Moroccan people on election day."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jenifer
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas pola-pola verba imperatif yang terdapat dalam petunjuk
pemakaian produk makanan, obat-obatan dan kosmetik. Penulis menganalisis verba
yang menunjukkan perintah yang digunakan dalam produk tersebut. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penulis menjadikan 16
produk yang terdiri dari enam produk jenis makanan, lima produk jenis obat-obatan,
dan lima produk jenis kosmetik, sebagai sumber data dalam penelitian. Tujuan
penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana penggunaan verba imperatif dalam
teks iklan, yakni petunjuk pemakaian beberapa produk yang sering digunakan
masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa verba imperatif yang terdapat pada
produk-produk tersebut adalah verba imperatif asli dan verba imperatif berdasarkan
pragmatik dengan jumlah verba imperatif berdasarkan pragmatik lebih banyak
digunakan daripada verba imperatif asli. Adapun verba imperatif berdasarkan
pragmatik tersebut antara lain berupa nomina deverbal, verba imperfektif, dan
nomina berpreposisi. Sebagian besar verba imperatif berdasarkan pragmatik dalam
petunjuk pemakaian ini merupakan verba imperfektif.

Abstract
The focus of this study is verb, one of imperative devices, which appears in
instruction of use in food, medicines and cosmetic product. Imperative verb which is
used in the products will be analyzed through this study. The method of this study is
qualitative with descriptive design. The sources of this study are 16 products which
consist of six products of food, five products of medicines and five products of
cosmetic. The purpose of this study is to describe how to use imperative verb in
advertisement text, specifically instruction of use in products which is common in
public. The result shows that the imperative verb which appears in these products are
original imperative verb and non-original imperative verb. In addition, the number of
non-imperative verb is more dominant than original imperative verb ones. As for
non-original imperative verbs are verbal noun, imperfective verb and prepositional
noun. The non-original imperative verb which is mostly used is imperfective verb."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43172
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aini Ramadhanti
"Trimbos Instituut menyajikan dua iklan layanan masyarakat sebagai edukasi orang tua di Belanda yang menunjukkan bagaimana kegagalan dan keberhasilan percakapan dapat terjadi terkait alkohol dan ekstasi. Iklan A diperankan oleh ayah dan anak laki-lakinya dan iklan B diperankan oleh ibu dan anak perempuannya. Kedua iklan menunjukkan dua gambaran situasi percakapan yang mengandung maksud yang sama, yaitu melarang anaknya minum alkohol dan menggunakan ekstasi. Namun, terdapat strategi yang berbeda dalam menuturkannya. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana strategi kesantunan tindak tutur direktif dapat menjadi indikator kegagalan dan keberhasilan percakapan keluarga tentang alkohol dan ekstasi? Tujuan penelitian ini adalah membahas tindak tutur direktif yang akan diperjelas dengan kesantunan positif dan negatif serta strategi kesantunannya menurut Brown dan Levinson (1987) dan Houtkoop (2000). Melalui teori tersebut, ditemukan tokoh ayah menggunakan lebih banyak tindak tutur langsung tanpa strategi kesantunan, yaitu sebanyak 16 tuturan yang mengakibatkan adegan kegagalan percakapan berdurasi lebih lama dibanding tokoh ibu yang hanya memiliki sebanyak 4 tuturan. Sebaliknya, indikator keberhasilan percakapan melalui kesantunan positif dilakukan lebih banyak oleh tokoh ibu dibanding tokoh ayah.

The Trimbos Instituut provided two public service announcements as an education for parents in the Netherlands. Those are showing how conversations can be failed and succeed regarding alcohol and ecstasy. Advertisement A is played by the father and son, whereas advertisement B is played by the mother and daughter. The two advertisements showed two depictions of situations that have the same intention, namely to prohibit their teens from drinking alcohol and using ecstasy. However, there are different ways in telling it. The question of this research is how the politeness strategy of family directive speech acts can be an indicator of fail and success in the conversations? The purpose of this study is to discuss directive speech acts which will be clarified by politeness strategies according to Brown and Levinson (1987) and Houtkoop (2000). Through this theory, it was found that the father used 16 utterances direct speech acts without politeness strategies which effected in a longer conversation failure scene compared to the mother who only had 4 utterances. On the other hand, the indicator of the success of the conversation through positive politeness is carried out more by the mother than the father."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arma Adhe Ureshii
"Penelitian ini mengkaji teori enam jenis maksim kesantunan berbahasa dalam ilmu pragmatik yang dirumuskan oleh Leech (1993) dalam acara program televisi gelar wicara di Rusia yang berjudul Вечер С Владимиром Соловьевым (Vecher S Vladimirom Solovevym) pada salah satu episodenya yaitu Вся Правда О Шоу-Бизнесе (Vsya Pravda O Shou-Biznese). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Penulis mengategorikan data tuturan dari percakapan partisipan acara ke dalam enam jenis maksim kesantunan. Dalam data penelitian ini ditemukan maksim kesantunan berjumlah total 29 tuturan yang terdiri dari lima tuturan maksim kedermawanan, empat tuturan maksim kebijaksanaan, tujuh tuturan maksim pujian, lima tuturan maksim kerendahan hati, enam tuturan maksim kesepakatan dan dua tuturan maksim simpati.
This research examines the theory of six types of language politeness maxims in pragmatics formulated by Leech (1993) in a talk show television program in Russia entitled Вечер С Владимиром Соловьевым (Vecher S Vladimirom Solovevym) in one of its episodes, namely Вс я Правда О Шоу-Бизнесе (Vsya Pravda O Shou-Biznese). The writing method used in this research is a descriptive qualitative. The author categorizes speech data from event participant conversations into six types of politeness maxims. In this research data, it was found that there are a total of 29 politeness maxims, consisting of five maxims of generosity, four maxims of tact, seven maxims of praise, five maxims of modesty, six maxims of agreement and two maxims of sympathy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Lisnawaty
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh situasi tuturan dalam program The Voice Kids Indonesia (selanjutnya disebut TVKI) di mana juri memberi komentar kepada peserta belia mempertimbangkan aspek kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan realisasi kesantunan dalam membangun komentar yang memotivasi. Data penelitian berupa video TVKI ep.1-4 dan 9-11 yang diunduh melalui saluran resmi YouTube. Data berupa audio kemudian ditranskrip secara ortografis. Hasil transkripsi dianalisis dengan merujuk pada teori motivasi Maslow (1970) dan teori kesantunan Brown dan Levinson (1987) Hasil penelitian membuktikan bahwa juri-juri TVKI lebih banyak menggunakan strategi kesantunan positif saat memenuhi empat kebutuhan hidup peserta dan merepresntasi daya motivasi di komentar mereka.

This research is motivated by the situation of utterances in The Voice Kids Indonesia program (hereinafter referred for TVKI) where the judges give comments to young paticipants considering the contextual aspects. This research aims to explain the realization of politeness in building motivational comments. The research is data of TVKI s videos the episodes 1-4 and 9-11 which are taken from TVKI s official YouTube channel. The audio of TVKI s video then transcribe with orthographicly. The data were analyzed by using motivation theory by Maslow and politeness theory by Brown and Levinson. Based on the data analysis it shows that most of TVKI judges utterances are identified as positive politeness strategy utterances. Positive politeness strategies are used to gratify the four humans basic need in representing motivation in their comments"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T49671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>