Ditemukan 191739 dokumen yang sesuai dengan query
Alfin Heriagus
"Seseorang akan rentan terpapar COVID-19 apabila tidak mampu berperilaku baik. Penularan infeksi COVID-19 dapat dicegah dengan mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak. Penelitian ini bertujuan menganalisis persepsi kerentanan terpapar Covid-19 dan mengetahui perilaku individu selama pandemi di pasar tradisional. Penelitian ini berjenis kualitatif dengan desain cross sectional, menggunakan sampel masyarakat di pasar tradisional Kota Bogor berusia minimal 18 tahun, sebanyak 120 orang, dan analisis bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih banyak responden dengan usia 21-50 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan ibu rumah tangga, suku Sunda, sudah menikah, persepsi kerentanan responden sudah positif, dan perilaku baik dalam upaya pencegahan penularan covid-19. Analisis bivariat menunjukkan tidak adanya hubungan antara persepsi kerentanan dengan perilaku pencegahan penularan covid-19. Kesimpulannya, tidak ada hubungan antara persepsi kerentanan dengan perilaku pencegahan penularan covid-19. Peneliti berharap agar individu tetap menerapkan perilaku pencegahan yang baik, dengan persepsi yang sudah positif, dikarenakan pandemi belum selesai.
A person will be vulnerable to being exposed to COVID-19 if they are not able to behave properly. The transmission of COVID-19 infection can be prevented by washing hands, wearing masks, and keeping a distance. This study aims to analyze the perception of vulnerability to being exposed to Covid-19 and determine individual behavior during the pandemic in traditional markets. This research is a qualitative type with a cross sectional design, using a sample of people in traditional markets in Bogor City at least 18 years old, as many as 120 people, and bivariate analysis. The results of this study indicate that there are more respondents aged 21-50 years, female gender, last high school education, work of housewives, Sundanese, married, respondents' perceptions of vulnerability are positive, and good behavior in efforts to prevent transmission of covid-19 . Bivariate analysis showed that there was no relationship between perceived vulnerability and behavior to prevent transmission of COVID-19. In conclusion, there is no relationship between the perception of vulnerability and the behavior of preventing the transmission of COVID-19. Researchers hope that individuals will continue to apply good preventive behavior, with positive perceptions, because the pandemic is not over yet."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anindya Dwita Kirana
"Covid-19 merupakan fenomena penyakit menular yang membuat kelompok-kelompok tertentu mengalami kerentanan. Adapun penyakit diabetes yang dikategorikan oleh para ahli kesehatan sebagai komorbid Covid-19, sehingga menjadikannya rentan secara fisik. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengetahuan dan persepsi risiko Covid-19 pada penderita diabetes dalam pencegahan penularan Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam dan studi literatur sebagai data sekunder. Kasus ini menjelaskan bahwa penderita diabetes memiliki pengetahuan Covid-19 mencakup transmisi dan pencegahan penularan. Pengetahuan melalui proses memercayai, yang mana didapat melalui media dan pengalaman. Para penderita diabetes menganggap bahwa Covid-19 sebagai sesuatu yang berbahaya dan berisiko, dalam gejala yang dapat menjadi berat dan risiko kematian. Risiko Covid-19 salah satunya konsekuensi biaya perawatan Covid-19 dan tuntutan isolasi mandiri. Para penderita diabetes menganggap penting mengetahui pencegahan penularan serta risiko yang timbul sehingga tidak mengalami kerugian. Pengetahuan dan persepsi risiko pada penderita diabetes tidak terlepas dari latar belakang sosial budaya dan ekonomi. Pengetahuan menjadi bagian dari pembentukan persepsi dalam melihat risiko.
Covid-19 pandemic is an infectious disease phenomenon that makes some certain communities become vulnerable. Diabetes found of health professionals belongs morbidity group of Covid-19, that makes diabetics physically vulnerable. This research discusses about knowledge and risk perception of Covid-19 among diabetics prevent of Covid-19 transmission. The methods used in this research were in-depth interviews and secondary data collection. This diabetic case explain that diabetics had prevention of transmission knowledge. Knowledge shaped by ways of knowing process which came from media and experience. Covid-19 consider be dangerous and risky by diabetics because the probabilities of getting severe symptoms and death. Some of those risks of Covid-19 is the cost of treatment and self-isolation. It was considered important to have knowledge, transmission, and risks of Covid-19 and diabetes to decrease loss. Knowledge and risk perception are inseparable from socioeconomic background. Knowledge become a part of perceiving risk."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rindang Azizah
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran perilaku pencegahan covid-19 pada pedagang pasar tradisional. Informan dalam penelitian berjumlah 13 orang yang terdiri dari 10 orang informan utama dan 3 orang informan kunci. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan rapid assessment procedures (RAP). Teori yang digunakan adalah Health Belief Model. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar informan tidak merasa rentan terhadap covid-19 dan tidak menganggap covid-19 penyakit yang dapat menimbulkan bahaya karena gejala yang ditimbulkan dianggap sudah sering dijumpai. Namun informan masih menganggap penerapan pencegahan penting dilakukan sebagai langkah antisipasi. Adanya kendala berupa ketidaknyamanan penggunaan masker dan kendala dalam melakukan jaga jarak di pasar membuat praktik pencegahan covid-19 menjadi kurang optimal. Disamping itu, praktik cuci tangan, konsumsi sayur dan buah, serta aktifitas fisik sudah cukup bagus.
This thesis discusses the description of Covid-19 prevention behavior in traditional market traders. The number of informants in the study was 13 people consisting of 10 main informants and 3 key informants. This study is a qualitative study using a rapid assessment procedures (RAP) approach. The theory used is the Health Belief Model. The results showed that most informants did not feel vulnerable to Covid-19 and did not consider Covid-19 a disease that could cause harm because the symptoms it caused were considered to be common. However, the informants still considered the implementation of prevention as important as an anticipatory step. The existence of obstacles in the form of discomfort using masks and obstacles in maintaining distance in the market make the practice of preventing Covid-19 less optimal. Besides that, the practice of washing hands, consuming vegetables and fruits, and physical activity is quite good."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Visti Melani
"Pandemi COVID-19 menjadi masalah kesehatan global yang berdampak pada segala aspek kehidupan. Tingginya angka kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dan angka kematian akibat COVID-19 menjadi urgensi besar bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan terhadap penularan penyakit tersebut. Perilaku merokok adalah salah satu faktor risiko COVID-19 baik bagi penularannya maupun perburukan progresif hingga berujung kematian. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai COVID-19 pada perokok di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Responden penelitian berjumlah 320 responden yang tersebar di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu laki-laki berusia 40-59 tahun yang merokok menghisap 11-19 batang rokok per hari dan sudah merokok sejak lebih dari 10 tahun yang lalu. Tingkat pengetahuan mengenai COVID-19 cukup, memiliki sikap menerima terhadap pencegahan COVID-19 dan perilaku yang positif terhadap pencegahan COVID-19. Penelitian ini merekomendasikan kepada masyarakat untuk tetap mematuhi dan meningkatkan pengetahuan, sikap serta perilaku terhadap pencegahan COVID-19.
The COVID-19 pandemic is a global health problem that affects all aspects of life. The high number of positive confirmed cases of COVID-19 and the death rate due to COVID-19 has become a big urgency for the community to take precautions against the transmission of the disease. Smoking behavior is a risk factor for COVID-19 both for transmission and for progressive deterioration that can lead to death. The purpose of this study is to identify knowledge, attitudes and behavior regarding COVID-19 in smokers in DKI Jakarta. This study used a descriptive analytic research design using a cross sectional approach. The research respondents totaled 320 respondents spread across DKI Jakarta. The results showed that the majority of respondents, namely men aged 40-59 years who smoke, smoke 11-19 cigarettes per day and have been smoking for more than 10 years. The level of knowledge about COVID-19 is sufficient, has an accepting attitude towards preventing COVID-19 and positive behavior towards preventing COVID-19. This study recommends that the public adhere to and improve knowledge, attitudes and behavior towards the prevention of COVID-19."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fatimah Alanza Salsabila
"Perkantoran merupakan salah satu tempat yang berisiko terjadinya penularan COVID-19. Beberapa kasus COVID-19 di DKI Jakarta didominasi dari klaster perkantoran. Untuk mengatasi hal tersebut, penerapan perilaku pencegahan yang baik menjadi kunci utama dalam memutus rantai penyebaran virus. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor determinan perilaku pencegahan penularan COVID-19 pada pekerja perkantoran di DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara daring menggunakan kuesioner. Sebanyak 152 pekerja perkantoran di Jakarta berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pencegahan responden terhadap COVID-19 sudah cukup baik. Sebesar 61,2% Responden berperilaku baik, dan 38,8% berperilaku kurang baik. Uji statistik menunjukkan bahwa persepsi risiko (p= 0.013), persepsi hambatan (p= 0.001), sarana prasarana (0.002), dan dukungan manajemen (p= 0.001) berhubungan dengan perilaku pencegahan COVID-19. Maka dari itu diperlukan edukasi efektif, penyediaan sarana prasarana yang memadai, serta dukungan manajemen yang mendukung untuk meningkatkan perilaku pekerja dalam mencegah COVID-19.
Office is one of the places at risk of transmission of COVID-19. Several cases of COVID-19 in DKI Jakarta are dominated by office clusters. To overcome this, the implementation of good preventive behavior is the main key in breaking the chain of virus spread. The study aims to analyze the determinants of behavior to prevent transmission of COVID-19 in office workers in DKI Jakarta. This research is a quantitative research with a cross sectional design. Data was collected online using questionnaire. A total of 152 office workers in Jakarta participated in this study. The results showed that the respondent's preventive behavior against COVID-19 is quite good. 61.2% of respondents had good behavior, and 38.8% had poor behavior. Statistical tests showed that perceived risk (p= 0.013), perceived barriers (p= 0.001), availability of facilities (0.002), and management support (p= 0.001) were associated with COVID-19 prevention behavior. Therefore, effective education is needed, the provision of adequate infrastructure, and supportive management support to improve worker behavior in preventing COVID-19."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nurimeta Nurfianti
"Tingginya pelanggaran protokol kesehatan di Cibinong di dominasi oleh kaum remaja. Remaja memiliki potensi tertular virus COVID-19 bahkan dengan tanpa gejala yang mereka sadari bahkan mereka dapat menjadi carrier atau pembawa virus dalam dirinya dan dapat membahayakan manusia dengan system imun yang kurang baik, hal ini mendasari pentingnya pengendalian perilaku pencegahan COVID-19 pada remaja di Cibinong. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada remaja di Kecamatan Cibinong. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan pada 127 remaja di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilakukan malalui google form. Hasil penelitian menujukan bahwa perilaku remaja dalam pencegahan COVID-19 sudah cukup baik (nilai median=62%). Diketahui bahwa variabel sikap, pengetahuan, dukungan orang tua dan dukungan teman sebaya secara signifikan berhubungan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada remaja di Kecamatan Cibinong. Variabel yang paling dominan dalam penelitian ini adalah pengetahuan remaja mengenai COVID-19 dengan nilai p-value=0,001 dan nilai OR 5.387, CI(2.150-13.499). Responden yang memiliki pengetahuan baik memiliki kecenderungan untuk berperilaku pencegahan COVID-19 5,387 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang pengetahuan kurang. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa secara umum perilaku pencegahan COVID-19 pada remaja sudah baik dan faktor pengetahuan serta dukungan orangtua maupun dukungan teman sebaya memiliki peran penting dalam mempengaruhi perilaku tersebut.
The high violation of health protocols in Cibinong was dominated by teenagers. Adolescents had the potential to contract the COVID-19 virus even without symptoms that they are aware of; they could even become carriers or carriers of the virus within themselves, which can harm people with weakened immune systems; this underlies the importance of controlling COVID-19 prevention behavior among adolescents in Cibinong. The purpose of this study was to find out what factors are related to COVID-19 prevention behavior among adolescents in Cibinong Sub-District. This study was a quantitative study with a cross-sectional design. The study was conducted among 127 adolescents in Cibinong Sub-District, Bogor Regency. Data collection was conducted by using Google Forms. The results of the study showed that the behavior of adolescents in preventing COVID-19 is quite good (median value=62%). It was known that the variables of attitude, knowledge, parental support, and peer support are significantly related to COVID-19 prevention behavior among adolescents in Cibinong Sub-District. The most dominant variable in this study was adolescent knowledge about COVID-19, with a p-value of 0,001 and an OR value of 5,387 (CI: 2,150â13,499). Respondents with good knowledge tended to behave 5,387 times greater than respondents with less knowledge in preventing COVID-19. Based on these results, it was concluded that generally, COVID-19 prevention behavior among adolescents was good, and factors of knowledge, parental support, and peer support had essential roles in influencing this behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Rizki Paranto
"Penelitian ini menjelaskan tentang gambaran pengetahuan, sikap, persepsi risiko, dan perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa S1 Universitas Indonesia angkatan 2020. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yang diikuti sebanyak 118 responden dengan mengisi kuesioner daring menggunakan Google Form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang pencegahan COVID-19 sudah tinggi, tetapi masih rendah mengenai jaga jarak dan kontak erat. Responden pada umumnya memiliki sikap positif dalam mencegah COVID-19, tetapi masih terdapat 28% responden yang takut ketika ingin melakukan tes PCR. Sebagian besar responden mempersepsikan COVID-19 sebagai penyakit yang serius dan khawatir ketika mendengar informasi tentang COVID-19. Responden telah melakukan sebagian besar perilaku pencegahan COVID-19 dengan baik, seperti etika batuk, memakai masker ke luar rumah saat pandemi dan di tempat keramaian, menjaga jarak di tempat keramaian, dan mencuci tangan dengan sabun setelah dari tempat keramaian, sebelum makan, dan sesudah makan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku pencegahan COVID-19. Perlu meningkatkan edukasi atau sosialisasi yang efektif dan konsisten dan menguatkan penerapan perilaku pencegahan yang masih kurang, terutama menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun minimal 40 detik.
This research explained about the description of knowledge, attitude, risk perception, and behavior of COVID-19 prevention among undergraduate students of University of Indonesia Batch 2020. This research used the quantitative method with cross-sectional study. Sampling was carried out by purposive sampling technique that were joined by 118 respondents with filling out an online questionnaire based on Google Form. The results showed that the respondent’s knowledge about COVID-19 prevention was high, but still low regarding physical distancing and close contact. In general, respondents have a positive attitude in preventing COVID-19, but there are still 28% who are afraid to do a PCR test. Most of the respondents perceived COVID-19 as a serious disease and were worried when they heard information about COVID-19. Respondents have done most of the prevention of COVID-19 well, such as cough etiquette, wearing masks outside the house during pandemic and in crowded places, maintaining distance in crowded places, and washing hands with soap and after going to crowded places, before and after eating. The results showed that there was no significant association between knowledge, attitude, and behavior of COVID-19 prevention. It is necessary to increase effective and consistent education or socialization and strengthen the implementation of prevention behavior that still lack, especially maintaining distance and washing hands with soap for at least 40 seconds."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dian Mayasari
"Pendahuluan: pandemic Covid-19 yang berlangsung saat ini masih menjadi masalah global termasuk ODHA. Dimana ODHA merupakan seorang individu dengan HIV AIDS yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah atau imunodefisiensi sehingga rentan sekali terhadap paparan penyakit yang disebabkan oleh virus Covid-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh hubungan persepsi kerentanan dan sikap ODHA terhadap perilaku pencegahan Covid-19. Metode: menggunakan desai penelitian cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 106 orang responden di Yayasan lekas bogor. Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang signifikan pada persepsi kerentanan dengan perilaku upya pencegahan covid-19 (p<0,03) san sikap ODHA terhadap perlaku upaya pencegahan covid-19 (p<0,01). Kesimpulan: terdapat hubungan yang signifikan pada persepsi kerentanan dan sikap ODHA dengan perilaku upaya pencegahan covid-19. Saran: dilakukannya edukasi terhadap respon yang negatif mengenai persepsi kerentanan dan sikap ODHA terhadap perilaku upaya pencegahan covid-19 dan memfasilitasi permasalahan yang di hadapi ODHA.
Introduction: the ongoing Covid-19 pandemic is still a global problem, including PLHIV. Where PLWHA are individuals with HIV AIDS who have weak immune systems or are immunodeficient so they are very vulnerable to exposure to diseases caused by the Covid-19 virus. The purpose of this study was to determine the influence of the relationship between perceptions of vulnerability and attitudes of PLHIV on Covid-19 prevention behavior. Methods: using a cross-sectional research design, with a total sample of 106 respondents at the Lekas ââBogor Foundation. The sampling technique used is convenience sampling. The results showed that there was a significant relationship between perceptions of vulnerability and the behavior of Covid-19 prevention efforts (p<0.03) and the attitude of PLWHA towards the treatment of Covid-19 prevention efforts (p<0.01). Conclusion: there is a significant relationship between perceptions of vulnerability and attitudes of PLHIV with the behavior of Covid-19 prevention efforts. Suggestion: conduct education on negative responses regarding perceptions of vulnerability and attitudes of PLWHA towards the behavior of efforts to prevent Covid-19 and facilitate the problems faced by PLWHA."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhamad Viki Fernanda
"COVID-19 merupakan virus pandemi terbesar di dunia pada abad ke-21 dan sudah menyebar hampir ke seluruh negara di dunia, salah satunya yaitu Federasi Rusia yang terpapar pada 31 Januari 2020. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan pemerintah Federasi Rusia menangani persebaran virus Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan dengan studi pustaka sebagai pengumpulan data yang diteliti. Penelitian ini menggunakan teori kebijakan publik yang dikemukakan oleh Leo Agustino. Hasil yang diperoleh dari penelitian terkait respon pemerintah Federasi Rusia terhadap COVID-19 di Rusia dapat dikatakan berhasil dalam mengendalikan penyebaran kasus COVID-19 di Rusia dengan menerbitkan sejumlah kebijakan-kebijakan pada setiap sektor mulai kesehatan, pajak, perekonomian, pariwisata, dan lainnya, sehingga terjadinya angka penurunan COVID-19 pada bulan Februari 2022.
COVID-19 is the largest pandemic virus in the world in the 21st century and has spread to almost all countries in the world, one of which is the Russian Federation which was exposed on January 31, 2020. This study aims to analyze the policies of the government of the Russian Federation in dealing with the spread of the Covid-19 virus. 19. This research uses descriptive analysis method with literature study as the data collection under study. This study uses the public policy theory proposed by Leo Agustino. The results obtained from research related to the response of the Russian Federation government to COVID-19 in Russia can be said to be successful in controlling the spread of COVID-19 cases in Russia by issuing a number of policies in each sector starting from health, taxes, economy, tourism, and others, so that the decline in the number of COVID-19 in February 2022."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Fadiah Qisthina Hidayat
"Penyebaran COVID-19 yang semakin luas dan implementasi protokol kesehatan di Kabupaten Brebes pada tahun 2020 yang masih rendah mendasari pentingnya monitoring kepatuhan protokol kesehatan di Brebes. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan kepatuhan protokol kesehatan pencegahan dan penularan COVID-19 pada masyarakat di Kabupaten Brebes tahun 2021 berdasarkan teori health belief model. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional menggunakan data primer yang dilakukan di Kabupaten Brebes pada Juni 2021 dengan jumlah sampel sebanyak 302 responden. Data berupa hasil pengisian kuesioner dengan metode daring yang diisi sendiri oleh responden dan dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden sudah patuh melaksanakan protokol kesehatan dengan rata-rata skor 70 dari skala 100. Diketahui diantara faktor- faktor yang diteliti, faktor jenis kelamin (p=0,001), tingkat pendidikan(p=0,001), pengetahuan (p=0,007), persepsi keparahan (p=0,003), persepsi hambatan (0,001), self efficacy (p=0,016), dan sumber informasi (p=0,002) merupakan faktor yang berhubungan dengan ketidakpatuhan protokol kesehatan COVID-19. Hasil penelitian menyarankan untuk membuat program untuk meningkatkan implementasi social distancing, mengadakan kerjasama dengan tokoh masyarakat, mengutamakan laki-laki sebagai sasaran utama promosi kesehatan dan memanfaatkan sosial media sebagai media utama promosi kesehatan.
The increasingly COVID-19 and the low implementation of health protocols in Brebes Regency in 2020 underlies the importance of monitoring health protocol compliance in Brebes. The study aims to determine the factors associated with compliance of health protocols for the prevention and transmission of COVID-19 in the community in Brebes Regency in 2021 based on the theory of health belief models. This research is a quantitative study with a cross-sectional design using primary data conducted in Brebes Regency in June 2021 with a total sample of 302 respondents. The results showed that the respondents had complied with the health protocol with an average score of 70 out of a scale of 100. It is known that among the factors studied, gender (p = 0.001), education level (p = 0.001), knowledge (p = 0.007 ), perceived severity (p=0.003), perceived barriers (0.001), self-efficacy (p=0.016), and sources of information (p=0.002) were factors related to non-compliance with COVID-19 health protocols. The results of the study suggest creating a program to improve the implementation of social distancing, collaborating with community leaders, prioritizing men as the main target of health promotion and utilizing social media as the main media for health promotion."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library