Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150036 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Aini Sabichiyyah
"Periode postpartum merupakan waktu dimana ibu mengalami perubahan fisiologis dan psikologis pada enam minggu pertama setelah melahirkan. Salah satu perubahan yang terjadi adalah uterus akan segera berkontraksi dengan kuat disekitar pembuluh darah tempat pelepasan plasenta. Hal tersebut pada sebagian besar ibu postpartum multipara dapat menimbulkan efek munculnya kontraksi uterus yang tidak stabil yang disebut afterpains. Afterpains menimbulkan masalah keperawatan ketidaknyamanan pasca partum. Intervensi yang digunakan untuk mengontrol afterpains adalah prone position dan pemberian aromaterapi lavender. Intervensi yang diberikan dilakukan selama tiga hari berturut-turut, dilakukan tiga kali sehari yaitu pagi, siang, malam, dan atau ketika rasa mules muncul selama 10 menit setiap intervensi. Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada ibu postpartum multipara yang mengalami afterpain dengan penerapan prone position dan pemberian aromaterapi lavender. Karya ilmiah ini menggunakan metode case study pada satu pasien di wilayah puskesmas Ambal. Evaluasi dari intervensi didapatkan adanya penurunan skala mules dari sedang menjadi ringan dengan menggunakan Numeric Rating Scale dan klien merasakan lebih nyaman. Keterbatasan dari penelitian ini adalah intervensi yang diberikan baru diterapkan pada satu orang klien.

The postpartum period is the time when mother experiences physiological and psychological changes in the first six weeks after giving birth. One of the changes that occurs is uterine contractions. Uterine contractions occur when the placenta is born and immediately contract the blood vessels where the placenta is released. Based on study, most postpartum multipara women often experience an unstable uterine contractions or afterpains that lead to discomfort. The application of prone position and lavender aromatherapy become one alternative to overcome this problem. The interventions were given for three days with three times such as in the morning, afternoon, evening, and when the pain appeared for 10 minutes each intervention. This paper aims to analyze nursing care in postpartum multipara women who experience afterpains with post-partum discomfort by the application of prone positions and lavender aromatherapy. This work uses a case study method in one of the patients in the Ambal District Health Center area. The results is the pain decreased from moderate to mild by used numeric rating scale, so that the client feels more comfortable. The limitation of this study is that the intervention given was only applied to one client."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Neni Fidya Santi
"ABSTRAK
Kematian neonatal dini bertanggungjawab pada tiga perempat kasus kematian neonatal. Kondisi ibu post partum dengan kematian neonatal dini merepresentasikan kehilangan multipel yang dialami oleh ibu, ditambah lagi dampak kehilangan tidak hanya pada sisi emosional saja namun juga pada aspek reaksi fisik,kognitif, perilaku, sosial dan spiritual yang berpengaruh pada kualitas hidup ibu, oleh karena itu asuhan keperawatan yang holistik diperlukan dalam penatalaksanaan kasus ini. Karya ilmiah ini merupakan laporan dari studi kasus dengan mengintegrasikan teori Orem dan Swanson yang diterapkan pada lima ibu dengan kematian neonatal dini. Latar belakang klien yang bervariasi diantaranya usia ibu berkisar 17 hingga 34 tahun, usia kehamilan dari 23 minggu hingga 36 minggu dengan penyebab kematian neonatus dikarenakan prematuritas, kelainan kongenital mayor dan pertumbuhan janin terhambat. Evidence Based Nursing Practice (EBPN) yang diaplikasikan berupa Muslim Bereavement Support merupakan bagian dari intervensi keperawatan yang terbukti efektif mengurangi intensitas berduka klien. Intervensi keperawatan dan dukungan yang diberikan melalui asuhan keperawatan secara tepat dapat membantu ibu postpartum yang mengalami kematian neonatal dini untuk secara mandiri merawat dirinya dan meningkatkan kesejahteraan ibu.

ABSTRACT
Early Neonatal Death (END) is responsible for three quarters of cases of neonatal death. Postpartum mothers with END represent multiple losses, additionally the impact of loss not only on the emotional aspect but also physical, cognitive, behavioral, social and spiritual reactions and require holistic nursing care. A scientific report comprises a case study report by applying Orem and Swanson theory in five mothers who experienced END with various backgrounds such age 17-34 years old, 23-36 weeks of gestation with different cause of END range from prematurity, major congenital anomaly and Intra Uterine Growth Restriction (IUGR). Evidence Based Nursing Practice (EBPN) as a part of nursing intervention effective in reduce grief intensity in mothers experienced END. An appropriate Interventions and support from nurses help mothers who experience END to independently care for themselves and improve their wellness."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Aulia Zahra
"Perdarahan pasca persalinan merupakan salah satu penyebab terbesar terjadinya kematian pada ibu. Pada tahun 2017 terdapat sekitar 295.000 wanita meninggal selama kehamilan dan persalinan, dimana 75% penyebab kematian ibu diantaranya adalah perdarahan pasca persalinan, infeksi, preeklamsia/eklamsia, dan komplikasi lainnya dari persalinan. Di Indonesia dari 20 penyebab kematian ibu, perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab nomor satu kemarian ibu. Angka Kematian Ibu di Indonesia masih jauh dari target MDGs yang telah ditetapkan bahkan tiga kali lipat lebih tinggi dari target yang seharusnya. Hal ini merupakan suatu permasalahan yang serius dan perlu diprioritaskan. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian perdarahan pasca persalinan di Indonesia pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2017 (SDKI 2017). Populasi dari penelitian ini merupakan seluruh wanita usia subur yang berusia 15-49 tahun yang pernah melahirkan selama 5 tahun terakhir sebelum survei dilakukan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa umur (PR= 1,1), tingkat pendidikan (PR= 1,39), tempat tinggal (PR= 1,11), paritas (PR= 1,13), riwayat komplikasi kehamilan (PR= 0,91), kelengkapan pemeriksaan ANC (PR= 1,35), penolong persalinan (PR= 1,59), tempat persalinan (PR= 1,38), dan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah (PR= 1,14) memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian perdarahan pasca persalinan (p= <0,05). Perlunya komitmen pemerintah dalam mengoptimalisasi upaya perencanaan program yang strategis dan sistematis meliputi pencegahan dan manajemen yang tepat sejak ibu berada dalam periode kehamilan hingga masa nifas serta pemberdayaan dan pemberian edukasi pada perempuan, keluarga, dan masyarakat, khususnya pada kelompok-kelompok rentan.

Postpartum hemorrhage is one of the leading causes of maternal death. In 2017 there were approximately 295,000 women who died during pregnancy and childbirth, 75% of the cases were caused by childbirth complications including severe postpartum hemorrhage, infection, preeclampsia/eclampsia, and other. In Indonesia, out of the 20 causes, postpartum hemorrhage is the leading cause of maternal death. The current maternal mortality rate in Indonesia is recorded to be three times higher than the expected target of MDGs. This is a serious problem and needs to be prioritized. Therefore this study was conducted to determine the factors associated with the incidence of postpartum hemorrhage in Indonesia in 2017. This study used a cross-sectional design with secondary data from the Indonesian Demographic and Health Survey in 2017 (SDKI 2017). The population of this study consisted of women in childbearing age (15-49 years old) who had given birth in the last 5 years prior to the survey was conducted. From the results of the study, it was found that age (PR= 1,1), educational level (PR= 1,39), place of residence (PR= 1,11), parity (PR= 1,13), history of pregnancy complications (PR= 0,91), completeness of antenatal care examination (PR= 1,35), birth attendant (PR= 1,59), place of delivery (PR= 1,38), and compliance in iron tablets consumption (PR= 1,14) had a significant relationship with the incidence of postpartum hemorrhage (p= <0,05). Government commitment is needed to optimize strategic and systematic program planning efforts including prevention and proper management from pregnancy period to postpartum period as well as empowering and providing education to women, families, and communities, especially to vulnerable groups."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiet Hermita
"Masa nifas merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu. Sekitar 60% kematian ibu terjadi segera setelah melahirkan, dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan. Angka Kematian Ibu di Kota Pariaman tahun 2009 adalah 256/100.000 KH (4 kematian ibu/1.558 KH), 50 % kematian ibu terjadi pada masa nifas (2 kematian ibu dari total 4 kematian ibu). Cakupan kunjungan nifas pada tahun 2009 adalah 63.3% (dari cakupan persalinan yang ada di Kota Pariaman). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan desa dalam pelaksanaan kunjungan nifas di Kota Pariaman Tahun 2011. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan populasi dan sampel seluruh bidan desa di Kota Pariaman yang berjumlah 71 orang. Analisis yang digunakan adalah analisis data univariat dan bivariat (chi square). Instrument penelitian ini adalah kuisioner.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja bidan desa yang baik dalam pelaksanaan kunjungan nifas 45.07% dan kinerja jelek 54.93%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa faktor motivasi dan rencana kerja memiliki hubungan yang bermakna secara statistic dengan kinerja bidan desa dalam pelaksanaan kunjungan nifas di Kota Pariaman, dan 6 faktor yang mempengaruhi kinerja bidan desa secara tidak langsung dan harus melalui motivasi kerja bidan desa di Kota Pariaman adalah faktor rencana kerja, faktor pengetahuan, faktor transportasi, dan faktor supervisi dinas kesehatan, faktor supervisi oleh IBI dan faktor pembinaan Ka. Puskesmas. Dengan adanya penelitian ini maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan kinerja bidan desa dengan meningkatkan motivasi kerja dan rencana kerja. Peningkatan motivasi kerja dapat dilakukan dengan membuatkan acuan rencana kerja yang baku bagi bidan desa, meningkatkan pengetahuan bidan desa, penyediaan sarana transportasi dan pelaksanaan supervisi.

Puerperal period is a critical period in the life of the mother. Approximately 60% of maternal deaths occur soon after birth, and nearly 50% of deaths during childbirth occur in the first 24 hours after delivery. Maternal Mortality in the City of Pariaman in 2009 was 256/100.000 KH (4 deaths ibu/1.558 KH), 50% of maternal deaths occur during childbirth (2 maternal deaths out of 4 total maternal deaths). Puerperal visit coverage in 2009 was 63.3% (from the coverage of deliveries in the city of Pariaman). Therefore this study aims to obtain information about the factors associated with the performance of village midwives in the implementation of puerperal visit in Pariaman City in 2011. The research design used was a cross sectional sample of the entire population and village midwives in the City Pariaman numbering 71 people. The analysis used was univariate and bivariate data analysis (chi square). Research instrument was questionnaires.
The results of this study indicate that the performance of a good midwife in the implementation of puerperal visits 45.07% and 54.93%. The result of bivariate analysis showed that the factor of motivation and action plans have statistically significant correlation with the performance of village midwives in the implementation of post partum visit in City of Pariaman, and 6 factors that affect the performance of village midwives and should indirectly through motivation village midwives working in the City of Pariaman is factors work plan, knowledge factors, transport factors, and factors of the health department supervision, supervision by the IBI factor and development factor Ka. PHC. Given this research it is necessary to attempt to improve the performance of village midwives to enhance work motivation and work plans. Increased motivation to work can be done by making a standard reference work plan for village midwives, village midwives to increase knowledge, providing transportation and supervision.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Intan
"Postpartum Hemorrhage (PPH) merupakan suatu keadaan dimana kehilangan darah 500 ml atau lebih dalam 24 jam setelah persalinan ibu. PPH menduduki posisi pertama pada penyebab langsung pada kematian ibu dengan menyumbang 19,7% kematian ibu pada tingkat global. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan untuk mengatasi masalah tingginya angka PPH, namun sampai saat ini angka kejadian PPH masih dapat dikatakan tinggi. Untuk dapat mengetahui penyebab yang mempengaruhi proses implementasi kebijakan pencegahan PPH dapat dilakukan melalui studi implementasi kebijakan publik. Penelitian ini membahas mengenai implementasi kebijakan pencegahan PPH diberbagai negara di dunia tahun 2022. Analisis implementasi kebijakan dilakukan menggunakan gabungan teori implementasi kebijakan publik yang dikemukakan oleh Van Meter and Van Horn, Grindle, Sabatier and Mazmanian, Edward III dan Peters. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui analisis implementasi kebijakan pencegahan Postpartum Hemorrhage pada ibu dari berbagai negara di dunia. Penelitian ini menggunakan studi literature review melalui delapan database, yaitu Ebsco, Emerald, Sage, Science Direct, Scopus, Pubmed, BMC dan PMC. Terdapat 13 artikel terinklusi dari 7.153 artikel yang diidentifikasi dari kedelapan database. Hasil studi menunjukkan terdapat hubungan faktor komunikasi, sumber daya, disposisi, struktur birokrasi, standar dan sasaran kebijakan dan lingkungan terdapat pelaksanaan implementasi kebijakan PPH di berbagai negara.

Postpartum Hemorrhage (PPH) is a condition in which blood loss of 500 ml or more within 24 hours after delivery of the mother. PPH occupies the first position in the direct cause of maternal death by contributing 19.7% of maternal deaths at the global level. Various policies have been issued to address the problem of the high rate of PPH, but until now the incidence of PPH is still high. To be able to find out the causes that affect the process of implementing PPH prevention policies, it can be done through a study of the implementation of public policies. This study discusses the implementation of PPH prevention policies in various countries in the world in 2022. Analysis of policy implementation is carried out using a combination of public policy implementation theories proposed by Van Meter and Van Horn, Grindle, Sabatier and Mazmanian, Edward III and Peters. The aim of this study was to determine the analysis of the implementation of Postpartum Hemorrhage prevention policies in mothers from various countries in the world. This study uses a literature review study through eight databases, namely Ebsco, Emerald, Sage, Science Direct, Scopus, Pubmed, BMC and PMC. There were 13 included articles out of 7,153 articles identified from the eight databases. The results of the study show that there is a relationship between communication factors, resources, disposition, bureaucratic structure, policy standards and objectives and the environment on the implementation of PPH policies in various countries."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Syahrani
"Latar Belakang: Periode neonatal merupakan waktu yang rentan bagi bayi pada awal kehidupannya dan komplikasi perdarahan selama kehamilan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup ibu dan bayi. Saat ini, terdapat perbedaan pendapat terkait pengaruh komplikasi perdarahan selama kehamilan dengan kematian neonatal serta belum ditemukannya publikasi terkait komplikasi perdarahan selama kehamilan terhadap kematian neonatal di skala nasional Indonesia dengan data terbaru. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan perdarahan selama kehamilan dengan kematian neonatal di Indonesia.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kuantitatif menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 dengan desain studi cross-sectional. Analisis data dilakukan pada wanita usia subur (WUS) usia 15-49 tahun yang melahirkan bayi lahir hidup pada rentang tahun 2012-2017 dan merupakan anak terakhir tunggal yang terdata dalam SDKI 2017. Sebanyak 14.848 sampel didapatkan untuk dianalisis menggunakan complex survey dengan chi-square dan regresi logistik untuk memeriksa hubungan antara perdarahan selama kehamilan dengan kejadian kematian neonatal
Hasil: Prevalensi kematian neonatal pada wanita usia subur (WUS) usia 15-49 tahun yang melahirkan dalam rentang waktu 2012-2017 di Indonesia berdasarkan data SDKI 2017 sebesar 0,7%. Selain itu, 48,4% dari total 14.848 responden mengalami perdarahan selama kehamilan. Setelah dilakukan analisis multivariat dengan mengontrol ukuran lahir bayi, jenis kelamin bayi, dan paritas ibu, tidak ditemukan asosiasi yang bermakna secara statistik antara perdarahan selama kehamilan dengan kejadian kematian neonatal (adjusted odds ratio 0,67; CI 95% 0,45-1,01).
Kesimpulan: Perdarahan selama kehamilan tidak terbukti berasosiasi dengan kematian neonatal. Hal ini mungkin terjadi akibat keterbatasan metode penelitian yang digunakan, tidak diketahui lebih lanjut kapan dan seberapa banyak perdarahan yang terjadi, dan cakupan ANC yang baik. Dari sisi klinis, terdapat perdarahan yang cukup sulit untuk dideteksi oleh tenaga kesehatan sehingga memungkinkan tidak terdatanya kasus. Selain itu, pada perdarahan yang berisiko, penanganan cepat akan dilakukan sehingga kesehatan bayi tidak akan berdampak pada masa neonatal.

Background: Neonatal period is a vulnerable time for infants and bleeding during pregnancy can affect the survival of the mother and baby. Research regarding association between bleeding during pregnancy and neonatal deaths using the Indonesia is still rarely carried out at this time and there’s a variety of opinion regarding this matter. Therefore, researchers conducted a study to determine the association between bleeding during pregnancy and neonatal mortality in Indonesia.
Method: This research is a quantitative study using secondary data from the 2017 Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) with a cross-sectional study design. Data analysis was conducted on women of reproductive age (WRA) aged 15-49 years who gave birth to live infants between 2012 and 2017 and whose most recent singleton births were recorded in the 2017 IDHS. A total of 14,848 samples were obtained for analysis using complex survey methods with chi-square and logistic regression to examine the relationship between bleeding during pregnancy and neonatal mortality.
Results: The prevalence of neonatal mortality among women of reproductive age (WRA) aged 15-49 years who gave birth between 2012 and 2017 in Indonesia, based on the 2017 IDHS data, was 0.7%. Additionally, 48.4% of the total 14,848 respondents experienced bleeding during pregnancy. After conducting multivariate analysis while controlling with its confounders (perceived birth weight, sex of the baby, and maternal parity) no statistically significant association was found between bleeding during pregnancy and neonatal mortality (adjusted odds ratio 0.67; 95% CI 0.45-1.01).
Conclusion: Bleeding during pregnancy was not found to be associated with neonatal mortality. This may be due to limitations in the research methods used, the lack of detailed information on the timing and amount of bleeding, and good ANC coverage. Clinically, some bleeding may be difficult to detect, leading to potential underreporting of cases. Furthermore, in cases of high-risk bleeding, emergency management is likely to be implemented, preventing any impact on neonatal health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Syahrani
"Latar Belakang: Periode neonatal merupakan waktu yang rentan bagi bayi pada awal kehidupannya dan komplikasi perdarahan selama kehamilan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup ibu dan bayi. Saat ini, terdapat perbedaan pendapat terkait pengaruh komplikasi perdarahan selama kehamilan dengan kematian neonatal serta belum ditemukannya publikasi terkait komplikasi perdarahan selama kehamilan terhadap kematian neonatal di skala nasional Indonesia dengan data terbaru. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan perdarahan selama kehamilan dengan kematian neonatal di Indonesia.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kuantitatif menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 dengan desain studi cross-sectional. Analisis data dilakukan pada wanita usia subur (WUS) usia 15-49 tahun yang melahirkan bayi lahir hidup pada rentang tahun 2012-2017 dan merupakan anak terakhir tunggal yang terdata dalam SDKI 2017. Sebanyak 14.848 sampel didapatkan untuk dianalisis menggunakan complex survey dengan chi-square dan regresi logistik untuk memeriksa hubungan antara perdarahan selama kehamilan dengan kejadian kematian neonatal
Hasil: Prevalensi kematian neonatal pada wanita usia subur (WUS) usia 15-49 tahun yang melahirkan dalam rentang waktu 2012-2017 di Indonesia berdasarkan data SDKI 2017 sebesar 0,7%. Selain itu, 48,4% dari total 14.848 responden mengalami perdarahan selama kehamilan. Setelah dilakukan analisis multivariat dengan mengontrol ukuran lahir bayi, jenis kelamin bayi, dan paritas ibu, tidak ditemukan asosiasi yang bermakna secara statistik antara perdarahan selama kehamilan dengan kejadian kematian neonatal (adjusted odds ratio 0,67; CI 95% 0,45-1,01).
Kesimpulan: Perdarahan selama kehamilan tidak terbukti berasosiasi dengan kematian neonatal. Hal ini mungkin terjadi akibat keterbatasan metode penelitian yang digunakan, tidak diketahui lebih lanjut kapan dan seberapa banyak perdarahan yang terjadi, dan cakupan ANC yang baik. Dari sisi klinis, terdapat perdarahan yang cukup sulit untuk dideteksi oleh tenaga kesehatan sehingga memungkinkan tidak terdatanya kasus. Selain itu, pada perdarahan yang berisiko, penanganan cepat akan dilakukan sehingga kesehatan bayi tidak akan berdampak pada masa neonatal.

Background: Neonatal period is a vulnerable time for infants and bleeding during pregnancy can affect the survival of the mother and baby. Research regarding association between bleeding during pregnancy and neonatal deaths using the Indonesia is still rarely carried out at this time and there’s a variety of opinion regarding this matter. Therefore, researchers conducted a study to determine the association between bleeding during pregnancy and neonatal mortality in Indonesia.
Method: This research is a quantitative study using secondary data from the 2017 Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) with a cross-sectional study design. Data analysis was conducted on women of reproductive age (WRA) aged 15-49 years who gave birth to live infants between 2012 and 2017 and whose most recent singleton births were recorded in the 2017 IDHS. A total of 14,848 samples were obtained for analysis using complex survey methods with chi-square and logistic regression to examine the relationship between bleeding during pregnancy and neonatal mortality.
Results: The prevalence of neonatal mortality among women of reproductive age (WRA) aged 15-49 years who gave birth between 2012 and 2017 in Indonesia, based on the 2017 IDHS data, was 0.7%. Additionally, 48.4% of the total 14,848 respondents experienced bleeding during pregnancy. After conducting multivariate analysis while controlling with its confounders (perceived birth weight, sex of the baby, and maternal parity) no statistically significant association was found between bleeding during pregnancy and neonatal mortality (adjusted odds ratio 0.67; 95% CI 0.45-1.01).
Conclusion: Bleeding during pregnancy was not found to be associated with neonatal mortality. This may be due to limitations in the research methods used, the lack of detailed information on the timing and amount of bleeding, and good ANC coverage. Clinically, some bleeding may be difficult to detect, leading to potential underreporting of cases. Furthermore, in cases of high-risk bleeding, emergency management is likely to be implemented, preventing any impact on neonatal health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Budiastuti
"Makrosomia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya pendarahan postpartum. Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara makrosomia dengan perdarahan postpartum di Indonesia tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan bersumber dari data survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012. Semua kasus yaitu sebanyak 497 dianalisis dalam penelitian ini sedangkan kontrol dirandom dari seluruh eligible kontrol sehingga didapatkan besar sampel yaitu 994 dengan perbandingan kasus dan kontrol adalah 1:1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa makromia merupakan faktor risiko kejadian perdarahan postpartum dengan nilai ORadjusted=1.525 (95%CI 1.031- 2.255) setelah dikontrol oleh variabel kunjungan anc dan penolong persalinan. Penelitian ini menyarankan. Penelitian ini menyarankan kepada wanita hamil untuk meningkatan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan antenatal care dan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan.

Macrosomia is a risk factor for postpartum hemorrhage. This study aim to determine the relationship between macrosomia with postpartum hemorrhage in Indonesia in 2012. This study used a case-control study design using Demographic and Health Survey Indonesia (IDHS) 2012. All of 497 cases were analyzed in this study, while controls were randomized from eligible controls in order to obtain a sample of 994 with a ratio of cases and controls were 1:1.
The results showed that macrosomia as a risk factor for postpartum hemorrhage with OR adjusted = 1.525 (95% CI 1.031-2.255) (controlled by antenatal care visits and birth attendants). This study suggests to pregnant woman to increase awareness of the importance of checking of antenatal care and birth attendant by health workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erena Fabyola Laurensia
"Fenomena transisi penyakit menular menjadi tidak menular serta tingginya kematian akibat penyakit tidak menular menjadi hal yang serius. Salah satu faktornya adalah dikarenakan meningkatnya angka kegemukan. Di Indonesia, kejadian kegemukan pada anak usia 6-12 tahun merupakan prevalensi tertinggi (9,2%). Tujuan penelitian adalah mengetahui perbedaan asupan makanan dan karakteristik responden pada anak usia 6-12 tahun dengan kejadian kegemukan berdasarkan tempat tinggal di Indonesia.. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2010, dengan desain studi cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah anak usia 6-12 tahun yang menjadi sampel dalam Riskesdas 2010 dengan kriteria inklusi memiliki kelengkapan data hasil ukur untuk berat badan dan tinggi badan bagi anak usia 6-12 tahun serta ayah dan ibu dari anak yang menjadi sampel. Terdapat perbedaan antara asupan total energi di perkotaan, asupan protein di perkotaan dan di pedesaan, asupan lemak di perkotaan dan di pedesaan, jenis kelamin di perkotaan dan di pedesaan, status gizi ayah dan ibu di perkotaan dan di pedesaan. Hasil penelitian ini menyarankan untuk edukasi kepada anak dan orang tua mengenai pola makan sehat dan seimbang, prioritas program pencegahan dan penanggulangan kegemukan di perkotaan, serta kerjasama dengan Kemendikbud dan sekolah.

Phenomenon of transition from communicable to non-communicable disases and the high mortality rate because of non-communicable diseases become a serious problem. One of the factor is because of the increasing number of overweight. In Indonesia, overweight in children age 6-12 years has the highest prevalence (9,2%). The purpose of this study is to know the difference between food consumption and respondent characteristics in children age 6-12 years with obesity based on the living area. This study is using Riskesdas 2010 data, with cross-sectional as the study design. The sample in the study is children age 6-12 years who are the samples in Riskesdas 2010 with the no-missing data of body-weight and height of the children, the fathers, and the mathers of children in the study. There are differences between total energy consumption in the urban area, protein consumption in urban and rural area, also mothers and fathers nutrition status in urban and rural area. This study suggests to educate the children and parents about the balancing and healthy food consumption, prioritizing program in urban area, also cooperate with Education Ministry and schools."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Armalia
"Afasia motorik merupakan salah satu gangguan komunikasi yang terjadi akibat stroke dan dapat menyebabkan gangguan terhadap kepercayaan diri seseorang yaitu harga diri dan efikasi diri yang mana kedua hal ini merupakan bagian terpenting dari masing-masing individu dalam mencapai status sosialnya dalam berkomunikasi. Teknik restrukturisasi kognitif digunakan untuk efikasi diri dan harga diri dengan memiliki asumsi bahwa dasar restrukturisasi kognitif yaitu respon-respon perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh terapi restrukturisasi kognitif terhadap harga diri dan efikasi diri pasien stroke dengan afasia motorik. Metode penelitian ini menggunakan quasi experimental design dengan pendekatan desain pretest posttest nonequivalent control grup, dimana desain ini melibatkan dua kelompok yang akan diobservasi sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pada harga diri setelah diberikan intervensi restrukturisasi kognitif dengan (pvalue= 0,001; α<0,05), dan pengaruh yang signifikan pada tingkat efikasi diri setelah diberikan intervensi dengan (pvalue= 0,001; α<0,05). Hasil penelitian ini merekomendasikan restruktuisasi kognitif menjadi salah satu intervensi dalam pemberian asuha keperawatan secara holistik mencakup biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual kepada pasien pasca stroke dengan afasia motorik unutk dapat menaikkan harga diri dan efikasi pada pasien untuk membantu mengolah perasaan dan keyakinan psikologis pasien pasca stroke dalam menjalani proses rehabilitasinya

Motor aphasia is one of the communication disorders that occurs due to stroke and can cause interference with one's self-confidence, namely self-esteem and self-efficacy, both of which are the most important parts of each individual in achieving their social status in communicating. Cognitive restructuring technique is used for self-efficacy and self-esteem with the assumption that the basis of cognitive restructuring is behavioral responses. This study aims to examine the effect of cognitive restructuring therapy on self-esteem and self-efficacy of stroke patients with motor aphasia. This research method uses a quasi-experimental design with a non-equivalent control group pretest posttest design approach, where this design involves two groups to be observed before and after the intervention. The results showed that there was a significant effect on self-esteem after being given a cognitive restructuring intervention with (p-value = 0.001; <0.05), and a significant effect on the level of self-efficacy after being given an intervention with (p-value = 0.001; <0.05). ). The results of this study recommend cognitive restructuring to be one of the interventions in providing holistic nursing care including biological, psychological, sociological and spiritual to post-stroke patients with motor aphasia to increase self-esteem and efficacy in patients to help process the psychological feelings and beliefs of post-stroke patients. in the process of rehabilitation"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>