Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181728 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christian Indra Wijaya
"Sejak tahun 2020 dan selama pandemi COVID-19, Indonesia mewajibkan pemakaian masker di semua aktivitas kerja termasuk di dalam perusahaan. Oleh karena itu, PT.X mewajibkan semua pekerjanya menggunakan masker termasuk pekerjaan fisik dan sesuai dengan standar pemerintah dan kemudahan bernapas maka dipilihlah masker medis 3 lapis. Melalui observasi pendahuluan menunjukkan dari 12 pekerja fisik, 92% merasakan keluhan cepat lelah dan sesak napas ketika bekerja, sehingga penelitian ini bertujuan ingin mengetahui hubungan antara pemakaian masker medis 3 lapis melalui %CVL (cardiovascular load) dengan keluhan kesehatan subjektif pada pekerja fisik. Hasil dari penelitian melalui analisis tabel silang/crosstab antara variabel “jenis keluhan kesehatan subjektif” dengan “%CVL” menunjukkan terdapat hubungan antar variabel “jenis keluhan kesehatan subjektif” dan variabel “%CVL” dengan interpretasi semakin tinggi %CVL suatu pekerjaan fisik maka semakin tinggi risiko negatif terhadap keluhan kesehatan subjektif (seperti keluhan cepat lelah sampai sesak napas). Kemudian, untuk analisis tabel silang/crosstab antara variabel “waktu mengalami keluhan kesehatan subjektif” dengan “%CVL” menunjukkan terdapat hubungan antar variabel dengan interpretasi semakin tinggi %CVL suatu pekerjaan fisik maka semakin semakin cepat pekerja merasakan keluhan kesehatan subjektif tersebut. Sedangkan, untuk parameter lain seperti karakteristik pekerja dan kondisi lingkungan kerja di PT.X tidak menunjukkan hubungan dan interpretasi yang bermakna terhadap keluhan kesehatan subjektif pekerja fisik ketika penggunaan masker. Sehingga, dapat disimpulkan secara umum bahwa terdapat hubungan antara pemakaian masker medis 3 lapis melalui %CVL dengan keluhan kesehatan subjektif pada pekerja fisik, semakin besar nilai %CVL (atau semakin lelah) maka semakin berat keluhan kesehatan subjektif yang dialami (cepat lelah sampai sesak napas) dan semakin cepat pekerja fisik mengalami keluhan kesehatan subjektif dalam 1 putaran pekekerjaan. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk penilaian kembali bahaya dan risiko pemakaian masker pada pekerjaan fisik di perusahaan untuk menemukan pengendalian yang lebih memadai.

Since year 2020 and during COVID-19 pandemic period, in Indonesia, mask usage is mandatory for every working activites including in industry. Hence, mask usage is mandatory in PT.X including for physical activities and based on local/government regulation also breathability aspect, PT.X decided to use 3 ply medical mask as standard mask. From pre observation that had already been conducted revealed that from 12 physical workers as respondent, 92% were experiencing health issue during wearing the mask. Then, this condition proves that wearing the mask during physical activity resulting new hazard that need to be mitigated properly. The purpose of researcher in this thesis is to find relation between 3 ply medical mask usage through %CVL (cardiovascular load) measurement with subjective health issue of physical workers. The result of this research from crosstab analysis between variable “health issue type” vs “%CVL” shows meaningful relation with interpretation the higher of %CVL from physical activity will impact to higher risk of negative health issue (tired quickly until shortness of breath). Then, for crosstab analysis between variable “experiencing health issue times” vs “%CVL” shows meaningful relation with interpretation the higher of %CVL from physical activity will make respondent feel subjective health issue faster. While, for other parameters (worker characteristic and workplace area characteristic in PT.X) vs variable of “health issue type” and “experiencing health issue times” show no meaningfull relation and interpretation. Hence, in general, we can conclude that there is meaningfull relation between 3 ply mask usage through %CVL measurement with health issue of physical workers. The higher of %CVL value or more tired condition of the physical worker resulting more severe for the health issue such us feel tired quickly until shortness of breath and in term of the time, worker will get this health issue faster in one work cycle. Considering this condition, the %CVL value can be as refference/baseline to do reassessment regarding hazard and risk for mask usage during physical work/activity in the workplace area to find further sufficient mitigation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Caleb Leonardo Halim
"Pandemi COVID-19 berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental. Hal ini disebabkan karena semakin menurunnya tingkat aktivitas fisik masyarakat selama pandemi berlangsung. Rendahnya tingkat aktivitas fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang. Tidak terkecuali pada petugas layanan kesehatan yang memiliki risiko untuk terpapar COVID-19 lebih tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat aktivitas fisik dan kesehatan mental (depresi, ansietas, stres) pada petugas layanan kesehatan di masa pandemi COVID-19. Metode: Penelitian potong lintang dengan menggunakan data primer. Pengambilan data di bulan Mei-Juni 2022 dan melalui metode kuesioner hybrid (daring dan luring). Aktivitas fisik dinilai dengan GPAQ (Global Physical Activity Questionaire) dan kesehatan mental dengan DASS-21 (Depression, Anxiety, Stress Scale-21). Hasil: Terdapat sebanyak 107 subjek yang ikut kedalam penelitian ini. Tingkat aktivitas fisik kurang didapatkan pada 55,1% petugas layanan kesehatan. Gejala kesehatan mental pada petugas layanan kesehatan didapatkan sebesar 23,4% untuk depresi, 31,8% untuk ansietas, dan 22,4% untuk stres. Dilakukan analisis bivariat untuk hubungan tingkat aktivitas fisik dengan depresi (PR = 0,881 (0,444-1,750); p>0,05), ansietas (PR = 0,915 (0,525-1,595); p>0,05), dan stres (PR = 0,961 (0,474-1,949); p>0,05). Kesimpulan: Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara tingkat aktivitas fisik dengan tingkat depresi, ansietas, dan stres. Kata Kunci: aktivitas fisik; ansietas; depresi; kesehatan mental; petugas layanan kesehatan; stres.

The COVID-19 pandemic has devastating impact both on physical and mental health. This is due to decreasing level of physical activity among people during the pandemic. Low level of physical activity also affect a person's mental health. Healthcare workers are no exception, who might have higher risk of being exposed to COVID-19. The purpose of this study was to describe the level of physical activity and mental health (depression, anxiety, stress) among healthcare workers during the COVID-19 pandemic. Methods: Cross-sectional study using primary data. Data collection was conducted in May-June 2022 and using questionnaire delivered through hybrid method (online and offline). Physical activity was assessed by GPAQ (Global Physical Activity Questionnaire) and mental health by DASS-21 (Depression, Anxiety, Stress Scale-21). Results: There were 107 subjects who participated in this study. Inadequate levels of physical activity were found in 55.1% of health care workers. Mental health symptoms among healthcare workers was 23.4% for depression, 31.8% for anxiety, and 22.4% for stress. Bivariate analysis was conducted for the association between levels of physical activity and depression (PR = 0.881 (0.444-1.750); p>0.05), anxiety (PR = 0.915 (0.525-1.595); p>0.05), and stress (PR = 0.961 (0.474-1.949); p>0.05). Conclusion: There was no significant association between the level of physical activity and the level of depression, anxiety, and stress."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astika Azhari Utomo
"Pencegahan COVID-19 yang dilakukan oleh masyarakat adalah dengan mencuci tangan pakai sabun dan menggunakan masker. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan praktik kebersihan tangan (Hand Hygiene Behaviors) dan pengelolaan limbah masker pada sebelum dan selama pandemi COVID-19 pada pelajar di SMPN 3 Depok. Metode Penelitian menggunakan metode kombinasi (mixed method). Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 141 pelajar. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer melalui kuesioner yang telah valid dan reliabel serta melakukan wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada pengetahuan, tindakan atau perilaku, persepsi hambatan, dan ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana terkait praktik kebersihan tangan pelajar sebelum dan selama pandemi COVID-19 di SMPN 3 Kota Depok dengan p-value <0,05. Meningkatnya perilaku praktik kebersihan tangan dan pengelolaan limbah masker selama pandemi COVID-19. Namun, proses operasional pengelolaan limbah masker masyarakat masih belum efektif. Oleh karena itu, pentingnya penanaman edukasi secara berkelanjutan agar kebiasaan mencuci tangan pakai sabun tetap dilaksanakan di masa yang akan mendatang serta meninjau kembali kebijakan pemerintah dan perbaikan aspek teknis pengelolaan limbah masker oleh pelajar.

The prevention of COVID-19 carried out by the community is by washing hands with soap and using masks. This study aims to analyze the differences in hand hygiene practices (Hand Hygiene Behaviors) and mask waste management before and during the COVID-19 pandemic among students at SMPN 3 Depok. Research Methods using a combination method (mixed method). The number of samples in this study was 141 students. Data collection in this study used primary data through valid and reliable questionnaires and conducted interviews and observations. The results showed that there were significant differences in knowledge, actions or behavior, perceptions of barriers, and the availability of facilities and infrastructure related to student hand hygiene practices before and during the COVID-19 pandemic at SMPN 3 Depok City with a p-value <0.05. Increased hand hygiene practices and mask waste management during the COVID-19 pandemic. However, the operational process of community mask waste management is still not effective. Therefore, it is important to instill education in a sustainable manner so that the habit of washing hands with soap will continue to be carried out in the future as well as reviewing government policies and improving technical aspects of mask waste management by students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Rahmansyah
"Berdasarkan catatan WHO per Mei 2021, setidaknya ada 115.000 tenaga kesehatan yang meninggal dunia akibat infeksi virus corona. Tenaga Kesehatan sebagai garda terdepan, merupakan faktor terpenting dalam upaya penanganan COVID-19. Berbagai penelitian menunjukan, diperlukannya sistem reward khusus untuk tenaga kesehatan sebagai bentuk apresiasi atas etos kerja yang diberikan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang peran organisasi dan kepimpinan dalam memberikan bentuk reward kepada tenaga kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan basis data Google Scholar, Remote Lib UI dan PubMed. Hasil pencarian didapat 10 literatur berasal dari China, AS, Eropa, Afrika, England, Italy, Indonesia yang telah melakukan penelitian terkait reward yang dapat diberikan untuk tenaga kesehatan selama masa pandemi COVID-19. Hasil telaah literatur menunjukan peran organisasi dan pemimpin dalam menganalisis bentuk reward yang diberikan yaitu mengenai kesehatan mental, finansial dan reward lainnya yang mendukung kebutuhan tenaga kesehatan. Penulis melakukan analisis kebijakan reward ini agar dapat digunakan oleh organisasi atau fasilitas kesehatan di Indonesia dalam memberikan gambaran reward yang tepat untuk diberikan sesuai dengan kebutuhan tenaga kesehatan selama masa pandemi COVID-19, namun perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui tingkat efektivitas reward, agar lebih representatif.

Based on WHO records as of May 2021, at least 115,000 health workers have died due to corona virus infection. Health workers, as the frontline, are the most important factor in efforts to deal with COVID-19. Various studies show the need for a special reward system for health workers as a form of appreciation for the work ethic given. This paper aims to provide knowledge about the role of organizations and leadership in providing a form of reward to health workers. This study uses a literature review method with Google Scholar, Remote Lib UI and PubMed databases. The search results obtained 10 literatures from China, the US, Europe, Africa, England, Italy, Indonesia which have conducted research related to rewards that can be given to health workers during the COVID-19 pandemic. The results of the literature review show the role of organizations and leaders in analyzing the form of rewards given, namely mental health, financial and other rewards that support the needs of health workers. The author analyzes this reward policy so that it can be used by organizations or health facilities in Indonesia in providing the right description of rewards to be given according to the needs of health workers during the COVID-19 pandemic, but further research needs to be done to determine the effectiveness of rewards, to make them more representative."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Elizabeth
"Kelelahan atau merupakan perasaan dimana seseorang merasa sangat lelah, letih atau mengantuk yang disebabkan oleh berbagai faktor risiko seperti jam tidur yang kurang, tuntutan kerja yang tinggi, periode tugas yang lama, adanya tuntutan sosial dan kemasyarakatan, atau mengalami stres dan depresi yang berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Kecamatan Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur saat masa pandemi COVID-19. Adapun faktor – faktor yang diteliti antara lain faktor karakteristik individu (jenis kelamin, usia, dan status kesehatan) dan faktor pekerjaan (jam istirahat, shift kerja, kuantitas tidur, pekerjaan sampingan dan commuting times). Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dan pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online. Dari 131 tenaga kesehatan yang menjadi responden dalam penelitian ini, didapatkan 50.4% tenaga kesehatan merasakan kelelahan. Selain itu, terdapat hubungan antara status kesehatan (P value = 0,041) dan commuting times (P value = 0,039) dengan kejadian kelelahan.

Fatigue is a feeling where a person feels very tired or sleepy caused by various risk factors such as insufficient sleep hours, high work demands, long periods of work, social demands, or experiencing prolonged stress and depression. This study aims to analyze the factors related to fatigue among healthcare workers working at the East Jakarta District Health Center during the Pandemic COVID-19. The factors studied included individual characteristics (gender, age, and health status) and occupational factors (rest hours, work shifts, sleep quantity, side jobs and commuting times). This study used a cross sectional research design and data was collected by distributing online questionnaires. Among 131 healthcare workers who were respondents in this study, it was found that 50.4% of healthcare workers felt fatigue. In addition, there is a relationship between health status (P value = 0.041) and commuting times (P value = 0.039) with the incidence of fatigue."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Riantika
"Munculnya pandemi Covid-19 di Indonesia dan ditetapkannya pandemi Covid-19 menjadi bencana non-alam oleh pemerintah, sebagai bagian dari rangkaian upaya pencegahan dan pengendalian komprehensif untuk mengurangi jumlah infeksi virus Covid-19 dari penyebaran beberapa infeksi. Pemerintah dalam hal ini telah mengambil satu kebijakan yaitu dengan kewajiban penggunaan protokol kesehatan khususnya masker. Akibatnya, Penggunaan masker medis terus menerus digunakan oleh masyarakat berimbas semakin menumpuknya limbah masker medis sekali pakai di tempat pembuangan akhir sampah. Limbah masker medis yang tidak dilakukan pengelolaan khusus akan berakibat menjadi media penularan penyakit sebab masker medis sekali pakai memiliki stabilitas ketahanan virus 5-7 hari. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah yuridis-normatif dengan menggunakan bahan pustaka sebagai bahan utama dan melakukan wawancara dengan berbagai narasumber. Pengelolaan limbah masker medis sekali pakai harus dilakukan secara komprehensif, dari hulu hingga hilir, menggunakan paradigma baru melalui kegiatan pengelolaan limbah medis pada masyarakat yang konsisten dengan pedoman dan peraturan yang ada. Untuk memastikan bahwa pengelolaan limbah masker medis sekali pakai yang merupakan bagian dari hak kesehatan masyarakat, dapat menjadi tanggung jawab semua pihak dan tanggung jawab bersama dengan masyarakat dalam pengelolaannya

The emergence of the Covid-19 pandemic in Indonesia and the determination of the Covid-19 pandemic to be a non-natural disaster by the government, as part of a series of comprehensive prevention and control efforts to reduce the number of Covid-19 virus infections from the spread of several infections. The government in this case has taken a policy, namely the obligation to use health protocols, especially masks. As a result, the continued use of medical masks by the public has resulted in the accumulation of disposable medical mask waste in landfills. Medical mask waste that is not handled specifically will result in being a medium for disease transmission because disposable medical masks have a virus resistance stability of 5-7 days. The research method used by the author is juridical-normative by using library materials as the main material and conducting interviews with various sources. Disposable medical mask waste management must be carried out comprehensively, from upstream to downstream, using a new paradigm through community disposable medical waste management activities that are consistent with existing guidelines and regulations. To ensure that the management of disposable medical mask waste, which is part of public health rights, can be the responsibility of all parties and a shared responsibility with the community in its managemen"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hika Pristasia Asril Putra
"Dengan pengaturan yang membatasi Pengusaha dari tindakan kesewenang-wenangannya terhadap Pekerja, maka peraturan mengenai Pembayaran Upah Minimum, hak waktu kerja, waktu istirahat yang diperoleh pekerja/buruh perlu diadakan pada masa Pandemi Covid-19. Sehingga, kesejahteraan didapati pekerja serta mewujudkan keadilan sosial agar tidak terjadi ketimpangan dan pekerja tidak lagi diperlakukan dengan tidak baik. Maka Penulisan ini dibuat bertujuan untuk dapat melihat bagaimana pemberlakuan kebijakan yang dibuat oleh Perusahaan mengenai pemberian upah dibawah upah minimum yang diperoleh Pekerja pada PT.X karena situasi Covid 2019 yang terjadi pada saat ini diseluruh duinia, dan tidak terlepas juga dialami oleh Indonesia yang berdampak pada faktor Ekonomi bagi seluruh perusahaan yang ada di Indonesia. Dengan beragam kebijakan dari Pemerintah pusat yang menjadi auan bagi Perusahaan untuk melakukan pembayaran upah dibawah upah minimum. Dan menjadi permasalahan bagi para Pekerja PT.X dimana Perusahaan memberikan kebijakan kepada Para Pekerja bahwa Perusahaan sedang mengalami kemunduran produksi dan pengurangan pendapatan sehingga diminta bentuk loyalitasnya bagi para pekerja yaitu menerima Upah dibawah upah minimum. Sehingga apa bila pekerja tidak menerima kesepakatan dan kebijakan dari perusahaan tersebut maka pekerja dapat mengundurkan diri atau perusahaan akan melakukan PHK terhadap para pekerja

With regulations that restrict Employers from arbitrary actions against Workers, regulations regarding Payment of Minimum Wage, right to work time, rest periods obtained by workers/laborers need to be implemented during the Covid-19 Pandemic. Thus, the welfare of workers is found and social justice is realized so that inequality does not occur and workers are no longer treated badly. So this writing aims to be able to see how the implementation of policies made by the Company regarding the provision of wages below the minimum wage obtained by workers at PT. X because of the 2019 Covid situation that is currently happening throughout the world, and is also experienced by Indonesia which has an impact on Economic factors for all companies in Indonesia. With various policies from the central government that become a reference for the Company to pay wages below the minimum wage. And it becomes a problem for PT.X Workers where the Company provides a policy to the Workers that the Company is experiencing a decline in production and a reduction in income so that they are asked for a form of loyalty for workers, namely receiving wages below the minimum wage. So what if the worker does not accept the agreement and policy from the company, the worker can resign or the company will lay off the workers"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Oktaviani Angelica
"Dalam menghadapi pandemi COVID-19, penggunaan masker menjadi salah satu langkah preventif yang direkomendasikan oleh WHO dan terbukti efektif dalam mencegah penyebaran infeksi COVID-19. Namun terdapat perbedaan implementasi kebijakan penggunaan masker di berbagai negara. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kebijakan penggunaan masker di berbagai negara serta faktor-faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan kebijakan di berbagai negara tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature review dengan menggunakan empat online database yaitu PubMed, ProQuest, ScienceDirect dan Scopus. Kriteria insklusi yang diterapkan dalam penelitian ini antara lain: tersedia dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa inggris, merupakan literatur yang dipublikasi tahun 2020 sampai 2022, artikel tersedia dalam bentuk full-text dan fokus membahas perbedaan kebijakan penggunaan masker selama pandemi COVID-19 di berbagai negara. Penelitian ini menggunakan 10 studi literatur terpilih yang menunjukkan bahwa terdapat 5 kategori kebijakan penggunaan masker di berbagai negara yaitu; no policy, recommended, required in some public spaces, required in all public spaces, dan required outside-the-home at all time. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan penggunaan masker di berbagai negara antara lain: perbedaan instrumen epidemiologi COVID-19, politik, policy demands, budaya, dan angka capaian vaksinasi. Ditemukan juga bahwa kebijakan penggunaan masker selama pandemi COVID-19 bersifat time dependent.

In the face of the COVID-19 pandemic, the use of face masks is one of the preventive measures recommended by WHO and has proven effective in preventing the spread of COVID-19 infection. However, there are differences in the implementation of policies on the use of masks in various countries. Therefore, this study was conducted to determine the description of face masks policy in various countries and the factors that influence the differences in policies in these countries. The method used in this research is a literature review using four online databases, namely PubMed, ProQuest, ScienceDirect and Scopus. The inclusion criteria applied in this study include: available in both Indonesian and English, literature published from 2020 to 2022, articles available in full-text form and focus on discussing differences in policies on the use of masks during the COVID-19 pandemic in various countries. This study uses 10 selected literature studies which show that there are 5 categories of face mask policies in various countries, namely; no policy, recommended, required in some public spaces, required in all public spaces, and required outdoors at all times. This study also found that the factors that influence the policy on the use of masks in various countries include COVID-19 epidemiological instruments differences, politics, policy demands, culture, and the level of vaccination achievement. In addition, it was also found that the policy on the use of masks during the COVID-19 pandemic is time dependent."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, David Julian
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari risiko kredit dan risiko likuiditas terhadap profitabilitas perbankan pada masa pandemi COVID-19 pada periode penelitian tahun 2018-2021 dengan sampel penelitian 35 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis linier berganda dan uji parsial (uji-t) dengan rasio ROA, ROE, dan NIM sebagai variabel dependen, kemudian risiko kredit (NPL) dan risiko likuiditas (LDR) sebagai variabel independen dan rasio Equity to Asset, dan Diversification sebagai variabel kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat sebelum dan selama pandemi, risiko kredit (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan, kemudian risiko likuiditas (LDR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas perbankan.

This study aims to see the effect of credit risk and liquidity risk on banking profitability during the COVID-19 pandemic in the 2018-2021 research period with a research sample of 35 banks listed on the Indonesia Stock Exchange. This research uses multiple linear analysis methods and a partial test (t-test) with ROA, ROE, and NIM ratios as dependent variables, credit risk (NPL) and liquidity risk (LDR) as independent variables, and Equity to Asset, and Diversification ratios as control variables. The results showed that before and during the pandemic, credit risk (NPL) had a negative and significant effect on banking profitability, then liquidity risk (LDR) had a positive and insignificant effect on banking profitability."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Aditya
"Pendahuluan: Selama pandemi COVID-19, terjadi peningkatan beban kerja, serta kewaspadaan dan kepatuhan yang lebih besar dalam bekerja. Tenaga kesehatan harus menjalankan tugasnya dalam menghadapi ketakutan terhadap infeksi COVID-19 yang dapat memicu dan/atau memperparah stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan stres petugas kesehatan pada masa pandemi dengan menekankan pada perubahan situasi psikososial di rumah sakit.
Metode penelitian: Studi potong lintang ini dilakukan dari bulan Januari sampai Maret 2021 dengan menggunakan kuesioner online yang terdiri dari kuesioner pribadi dan pekerjaan, serta kuesioner stres dan stres yang divalidasi menggunakan uji validitas dan reliabilitas (Cronbach's alpha 0,8 dan 0,9). Untuk analisis multivariat, digunakan regresi logistik multinomial untuk mengidentifikasi faktor determinan (p<0,05). Data dianalisis menggunakan software SPSS versi 20 (IBM Corp, USA).
Hasil: Gambaran perubahan stresor pada responden adalah peningkatan stresor ringan 59,7%, peningkatan stresor sedang 20,6%, peningkatan stresor berat 5,1%, stresor tetap 11.1%, penurunan stresor 3,3%. Dengan gambaran persepsi stres adalah stres sedang 56,1%, stres berat 27,2%, stres ringan sebanyak 16,7%. Faktor determinan pada kejadian stres berat adalah tingkat perubahan stresor sedang berat dibandingkan dengan stresor menetap [aOR 8(95% CI, 2.2–29.7)], stresor tetap dibandingkan dengan stresor yang menurun [aOR 11(95% CI, 0.01–0.9)] dan lokasi kerja zona merah[aOR 3.2(95% CI, 0.1–0.8)], faktor determinan pada kejadin stres sedang adalah stresor menetap dibandingkan dengan yang menurun [aOR 25(95% CI, 0.7–0.9)], lokasi kerja zona merah[aOR 2.6(95% CI, 0.2-0.9)] dan usia kurang dari 3030[aOR 1.8(95% CI, 1.1-3.2)].
Kesimpulan: Faktor determinan kejadian stres berat pada tenaga kesehatan adalah perubahan stresor kerja dan zona kerja, untuk kejadian stres sedang adalah perubahan stresor kerja, zona kerja dan usia

Background: During the COVID-19 pandemic, there has been an increase in workload, as well as greater vigilance and compliance at work. Healthcare workers must perform their duties while facing fear of COVID-19 infection, which can trigger and/or aggravate stress. This study aimed to obtain the determinant factor of stress among the healthcare workers during the pandemic by emphasizing the change in the psychosocial situation at the hospital.
Methods: This cross-sectional study was conducted from January to March 2021 using an online questionnaire consisting of personal and occupational questionnaires, as well as a validated stressor and stress questionnaires using validity and reliability tests (Cronbach's alpha 0.8 and 0.9). For the multivariate analysis, multinomial logistic regression was used to identify the determinants factor (p<0.05). Data were analyzed using SPSS software version 20 (IBM Corp., USA).
Results: More than half of respondents had a moderate stress (56.1%) and then followed by severe and mild stress. Determinant factors in the occurrence of severe stress are the alteration of stressors, moderate-severe stressors compared to constant stressors [aOR 8(95% CI, 2.2–29.7)] constant stressors compared to decreased stressors [aOR 11(95% CI, 0.01–0.9)], and working in the red zone [aOR 3.2(95% CI, 0.1–0.8)].The determinants of moderate stress events were constant stressors compared to decreased stressors [aOR 25(95% CI, 0.7–0.9)], working in the red zone [aOR 2.6(95% CI, 0.2-0.9)] and age less than 30[aOR 1.8(95% CI, 1.1-3.2)].
Conclusions: The determinant factors for the occurrence of severe stress in health workers are changes in work stressors and work zones, for moderate stress events are changes in work stressors, work zones and age.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>