Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 221815 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Ayu Puspitaningsih
"Obesitas sentral menjadi masalah utama kesehatan masyarakat yang dapat menjadi faktor risiko dari beberapa penyakit tidak menular yang bersifat kronis yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bagi banyak populasi di dunia, baik di negara maju maupun berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan proporsi kejadian obesitas sentral berdasarkan faktor perilaku konsumsi dan faktor lainnya pada penduduk dewasa (usia 20-45 tahun) di Provinsi Sumatera Utara berdasarkan data Riskesdas 2018. Desain studi penelitian ini adalah cross sectional dengan analisis univariat dan bivariat (chi-square). Data penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2018 dengan jumlah sampel sebesar 19.757 responden dewasa usia 20-45 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada penduduk dewasa usia 20-45 tahun di Sumatera Utara pada tahun 2018, yaitu sebesar 31,4%. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat perbedaan proporsi obesitas sentral yang signifikan ditemukan pada variabel usia, variabel jenis kelamin, varianel pendidikan terakhir, variabel status perkawinan, variabel status pekerjaan, variabel tipe wilayah tempat tinggal, variabel konsumsi makanan berlemak, variabel konsumsi makanan manis, variabel konsumsi minuman manis, variabel konsumsi alkohol, variabel aktivitas fisik, variabel riwayat merokok, variabel kondisi mental emosional (p value<0,05). Optimalisasi kegiatan skrinning obesitas sentral dengan menggunakan metode pengukuran lingkar perut ataupun RLPP dan kegiatan olahraga bersama di Posbindu PTM serta pelaksanaan pola hidup sehat oleh masyarakat seperti makan sesuai anjuran gizi seimbang dan aktif untuk meningkatkan waktu dan frekuensi aktivitas fisik dapat membantu pencegahan obesitas pada penduduk dewasa di Sumatera Utara.

Central obesity is now considered as a mayor public health problem that can be a risk factor of some chronic and non communicable disease that can cause a mortality and morbidity both in developed and developing countries. This study aims to figure out the proportion of central obesity between consumption facktor and the other factors among adult aged 20-45 years old in North Sumatera Province based on Data of Riskesdas 2018. This study used secondary data of Riskesdas 2018 with total sample of 19.757 adults aged 20-45 years old with cross sectional design. Data analysis used chi-square test. The prevalence of central obesity among adults aged 20-45 years old in North Sumatera Province was 31,4%. The result showed that theres a significant difference in proportion of central obesity between variable age, sex, education level, marital status, job type, residence type, fat intake, sweet food intake, sweet beverages intake, alcohol intake, physical activity, smoking status, and mental disorder (p value<0,05). Optimalization of central obesity screening program with waist circumference and RLPP measurement also held sharing physical exercise program in Posbindu PTM along with the society implementing a healthy life such as a balanced nutritional diet and increasing time and frequency for doing physical activity can help to prevent central obesity among adults in North Sumatera Province."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindi Fakta Nauli
"Obesitas sentral berasosiasi dengan beberapa penyakit tidak menular yang angka kejadiannya terus naik di Indonesia maupun seluruh dunia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD memiliki prevalensi obesitas sentral lebih tinggi dibandingkan pekerja lainnya, yaitu 50,14%. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor risiko obesitas sentral pada PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini merupakan analisis data Riskesdas 2018 yang menggunakan desain potong lintang, sampel seluruh penduduk dengan pekerjaan sebagai PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD di Provinsi Jawa barat yang menjadi responden dalam Riskesdas 2018. Hasil penelitian menggunakan uji Chi-square menyimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara antara antara usia (p = 0,009; α = 0,05), jenis kelamin (p = 0,000; α = 0,05), tingkat pendidikan (p = 0,000; α = 0,05), konsumsi buah dan sayur (p = 0,006; α = 0,05), konsumsi gorengan (p = 0,029; α = 0,05), dan konsumsi rokok (p = 0,000; α = 0,05) dengan obesitas sentral. Penelitian lanjutan dengan metode studi kualitatif tentang persepsi seseorang terhadap pola konsumsi harian penting dilakukan untuk mengetahui alasan melekatnya pola konsumsi makanan berisiko pada masyarakat.

Central obesity is associated with several non-communicable diseases whose incidence rates continue to rise in Indonesia and throughout the world. Based on the 2018 Basic Health Research (Riskesdas) data, PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD have a higher prevalence of central obesity than other workers (50.14%). The purpose of this study was to identify risk factors for central obesity in PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD in West Java province. This research is an analysis of the 2018 Riskesdas data using a cross-sectional design, a sample of all residents working as PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD in West Java Province who were respondents in the 2018 Riskesdas. The results of the study using the Chi-square test concluded that there was a significant relationship between age (p = 0.009; α = 0.05), gender (p = 0.000; α = 0.05), education level (p = 0.05), 000; α = 0.05), fruit and vegetable consumption (p = 0.006; α = 0.05), fried food consumption (p = 0.029; α = 0.05), and cigarette consumption (p = 0.000; α = 0.05) with central obesity. Follow-up research using qualitative study methods about a person's perception of daily consumption patterns is important to do to find out the reasons for the attachment of risky food consumption patterns in society."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Asri Bestari
"Status gizi yang baik berhubungan erat dengan performa fisik yang baik, termasuk dalam lingkungan kerja sebagai kunci produktivitas industri. Namun, gizi pada karyawan masih belum mendapat perhatian khusus padahal karyawan menghabiskan separuh waktu terjaganya di tempat kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor yang berhubungan dengan obesitas pada karyawan PT. XYZ. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain studi cross-sectional melibatkan 715 karyawan dari pabrik A, B, C, dan D PT. XYZ. Analisis statistik menunjukkan bahwa obesitas memiliki hubungan bermakna dengan usia p=0,000;OR=2,583, status pernikahan p=0,001;OR=2,643, golongan pekerjaan p=0,03;OR=1,721, persen lemak tubuh laki-laki p=0,000;OR=19,314, asupan energi p=0,047;OR=0,597, asupan protein p=0,03;OR=0,606, asupan serat p=0,027;OR=0,389, kebiasaan minum susu p=0,018;OR=0,576, konsumsi suplemen p=0,032;OR=0,693, aktivitas fisik p=0,017;OR=1,491, dan perilaku merokok p=0,008;OR=1,734. Adanya hubungan bermakna tersebut menjadikan karakteristik individu, konsumsi makanan, dan gaya hidup menjadi faktor yang berpengaruh terhadap obesitas.

Good nutritional status is closely related to excellent physical performance, including in workplace as a key of industrial productivity. However, nutrition of employees still has not taken care by the company, althoughthey spend half of their awaken time in workplace. The purpose of this study is to see the factors associated with obesity among employees in PT. XYZ. This study was conducted using a cross sectional study involving 715 employees from factories A, B, C, and D in PT. XYZ. Statistical analysis showed that obesity had a significant association with age p 0.000 OR 2.583, marital status p 0.001 OR 2.643, occupation p 0.03 OR 1.721, percent body fat in male p 0.000 OR 19.314, energy intake p 0.047 OR 0.597, protein intake p 0.03 OR 0.606, fiber intake p 0.027 OR 0.389, milk drinking habits p 0.018 OR 0.576, consumption of supplements p 0.032 OR 0.693, physical activity p 0.017 OR 1.491, and smoking behavior p 0.008 OR 1.734. The existence of significant associationsmade individual characteristics, food consumption, and lifestyle become factors that affect obesity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Chinta Ramadhani
"Obesitas mulai dialami oleh rumah tangga yang berpenghasilan tinggi, menengah, dan rendah. Prevalensi obesitas ini meningkat seiring dengan globalisasi yang membuat akses terhadap makanan lebih mudah dan harga makanan olahan yang murah namun memiliki kalori yang tinggi. Rumah tangga sebagian besar menggunakan pendapatannya untuk konsumsi makanan. Oleh sebab itu, konsumsi makanan terutama jadi dan olahan erat kaitannya dengan risiko mengalami obesitas. Dalam penelitian ini, kami menyelidiki sejauh mana konsumsi jadi dan olahan mempengaruhi obesitas di Indonesia dengan menggunakan metode Instrumental Variable Probit. Kami menemukan bahwa konsumsi jadi dan olahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap probabiliti obesitas sebesar 0.756. Hasil ini menjadi menarik dikarenakan kondisi sekarang yang kita ketahui bahwa mudahnya akses makanan cepat saji dan makanan olahan yang dapat ditemukan dimana saja dapat menyebabkan obesitas.

Obesity begins to be experienced by households with high, middle and low incomes. The prevalence of obesity is increasing along with globalization which makes access to food easier and the price of processed food is cheap but has high calories. Most households use their income for food consumption. Therefore, consumption of processed and processed foods is closely related to the risk of obesity. In this study, we investigated the extent to which processed and processed consumption affects obesity in Indonesia using the Instrumental Variable Probit method. We found that processed and processed consumption had a positive and significant effect on the obesity probability of 0.756. This result is interesting because of the current conditions that we know that easy access to fast food and processed foods that can be found anywhere can cause obesity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Amalia Prayudita
"Indonesia termasuk salah satu negara yang menghadapi tiga permasalahan gizi sekaligus, yaitu stunting, wasting, dan overweight. Obesitas sentral atau yang disebut obesitas tipe apel merupakan disebabkan oleh penumpukkan lemak dalam tubuh dalam jumlah berlebih di bagian perut. Obesitas sentral diamati sebagai jenis obesitas yang merugikan dengan implikasi serius dan pemicu penyakit degeneratif. Provinsi Sulawesi Utara merupakan daerah dengan prevalensi obesitas sentral tertinggi berdasarkan data Riskesdas 2018 yaitu sebesar 42,5%. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada penduduk usia ≥45 Tahun di Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2019 dengan desain penelitian cross sectional. Hasil penelitian menggunakan analisis bivariat didapatkan pada laki-laki konsumsi alkohol (p-value = 0,015) memiliki hubungan secara statistik dengan kejadian obesitas sentral. Sedangkan pada perempuan aktivitas fisik (p-value = 0,045), konsumsi minuman manis (p-value = 0,036), konsumsi makanan berlemak (p-value = 0,023), dan konsumsi bumbu penyedap (p-value = 0,020) memiliki hubungan secara statistik dengan kejadian obesitas sentral. Peneliti menyarankan untuk dinas kesehatan dapat bekerja sama dengan berbagai pihak seperti organisasi masyarakat dan institusi keagamaan dalam memberikan edukasi terkait bahaya obesitas sentrak, faktor-faktor yang mempengaruhi, dampak yang disebabkan dan bagaimana cara mengatasinya.

Indonesia is one of the countries that faces three nutritional problems at once, namely stunting, wasting and overweight. Central obesity or what is called apple-type obesity is caused by the accumulation of excess fat in the body in the abdomen. Central obesity is observed as a detrimental type of obesity with serious implications and triggers degenerative diseases. North Sulawesi Province is the area with the highest prevalence of central obesity based on the 2018 Riskesdas data, namely 42.5%. This study aims to determine the factors associated with the incidence of central obesity in people aged ≥45 years in Minahasa, North Sulawesi Province. This study uses secondary data from the 2019 Riskesdas with a cross-sectional research design. The results of the study using bivariate analysis found that male alcohol consumption (p-value = 0.015) had a statistical relationship with the incidence of central obesity. Whereas in women physical activity (p-value = 0.045), consumption of sweet drinks (p-value = 0.036), consumption of fatty foods (p-value = 0.023), and consumption of seasonings (p-value = 0.020) have a statistical relationship with central obesity. Researchers suggest that the health office can work together with various parties such as community organizations and religious institutions in providing education regarding the dangers of central obesity, the factors that influence it, the impact it causes and how to overcome it."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Irbah Ramadhani
"Kardiovaskular merupakan penyakit yang menyumbang angka tertinggi kematian di dunia dan di Indonesia. Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular dengan angka kematian tertinggi dalam kategori penyakit kardiovaskular. Obesitas sebagai faktor risiko dominan dalam terjadinya hipertensi, terus mengalami peningkatan prevalensi dari tahun ke tahun di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia 19-64 tahun di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional menggunakan data sekunder Riskesdas tahun 2018 yang diperoleh melalui Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Populasi penelitian ini merupakan seluruh anggota rumah tangga berusia 19-64 tahun di Provinsi Sulawesi Utara. Terdapat sebanyak 10.870 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Sulawesi Utara tahun 2018 adalah sebesar 26,1% dan prevalensi obesitas adalah sebesar 28,8%. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi dengan nilai Prevalence Ratio (PR) sebesar 2,126 (95% CI 1,865-2,424) setelah di kontrol oleh variabel usia (PR= 2,144; 95% CI 1,935-2,376) dan interaksi obesitas*usia (PR= 0,687; 95% CI 0,585-0,806). Perlu dilakukannya promosi kesehatan yang mengedukasi masyarakat terkait obesitas dan hipertensi serta hubungan antara keduanya guna meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya penyakit tersebut.

Cardiovascular is a disease that contributes to the highest number of deaths in the world and in Indonesia. Hypertension is one of the cardiovascular disease with the highest number of deaths among other cardiovasculars. Obesity as a major risk factor of hypertension continues to increase in prevalence from year to year in North Sulawesi Province. This study aimed to determine the association between obesity and hypertension in populastion aged 19-64 years old in North Sulawesi Province. This study used quantitative method with an analytic cross sectional study design with secondary data sorce obtained from Basic Health Resource (Riskesdas) 2018, National Institute of Health Research and Development, Ministry of Health RI. The population of this study is all household member in North Sulawesi Province with the aged of 19-64 years old. Meanwhile, there were 10.870 samples that matched the inclusion and exclusion criteria of the study. Based on this study showed that the prevalence of hypertension in North Sulawesi Province year 2018 was 26,1% and the prevalence of obesity was 28,8%. Analystic result showed there was an association between obesity and hypertension with prevalence ratio (PR) of 2,126 (95% CI 1,865-2,424) after being adjusted by age (PR= 2,144; 95% CI 1,935-2,376) and interaction between obesity and age (PR= 0,687; 95% CI 0,585-0,806). It is necessary to do health promotion to educate people about obesity and hypertension, also the association between both, to increase public awareness about the danger of those diseases."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisya Dwi Yulianti
"Obesitas sentral adalah penumpukan lemak perut yang berlebihan yang diukur dengan indikator pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dengan kriteria obesitas sentral adalah LP >90 untuk pria dan LP>80 untuk wanita. Obesitas sentral merupakan penumpukan lemak berlebihan di sekitar perut yang berhubungan dengan risiko kardiometabolik, diabetes melitus tipe 2 dan peningkatan sekresi asam lemak bebas, hipersulinemia, risistensi insulin, hipertensi dan dislipidemia pada populasi umum. Provinsi Sulawesi Utara merupakan Provinsi dengan prevalensi obesitas sentral tertinggi di Indonesia pada tahun 2018 dengan angka 42,45%. Dimana setiap kabupaten/kota memiliki prevalensi obesitas sentral sebesar >30% (terendah 31,2% dan tertinggi 48,78%) dan menurut karakteristik wilayah tempat tinggal prevalensi obesitas sentral di wilayah perkotaan lebih tinggi 2,78% dibandingkan wilayah perdesaan atau sebesar 43,81% untuk wilayah perkotaan dan 41,03% untuk wilayah perdesaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain potong lintang (cross sectional) dengan jumlah sampel 14.911 penduduk usia ≥18 tahun dari total sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel independen meliputi faktor risiko unmodifiable (usia dan jenis kelamin), faktor risiko modifiable status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, pola konsumsi dan life style serta status gizi dan kesehatan mental. Data yang Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder Riskesdas tahun 2018. Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan perangkat lunak statistik. Ada tiga tingkat analisis data yang dilakukan, antara lain secara univariat, bivariat (chi square dan regresi logistik), multivariat (regresi logistik ganda). Hasil menunjukkan prevalensi obesitas sentral pada penduduk usi ≥18 tahun di Provinsi Sulawesi Utara adalah 45,0% dengan prevalensi di perkotaan 46,6% dan di perdesaan 43,5%. Faktor risiko dominan yang berhubungan dengan obesitas sentral pada penelitian ini adalam IMT, baik untuk wilayah perkotaan dan perdesaan serta secara keseluruhan di Provinsi Sulawesi Utara, dengan OR 42,909 (95%CI 23,384-78,737) di perkotaan, OR 23,701 (95%CI 18,324-30,656) di perdesaan, dan OR 43,924 (95%CI 31,162-61,913) di Provinsi Sulawesi Utara. Mengingat dampak obesitas sentral yang sangat besar terhadap beban negara dan mengancam keberlangsungan generasi yang akan datang, maka penentuan faktor risiko obesitas pada tahap awal berdasarkan karakteristik wilayah tempat tinggal sangat penting dilakukan untuk mengatasi penyakit penyerta dan kematian terkait PTM terutama pada penderita penumpukan lemak berlebih di bagian abdominal tubuh.

Central obesity is the excessive accumulation of abdominal fat, measured by the Waist Circumference (WC) indicator with central obesity criteria being WC >90 cm for men and WC >80 cm for women. Central obesity is associated with cardiometabolic risks, type 2 diabetes mellitus, and increased secretion of free fatty acids, hyperinsulinemia, insulin resistance, hypertension, and dyslipidemia in the general population. North Sulawesi Province had the highest prevalence of central obesity in Indonesia in 2018, with a rate of 42.45%. Each district/city had a central obesity prevalence of >30% (lowest 31.2% and highest 48.78%), and according to the characteristics of the residential area, the prevalence of central obesity in urban areas was 2.78% higher than in rural areas, or 43.81% in urban areas and 41.03% in rural areas. This quantitative study used a cross-sectional design with a sample size of 14,911 adults aged ≥18 years from total sampling according to inclusion and exclusion criteria. Independent variables included unmodifiable risk factors (age and gender), modifiable risk factors (marital status, education, occupation, consumption patterns, lifestyle, nutritional status, and mental health). The data used in this study was secondary data from the 2018 Riskesdas. Data analysis was performed using statistical software and included three levels of analysis: univariate, bivariate (chi-square and logistic regression), and multivariate (multiple logistic regression). Results showed the prevalence of central obesity in adults aged ≥18 years in North Sulawesi Province was 45.0%, with an urban prevalence of 46.6% and a rural prevalence of 43.5%. The dominant risk factor associated with central obesity in this study was BMI, for both urban and rural areas, and overall in North Sulawesi Province, with OR 42.909 (95% CI 23.384-78.737) in urban areas, OR 23.701 (95% CI 18.324-30.656) in rural areas, and OR 43.924 (95% CI 31.162-61.913) in North Sulawesi Province. Considering the significant impact of central obesity on the national burden and the threat to the sustainability of future generations, determining the risk factors for obesity at an early stage based on the characteristics of the residential area is crucial for addressing comorbidities and mortality related to NCDs, especially in individuals with excessive abdominal fat accumulation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farisa Lukman Gismar
"Obesitas sentral merupakan kondisi penumpukan lemak berlebih pada bagian abdomen (perut) dan terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiometabolik yang ditandai oleh indikator lingkar perut >80 cm untuk perempuan dan >90 cm untuk laki-laki. Prevalensi obesitas sentral di DKI Jakarta, yang merupakan ibukota negara, menempati peringkat tertinggi kedua di Indonesia, yakni 41,9% dengan prevalensi obesitas sentral pada perempuan mencapai 55,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada perempuan usia produktif (15-59 tahun) di DKI Jakarta. Desain penelitian ini adalah cross-sectional menggunakan data Riskesdas 2018. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji chi-square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 4307 perempuan, sebanyak 61,8% mengalami obesitas sentral. Faktor dominan obesitas sentral pada perempuan usia produktif (15-59 tahun) di DKI Jakarta adalah status pernikahan (AOR = 2,933)

Central obesity is a condition of excess fat accumulation in the abdomen (visceral fat) and is associated with an increased risk of cardiometabolic disease characterized by an abdominal circumference >80 cm for women and >90 cm for men. The prevalence of central obesity in DKI Jakarta, the nation's capital, is the second highest in Indonesia at 41.9% with the prevalence of central obesity in women reaching 55.2%. This study aims to determine the dominant factors and factors associated with central obesity in women of productive age (15-59 years) in DKI Jakarta. This research design is cross-sectional using Riskesdas 2018 data. Data analysis included univariate analysis using frequency distribution, bivariate analysis using chi-square test, and multivariate analysis using multiple logistic regression. The results showed that out of 4307 women, 61.8% had central obesity. The dominant factor of central obesity in women of productive age (15-59 years) in DKI Jakarta is marital status (AOR = 2.933)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Milla Ifariza
"Prevalensi overweight dan obesitas pada remaja setiap tahun meningkat pesat di seluruh dunia. Kejadian overweight dan obesitas pada remaja akan bermanifestasi menjadi penyakit kronis di masa dewasa. Menurut data Riskesdas tahun 2010 prevalensi penduduk usia 13-15 tahun di Indonesia yang mengalami status gizi overweight dan obesitas sebesar 2,5 yang kemudian meningkat menjadi 10,8 pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan konsumsi serat dan faktor-faktor lainnya dengan overweight dan obesitas pada siswa SMPN 98 Jakarta Tahun 2017. Desain yang digunakan adalah cross-sectional dengan 208 siswa dari kelas 7 dan 8 dengan metode total sampling dari 6 kelas selama April-Mei 2017.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 29,8 responden memiliki status gizi overweight dan obesitas. Uji statistik yang digunakan yaitu uji chi-square menunjukkan hubungan antara kebiasaan konsumsi serat, kebiasaan sarapan dan durasi tidur dengan overweight dan obesitas. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu melakukan upaya pemantauan satus gizi remaja, progam penyuluhan gizi serta memasang media poster berkaitan dengan anjuran sayur dan buah.

The prevalence overweight and obesity in adolescents increasing rapidly around the world every year. The incidence of overweight and obesity in adolescents will manifest as a chronic disease in adulthood. According to Riskesdas data in 2010 the prevalence of overweight and obesity in adolescent 13 15 years old of 2,5 which then increased to 10,8 in 2013.The aim of this study to determine the relationship between fiber consumption habits and other factors with overweight and obesity in Junior High School Student of 98 Junior High School South Jakarta 2017. The design study used cross sectional with 208 student from grades 7th and 8th with a total sampling method from 6 classes during Aptil May 2017. This study used univariate and bivariate analysis.
Based from the result 29,8 of respondents had overweight and obesity and from analysis data by chi square test, there were significantly relationship between fiber consumption habits, breakfast habits and duration of sleep with overweight and obesity. Therefore, the school should make efforts to monitor the nutritional status of adolescents, nutrition counseling program and putting up poster media related to vegetable and fruit recommendations.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurjihan Fakhriah
"Obesitas sentral merupakan kondisi dimana terjadi penumpukkan lemak di bagian perut. Obesitas sentral berhubungan dengan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus tipe II, hipertensi, dislipidemia, sindrom metabolik, dan kanker. Prevalensi obesitas sentral diketahui meningkat baik di negara maju dan negara berkembang. Sebanyak 40,2% individu di dunia diperkirakan mengalami obesitas sentral. Indonesia termasuk negara berkembang dengan peningkatan prevalensi obesitas sentral dengan peningkatan dari tahun 2007, 2013, dan 2018 menurut data Riskesdas berturut- turut sebesar 18%, 26% , dan 31%. Peningkatan obesitas sentral dikaitkan dengan perkembangan ekonomi dan urbanisasi yang menyebabkan perubahan tidak menguntungkan dalam kebiasaan konsumsi makanan berkalori tinggi dan minuman manis, aktivitas fisik, perilaku sedentari, dan stres. Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi obesitas sentral di daerah perkotaan lebih tinggi dari prevalensi nasional, yaitu sebesar 35%.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut mengenai faktor dominan kejadian obesitas sentral pada penduduk usia 25-64 tahun di wilayah perkotaan Indonesia. Terdapat sebanyak 194.049 responden Riskesdas 2018 yang dilibatkan dalam chi-square dan uji multivariat regresi logistik ganda pada perangkat pengolah data.
Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat 15 variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian obesitas sentral, diantaranya: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status pernikahan, gangguan mental emosional, konsumsi makanna manis, konsumsi minuman manis, konsumsi makanan berlemak/gorengan, konsumsi softdrink, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok (p-value <0,05). Jenis kelamin perempuan diketahui sebagai faktor dominan kejadian obesitas sentral pada penduduk usia 25-64 tahun di wilayah perkotaa Indonesia (p-value 0,0005).
OR dari kejadian obesitas sentral lebih tinggi 4,060 (95%CI: 3,947-4,175) kali pada kelompok responden berjenis kelamin perempuan, setelah dikontrol oleh variabel lainnya. Dengan demikian, masyarakat di wilayah perkotan, khususnya perempuan, dihimbau untuk lebih meningkatkan kesadaran terkait obesitas sentral . Masyarakat dihimbau untuk dapat mengurangi konsumsi makanan berisiko, melakukan olahraga secara teratur, menghindari stres, dan menghindari perilaku merokok dan konsumsi alkohol. Instansi kesehatan diharapkan dapat membantu masyarakat dengan memberikan edukasi gizi dan promosi keseatan terkait obesitas sentral.

Central obesity is a condition where there is an accumulation of fat in the abdomen. Central obesity is associated with the risk of non-communicable diseases such as type II diabetes mellitus, hypertension, dyslipidemia, metabolic syndrome, and cancer. The prevalence of central obesity is known to increase in both developed and developing countries. As many as 40.2% of individuals in the world are estimated to have central obesity. Indonesia is a developing country with an increasing prevalence of central obesity with an increase from 2007, 2013, and 2018 according to riskesdas data, respectively, by 18%, 26%, and 31%. The increase in central obesity is associated with economic development and urbanization leading to unfavorable changes in consumption habits of high-calorie foods and sugary drinks, physical activity, sedentary behavior, and stress. Riskesdas 2018 data states that the prevalence of central obesity in urban areas is higher than the national prevalence, which is 35%.
This study aims to further analyze the dominant factors in the incidence of central obesity in the population aged 25-64 years in urban areas of Indonesia. There were 194,049 riskesdas 2018 respondents who were involved in this study. Data analysis used chi-square bivariate test and multiple logistic regression multivariate test on the application.
The results showed that there were 15 variables that were significantly associated with the incidence of central obesity, including: age, gender, education level, employment status, emotional mental health, consumption of sweet foods, sugary drinks, fatty foods, soft drinks, fruit and vegetable consumption, alcohol consumption, physical activity, and smoking habits (p-value <0,05). Female gender is known as the dominant factor in the incidence of central obesity in the population aged 25-64 years in urban areas of Indonesia (p-value 0,0005).
The OR of the incidence of central obesity was 4.06 (95%CI: 3,947-4,175) higher in the female respondent group, after being controlled by other variables. Thus, people in urban areas, especially women, are urged to increase awareness regarding central obesity. The public is encouraged to reduce the consumption of risky foods, do exercise regularly, avoid stress, and avoid smoking and alcohol consumption. Health agencies are expected to help the community by providing nutrition education and promotion of health related to central obesity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>