Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157038 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nathania Amanda Nugraha
"Inkontinensia urin atau hilangnya kontrol kandung kemih, sangat umum terjadi akibat perubahan terkait usia. Perubahan terkait usia ini dapat mempengaruhi fungsi berkemih pada lansia. Seiring bertambahnya usia, hipertrofi otot kandung kemih dan penebalan dinding kandung kemih mengganggu kemampuan kandung kemih untuk mengembang. Saat kandung kemih meregang mencapai kapasitas maksimum, detrusor berkontaksi dan dapat menyebabkan inkontinensia urin. Prompted voiding merupakan intervensi dimana perawat atau caregiver secara konsisten dalam interval waktu tertentu mengajak dan membantu lansia untuk berkemih. Prompted voiding memiliki tiga prinsip utama yaitu prompt, puji, dan monitor. Prompt dilakukan untuk mendorong dan membantu lansia menggunakan toilet secara berkala. Pujian artinya pengasuh memberikan pujian saat lansia mampu menahan urin sampai jadwal selanjutnya. Serta monitor secara berkala apakah pasien perlu menggunakan toilet dan intake cairan lansia. Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai penerapan prompted voiding pada pasien dengan inkontinensia urin. Hasil yang didapatkan selama lima belas hari melakukan intervensi, menunjukan adanya penurunan skor Incontinence Scale Index (ISI) dari 8 menjadi 3. Sehingga terdapat penurunan skor inkontinensia urin sebesar 62,5%. Tingkat keparahan klien menurun dari inkontinensia parah menjadi inkontinensia sedang. Intervensi ini dapat di terapkan pada lansia yang tinggal di panti werdha sebagai intervensi untuk menurunkan tingkat keparahan inkontinensia urin pada lansia.

Urinary incontinence or loss of bladder control, is very common as a result of age-related changes. These age-related changes can affect urinary function in the elderly. As people age, bladder muscle hypertrophy and bladder wall thickening will impair the bladder's ability to expand. When the bladder is stretched to its maximum capacity, the detrusor contracts and can cause urinary incontinence. Prompted voiding is an intervention where the nurse or caregiver consistently invites and helps the elderly to urinate. Prompted voiding has three main principles prompt, praise, and monitor. Prompts are carried out to encourage and help the elderly to use the toilet regularly. Praise means that caregivers give praise when the elderly are able to hold urine until the next schedule. Last, monitor regularly whether the patient needs to use the toilet and the elderly fluid intake. This scientific paper aimed to provide an overview of prompted voiding application in elderly with urinary incontinence. The results obtained after fifteen day intervention, showed a decrease in the Incontinence Scale Index (ISI) score from 8 to 3. So there was a decrease in urinary incontinence score by 62.5%. The severity of the client decreased from severe incontinence to moderate incontinence. Therefore, this intervention can be applied to the elderly living in nursing homes to reduce the severity of urinary incontinence in the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nabilla Hamid
"Nyeri kronik pada sendi dapat berdampak buruk pada kehidupan lansia, seperti mengganggu mobilitas dan aktivitas sehari-hari. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis hasil praktek klinik pada Nenek W (74 tahun) dengan masalah nyeri kronik pada sendi menggunakan intervensi kompres hangat dengan garam epsom. Praktik dilakukan di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung selama tiga minggu. Pengkajian nyeri menggunakan pendekatan PQRST, menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) dan Visual Analogue Scale (VAS). Hasil keperawatan selama tiga minggu dengan jumlah kompres hangat dengan garam epsom dilakukan sebanyak enam kali, menunjukkan tingkat nyeri berkurang dari skala enam menjadi skala tiga dengan menggunakan skala nyeri NRS dan dengan menggunakan VAS dari skala 5 menjadi skala 2. Studi ini merekomendasikan penggunaan kompres hangat dengan garam epsom bagi lansia dengan nyeri kronik di institusi perawatan jangka panjang.

Chronic pain in the joints can have a negative impact on the lives of the elderly, such as interfering with mobility and daily activities. This scientific work aims to analyze the results of clinical practice for Grandmother W (74 years) with chronic joint pain problems using warm compress intervention with Epsom salt. Practices were carried out at PSTW Budi Mulia 1 Cipayung for three weeks. Pain assessment uses the PQRST approach, using the Numeric Rating Scale (NRS) and Visual Analogue Scale (VAS). The results of nursing for three weeks with the number of warm compresses with Epsom salt carried out six times, showed that the level of pain was reduced from a scale of six to a scale of three using the NRS pain scale and using the VAS from a scale of 5 to a scale of 2. This study recommends the use of warm compresses with Epsom salt for seniors with chronic pain in long-term care institutions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Shinta Uly Noor
"Kerusakan memori yaitu ketidakmampuan mengingat beberapa informasi atau keterampilan perilaku. Pada usia lansia mengalami masalah dalam bidang kesehatan ialah mempertahankan kesehatan untuk melanjutkan fungsi kehidupan seperti: mampu beraktifitas fisik, serta mempertahankan fungsi sosial dan fungsi kognitif. Tujuan penulisan ini adalah menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan kerusakan memori dengan menggunakan instrumen Mini Mental State Examination (MMSE) dan Activity of Daily Living (ADL)Salah satu intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah kerusakan memori pada lansia yaitu manajemen demensia dengan aktivitas kelompok berupa latihan handball. Latihan handball dilakukan lima kali dalam seminggu selama 30 menit. Hasil yang didapatkan bahwa klien kelolaan mengalami peningkatan skor MMSE dari 15 (kerusakan kognitif sedang) menjadi 17 (kerusakan kognitif sedang). Sedangkan untuk klien resume 1 mengalami peningkatan MMSE dari 14 (kerusakan kognitif sedang) menjadi 17 (kerusakan kognitif sedang) dan klien resume 2 mengalami penurunan dari skor MMSE 21 (kerusakan kognitif ringan) menjadi 19 (kerusakan kognitif ringan). Peningkatan komponen kognitif klien kelolaan terdapat pada orientasi. Sedangkan untuk resume 1 terjadi peningkatan pada perhatian dan kalkulasi serta mengingat. Klien resume 2 terdapat peningkatan komponen kognitif pada perhatian dan kalkulasi. Dapat disimpulkan bahwa intervensi latihan handball dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan kemampuan pemrosesan visual.

Memory damage is inability to remember some information or behavioral skills. At the age of the elderly have many problems in health as maintaining their health to continue the functions of life such as: being able to engage in physical activity, maintaining social and cognitive functions. The purpose of this paper is to explain about nursing care for elderly with memory damage by using Mini Mental State Examination (MMSE) and Activity of Daily Living (ADL) instruments. One of the nursing interventions to solving for elderly with memory damage is dementia management with group activities  such as handball training. Handball training is carried out five times a week for 30 minutes. The results showed that managed clients experienced an increase in MMSE scores from 15 (moderate cognitive damage) to 17 (moderate cognitive damage). Whereas for resumes 1 clients experienced an increase in MMSE from 14 (moderate cognitive damage) to 17 (moderate cognitive damage)  and resume 2 clients experienced a decrease from MMSE 21 score (mild cognitive damage) to 19 (mild cognitive damage). Increased cognitive components of managed clients are in orientation. Whereas for resume 1 there is an increased in attention and calculation and remembering. Resume 2 clients have increased cognitive component to attention and calculation. The conclution of handball training is improve cognitive abilities and visual processing capabilities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Christine
"Individu yang memasuki tahap akhir perkembangan akan mengalami penurunan fungsi pada sistem tubuhnya. Salah satunya merupakan perubahan sistem muskuloskeletal yang identik dengan penurunan kekuatan otot, tulang dan sendi yang dapat memengaruhi keseimbangannya. Lansia yag memiliki gangguan keseimbangan akan mengalami risiko jatuh yang lebih tinggi. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran dalam penerapan asuhan keperawatan pada lansia yang memiliki masalah resiko jatuh. Format pengkajian Burg Balance Test (BBT) dan Timed up and Go test (TUG) digunakan untuk mengukur resiko jatuh klien. Bentuk intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk menangani masalah resiko jatuh adalah latihan keseimbangan dengan metode square stepping exercise (SSE). Intervensi diberikan satu kali dalam sehari selama 12 hari dengan durasi 30-40 menit. Hasil yang diperoleh selama menerapkan metode latihan ini didapatkan peningkatan kecepatan berjalan sebesar 1 menit 15 detik saat dilakukan rata-rata pengukuran awal dan akhir dengan timed up and go test, serta peningkatan keseimbangan dilihat dari adanya penambahan skor Berg Balance Test sebesar 3 poin. Latihan ini direkomendasikan untuk diterapkan di nursing home sebagai aktivitas latihan rutin untuk menurunkan resiko jatuh lansia.

Individuals who enter the final stage of development will experience a decline in function in their body systems. One of them is a change in the musculoskeletal system which is synonymous with a decrease in muscle, bone and joint strength which can affect balance. Elderly people who have balance disorders will experience a higher risk of falling. This scientific work aims to provide an overview of the application of nursing care to elderly people who have a risk of falling. The Burg Balance Test (BBT) and Timed up and Go test (TUG) assessment formats are used to measure the client's risk of falling. A form of nursing intervention that can be given to deal with the risk of falls is balance training using the square stepping exercise (SSE) method. Intervention is given once a day for 12 days with a duration of 30-40 minutes. The results obtained during applying this training method showed an increase in walking speed of 1 minute 15 seconds when the initial and final measurements were averaged using a timed up and go test, as well as an increase in balance seen from an increase in the Berg Balance Test score of 3 points. This exercise is recommended to be implemented in nursing homes as a routine exercise activity to reduce the risk of falls in the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Qothrunnada
"Penuaan merupakan proses alamiah meliputi perubahan anatomi dan fisiologi lansia. Perubahan menyebabkan lansia menjadi rentan mengalami masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang banyak ditemukan pada lansia adalah gangguan integritas kulit seperti kulit kering (xerosis) dan pruritus.  Tujuan tugas akhir ini adalah untuk menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan integritas kulit melalui pemberian gel aloe vera di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1. Intervensi berupa manajemen pruritus menggunakan gel aloe vera melalui pemberian topikal dilakukan sebanyak 2 kali sehari selama 13 hari. Hasil intervensi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hidrasi dan tekstur kulit serta terjadi perubahan nilai pruritus severity scale dari gatal berat menjadi gatal ringan. Perawat di panti sosial tresna werdha budi mulia 1 cipayung diharapkan dapat memberikan intervensi pemberian gel aloe vera. Intervensi ini dilakukan sebagai upaya mengatasi xerosis dan pruritus pada lansia sering kenyamanan dan kualitas hidup lansia meningkat.

Aging is a natural process including changes in the anatomy and physiology of the elderly. Changes cause elderly people to become vulnerable to health problems. Health problems that are often found in the elderly are disorders of skin integrity such as dry skin (xerosis) and pruritus. The aim of this final assignment is to explain nursing care for elderly people with impaired skin integrity by administering aloe vera gel at the Tresna Werdha Budi Mulia Social Home 1. Intervention in the form of pruritus management using aloe vera gel through topical administration is carried out 2 times a day for 13 days. The results of the intervention showed that there was an increase in hydration and skin texture as well as a change in the pruritus severity scale value from severe itching to mild itching. Nurses at the Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung social home are expected to be able to provide interventions for administering aloe vera gel. This intervention is carried out as an effort to overcome xerosis and pruritus in the elderly, often increasing the comfort and quality of life of the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Annisa Meidina
"Masalah kulit kering di bagian ekstremitas bawah merupakan masalah yang sering dialami oleh lansia wilayah perkotaan. Hal ini dikarenakan adanya penurunan fungsi sistem integumen, perubahan kebiasaan mandi, paparan matahari, stres dan penyalahgunaan zat. Tujuan penulisan ini yaitu untuk menganalisis hasil intervensi perawatan kaki (foot care) untuk mengatasi kerusakan integritas kulit pada lansia. Implementasi dilakukan selama lima minggu di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, Jakarta Timur. Evaluasi hasil perawatan menggunakan instrumen pre dan post berupa skor Overall Dry Skin. Hasil dari perawatan selama lima minggu menunjukkan adanya perbaikan pada integritas kulit, tekstur, ketebalan dan hidrasi ditandai dengan kondisi kulit kaki tampak lembab dan sisik berkurang, kulit mati mulai mengelupas dan kulit berwarna putih kemerahan. Pihak PSTW diharapkan dapat memberikan fasilitas untuk melakukan perawatan kaki dengan bahan yang mudah didapat dan harga yang terjangkau. Perawat diharapkan dapat melakukan perawatan kulit untuk lansia setiap hari minimal satu kali.

Dry and itchy skin problems in lower extremity are common health problems in elderly in urban areas. This problem caused by decrease in integument system function, personal hygiene capabilities, exposure to sunlilght, stress and substance abuse. This paper aimed to analyze the result of foot care intervention for overcoming impaired skin integrity in elderly. Implementation was done for five weeks in PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, East Jakarta. The final result of the intervention used Overall Dry Skin score as a pre and post instrument. The final result showed an escalation in skin integrity, texture, thickness and hydration which was characterized by the increase in skin moisture, peeling dead skin, skin looks fair and redness. PSTW is expected to facilitate the provision of foot care using products that are easy to found and low cost. In addition, nurses are expected to perform foot care for ederly at least once a day.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Naufalia Zulfa Ad`Hania
"ABSTRAK
Proses penuaan dan masalah kesehatan di perkotaan dapat menyebabkan masalah penurunan fungsi kognitif pada lansia. Karya ilmiah akhir ini bertujan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah konfusi kronik melalui terapi musik Senosa pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 01 Jakarta. Intervensi terapi musik Senosa dilakukan selama lima puluh menit dilakukan tiga kali setiap minggu selama lima minggu berturut-turut. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa terapi musik Senosa dapat meningkatkan fungsi kognitif, menurunkan gejala apatis dan meningkatkan kemampuan komunikasi lansia dengan konfusi kronik.

ABSTRACT
The process of ageing and urban health problems cause the decline of the cognitive function of elderly. This study aims to analyze nursing care in elderly with chronic confusion through music therapy senosa at Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 01 Jakarta. This music therapy intervention was held for fifty minutes three times each week during the five weeks. The result of this paper shows that music therapy Senosa can increase cognitive function, decrease apathy symptom of dementia, and incrase communication ability in elderly with chronic confusion.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Febriyanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keaktifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh lansia di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan rancangan cross sectional menggunakan 75 responden lansia di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung yang dipilih dengan teknik purposive sampling.
Hasil uji analisis menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keaktifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh lansia di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur (p=0,004, α= 0,05). Peneliti merekomendasikan supaya program senam lansia dapat diikuti oleh seluruh lansia sehingga dapat menjaga tingkat keseimbangan tubuh lansia.

This study aims to determine the relationship between elderly gymnastic activity and elderly body balance in PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, East Jakarta.The study design is a descriptive correlation with cross sectional design using 75 respondents whom selected by purposive sampling technique.
Analysis test results showed that there is a significant correlation between the elderly gymnastic activity and elderly body balance in PSTW Budi Mulia 1 Cipayung (p = 0.004, α = 0,05). Researchers recommend that elderly gymnastic program can be followed by all elderly to maintain the body's balance level of the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Valentine
"Lansia merupakan suatu kelompok usia yang seringkali merasakan dampak dari penuaan. Salah satunya yaitu lebih lamanya penyembuhan luka pada lansia dan jika tidak ditangani dengan tepat, maka luka akut bisa menjadi luka kronik. Di lain sisi, sejak dahulu, madu telah digunakan untuk merawat luka karena memiliki sifat antimikroba, anti inflamasi, dan debridement luka yang membantu proses penyembuhan luka. Bahkan jika dibandingkan dengan antibakteri lain, perawatan luka dengan madu dapat mempercepat penyembuhan luka lebih baik dari yang lain. Oleh karena itu, pengembangan tatalaksana berbasis bukti dalam melakukan perawatan luka menggunakan madu dilakukan untuk mendukung proses penyembuhan luka dan meningkatkan kenyamanan lansia. Dalam karya ilmiah ini, perawatan luka dengan madu menghasilkan peningkatan penyembuhan luka dan pengurangan kualitas nyeri pada lansia setelah dua minggu intervensi. Hasil ini dibuktikan dengan adanya penurunan skala Bates-Jensen Wound Assessment Tool dan Visual Analog Scale serta Numeric Rate Scale setelah perawatan dua minggu. Skala BWAT klien dari 30 menjadi 15, nilai VAS 2 dan Numeric Rating Scale 3 (nyeri ringan) menjadi 0 atau tidak nyeri. Setiap intervensi dilakukan sehari sekali selama 5-10 menit. Kesimpulannya, setelah dilakukan intervensi, terdapat penyembuhan luka diamati dengan tidak adanya jaringan nekrotik, pus, dan adanya jaringan granulasi yang menutupi keseluruhan luka.

The elderly are an age group that often feel the impact of aging. One of them is the longer healing time of wounds in the elderly and if not treated properly, then acute wounds can become chronic wounds. On the other hand, honey has long been used to treat wounds as it has antimicrobial, anti-inflammatory, and wound debridement properties that help the wound healing process. Even when compared to other antibacterials, wound treatment with honey can accelerate wound healing better than others. Therefore, the development of evidence-based management in performing wound care using honey is carried out to support the wound healing process and improve the comfort of the elderly. In this scientific work, wound care with honey resulted in improved wound healing and reduced pain quality in the elderly after two weeks of intervention. This result was evidenced by a decrease in the Bates-Jensen Wound Assessment Tool scale and Visual Analog Scale and Numeric Rate Scale after two weeks of treatment. The client's BWAT scale from 30 to 15, VAS value 2 and Numeric Rating Scale 3 (mild pain) to 0 or no pain. Each intervention is done once a day for 5-10 minutes. In conclusion, after the intervention, wound healing was observed with the absence of necrotic tissue, pus, and granulation tissue covering the entire wound.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ummu Hani
"ABSTRAK
Latar belakang: Selama beberapa hari setelah persalinan, retensio urin dengan distensi kandung kemih adalah fenomena yang umum terjadi. Jika pasien tidak dapat berkemih spontan dalam waktu 4 jam setelah bersalin, besar kemungkinan bahwa dia mengalami Retensio Urin Post Partum RUPP . Di beberapa tempat pengukuran residu urin dilakukan 4 jam post partum, sementara di tempat lain dilakukan 6 jam post partum. Ketidakseragaman waktu pengukuran ini akan mempengaruhi diagnosis, tata laksana, serta prognosis. Waktu pengukuran yang lebih lama akan menyebabkan kandung kemih akan terisi lebih banyak urin, sehingga akan terdistensi dalam waktu yang lebih lama, sehingga waktu pemulihan akan lebih lama.Objektif: Diketahuinya lama pemulihan dan volume residu urin pada kelompok pasien dengan retensio urin pasca persalinan dengan beda waktu pengukuran,Desain penelitian dan metode: Penelitian ini menggunakan desai uji klinis acak di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSUD Karawang bulan Maret-Desember 2017. Perermpuan pasca salin dengan risiko retensio urin pasca persalinan, bersedia mengikuti penelitian, dan terdiagnosis retensio urin dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diukur residu urinnya dalam 4 jam, kelompok kedua dalam 6 jam. Pasien lalu diberikan tatalaksana retensio urin sesuai protokol RSUPNCM dan dicatat waktu pulihnya.Hasil: Karakteristik pasien pada kedua kelompok dianggap setara. Median lama pemulihan pasien retensio urin yang diukur residu urin 4 jam adalah 30 jam, berbeda 21 jam dengan pasien yang diukur resiudnya 6 jam, yaitu 51 jam p

ABSTRACT
Introduction Few days after delivery, urinary retention with bladder distention commonly happens. If patient unable to void spontaneously 4 hours after delivery, most likely she will develops post partum urinary retention PPUR . In some hospitals, the urinary residual volume was measured at 4th hour, other measures at 6th hour post delivery. This will affects the diagnosis, management, and prognosis. The longer the measurement will make the bladder filled with much more urine volume, thus the bladde will be distended in longer period, so the recovery time will be prolonged.Objective To know the differrence of recovery time and the urinary residual volume between group of patient with different time of urinary residual collecting.Study design and methode A randomized controlled trial was held at Cipto Mangunkusumo central general hospital and central Karawang hospital between March and Desember 2017. Post partum women with urinary retention risks, willing to contribute to the trial, and diagnosed as post partum urinary retention were divided into 2 groups. Urinary residual volume was meassured in 4th hour and 6th hour in each group. Patient then treated according to RSCM guideline, and the time of recovery was documented.Result Both group have similar characteristic. The median length of recovery in the group which the urinary residual was measured in 4th hour was 30 hours, 21 hours shorter than 6th hour group, 51 hours p 0.001 . The median of urinary residual volume of the 4th hour group was 600 ml, 400 ml lesser than the 6th hour group, 1000 ml p 0.001 Conclussion time of recovery are shorter in the 4th hour group and the urinary residual volume are less in the 4th hour group compared to the 6th hour group.Keywords post partum urinary retention, urine residual, urinary residual collecting time"
Depok: 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>