Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116981 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dandy Fikhriyanto Soeparan
"Deteksi dan tanggap dini berbasis komunitas merupakan salah satu bentuk pencegahan ekstremisme kekerasan yang mendapatkan sambutan positif dari pemerintah maupun publik, akan tetapi belum banyak penerapannya di masyarakat Indonesia. Penelitian evaluatif ini bermaksud mengkaji model kerja dalam program deteksi dini dan tanggap dini ekstremisme kekerasan “SITI II” oleh organisasi non- pemerintah Peace Generation di Kelurahan Babakan Sari dan Kelurahan Pasirbiru, Kota Bandung, selama bulan September 2019 s.d. Juni 2021. Metodologi penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan pragmatis, dengan teknik pengumpulan data purposive sampling serta metode analisa narasi, untuk mengolah data dari sumber-sumber sekunder dan primer, terutama dari para aktor pelaksana, mitra komunitas, maupun aparatur pemerintahan terkait di tingkat kelurahan, kota, dan nasional. Hal yang diamati adalah subjektifitas aktor pelaksana dan mitra komunitas yang mempengaruhi pelaksanaan SITI II, yang pada awalnya dirancang untuk peningkatan kohesi sosial guna membantu pencegahan ekstremisme kekerasan pada tingkat komunitas. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan temuan-temuan terkait dampak subjektifitas tersebut, bahwa: (1) Perekrutan kelompok ekstremis menjadi sumber kekhawatiran di masyarakat; (2) SITI II merintis program pencegahan ekstremisme kekerasan berbasis komunitas oleh aktor non-pemerintah; (3) Subjektifitas aktor pelaksana dan mitra komunitas menentukan arah pelaksanaan SITI II; (4) Ekstremisme kekerasan tidak menjadi persoalan prioritas bagi para pemangku kepentingan SITI II; (5) Kaum perempuan memainkan peran strategis sebagai penggerak program pencegahan; (6) Aktor non-pemerintah dapat menjalankan peran proaktif bersama aktor pemerintah. Penelitian ini menawarkan kebaruan dengan mengkaji topik pencegahan ekstremisme kekerasan di tingkat komunitas dan subjektifitas yang terjadi dalam pelaksanaannya. Untuk tindak lanjut, penelitian mengajukan: (1) Saran akademis topik penelitian yang dapat dikembangkan, dengan metode studi perbandingan maupun partisipatoris; (2) Saran praktis agar program serupa SITI kelak dapat mengembangkan kader pengajar yang berdedikasi pada komunitas sasaran; (3) Saran stratejik agar implementasi kebijakan pencegahan ekstremisme kekerasan dapat dilaksanakan dengan metode pembelajaran yang matang, seraya menghindari sekuritisasi dan tetap menjaga rasa aman di masyarakat.

Community-based early detection and response, as a form of prevention of violent extremism, has received widely positive response from government and public alike, yet there have been few documented implementations in Indonesian society. This evaluative research sets out to examine a working model in community-based early detection and response program “SITI II” by non- governmental organization Peace Generation in Babakan Sari and Pasirbiru sub- districts, City of Bandung, from September 2019 to June 2021. This research employs a methodology that includes qualitative and pragmatic approach, with purposive sampling data collection technique and narrative analysis method, in processing the data collected from relevant secondary and primary sources – namely implementing actors, community partners, and government officials at sub-district, city, and sub-district levels. The observation explores the subjectivity of implementing actors and community partners that influenced the implementation of SITI II, which was originally designed to increase social cohesion towards preventing violent extremism at community level. The conclusion from this study leans toward findings related to the impact of such subjectivity, that: (1) Existing recruitment of extremist groups is a source of concern in society; (2) SITI II pioneered community-based violent extremism prevention program held by non-government actors; (3) The subjectivity of implementing actors and community partners determines the direction of SITI II implementation; (4) Violent extremism is apparently not an issue of priority for SITI II stakeholders; (5) Women play strategic role as drivers of SITI II; (6) Non- government actors can play a proactive role along with the government; (7) This research has various limitations that needs to be improved upon in the future. This research offers the novelty by examining the topic of preventing violent extremism at community level and the subjectivity that occurs in its implementation. For follow-ups, this research proposes the following: (1) Academic suggestions for relevant research topics that could be pursued, and a case for employing comparative and participatory study methods; (2) Practical suggestion for similar programs like SITI to develop a dedicated teaching cadre in target community; (3) Strategic suggestions for policymakers to implement prevention of violent extremism with tried-and-tested learning methodology, while avoiding securitization yet maintaining a sense of security in the target community."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Aisyah Maulidia
"Implementasi kebijakan pencegahan kekerasan seksual di lingkungan Universitas Indonesia dilaksanakan dengan merujuk kepada Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021. Implementasi kebijakan tersebut dilakukan karena adanya kekhawatiran terhadap kasus kekerasan seksual yang terjadi di perguruan tinggi. Dalam hal ini, perguruan tinggi harus bebas dari kekerasan seksual agar hak-hak sivitas akademika dapat terpenuhi dan proses pendidikan dapat berjalan secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan pencegahan kekerasan seksual di lingkungan Universitas Indonesia dengan menggunakan teori model implementasi kebijakan publik yang dikemukakan oleh Charles O. Jones (1984). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah post-positivist dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam sebagai data primer dan studi pustaka sebagai data sekunder, serta teknik analisis yang digunakan bersifat kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pencegahan kekerasan seksual di lingkungan Universitas Indonesia dengan merujuk kepada Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021 telah terlaksana dengan cukup baik karena memenuhi dimensi organisasi yang terdiri dari sub dimensi sumber daya manusia, pembagian wewenang, dan fasilitas. Selain itu, implementasi kebijakan tersebut juga telah cukup memenuhi dimensi interpretasi yang terdiri dari sub dimensi transmisi, kejelasan, dan konsistensi. Dimensi terakhir yang terpenuhi dalam implementasi kebijakan pencegahan kekerasan seksual di perguruan tinggi Universitas Indonesia, yaitu dimensi aplikasi yang terdiri dari sub dimensi pedoman dan pembuatan strategi.

The implementation of the policy on preventing sexual violence at University of Indonesia is carried out by referring to Permendikbudristek 30 of 2021. The implementation of this policy was carried out because of concerns about cases of sexual violence that occurred in universities. In this case, universities must be free from sexual violence so the rights of the academic community can be fulfilled and the educational process can run optimally. This study aims to analyze the implementation of sexual violence prevention policies at University of Indonesia by using the theory of public policy implementation model proposed by Charles O. Jones (1984). The research approach used is post-positivist with qualitative data collection techniques through in-depth interviews as primary data and literature study as secondary data, and the analysis technique used is qualitative. The results of this study indicate that the implementation of the policy of preventing sexual violence at University of Indonesia by referring to Permendikbudristek No. 30 of 2021 has been carried out quite well because it fulfills the organizational dimensions which consist of the sub-dimensions of human resources, division of authority, and facilities. In addition, the implementation of the policy has also fulfilled enough the interpretation dimension, which consists of the sub-dimensions of transmission, clarity, and consistency. The last dimension that is fulfilled in the implementation of the policy on preventing sexual violence at universities at the University of Indonesia, namely the application dimension consists of the sub-dimension of guidelines and strategy making."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jenny Irna Eva Sari
"ABSTRAK
Seiring dengan semakin tingginya serangan siber yang masuk ke Indonesia, Pemerintah memberikan perhatian besar mengenai keamanan siber yaitu dengan menerbitkan Perpres 53 Tahun 2017 tentang Pembentukkan Badan Siber dan Sandi Negara BSSN . Perwujudan hal tersebut dilakukan dengan menata Lembaga Sandi Negara menjadi BSSN guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan mewujudkan keamanan nasional. Salah satu kegiatan yang mendukung keamanan siber adalah penyelenggaraan Security Operation Center SOC . Kegiatan SOC telah menjadi program prioritas nasional yang dicanangkan Lemsaneg dalam Rencana Kerja Pemerintah RKP Tahun 2017. Urgensi untuk mencapai stabilitas keamanan dan ketertiban dalam kegiatan prioritas keamanan siber, menjadi alasan utama perlunya pengamanan informasi dan komunikasi di lingkungan pemerintahan serta lingkup nasional. Dari hasil penilaian kapabilitas minimum SOC, didapat bahwa hasil penilaian kapabilitas SOC pada BSSN belum optimal dan dibutuhkan perangkat tata kelola khusus untuk mengoptimalisasi kapabilitas SOC. Identifikasi masalah memperlihatkan belum adanya rancangan pengembangan SOC secara menyeluruh berdasarkan kapabilitas SOC dalam pengelolaan insiden siber. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja NIST Framework for Improving Critical Infrastructure Cybersecurity sebagai kerangka kerja utama. Metodologi penelitian yang digunakan ialah studi kasus dengan pendekatan Soft System Methodology SSM . Pengumpulan data berupa wawancara, studi dokumen, dan observasi. Hasil dari penelitian ini adalah rancangan pengembangan dan aktivitas untuk meningkatkan kapabilitas dalam menyelenggarakan SOC secara optimal serta memenuhi tujuan dalam terjaminnya keamanan informasi. Rancangan tersebut akan divalidasi oleh kepala Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional, Badan Siber dan Sandi Negara.

ABSTRACT
Due to the increasing number of cyber-attacks coming into Indonesia, the Government gives great attention towards cyber security by issuing Presidential Decree 53 of 2017 on the Establishment of Badan Siber dan Sandi Negara BSSN . The Agency is established by arranging Lembaga Sandi Negara into BSSN in order to increase national economic growth and to achieve national security. One of the activities that support cybersecurity is the establishment of Security Operation Center SOC . SOC 39;s activities have become national priority program launched by Lemsaneg in the Government Work Plan of 2017. The urgency to achieve security and order stability in cybersecurity priority activities becomes the main reason for the need of information and communication security within the government and the national scope. Based on the result of SOC minimum capability assessment, it is found that the SOC capability at BSSN is not optimal yet. To optimize the capability, it needs particular governance tool. The problem identification shows that there is no comprehensive SOC development plan based on SOC capability in managing cyber incidents. This research uses the NIST Framework for Improving Critical Infrastructure Cybersecurity as the main framework. The methodology used in this research is case study with Soft System Methodology SSM approach. Data collection are in the form of interviews, document studies, and observation. The result of this research is the development and activity design to increase the capability in organizing the SOC optimally and to fulfill the purpose in ensuring the information security aspect. The draft will be validated by the head of the National Cyber Security Operations Center in BSSN."
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Dwinanti Amanda
"Latar Belakang: Perilaku kekerasan yang berpotensi membahayakan diri sendiri dan orang lain banyak dijumpai pada orang dengan gangguan psikotik. Salah satu penyebab terjadinya perilaku kekerasan adalah gejala positif yang dialami mereka. Dengan mengetahui hubungan antara gejala positif dan perilaku kekerasan, diharapkan dapat mencegah terjadinya perilaku kekerasan dan dapat dilakukan penatalaksaan yang sesuai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara gejala positif dengan perilaku kekerasan pada gangguan psikotik.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik potong lintang. Pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling pada warga binaan Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2 Cipayung, sebanyak 90 orang, yang dirawat selama periode April-Mei 2014. Pada subyek penelitian dilakukan wawancara penapisan gejala psikotik menggunakan MINI ICD 10 yang dilanjutkan dengan pemeriksaan gejala positif menggunakan PANSS skala positif dan penilaian perilaku kekerasan menggunakan OAS.
Hasil: Pada hasil analisis, terdapat hubungan antara gejala positif dengan perilaku kekerasan (p<0,001; r = 0,629). Gejala positif yang memiliki hubungan sedang dengan perilaku kekerasan antara lain gaduh gelisah dan kejaran. Sedangkan waham, permusuhan dan perilaku halusinasi memiliki hubungan lemah dengan perilaku kekerasan. Gejala positif berupa kekacauan proses pikir dan waham kebesaran memiliki hubungan sangat lemah dengan perilaku kekerasan.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara gejala positif dengan perilaku kekerasan pada gangguan psikotik.

Background: Violent behaviors which potentially harmful to self and others are found usually in people with psychotic disorder. One of the reasons for the behavior to take place is the positive symptoms experienced by these individuals. By determining the association between positive symptoms and violent behaviors, it is hoped that these behaviors can be prevented and managed appropriately. This research is conducted to find association between positive symptoms and violent behaviors in psychotic behavior disorder.
Method: This is an analytical cross sectional research. Samples were taken by means of simple random sampling from residents of Bina Laras Harapan Sentosa 2 Cipayung Social Rehabilitation center, with 90 subjects cared for during the period of April to May 2014. Subjects were given screening interview for psychotic symptoms using MINI ICD 10, then proceed to positive symptoms examination using positive scale of PANSS and rating of violent behavior using OAS.
Result: The coefficient correlation between positive symptoms and violent behaviors was r = 0,629 (p<0,001). Positive symptoms with moderat correlation with violents behaviors are agitation and paranoia. Meanwhile delusion, hostility and hallucinatoric behaviors have weak correlation with violent behaviors. Positive symptoms such as disorganized thought process and grandiose delusion have very weak correlation with violent behaviors.
Conclusion: Significant correlation is found between positive symptoms and violent behaviors in psycotic disorder.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Saroha
"Keamanan dan ketahanan siber suatu negara saat ini telah menjadi elemen penting karena memiliki keterkaitan dengan keamanan nasional. Serangan siber yang pernah terjadi di berbagai belahan dunia khususnya pada infrastruktur informasi kritis nasional menunjukkan bahwa dampak yang dihasilkan bisa mengganggu stabilitas keamanan nasional. Berdasarkan data Global Cybersecurity Index (GCI) tahun 2018, saat ini Indonesia menempati urutan 41 dari 194 negara di dunia. Indeks tersebut menilai tingkat kesiapan dan komitmen suatu negara terhadap keamanan dan ketahanan sibernya. Oleh karena itu masih terdapat hal-hal yang harus
diperbaiki untuk memperkuat keamanan dan ketahanan siber Indonesia. Penelitian
ini bertujuan untuk (1) menjelaskan dan menganalisis ancaman siber pada infrastruktur informasi kritis nasional yang dapat mengganggu kedaulatan negara atas ruang siber, (2) menjelaskan dan menganalisis sejauh mana kesiapan Indonesia dalam menghadapi serangan siber pada infrastruktur informasi kritis serta (3) menganalisis strategi untuk mengatasi ancaman siber pada infrastruktur informasi
kritis dalam mewujudkan kedaulatan negara atas ruang siber. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analitis dimana sumber data didapatkan melalui studi literatur dan wawancara terhadap perwakilan dari pihak pemerintah, operator infrastruktur informasi kritis nasional serta lembaga penelitian keamanan siber. Penelitian ini berfokus pada konsep keamanan dan ketahanan siber berdasarkan indikator yang digunakan pada GCI dan akan membandingkan kondisi Indonesia saat ini dengan negara dengan peringkat tiga teratas pada regional Asia Tenggara. Hasil yang didapat adalah kondisi keamanan dan ketahanan siber Indonesia sudah cukup baik. Namun demikian masih terdapat beberapa area yang
perlu diperbaiki untuk mengatasi ancaman siber pada infrastruktur informasi kritis nasional sehingga dapat mewujudkan kedaulatan negara atas ruang siber.

Nowadays cybersecurity and cyber resilience of a country has become an important
element because it's impact on national security. Cyber attacks that have occurred
in various parts of the world, especially on national critical information infrastructure, show that the resulting impact could disrupt national security stability. Based on data from the Global Cybersecurity Index (GCI) in 2018,
Indonesia currently ranks 41 out of 194 countries in the world. The index assesses
the level of readiness and commitment of a country to its cybersecurity and resilience. Therefore there are still things that need to be improved to strengthen the security and resilience of Indonesia's cyberspace. This study aims to (1) explain and analyze cyber threats to the national critical information infrastructure that can disrupt the country's sovereignty over cyber space, (2) explain and analyze the extent of Indonesia's readiness in facing cyber attacks on critical information
infrastructure and (3) analyze strategies to overcome cyber threats to critical information infrastructure in realizing state sovereignty over cyber space. The methodology used in this research is analytical descriptive where data sources are obtained through literature studies and interviews with representatives from the
government, operators of the national critical information infrastructure and cyber security research institutions. This research focuses on the concept of cyber security and resilience based on indicators used in GCI and will compare the current condition of Indonesia with countries ranked in the top three in Southeast
Asia Region. The results are the conditions of Indonesia's cyber security and resilience is quite good. However, there are still some areas that need to be improved to overcome cyber threat on the national critical information
infrastructure to realize state sovereignty over cyber space.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha
"Penelitian ini menguji secara empiris hubungan antara trauma kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masa kanak dengan keterlibatan dalam kekerasan dalam relasi intim, baik sebagai pelaku, maupun korban. Maka, penelitian ini dilakukan dalam dua studi, 1) penelitian hubungan trauma dan tingkat agresivitas pelaku KDRT, dan 2) penelitian hubungan trauma dan tingkat kekerasan yang dialami korban di dalam suatu relasi intim. Studi 1 dilakukan atas 62 pelaku KDRT yang tercatat di Polres Surabaya dan Sidoarjo; sedangkan studi 2 dilakukan atas 21 korban kekerasan dalam relasi intim. Seluruh sampel diukur tingkat traumanya menggunakan traumatic antecedents questionnaire (TAQ; Van der Kolk, Perry & Herman, 1991) dan tingkat kekerasan yang dialami baik sebagai pelaku atau korban menggunakan conflict tactics scales (CTS; Straus et al., 1996). Data dianalisis korelasinya dengan SPSS 18. Studi 1 memberikan bukti empiris atas pengaruh negatif jangka panjang trauma menyaksikan dan mengalami KDRT masa kanak. Studi 2 tidak menemukan hubungan antara trauma KDRT dengan pengalaman sebagai korban kekerasan dalam relasi intim, namun dipertimbangkan hubungan ini dapat terjadi secara tidak langsung. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi awal pengembangan studi longitudinal efek trauma terhadap fungsi psikofisik manusia.

This study examines associations between childhood trauma of domestic violence (DV) with the involvement in intimate relationships violence (IRV), both as perpetrators and victims. The research was conducted in two studies focusing on the relationship between childhood trauma with, 1) aggression of DV perpetrators; and 2) violence experienced by victims of IRV. Study 1 was conducted on 62 male DV perpetrators in Surabaya and Sidoarjo, while the second study on 21 female non-direct DV victims. All samples were measured by using traumatic antecedents questionnaire (TAQ; Van der Kolk, Perry & Herman, 1991) and conflict tactics scales (CTS; Straus et al., 1996). The data is processed by using correlation and regression analyses with SPSS 18. Study 1 provides empirical evidence of long-term negative effects of childhood trauma on male perpetrators. Study 2 did not find a significant relation between traumatic experiences as a victim of DV with violence experienced in their current intimate relationships, but further study should consider this relationship can occur indirectly. It is hoped that this research could serve as a beginning of the development of a longitudinal study on the effects of DV on human psychophysics."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Putra
"Risiko perilaku kekerasan adalah salah satu tanda negatif dari skizofrenia. Dampak perilaku kekerasan seperti mencelakakan diri sendiri ataupun orang lain akibat emosi yang tidak terkontrol. Orang dengan gangguan jiwa kronis mengalami kekambuhan terhadap masalah kesehatan jiwanya terutama perilaku kekerasan. Dibutuhkan intervensi sebagai bentuk terapi nonfarmakologi dari pemberi asuhan keperawatan untuk menekan kekambuhan terkait masalah-masalah pada klien gangguan jiwa seperti risiko perilaku kekerasan. Salah satu intervensi untuk membantu mengontrol perilaku kekerasan adalah terapi relaksasi benson. Terapi relaksasi Benson merupakan pengembangan metode respons relaksasi tarik napas dalam dengan melibatkan faktor keyakinan pasien, sehingga dapat membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan yang lebih tinggi. Tujuan laporan penulisan ilmiah ini adalah untuk menganalisis penerapan intervensi terapi relaksasi Benson pada pasien risiko perilaku kekerasan. Proses asuhan keperawatan berfokus pada Bapak H dengan usia 35 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan pemberian intervensi keperawatan berupa terapi relaksasi Benson dapat digunakan untuk membantu pasien dalam mengontrol emosi (perilaku kekerasan). Rencana tindak lanjut pelayanan keperawatan diharapkan dapat dimaksimalkan baik secara individu, keluarga, kelompok, dan komunitas.

The risk of violent behavior is one of the negative signs of schizophrenia. The impact of violent behavior such as harming yourself or others due to uncontrolled emotions. People with chronic mental disorders experience recurrence of mental health problems, especially violent behavior. Intervention is needed as a form of non-pharmacological therapy from nursing care providers to suppress recurrences related to problems in clients with mental disorders such as the risk of violent behavior. One of the interventions to help control violent behavior is Benson's relaxation therapy. Benson relaxation therapy is the development of a deep breath relaxation response method by involving the patient's belief factor, so that it can help patients achieve a higher state of health and well-being. The purpose of this scientific writing report is to analyze the application of Benson's relaxation therapy intervention in patients at risk of violent behavior. The nursing care process focuses on Mr. H who is 35 years old and male. The results of the analysis show that the provision of nursing interventions in the form of Benson relaxation therapy can be used to assist patients in controlling emotions (violent behavior). The follow-up plan for nursing services is expected to be maximized both individually, in families, in groups, and in the community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldi Ikhsan Nasrulloh
"Skripsi ini berfokus pada masalah upaya pencegahan yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terhadap cyber propaganda oleh Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia. Pembahasan masalah ini dianalisis dengan menggunakan konsep high policing. Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif dengan tujuan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pencegahan yang dilakukan oleh BNPT dalam mencegah cyber propaganda ISIS di Indonesia, dapat menggunakan metode high policing. Meskipun penerapan karakteristik high policing tidak selalu dapat diterapkan untuk kebijakan di BNPT. Hal ini disebabkan hukum dan pedoman organisasi yang tidak sejalan dengan karakteristik dari high policing.

This thesis focuses on the problem of prevention efforts undertaken by the National Counter Terrorism Agency (BNPT) against the cyber propaganda of the Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) in Indonesia. Discussion of this issue was analyzed using the concept of high policing. The approach used is a qualitative approach with descriptive purposes only. The results show that prevention efforts undertaken by BNPT in preventing cyber propaganda ISIS in Indonesia, can use the method of high policing. Although the application of the characteristics of high policing cannot always be applied to policies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S67756
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Konda A. Melontige
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah program psikoedukasi kesehatan reproduksi efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan perlindungan diri dari kekerasan seksual pada anak usia 5-6 tahun. Tiga belas anak berpartisipasi dalam psikoedukasi kesehatan reproduksi yang diberikan dengan menggunakan pendekatan observational learning. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan perlindungan diri yang diukur adalah pengetahuan pencegahan kekerasan seksual, sentuhan pantas dan tidak pantas, serta kemampuan merespon secara verbal dan non verbal. Penelitian ini menggunakan before and after design.
Hasil uji statistik dengan menggunakan the Wilcoxon sign ranks menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada tiga aitem pengetahuan dan kemampuan perlindungan diri yang diukur sesudah intervensi. Artinya program psikoedukasi kesehatan reproduksi efektif untuk meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan kekerasan seksual, kemampuan mengenali sentuhan yang tidak pantas; dan kemampuan perlindungan diri dalam merespon secara vebal dan non-verbal.

The aim of this study is to know the effectiveness of reproductive health psyhoeducation program to enhance knowledge and ability of self protection from sexual abuse for children aged 5 6 years old. Thirteen children participated in reproductive health psychoeducation which given by using observational learning approach. Knowledge and protection capabilities increased by measured of sexual violence prevention knowledge, appropriate and inappropriate touches, and the ability to respond verbally and non verbal. Research was conducted using before and after design.
Statistical test using the Wilcoxon sign ranks shows there are significant difference in three item being measured after intervention. It means that reproductive health psyhoeducation program efective to enhance sexual violence prevention knowledge, the ability to recognize inappropriate touches, and the ability to respond verbally and non verbal.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyawati
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada perilaku kekerasan orangtua dan kekerasan lingkungan terhadap perilaku agresivitas remaja laki-laki. Responden penelitian ini dipilih adalah siswa laki-laki karena intensitas anak laki-laki lebih agresif melakukan tindak kekerasan. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini yakni sebanyak 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku agresivitas remaja dipengaruhi oleh kekerasan yang dilakukan oleh orangtua dengan α = 0.043 dan nilai d somers 0.21. Perilaku kekerasan orangtua yang berpengaruh adalah ayah memukul pada α = 0.003 dengan d somers dan 0.382. Sedangkan kekerasan lingkungan tidak signifikan berhubungan dengan tingkat agresivitas remaja.

ABSTRACT
This study focuses on the violent behavior of parents and neighborhood violence against aggressive behavior of teenage boys. The respondents have been are male students because of the intensity of the boys more aggressive violence. The number of samples in this study that as many as 100 respondents. The results showed that the aggressive behavior of adolescents affected by violence committed by parents with α = 0.043 and the value of d somers 0.21. Violent behavior influential parent is the father hit at α = 0.003 to d somers and 0382. While the environment is not significant violence associated with the level of aggressiveness of adolescents.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>