Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142549 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simamora, Elfrida
"Coronavirus 2 atau SARS-Cov-2 yang sampai saat ini masih berkembang pesat memberikan dampak kepada masyarakat termasuk ibu hamil. Pembatasan sosial skala besar yang diterapkan Pemerintah Indonesia sebagai dampak adanya pandemi COVID-19 menyebabkan beberapa tantangan kepada ibu hamil yang salah satunya kecemasan. Periode prenatal yang disertai dengan kecemasan dapat memengaruhi hubungan perlekatan antara ibu dan janin yang dapat bermanifestasi dalam bentuk emosi dan perilaku. Masa pandemi COVID-19 ini tampaknya juga telah mengubah cara interaksi masyarakat dunia dari tatap muka ke bentuk online. Prenatal yoga merupakan intervensi non-farmakologi yang bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis selama periode prenatal. Prenatal yoga menjadi strategi yang cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kesehatan selama pandemi COVID-19 yang dilakukan dalam bentuk kelas online. Desain penelitian dilakukan dengan pendekatan quasi-experiments (eksperimen semu) yang terbagi menjadi kelompok intervensi sebanyak 56 responden dan kelompok kontrol sebanyak 56 responden. Kelompok intervensi diberikan prenatal yoga online selama 4 sesi dan kelompok kontrol diberikan senam hamil selama 3 sesi. Instrument penelitian ini adalah peneliti itu sendiri sebagai guru prenatal yoga, PRAQ-R2 (pregnancy-related anxiety questionnaire-revised 2) dan MFAS (maternal-fetal attachment). Hasil penelitian ini menunjukkan MD (95%CI) = 0.256; 0.637 dan p value = 0.000 yang secara statistik ada perbedaan yang signifikan pada pregnancy anxiety sebelum dan sesudah diberikan prenatal yoga online pada kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol didapatkan hasil MD (95%CI) = 0.629 dan p value = 0.532 yang secara statistik tidak ada perbedaan pregnancy anxiety sebelum dan sesudah diberikan senam hamil. Selanjutnya, untuk maternal-fetal attachment didapatkan hasil MD (95%CI) = -0.448; -0.195 dan p value = 0.000 yang secara statistik ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan prenatal yoga online pada kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol didapatkan MD (95%CI) = -0.525; -0.261 dan p value = 0.000 yang secara statistik ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan senam hamil pada kelompok kontrol. Prenatal yoga online merupakan bagian dari terapi komplementer yang juga merupakan bagian salah satu intervensi pendekatan non-farmakologi di dalam asuhan keperawatan yang dapat diterapkan oleh perawat maternitas klinis

Coronavirus 2 or SARS-Cov-2, which is still growing rapidly and has an impact on society, including pregnant women. The large-scale social restrictions imposed by the Indonesian government as a result of the COVID-19 pandemic have caused several challenges for pregnant women, one of which is anxiety. The prenatal period with anxiety may affect the attachment relationship between mother and fetus which may manifest in the form of emotions and behavior. The COVID-19 pandemic has changed the way the world community interacts from face-to-face to online. Prenatal yoga is a non-pharmacological intervention that is beneficial in improving physical and psychological health during the pregnancy period. Prenatal yoga is a suitable strategy for pregnant women to improve health during the COVID-19 pandemic which can be done in the form of online classes. The research design was carried out using a quasi-experiments approach, which was divided into an intervention group of 56 respondents and a control group of 56 respondents. The group was given online prenatal yoga intervention for 4 sessions and the control group was given pregnancy exercise for 3 sessions. The research instrument is the researcher himself as a prenatal yoga teacher, PRAQ-R2 (pregnancy-related anxiety question-revised 2) and MFAS (maternal-fetal attachment). The results of this study showed MD (95%CI) = 0.256; 0.637 and p value = 0.000 which is statistically significant difference in pregnancy anxiety before and after being given prenatal yoga online in the intervention group. In the control group, the results of MD (95% CI) = 0.629 and p value = 0.532 statistically there was no difference in pregnancy anxiety before and after being given pregnancy exercise. Furthermore, for maternal-fetal attachment the results obtained MD (95%CI) = -0.448; -0.195 and p value = 0.000 which statistically significant difference before and after being given prenatal yoga online in the intervention group. In the control group, MD (95%CI) = -0.525; -0.261 and p value = 0.000 which is statistically significant difference before and after being given pregnancy exercise in the control group. Online prenatal yoga is part of complementary therapy which is also part of a non-pharmacological approach in nursing care that may be applied by clinical maternity nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiqa Himma Emalia
"Ibu hamil merupakan kelompok berisiko mengalami gangguan tidur karena ketidaknyamanan fisik dan emosional, terutama ibu hamil trimester ketiga. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kualitas tidur ibu hamil yang mengikuti dan tidak mengikuti latihan yoga kehamilan. Penelitian ini menggunakan desain deskripitif dengan jumlah sampel 86 responden, terdiri dari 43 ibu hamil yang mengikuti dan tidak mengikuti latihan yoga kehamilan. Instrumen yang digunakan tidur adalah The Pittsburgh Sleep Quality Index. Hasil penelitian menunjukkan jumlah responden yang memiliki kualitas tidur baik lebih banyak terdapat pada kelompok responden yang mengikuti latihan yoga kehamilan dengan perbandingan 4:1. Bedasarkan penelitian ini, diharapkan pelayanan keperawatan dapat memperluas akses pelayanan terapi komplementer, khususnya yoga kehamilan di pelayanan kesehatan maupun komunitas.
Pregnant women, especially those in the third trimester of pregnancy, are in a risk group that experience sleep disturbances as a result of physical and emotional discomfort. This study was descriptive study aimed to depict the quality of sleep in pregnant women who did and did not partake in prenatal yoga. There were 86 respondents and they were divided into two equal groups of 43. The instrument used for this study was 'The Pittsburgh Sleep Quality Index'. The result of this study showed the number of respondents who had good quality of sleep was greater on the group that participated in prenatal yoga, with a resultant comparison rate of 4:1. Based on this study, nursing institution could be expected to broaden complementary therapy service, especially prenatal yoga in both healthcare and community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S61079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahla Syifa
"Corona Virus Disease-2019 adalah penyakit yang disebabkan oleh pathogen severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 SARS-CoV-2). Infeksi virus ini rentan ditularkan melalui droplets yang dihasilkan saat batuk dan bersin pada pasien yang bergejala maupun tanpa gejala dan sebelum timbulnya gejala. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rentan yang dapat tertular virus corona. Untuk itu diperlukan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil tentang Covid-19. Karena bila tidak memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku yang baik tentang Covid-19 maka ibu dapat terinfeksi penyakit tersebut. Bila terinfeksi dapat menyebabkan bahaya bagi ibu maupun janin seperti terjadinya perdarahan saat kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil tentang Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang melibatkan sampel ibu hamil di RSUD Tanjung Priok, dipilih menggunakan random sampling dengan jumlah 167 orang. Pengambilan data mengunakan kuesioner. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dengan presentase deskriptif sederhana. Analisis data univariat menggunakan distribusi frekuensi dan presentase dengan hasil Sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang (54,5%), sikap kurang (59,3%), dan perilaku kurang (47,9%) tentang Covid-19. Penelitian ini merekomendasikan untuk melakukan promosi lebih lanjut mengenai Covid-19 pada ibu hamil.

Corona virus disease-2019 is disease caused by pathogen severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Viral infection being transmitted by doplets produced when coughing dan sneezing prom symptomatic or asymptomatic patients and before the onset of symptoms. Pregnant women are one of the vulnerable groups who can infected corona virus. Therefore knowledge, attitudes, and behavior of pregnant women about Covid-19. Because if you don’t have good knowledge, attitudes, and behavior, you can have a risk to infected corona virus. It can be dangerous for both, such as bleeding during pregnancy. This research aims to analyze the knowledge, attitudes, and behavior of pregnant women about Covid-19. This study used a descriptive research design involving a sample of pregnant women in Tanjung Priok Hospital, selected using stratified random sampling from 167 sample. Collecting data using a questionnaire. The analysis used is univariate analysis with simple descriptive percentage. Univariate data analysis used frequency and percentage with result most respondents had less knowledge (54,5%), less attitude (59,3%), and less behavior (47,9%) about Covid-19. This research recommends further promotion of Covid-19 in pregnant woment"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Indah Fitriwati
"ABSTRAK
Resiko komplikasi yang terjadi saat kehamilan pada usia muda berperan dalam meningkatkan angka kematian ibu dan bayi. Keluhan mual muntah yang semula normal dihadapi ibu hamil menjadi keluhan yang abnormal pada ibu remaja sehingga perlu ditangani. Terapi nonfarmakologis dengan pemberian biskuit jahe madu dipilih pada studi kuantitatif ini untuk mengidentifikasi pengaruhnya dalam mengatasi keluhan mual muntah pada ibu hamil remaja. Desain penelitian menggunakan desain eksperimen semu sebelum dan sesudah perlakuan intervensi biskuit jahe madu pada ibu hamil remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan frekuensi mual muntah pada ibu hamil sebelum dan sesudah pemberian biskuit jahe madu. Rekomendasi dari penelitian ini adalah penggunaan terapi nonfarmakologis biskuit jahe madu sebagai intervensi keperawatan dalam mengatasi keluhan mual muntah pada ibu hamil remaja. Kata kunci : biskuit jahe madu; ibu hamil remaja; mual muntah.

ABSTRACT
The risk of complication that occur during pregnancy at a young age increasing maternal and infant mortality. Nausea and vomiting occur commonly during pregnancy but it will be become an abnormal complaint in adolescent mothers, so it need to be treated. Nonpharmacological therapy with honey ginger biscuits was used in this quantitative study to relieve nausea and vomiting in pregnant adolescents. Quasy experiment design was used in this study with pre and post test of control group and intervention group. The results showed that there were a difference in the frequency of nausea and vomiting of pregnant adolescents before and after consume honey ginger biscuits. The recommendation of this research is the using of ginger honey biscuits as nursing intervention to relieve nausea and vomiting in pregnant adolescents. Keyword ginger honey biscuits nausea and vomiting pregnant adolescent"
2018
T49101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur`Arifah Hakim
"Angka kejadian anemia pada ibu hamil di puskesmas kecamatan Kemayoran masih tinggi walaupun cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah minimal 90 butir selama hamil sudah mencapai 100%. Besarnya suplementasi zat besi juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing ibu. Tidak efektifnya program pemberian TTD untuk menurunkan kejadian anemia kehamilan karena belum adanya media yang efektif untuk memberikan informasi dan edukasi tentang anemia dan TTD.
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas intervensi pendidikan kesehatan melalui diagram bantu konseling anemia dan pemberian dosis terapi TTD terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil di wilayah puskesmas kecamatan Kemayoran tahun 2019. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperiment dengan menggunakan desain nonequivalent control group design. Penelitian dilakukan di wilayah puskesmas kecamatan Kemayoran dari rentang waktu Maret-November 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di wilayah puskesmas kecamatan kemayoran dan teknik pemilihan sampel dengan cara purposive sampling.
Hasil penelitian pengaruh intervensi pendidikan kesehatan melalui diagram bantu konseling anemia dan pemberian dosis terapi TTD terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil di wilayah puskesmas kecamatan Kemayoran tahun 2019 pada analisis bivariat menggunakan uji Anova didapatkan nilai p = 0.0005, hubungan pengetahuan dan kepatuhan mengkosumsi TTD dengan Kadar Hemoglobin didapatkan r=0.288, p value=0.035; r=0.422, p value=0.001. Kesimpulan ada pengaruh intervensi pendidikan kesehatan melalui diagram bantu konseling anemia dan pemberian dosis terapi TTD terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil di wilayah puskesmas kecamatan Kemayoran tahun 2019 (nilai p < 0.05). Semakin tinggi pengetahuan dan kepatuhan mengkonsumsi TTD maka semakin besar kadar hemoglobin.

The incidence of anemia in pregnant women in the Kemayoran Health Centre is still high considering that pregnant women who get iron tablets of at least 90 during pregnant are reaching 100%. The amount of iron supplementation must also be adjusted to the needs and conditions of each mother. Ineffective iron supplementation delivery program for pregnant women to reduce the incidence of anaemia because there is no effective media to provide information and education about anaemia and iron supplementation.
This study aims to know the effectivity of health educational intervention through anaemia counseling helping diagram and giving iron suplement therapeutic doses to increasing haemoglobin levels for pregnant women at Kemayoran public health center area in 2019. This study uses a quasi experimental research type using the nonequivalent control group design. The study was conducted in the area of Kemayoran health center from the period March-November 2019. The population in this study were all pregnant women in the area of Kemayoran health center and sample selection techniques by purposive sampling.
The results of research on health educational intervention through anaemia counseling helping diagram and giving iron suplement therapeutic doses to increasing haemoglobin levels for pregnant women at Kemayoran public health center in 2019 on bivariate analysis using Anova test obtained p value = 0.0005, the relationship of knowledge and compliance consuming iron suplement with haemoglobin levels obtained r = 0.288, p value = 0.035; r = 0.422, p value = 0.001. Conclusion: there is influence of health educational through anaemia counseling helping diagram and giving iron suplement therapeutic doses to increasing haemoglobin levels for pregnant women at Kemayoran public health center in 2019 (p value <0.05). The higher of knowledge and compliance of consuming iron suplement, the greater the hemoglobin level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintari Puspasari
"Latar Belakang : Pandemi COVID-19 merupakan sebuah kejadian dengan dampak luar biasa terutama pada populasi berisiko seperti ibu hamil. Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah pasien COVID-19 tertinggi di dunia memiliki banyak kasus kehamilan dengan luaran maternal dan perinatal yang buruk akibat infeksi COVID-19. Namun, hingga saat ini belum terdapat studi yang secara komprehensif menilai faktor klinis dan non-klinis yang berpengaruh terhadap luaran buruk pada pasien hamil dengan COVID-19.
Tujuan : Mengetahui faktor klinis dan non-klinis yang berhubungan dengan luaran buruk maternal dan perinatal pada ibu hamil dengan COVID-19.
Metode : Penelitian kohort retrospektif dilakukan pada perempuan hamil yang terinfeksi COVID-19 yang dirawat Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto selama periode Januari 2021 - April 2022. Pasien dengan data tidak lengkap dieksklusi dari penelitian. Faktor klinis yang dinilai adalah usia maternal, usia gestasi, beratnya gejala COVID-19 saat admisi, status obstetrik, status vaksinasi COVID-19, lama rawat instalasi gawat darurat, lama rawat inap biasa, lama rawat inap intensif, dan komorbiditas. Fakotr non-klinis yang dinilai adalah lama waktu sejak gejala hingga datang ke fasilitas pelayanan kesehatan, keengganan datang ke fasilitas pelayanan kesehatan, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan.
Hasil : Didapatkan sebanyak 79 subjek penelitian yang diikutsertakan dalam penelitian. Sebanyak 9 subjek mengalami luaran buruk berupa kematian ibu (n = 1), janin meninggal (n = 5), dan gejala COVID-19 berat (n = 6). Faktor klinis yang berpengaruh terhadap luaran yang buruk adalah usia maternal yang lebih tua, usia gestasi yang lebih muda, gejala COVID-19 yang lebih berat, serta durasi perawatan di instalasi perawatan intensif yang lebih lama (p < 0,05). Faktor non-klinis yang berpengaruh terhadap luaran yang buruk adalah lama gejala awal yang lebih lama, keberadaan kendala mencari pertolongan, dan pendapatan yang lebih rendah (p < 0,05).
Kesimpulan : Luaran maternal dan perinatal yang lebih buruk pada kehamilan dengan COVID-19 terjadi akibat interaksi dari faktor klinis dan non-klinis. Diperlukan edukasi terhadap klinisi maupun masyarakat guna meningkatkan luaran pada kehamilan dengan COVID-19.
Kata Kunci : COVID-19, infeksi, kehamilan, maternal, perinatal.

Background: The COVID-19 pandemic is an event with a tremendous impact, especially on higher risk populations such as pregnant women. Indonesia as one of the countries with the highest number of COVID-19 patients in the world has many cases of pregnancy with adverse maternal and perinatal outcomes due to COVID-19 infection. However, there have been no studies that have comprehensively assessed clinical and non-clinical factors that influence adverse outcomes in pregnant patients with COVID-19.
Objective: To determine clinical and non-clinical factors associated with adverse maternal and perinatal outcomes in pregnant women with COVID-19.
Methods: A retrospective cohort study was conducted on pregnant women infected with COVID-19 who were treated at the Gatot Soebroto Army Central Hospital (RSPAD) during the period January 2021 - April 2022. Patients with incomplete data were excluded from the study. The clinical factors assessed were maternal age, gestational age, severity of COVID-19 symptoms upon admission, obstetric status, COVID-19 vaccination status, length of stay in the emergency department, length of regular hospitalization, length of intensive hospitalization, and comorbidity. The non- clinical factors assessed were the length of time from symptoms to arrival to health care facilities, reluctance to come to health care facilities, income level, and education level.
Results: There were 79 research subjects who were included in the study. A total of 9 subjects experienced adverse outcomes in the form of maternal death (n = 1), fetal death (n = 5), and severe COVID-19 symptoms (n = 6). Clinical factors that influenced poor outcomes were older maternal age, younger gestational age, more severe COVID-19 symptoms, and longer duration of treatment in intensive care (p < 0.05). The non- clinical factors that influenced the poor outcome were a longer duration of initial symptoms, the presence of obstacles in seeking help, and lower income (p < 0.05).
Conclusion: The worse maternal and perinatal outcomes in pregnancies with COVID-19 occur due to the interaction of clinical and non-clinical factors. Education for clinicians and the public is needed to improve outcomes in pregnancies with COVID- 19. Keywords: COVID-19, infection, maternal, perinatal, pregnancy
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Pramini Arti
"Latar Belakang : Indonesia merupakan salah satu negara di Asia dengan angka kematian ibu yang tinggi yaitu berkisar 126 per100,000 kelahiran hidup, dan 14% dari angka ini adalah karena hipertensi dan preeklampsia. Hal ini menjadi dasar perlunya upaya pencegahan preeklampsia yang dapat dilakukan melalui program skrining kehamilan berisiko tinggi yang efektif pada saat kunjungan antenatal, antara lain dengan penilaian karakteristik ibu dan faktor biofisik.
Tujuan : Memperoleh kalkulasi faktor risiko dari karakteristik dan biofisik ibu hamil sebagai prediktor preeklampsia dan aplikasi penggunaannya dalam suatu program berbasis android yang dapat digunakan oleh tenaga medis.
Metode : Studi ini kohort prospektif, dengan consecutive sampling mengumpulkan 1150 subyek terdiri dari ibu hamil dengan janin tunggal hidup dan tak terdapat kelainan kongenital. Setiap faktor maternal dan biofisik akan dianalisis bivariat, kemudian hasil yang bermakna dilanjutkan dengan analisis multivariat. Variabel yang bermakna hingga analisis multivariat akan menghasilkan persamaan regresi logistik yang digunakan untuk menghitung a priori risk seorang perempuan mengalami preeklampsia.
Hasil : Berdasarkan hasil analisis, faktor risiko yang bermakna untuk prediktor preeklampsia meliputi hipertensi kronis, nilai indeks massa tubuh lebih besar sama dengan 25 kg/m2, nilai tekanan arteri rerata lebih besar sama dengan 95 mmHg, dan indeks pulsatilitas arteri uterina tinggi. Model prediksi risiko preeklampsia yang didapatkan yaitu logit (preeklampsia=1) adalah -3,63 + 2,11 (hipertensi kronik) + 0,50 (IMT lebih besar sama dengan 25 kg/m2) + 1,61 (MAP lebih besar sama dengan 95 mmHg) + 1,74 (IP arteri uterina tinggi). Cut-off 0,08 dengan sensitivitas 81,06% dan spesifisitas 73,07%. Kemampuan diskriminasi memprediksi preeklampsia sebesar 84% (instrumen yang baik untuk skrining).
Kesimpulan : Faktor maternal dan biofisik dapat digunakan untuk skrining preeklampsia. Akurasi skoring dan sensitivitas pada penelitian ini mempunyai nilai yang tinggi sehingga digunakan sebagai acuan pembuatan program aplikasi prediktor preeklampsia berbasis android sebagai alat skrining preeklampsia yang efektif.

Background : Indonesia is one of the Asia countries with high maternal mortality rate range 126/100,000 live births, and 14% of them is due to preeclampsia. This is the reason for the need to perform preeclampsia prevention. An effective high-risk pregnancy screening during antenatal visits, by assessing maternal characteristics and biophysical factors.
Aim : To obtain risk calculations from maternal and biophysical characteristics as preeclampsia predictors and their use in an android-based program for medical daily practice.
Methods : This is a prospective cohort design studies. Around 1150 subjects was collected by consecutive sampling for every pregnant woman with a single live fetus with out any congenital anomalies. Each maternal and biophysical factor will be analyzed bivariately, then significant results are followed by multivariate analysis. Variables that are significant until multivariate analysis will produce a logistic regression equation that can be used to calculate a priori risk of a woman experiencing preeclampsia.
Results : Based on the analysis, there are some risk factors that significant for predicting preeclampsia, included chronic hypertension, body mass index ​​the same as or more than 25kg/m2, mean arterial pressure ​​the same as or more than 95mmHg, and high uterine artery pulsatility index. The risk prediction model of preeclampsia obtained was logit (preeclampsia = 1) was -3.63 + 2.11 (chronic hypertension) + 0.50 (BMI the same as or more than 25 kg/m2) + 1.61 (MAP the same as or more than 95 mmHg) + 1 , 74 (high PI uterine artery). Cut-off was 0.08 with sensitivity of 81.06% and specificity of 73.07%. Discrimination ability to predict preeclampsia by 84% (a good instrument for screening).
Conclusion : A combination of maternal and biophysical factors can be used for preeclampsia screening. This study shows a high accuracy scoring and sensitivity that can be use as a reference for making an Android-based preeclampsia predictor application program as an effective preeclampsia screening tool.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indriya Laras Pramesthi
"ABSTRAK
Risiko kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko dampak buruk pada kelahiran. Asupan gizi yang cukup selama kehamilan merupakan hal penting yang dapat menjamin kelahiran optimal. Informasi mengenai asupan gizi dan pola konsumsi antara ibu hamil dengan risiko dan tanpa risiko KEK masih terbatas. Studi komparatif potong-lintang dilakukan pada 63 ibu hamil dengan risiko KEK dan 74 ibu hamil tanpa risiko KEK. Informasi mengenai asupan makan diperoleh melalui satu hari penimbangan makan, satu hari recall 24 jam, dan tujuh hari perhitungan makanan (food tally). Analisis dengan Mann Whitney U dan Independent T digunakan untuk membandingkan asupan gizi makro dan mikro pada dua kelompok, sedangkan tes Chi-square digunakan untuk menilai hubungan antara kecukupan gizi dengan status KEK ibu hamil. Asupan gizi antara dua kelompok tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. Akan tetapi, terdapat tren yang menunjukan bahwa ibu hamil tanpa risko KEK memiliki asupan gizi yang relatif lebih tinggi dibandingkan ibu hamil risiko KEK untuk energi, protein, lemak, karbohidrat, asam folat, dan magnesium. Kecukupan protein menunjukan hubungan yang bermakna dengan status KEK. Meskipun jumlah frekuensi konsumsi kelompok-kelompok makanan antara ibu hamil dengan risiko dan tanpa risiko KEK tidak berbeda, tetapi rata-rata jumlah porsi yang dikonsumsi pada kelompok sayuran hijau dan kacang-kacangan relatif lebih banyak pada ibu hamil tanpa risiko KEK dibanding ibu hamil dengan risiko KEK. Dari studi ini disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada asupan gizi, kecuali untuk protein, antara ibu hamil dengan risiko dan tanpa risiko KEK.

ABSTRACT
Risked at chronic energy deficiency (CED) increases the risk of adverse birth outcomes. Adequate maternal nutrient intake during pregnancy is important to ensure optimum birth outcomes. There were limited data available on the dietary intake and dietary pattern comparing pregnant women with and without CED risk. A comparative cross sectional study was done for 63 pregnant women with CED risk and 74 pregnant women without CED risk. Dietary information was obtained from one-day weighed food record (WFR), one-day 24-hour recall and seven-day food tallies. Mann Whitney U and Independent T tests were used to compare nutrients among both groups, while Chi-square was used to assess the association between nutrient adequacy and CED status. Dietary intakes was not significant different between both groups. However, there was a trend that pregnant women without CED risk had higher intake compared to pregnant women with CED risk for energy, protein, fat, carbohydrate, folate, and magnesium. Protein adequacy was the only nutrient that associated with CED status. Dietary pattern, in term of weekly consumtion of food groups was similar among both groups. However, pregnant women without CED risk consumed higher amount of dark green leafy vegetables and legumes, nuts, and seeds groups. These result revealed there were no significantly different on dietary intake, except for protein, between pregnant women with and without CED risk"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Ulfah
"Latar Belakang: Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang pertama kali ditemukan di Wuhan. Sejak ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO hingga 3 Juli 2021 terdapat sebanyak 183.098.615 kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dengan jumlah kematian sebesar 3.964.145 kasus di seluruh dunia. Secara etiologi COVID-19 disebabkan oleh varian coronavirus baru yang dikenal sebagai SARS-CoV-2. Individu yang terinfeksi SARS-CoV-2 sebagian besar mengalami gejala ringan atau asimtomatik. Namun, pada sebagian orang dengan usia lanjut dan mengidap penyakit komorbid manifestasi gejala berat lebih sering ditemui. Salah satu faktor yang berkaitan terhadap manifestasi COVID-19 adalah respons imun host. Molekul sitokin merupakan protein yang berperan untuk mengaktifkan mekanisme perlawanan terhadap virus. Pengetahuan tentang profil imunitas yang diperantarai oleh sitokin dari saluran napas atas masih sangat sedikit sekali yang dipelajari. Penentuan biomarker yang dapat dijadikan penanda keparahan juga perlu untuk diketahui.
Metode: Sampel swab NP diperoleh dari pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Subjek dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan manifestasi COVID-19 gejala ringan dan berat. Kadar sitokin (pg/ml) IL-2, IL-4, IL-10, IL-13, IL-17A, dan GMCSF dianalisis dari sampel swab NP menggunakan Luminex® assay.
Hasil: Faktor demografi seperti usia (p=0,024) dan komorbid (p=0,017) secara signifikan berperan dalam menentukan keparahan gejala pada pasien COVID-19. Kadar (pg/ml) IL-2, IL-4, IL-10, IL-13, IL-17A, dan GMCSF antara kedua kelompok pasien COVID-19 gejala ringan dan berat tidak berbeda signifikan. Namun demikian, terdapat kecenderungan bahwa kadar (pg/ml) IL-2, IL-4, IL-13, dan GMCSF meningkat pada kelompok pasien COVID-19 gejala berat. Sedangkan, kadar (pg/ml) IL-10 dan IL-17A cenderung menurun pada pasien COVID-19 yang bergejala berat. Selain itu, rasio antara IL-2/IL-10 secara signifikan (p=0,004) lebih tinggi pada pasien COVID-19 gejala berat. Sebanyak 65,7% pasien COVID-19 dengan gejala berat memiliki nilai rasio IL-2/IL-10 yang tinggi.
Kesimpulan: Kadar sitokin (pg/ml) IL-2, IL-4, IL-10, IL-13, IL-17A dan kemokin GMCSF (pg/ml) dari sampel swab NP dapat terdeteksi menggunakan Luminex® assay. Rasio kadar sitokin IL-2/IL-10 dapat dijadikan sebagai kandidat biomarker keparahan infeksi COVID-19 di masa mendatang.

Background: Coronavirus disease 2019 (COVID-19) is a respiratory tract infectious disease. Since the outbreak in Wuhan, COVID-19 was declared as a pandemic by WHO. Data from July 3rd, 2021, showed that there have been 183,098,615 confirmed positive cases of COVID-19 with a death toll of 3,964,145 worldwide. Etiologically COVID-19 is caused by the new coronavirus known as SARS-CoV-2. The majority of people infected with SARS-CoV-2 experience mild symptoms or even are asymptomatic. However, for some people with older age and having comorbid diseases, severe manifestations are very common. Host immune response is one of the factors which affect disease severity. Playing a vital role in activating the immune system against viruses, cytokine protein can also contribute to the severity. Currently, very little is known about the profile of cytokine-mediated immunity from the upper respiratory tract. This research is aimed to find a potential candidate of biomarkers to predict severity in the early phase of COVID-19 infections.
Methods: NP swab samples were obtained from patients who were positively confirmed for COVID-19. Subjects were divided into 2 categories based on the manifestation as mild or severe symptoms of COVID-19. Cytokine levels (pg/ml) of IL-2, IL-4, IL-10, IL-13, IL-17A, and GMCSF were analyzed from NP swab samples using Luminex® assay.
Results: Demographic factors such as age (p=0.024) and comorbidities (p=0.017) significantly played a role in determining severity of COVID-19 patients. The levels (pg/ml) of IL-2, IL-4, IL-10, IL-13, IL-17A, and GMCSF between the two groups of patients with mild and severe COVID-19 symptoms were not significantly different. However, there was a tendency that the levels (pg/ml) of IL-2, IL-4, IL-13, and GMCSF to increase in the group of patients with severe COVID-19 symptoms. Meanwhile, levels (pg/ml) of IL-10 and IL-17A tend to decrease in COVID-19 patients with severe symptoms. In addition, the ratio of IL-2/IL-10 was significantly (p=0.004) higher in severe COVID-19 patients. A total of 65.7% of COVID-19 patients with severe symptoms had high values of IL-2/IL-10 ratio.
Conclusion: Cytokine levels (pg/ml) of IL-2, IL-4, IL-10, IL-13, IL-17A, and GMCSF from NP swab samples can be detected using the Luminex® assay. The ratio of IL-2/IL-10 cytokine levels can be used as a biomarker candidate to predict severity for COVID-19 infection in the future.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Diasty Rahayu
"Kelimpahan relatif dan rasio Firmicutes/Bacteroidetes mikrobiota usus dipengaruhi oleh asupan makan dan mempengaruhi kesehatan anak dan dewasa. Namun, penelitian pada ibu hamil di daerah urban masih terbatas dan hasil yang dihubungkan dengan pola makan masih berbeda-beda, terutama di negara berpenghasilan rendah-menengah. Penelitian ini menilai hubungan antara pola makan dengan kelimpahan relatif mikrobiota usus (filum dan genus) dan rasio Firmicutes/Bacteroidetes. Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang dilakukan di Puskesmas di empat kota di Jakarta (Pusat, Tengah, Barat dan Utara) merekrut 90 ibu hamil yang datang pada kunjungan Ante Natal Care (ANC). Data asupan makan ibu dengan menggunakan semi quantitative food frequency questioner (SQ-FFQ) diambil oleh enumerator yang sudah ditraining. Data asupan makan dianalisis menggunakan principal component anlysis (PCA) yang akan membentuk pola makan. Sampel feses diambil dan dianalisis dengan Next Generation Sequencing (NGS) 16S rRNA untuk mendapatkan hasil kelimpahan relatif mikrobiota usus . Terbentuk 4 pola makan yaitu pola makan tinggi sumber protein, pola makan tinggi sumber susu dan produk susu, pola makan tinggi sumber karbohidrat dan serat serta pola makan tinggi sumber buah-buahan. Dua filum terbesar yaitu (Firmicutes dan Bacteroidetes) dan 3 genus terbanyak yaitu Prevotella, Faecalibacterium dan Blautia dengan rerata kelimpahan relatif berurutan 69,5%, 12,6%, 5,98%, 8,59% dan 6,59%. Pola makan tinggi karbohidrat dan serat, namun tidak dengan pola makan lain, memiliki nilai p signifikan dengan kelimpahan relatif Faecalibacterium setelah disesuaikan dengan Pendidikan dan suku pada analisis multivariat (β 1,01, CI 95% 0,27-1,73 dan p=0,008). Kesimpulannya, setiap kenaikan pola makan tinggi sumber karbohidrat dan serat dapat menaikkan kelimpahan relatif dari Faecalibacterium sebesar 1,01%. Edukasi tentang pemilihan pola makan yang sehat dan baik untuk serta asupan karbohidrat dan serat yang bervariasi sangat penting dilakukan.

Relative abundance influenced by diet and affect children and adults’ health. However, evidence among urban pregnant women is limited and results on the link of this outcome with dietary pattern is conflicting especially in low-middle income nations. We assessed the relationship between maternal dietary pattern and the relative abundance of gut microbiota and Firmicutes/Bacteroidetes ratio. A cross-sectional study was conducted in primary health care in four districts in Jakarta (Central, East, West and North areas) recruiting 90 pregnant women during their ante natal care visits. Maternal food intake was assessed using a semi-quantitative food frequency questionnaire by trained enumerators and analyzed using principal component analysis to form a dietary pattern. Fecal samples were collected and analyzed with the Next Generation Sequencing (NGS) 16S rRNA to obtain the relative abundance of gut microbiota results. Four eating patterns were formed, namely a high protein sources diet, a high milk and dairy products sources diet, a high carbohydrates and fiber sources diet and a high fruit sources diet. Two largest phyla (Firmicutes and Bacteroidetes) and three largest genera (Prevotella, Faecalibacterium and Blautia) were identified with an average relative abundance value of 69.5%, 12.6%, 5.98%, 8.59% and 6.59%, respectively. High carbohydrate and fiber sources diet, not the other patterns, had a significant value with Faecalibacterium abundance after adjusting for education and ethnicity in multivariate model (β 1.01, CI 95% 0.27- 1.73 and p=0.008). In conlussion, increase high carbohydrate and fiber source diet could increase the relative abundance of Faecalibacterium by 1.01%. Education to choose healthy diet and variety carbohydrate and fiber sources will be needed."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>