Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186145 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tsalits Laila Tsuroya
"Permasalahan gizi kurang pada balita masih menjadi salah satu masalah serius yang dialami oleh masyarakat perkotaan. Pola asuh pemberian makan oleh ibu sebagai pengasuh utama yang kurang tepat menjadi salah satu penyebab balita mengalami gizi kurang. Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan hadir sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan hasil intervensi yang dilakukan pada keluarga dengan balita gizi kurang melalui asuhan keperawatan keluarga. Metode yang digunakan adalah studi kasus pada tiga keluarga binaan dengan masalah nutrisi pada balita. Intervensi unggulan yang diberikan adalah penerapan responsive feeding pada proses makan balita yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi balita. Intervensi yang dilakukan mampu menghasilkan peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku ibu terkait cara pemberian makan pada balita serta dihasilkan peningkatan berat badan pada balita.

The problem of malnutrition in children under five is still one of the serious problems experienced by urban communities. Parenting patterns of feeding by the mother as the main caregiver are not appropriate be the one of the causes of under-nutrition under five. Urban public health nursing exists as an effort to overcome these problems. Writing this scientific paper aims to describe the results of interventions carried out in families with undernourished children under five through family nursing care. The method used is a case study on three assisted families with nutritional problems in toddlers. The superior intervention given is the application of responsive feeding in the toddler's feeding process which aims to improve the nutritional status of toddlers. The intervention carried out was able to produce an increase in knowledge and changes in maternal behavior related to how to feed toddlers and resulted in an increase in body weight in toddlers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raihananda Vania Araminta
"Picky eating atau perilaku pilih-pilih makanan merupakan suatu kondisi dimana anak menolak makan, atau mengalami kesulitan saat mengonsumsi makanan dan minuman. Prevalensi kejadian picky eating di Indonesia masih cukup besar, yakni sebanyak 45.5%. Anak dengan perilaku picky eating juga banyak ditemukan di kota-kota besar, salah satunya di Jakarta dengan prevalensi sebesar 33.6%. Kesulitan makan pada anak yang dibiarkan terjadi dalam jangka waktu yang lama, akan menimbulkan beberapa dampak negatif, seperti dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, kekurangan vitamin, dan mineral, serta defisiensi zat gizi. Kecenderungan perilaku picky eating erat hubungannya dengan cara orang tua memberikan makan kepada anak, pola asuh, pengetahuan gizi, orang tua pendapatan, dan ketersediaan makanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan dari beberapa faktor tersebut dengan perilaku picky eating, yang dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan desain studi cross-sectional. Penelitian ini menggunakan data primer dari pengisian kuesioner secara daring yang melibatkan 127 responden yang merupakan ibu dari anak usia 2-5 tahun yang berdomisili di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 27.6% anak usia 2-5 tahun di DKI Jakarta yang memiliki perilaku picky eating dan dapat disimpulkan bahwa terdapat adanya hubungan riwayat penerapan responsive feeding dengan perilaku picky eating (p-value = 0.016). Variabel lain yang berhubungan secara signifikan (p-value < 0.05) yakni pola asuh, pengetahuan gizi, dan ketersediaan makanan. Sementara itu, tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan (p-value > 0.05) antara pendapatan orang tua dengan perilaku picky eating. Dengan demikian, orang tua diharapkan dapat memperhatikan faktor-faktor tersebut untuk dapat mencegah dan mengatasi kejadian picky eating pada anak.

Picky eating or picky eating behavior is a condition where a child refuses to eat, or has difficulty consuming food and drink. The prevalence of picky eating in Indonesia is still quite large (45.5%). Children with picky eating behavior are also commonly found in big cities, one of which is in Jakarta, with a prevalence of 33.6%. Eating difficulties in children that are allowed to occur for a long time will cause several negative impacts, such as dehydration, electrolyte imbalance, vitamin and mineral deficiencies, and nutritional deficiencies. The tendency for picky eating behavior is closely related to the way parents feed their children, parenting patterns, nutritional knowledge, parents' income, and food availability. The purpose of this study was to examine the relationship between these factors and picky eating behavior, which was carried out using quantitative methods and a cross-sectional study design. This study uses primary data from filling out online questionnaires involving 127 respondents who are mothers of children aged 2-5 years who live in DKI Jakarta. The results showed that there are 27.6% of children aged 2-5 years in DKI Jakarta who have picky eating behavior and it can be concluded that there is a relationship between a history of implementing responsive feeding and picky eating behavior (p-value = 0.016). Other variables that were significantly related (p-value < 0.05) were parenting patterns, nutritional knowledge, and food availability. Meanwhile, there was no significant relationship (p-value > 0.05) between parents' income and picky eating behavior. Thus, parents are expected to pay attention to these factors to be able to prevent and overcome the incidence of picky eating in children"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuby Abigail
"Kecenderungan perilaku makan menyimpang (PMM) merupakan gangguan makan yang mengubah pola konsumsi atau penyerapan makanan hingga mengganggu kesehatan seseorang. Di Indonesia, prevalensi PMM terus meningkat dan salah satu kelompok yang paling rentan adalah remaja. Beberapa studi terdahulu yang dilakukan di Jakarta, Depok, dan Bekasi (2008-2023) menunjukkan angka kecenderungan PMM sebesar 32,7% - 91,7% di kalangan remaja. PMM merupakan masalah yang perlu memperoleh perhatian khusus karena dapat membawa berbagai dampak buruk bagi tumbuh kembang remaja bahkan dapat berujung pada kematian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kejadian dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kecenderungan PMM pada remaja perempuan maupun laki – laki. Terdapat sepuluh variabel independen yang diteliti, yaitu jenis kelamin, status gizi, citra tubuh, stres, rasa percaya diri, aktivitas fisik, pengetahuan gizi, pengaruh teman sebaya, pengaruh orang tua, dan pengaruh media sosial. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional melibatkan 217 responden (kelas X dan XI) dari 15 SMA Negeri di Kota Depok, Jawa Barat. Pemilihan responden dilakukan menggunakan metode quota sampling dan pengambilan data dilakukan selama bulan April – Mei 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PMM merupakan masalah yang banyak ditemui dengan 78,8% responden ditemukan memiliki kecenderungan PMM. Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang bermakna antara kecenderungan PMM dengan stres, status gizi, pengaruh teman sebaya, pengaruh orang tua, dan pengaruh media sosial. Diperlukan adanya kolaborasi dari remaja, orang tua, sekolah, dan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran dan mencegah peningkatan kasus PMM di kalangan remaja.

Eating disorders (EDs) tendencies are disordered eating-related behaviors that alter food consumption or absorption patterns that disrupt one's health. In Indonesia, the prevalence of eating disorders continues to rise, with adolescents being one of the most vulnerable groups. Several previous studies conducted in Jakarta, Depok, and Bekasi between 2008 and 2023 have shown a prevalence of PMM ranging from 32.7% to 91.7% among teenagers. PMM is a problem that requires special attention because it can have various negative impacts on the growth and development of teenagers, and can even lead to death. This study was conducted to understand the incidence and factors associated with EDs tendencies among both female and male adolescents. Ten independent variables were examined: gender, nutritional status, body image, stress, self-confidence, physical activity, nutritional knowledge, peer influence, parental influence, and social media influence. The research design used was cross-sectional, involving 217 respondents (10th and 11th graders) from 15 public high schools in Depok City, West Java. Respondents were selected using quota sampling method, and data collection took place during April - May 2024. Research results indicate that eating disorders are a prevalent issue, with 78.8% of respondents found to have tendencies towards EDs. Bivariate analysis results indicated significant relationships between EDs tendencies and stress, nutritional status, peer influence, parental influence, and social media influence. Collaboration among adolescents, parents, schools, and government is needed to increase awareness and prevent the rise of eating disorder cases among adolescents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurulia Rachmat
"Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor individu dan faktor lingkungan dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang pada siswi SMA Tugu Ibu Depok. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Dari keseluruhan responden (n=115) didapat sebanyak 85,2% memiliki kecenderungan perilaku makan menyimpang. Pada penelitian ini ditemukan hubungan yang bermakna antara riwayat diet (P=0,005), citra tubuh (P=0,009), IMT (P=0,016), makan bersama keluarga (P=0,029), dan keterpaparan media televisi (P=0,040) dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang.
Hasil penelitian ini menyarakan agar sekolah dan dinas kesehatan dapat bekerja sama dalam melakukan penyebarluasan informasi mengenai bahaya perilaku makan menyimpang, perhitungan berat badan yang ideal sesuai standar IMT serta cara mengatur pola makan yang baik agar para siswa dapat menjaga kesehatan.

The purpose of this study was to determine the relationship between individual and environmental factors to tendency of eating disorder in female high school student at SMA Tugu Ibu Depok. This study used cross-sectional design. The result showed that 85,2% of female high school students had the tendency of eating disorder. Variables that showed significance were diet behavior (P=0,005), body image (P=0,009), BMI (P=0,016), family mealtime (P=0,029), and television media exposure (P=0,040).
This study suggest that schools and health services can work together to disseminate information about the dangers of eating disorder, the calculation of ideal body weight according to BMI standards, and how to set a good diet so that students can maintain their health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Novitasari
"Penggunaan PUGS merupakan cara termudah untuk merencanakan asupan makan atlet remaja guna terpenuhi kebutuhan zat gizinya. Ada dua faktor yang banyak memengaruhi perilaku makan atlet remaja yaitu faktor individu dan lingkungan. Faktor lingkungan yang banyak berpengaruh antara lain orang tua, teman, media massa serta faktor sosial lainnya seperti lingkungan sekolah. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan total sampel 103 responden. Berdasarkan hasil penelitian diketahui separuh responden (50,5%) merupakan kelompok remaja awal (usia 11-16 tahun). Sebagian besar responden memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku PUGS yang baik. Teman dan pelatih berpengaruh besar pada perilaku makan responden. Ternyata hampir seluruh responden belum pernah melihat media berisikan pesan PUGS. Hasil penelitian diperoleh ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan pengaruh teman dengan perilaku makan atlet remaja berdasarkan PUGS.

Using PUGS is the easiest way to plan athlete?s food intake in order to met their nutrition intake. There are two factors that influence the eating behavior of youth athletes, individual and environmental factors. Enviromental factors include parents, peer group, mass media and the other social factors such is school environment. This research uses cross sectional design with a total of 103 sample. The results are more than half respondents (50.5%) is early adolescents group (age 11-16 years). Most of the respondents have good knowledge, attitudes and behavior about PUGS. Friends and trainers have a strong related to respondents eating behavior. In fact almost all respondents have never seen media messages containing PUGS. There are significant correlation between knowledge and the influence of friends with adolescent athlete?s eating behavior based on PUGS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yoyok Bekti Prasetyo
"Gangguan sulit makan merupakan suatuu gejala awal dari masalah nutrisi pada anak. Prevalensi gizi buruk di Kabupalen Malang Juli 2005 sebesar 3.017 jiwa, dan tercatat 2.752 jiwa diantaranya bayi dibawah usia satu tahun. Faktor yang diprediksikan mempengaruhi gangguan sulit makan pada anak meliputi; faktor keluarga, sosial, dan psikologi. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk menguji hubungan faktor keluarga, sosial, dan psikologi terhadap gangguan sulit makan pada anak dalam konteks keperawatan komunitas di Desa Tamanharjo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, Jawa Timur. Populasi penelitian adalah 646 balita, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 162 balita yang diambil dengan cara cluster sampling. Untuk menguji hubungan faktor keluarga, sosial, dan psikologi terhadap gangguan sulit makan pada anak digunakan kai-kuadrat, sedangkan untuk uji multivariat digunakan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik anak yang mengalami gangguan sulit makan paling banyak pada kelompok usia toddler dan paling sedikit preshool clengan tingkat penghasilan keluarga diatas Upah Minimun Kabupaten (UMK). Keluarga yang memiliki gangguan sulit makan makan pada anak karakteristik permasalah pada faktor keluarga paling banyak prosentasenya dibandingkan dengan permasalahan pada faktor sosial dan psikologi. Hasil analisis korelasi dengan alpha = 0,5 menunjukkan bahwa faktor keluarga mempunyai huhungan yang signifikan dengan gangguan sulit makan pada analc 0: va!ue=0.001; OR=3.185 (95%CL° 1,674 - 6,062)). Analisi regresi logistik menunjukkan bahwa Model faktor keluarga, faktor sosial, dan tingkat penghasilan keluarga tanpa disertai adanya interaksi mempengaruhi tejadinya gangguan sulit makan pada anak. Faktor yang paling dominan adalah faktor keluarga @ waId=0,000; 0R=4,988 (95%CI: 2,325- 10,700)). Hal ini dapat terjadi karena permasalahan faktor keluarga yang meliputi: kebiasaan pola makan yang tidak baik, budaya yang salah dalam memberikan makan pada anak, adanya ibu atau anggota keluarga yang enggan makan, Iingkungan keluarga yang tidak kohesif dapat mengakibatkan gangguan sulit makan pada anak. Untuk itu diperlukan tindakan promosi kesehatan melalui: program anticyparory guidance pendidikan kesehalan dengan pendekatan keterlibatan keluarga, deteksi dini, kerjasama, dan penanganan anak yang mengalami kesulitan makan dengan pendekaran tim work.

Eating habit disorder is an early symptom of chi|dren's nutrient problems. Poor nutrients prevalence in Kabupaten Malang July 2005 reached 3.017 lives, and noted 2.752 lives among them are infants below 1 year old. Factors predicted have influenced the eating habit disorders to children are: family, social and psychology. This study is a study with cross sectional design aiming in testing the family, social, and psychology factors correlations with children?s eating habit disorder in context of nursery community in Desa Tamanharjo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, Jawa Timur. The total of sample used in this research are 162 infants taken by cluster sampling. To examine family, social and psychology factors con-elation to this eating habit disorder the writer used kai-kuadrat, and to examine multivariate the writer used logistic regression.
The result of this study shown the characteristics of children having the eating habit disorder are mostly the group of toddler age and least of preschool group with the family eaming range above District Minimum Wage/Upah Minimum Kabupaten (UMK). Families having the eating habit disorder in their children are categorized in problem characteristic family factor, which has the most percentage compare to social and psychology factors. The result of correlation with alpha = 0,5, showing that family factor has a significant correlation with eating disorder in children (p value -'= 0,001; OR = 3,185 (95%CL° 1.674 - z£062)). Regression logistic analyses show that family factor, social factor, and range of family eamings without being added by interaction influenced the eating disorder in children to happen. The most dominant factor is family factor (p wah! = 0, 000; 0R= 4, 988 (95%C£° 2,325 - 10,700)). These things can happen because the wrong way in giving food to children, one or more of the family members doesn?t like to eat, un-cohesive atmosphere in family can create an eating habit disorder to children. Therefore need to take health promotion act through: program anticipatory guidance program, health education with family involvement approach, ?early detection, cooperating, and handling children having eating disorder with team work approach.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Venna Rahmawati Fatimah
"Gangguan perilaku makan yang didefinisikan sebagai perilaku makan yang tidak normal seperti praktik dari penggunaan obat pencahar, bingeing, membatasi asupan makan dan metode tidak memadai lainnya untuk menurunkan atau mengontrol berat badan dengan frekuensi terjadinya kurang dari yang dibutuhkan untuk memenuhi kriteria penuh untuk didiagnosis sebagai perilaku makan menyimpang menjadi semakin umum dilakukan oleh remaja SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan perilaku makan pada siswi di SMAI Al-Azhar 4 Kemang Pratama Kota Bekasi Tahun 2016. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif observasional dengan desain studi cross sectional. Responden (n=150) diminta untuk mengisi kuesioner terkait gangguan perilaku makan, citra tubuh, riwayat diet, rasa percaya diri, peran orang tua, pengaruh teman dan pengaruh tokoh di media massa. Selain itu, dilakukan juga pengukuran antropometri yang meliputi penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan untuk melihat Indeks Massa Tubuh (IMT) responden. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 32,7% responden mengalami gangguan perilaku makan. Selain itu, terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh, riwayat diet, pengaruh orang tua, pengaruh teman dan pengaruh tokoh di media massa terhadap gangguan perilaku makan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya edukasi gizi untuk meningkatkan pengetahuan gizi dan kewaspadaan terhadap gangguan perilaku makan.

Disordered eating which is defined as troublesome eating behaviors, such as purgative practices, bingeing, food restriction, and other inadequate methods to lose or control weight, which occur less frequently or are less severe than those required to meet the full criteria for the diagnosis of an eating disorder is getting more common to be carried out by high school student. This study aims to find out the factors that related with disordered eating in female student of Al-Azhar 4 Islamic Senior High School Kemang Pratama Bekasi 2016. This study was conducted using quantitative method with cross sectional study design. Respondents (n=150) asked to fill the quetioner about eating disorder, body image, diet experience, self-confidence, parent?s role, friend?s influence, and public figure?s influence in the mass media. In addition, it also conducted antropometri measurement which includes weight measurement and height measurement to see respondent?s Body Mass Index (BMI). The result of this study shows that 32,7% respondents experience disordered eating. The variables that shown significant relation were body image, dieting behavior history, parent?s role, peer influence, and public figure?s influence in the mass media. Therefore, it needs the effort of nutrition education to increase the knowledge about nutrition and the awareness toward disordered eating."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danisya
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara citra tubuh dengan kebiasaan makan pada remaja putri. Sampel sebanyak 100 responden remaja putri berusia antara 15-17 tahun yang merupakan siswi SMA Negeri 28 Jakarta ikut serta dalam penelitian ini. Data didapat dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 3 bagian yaitu kuesioner data demografi, citra tubuh, dan kebiasaan makan. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa 52% dari remaja putri memiliki citra tubuh negatif dan 48% lainnya memiliki citra tubuh positif. Kebiasaan makan tidak sehat terjadi pada 51% remaja putri, sedangkan 49% memiliki kebiasaan makan yang sehat. Hasil analisa bivariat menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara citra tubuh dan kebiasaan makan dengan nilai p= 0,017 (p<0,05).

The aim of the present study was to examine the relationship between body image and eating habit among adolescent girls. A sample of 100 girls aged 15-17 years old take parts in this study. Data was collected from adolescent girls at SMA N 28 Jakarta using structured questionnaire about demographic data, body image, and eating habits. Result showed that 52% of adolescent girls have negative body image and the other 48% have positive body image. The unhealthy eating habits occur to 51% of adolescent girls; meanwhile 49% of adolescent girls have healthy eating habits. After a bivariate analysis using a chi-square test, result shows that body image is a risk factor for eating habits with p value 0,017 (p<0,05)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43424
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyani Novita Savitri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan siklus menstruasi pada penari balet di Namarina Ballet-Jazz-Fitness Jakarta tahun 2015. Penelitian yang melibatkan 84 penari balet ini menggunakan desain cross sectional dengan metode pengambilan sampel berupa accidental sampling. Data yang dikumpulkan berupa riwayat menstruasi, durasi latihan, IMT, persen lemak tubuh, usia menarche, perilaku makan menyimpang, dan stres. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara mandiri, pengukuran antropometri untuk berat dan tinggi badan, serta pengukuran persen lemak tubuh menggunakan BIA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65,5% responden mengalami gangguan siklus menstruasi. Uji Mann-Whitney menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata durasi latihan, IMT, dan persen lemak tubuh yang signifikan antara penari balet yang mengalami ketidakteraturan siklus menstruasi dengan penari balet yang mengalami keteraturan siklus menstruasi. Uji chi square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara usia menarche, perilaku makan menyimpang, dan stres dengan siklus menstruasi. Analisis regresi logistik ganda menunjukan bahwa perilaku makan menyimpang (OR= 4,8) merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan siklus menstruasi pada penari balet di Namarina Ballet-Jazz-Fitness Jakarta tahun 2015.

The aim of this study is to identify the dominant factor associated with the menstrual cycle on ballet dancer in Namarina Ballet-Jazz-Fitness Jakarta 2015. This study which conducted on 84 ballet dancers used cross sectional design and was performed by accidental sampling. The collected data were menstrual history, duration of exercise, BMI, body fat percentage, menarche age, eating disorder, and stress. These data were collected by using self administered questionnaire, measurement for weight and height, and body fat measurement using BIA.
The result of this study showed that 65,5% respondents experience menstrual cycle disorder. Mann-Whitney test showed no significant differences in the average duration of exercise, BMI and body fat percentage between ballet dancers who experience menstrual cycle irregularity with ballet dancers who experience menstrual cycle regularity. Chi square test showed significant relation between the age of menarche, eating disorder, and stress to the menstrual cycle. Regression binary logistic analysis showed that eating disorder (OR= 4,8) as the dominant factor associated with the menstrual cycle on ballet dancer in Namarina Ballet-Jazz-Fitness Jakarta 2015.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adek Suryani
"Penyimpangan perilaku makan merupakan sekelompok gangguan yang ditandai dengan sikap dan kebiasaan makan yang abnormal, dimana gangguan tersebut akan berdampak negatif terhadap kesehatan. Mahasiswa merupakan salah satu kelompok yang memiliki risiko terjadinya kecenderungan penyimpangan perilaku makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecenderungan penyimpangan perilaku makan pada mahasiswa FISIP dan FIB UI tahun 2017.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain studi cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 177 orang mahasiswa dengan menggunakan teknik accidental sampling. Penelitian dilakukan pada April hingga Mei 2017. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan serta pengisian kuesioner. Analisis data dilakukan dengan uji chi square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 88,1 responden memiliki kecenderungan penyimpangan perilaku makan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa IMT P-value=0,010 , citra tubuh P-value=0,000 , riwayat diet P-value=0,002 dan pengaruh keluarga P-value=0,005 berhubungan dengan terjadinya penyimpangan perilaku makan. Hasil dari penelitian ini menyarankan agar masing-masing fakultas dan organisasi kemahasiswaan dapat bekerja sama dalam melakukan kegiatan promosi gizi mengenai penympangan perilaku makan.

Eating disorder is a group of disorders characterized by abnormal attitude and eating habits, where the disorder will have a negative impact on health. Students are one of the groups that have a risk of eating disorder tendency. This study aims to determine the factors associated with the tendency of eating disorder in College Students in The FISIP and FIB UI at 2017.
The method used in this study is cross sectional design. The samples in this study are 177 of college students which were taken with accidental sampling. The study was done at April to Mei 2017. The data were collected through measurement of weight and height also the fulfillment of the questionnaire.The results showed that 88.1 of respondents have a tendency of eating disorder.
The conclusion of this study is IMT P value 0,010 , body image P value 0,000 , diet history P value 0,002 and family influence P value 0,005 have signifikan association with tendency of eating disorder. Therefore, the Institutions and college students organization need to build teamwork to socialize about health tendency of eating disorder.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S70032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>