Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133591 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Saifudin
"Prevalensi kontrasepsi modern di Indonesia sejak tahun 2007 sampai dengan 2018 stagnan berada di angka 57 persen, bahkan pada tahun 2019 turun menjadi 54,9 persen. Seperti halnya yang terjadi di negara-negara low-middle income, rendahnya penggunaan kontrasepsi diduga sebagian didorong oleh ketersediaan alat kontrasepsi yang buruk di fasilitas kesehatan sebagai akibat tidak efektifnya manajemen rantai pasok dalam penyediaan alat kontrasepsi. Ketersediaan alat kontrasepsi yang buruk dapat dilihat melalui kejadian stock-out, yaitu kondisi dimana sisa persediaan dalam akhir bulan adalah kosong untuk metode kontrasepsi yang dilayani oleh fasilitas kesehatan. Studi ini bertujuan untuk meneliti bagaimana pengaruh kejadian stock-out alat kontrasepsi terhadap jumlah pengguna kontrasepsi modern di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data panel dari kabupaten/kota di Indonesia selama tahun 2015 – 2019, yaitu persentase kejadian stok-out pil, suntikan dan kondom pada fasilitas kesehatan dari data Laporan F/II KB, sedangkan jumlah pengguna kontrasepsi diperoleh dari data SUSENAS. Untuk memperkaya hasil penelitian akan ditambahkan varibel kontrol lain yaitu rata-rata lama sekolah, kemiskinan, fasilitas kesehatan, jaminan kesehatan serta pekerjaan. Hasil analisis dengan metode Fixed Effect Regression menunjukkan adanya asosiasi negatif antara kejadian stock-out alat kontrasepsi dengan jumlah pengguna kontrasepsi untuk Suntik dan Pil. Untuk kondom, hasil analisis menunjukkan kebalikannya, yaitu stock-out Kondom berasosiasi positif dengan jumlah penggunanya.

Modern contraceptives prevalence rate in Indonesia from 2007 to 2018 has been stagnant at 57 percent, even in 2019 it decreased to 54.9 percent. As is the case in low-middle income countries, the low of contraceptives use is thought to be partly driven by poor availability of contraceptives in health facilities as a result of ineffective supply chain management in the provision of contraceptives. Poor availability of contraceptives can be seen through stock-out incidence, which is a condition where the remaining stock at the end of the month is empty for contraceptive methods served by health facilities. This study aims to examine how stock-out affects the number of modern contraceptives users in Indonesia. This study used panel data from districts / cities in Indonesia during 2015 - 2019, the percentage stock-outs of pill, injections and condoms at health facilities from the F/II KB report data, while the number of contraceptive users was obtained from SUSENAS data. To enrich the research results, other control variables will be added, namely mean years schooling, poverty, health facilities, health insurance and employment. The results of the analysis using the Fixed Effect Regression method showed a negative association between stock-out of contraceptives and the number of contraceptive users for injections and pills. For condoms, the results show the opposite, condom stock-out is positively associated with the number of users."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Sakinah
"Belum diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi pasca persalinan di Puskesmas kecamatan Jagakarsa membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang factor apa saja yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi pasca persalinan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa. Faktor-faktor yang akan diteliti adalah: faktor predisposisi (pengetahuan ibu tentang kontrasepsi dan layanan KB, sikap ibu terhadap kontrasepsi, umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak hidup, umur anak terkecil, niat reproduksi dan otonomi terhadap fertilitas dan KB), faktor pemungkin (keterjangkauan terhadap layanan KB) dan faktor penguat (dukungan suami dan konseling KB).   Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian kasus kontrol yang dilakukan pada bulan Mei – Juni 2013. Dalam penelitian ini populasi kasus adalah semua wanita yang berusia 15-49 tahun, mempunyai anak terkecil dengan usia 0-42 hari dan menggunakan kontrasepsi. Sedangkan populasi control adalah semua wanita yang berusia 15-49 tahun, mempunyai anak tterkecil dengan usia 0-42 hari dan belum menggunakan kontrasepsi. Jumlah sampel yang didapat dari rumus uji beda dua proporsi adalah 49 responden untuk kelompok kasus dan 49 responden untuk kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan sistematik random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan mengajkan pertanyaan yang ada pada kuesioner.

The unknown factors affecting postpartum contraceptive use in sub-district health centers Jagakarsa makes the writer interested in conducting research on the factors that influence the use of postpartum contraception in Jagakarsa district health center. The factors that will be examined are: predisposing factors (maternal knowledge about contraception and family planning services, maternal attitudes toward contraception, maternal age, maternal education, maternal occupation, number of living children, the youngest child age, reproductive intentions and autonomy on fertility and family planning) , enabling factors (affordability of family planning services) and reinforcing factors (husband support and counseling KB). This research is quantitative research design of case-control study conducted in May-June 2013. In the case of this study population was all women aged 15-49 years, had the smallest child to the age of 0-42 days and using contraception. While population control is all women aged 15-49, have children ages 0-42 tterkecil the day and not using contraception. Number of samples obtained from two different test formula proportions were 49 respondents for the case group and 49 respondents to the control group. Sampling was done by systematic random sampling. Data collected by mengajkan question on the questionnaire."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septiyani Wijayanti
"Peran perempuan dalam pembangunan semakin luas dengan terbukanya peluang dan kesempatan bagi perempuan untuk mengembangkan potensinya. Pada perempuan yang bekerja, adanya tuntutan dari pekerjaan dan keinginan untuk mencapai karir yang lebih tinggi membuat seorang perempuan harus menjarangkan kehamilannya menggunakan alat kontrasepsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pemilihan metode kontrasepsi pada ibu bekerja terhadap pemilihan metode kontrasepsi pada ibu bekerja di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas X. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability sampling dan teknik yang digunakan adalah consecutive sampling. Waktu pengambilan sampel dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2020. Analisis data menggunakan analisis bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi pada ibu bekerja adalah jumlah anak (p=0,024), pengetahuan (p=0,043), dukungan suami (p=0,001) dan keterpaparan informasi (p=0,046).

The role of women in development is wider with the opening of opportunities for women to develop their potential. For working women, the demands from work and the desire to achieve a higher career make a woman have to vacate her pregnancy space by using contraceptives. The purpose of this study is knowing the pattern of choice of contraceptives for working mothers on the choice of contraceptives for working mothers at the Faculty of Health Sciences, University of X. This research is a quantitative analytic study with a cross sectional study design. The sampling method used in this study was non-probability sampling and the technique used was consecutive sampling. The time of sampling was conducted in July - August 2020. Data analysis used bivariate analysis with the chi-square test. The results showed that the factors affecting the choice of contraceptive for working mothers were the number of children (p = 0.024), knowledge (p = 0.043), husband's support (p = 0.001) and information exposure (p = 0.046)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayudina Larasanti
"Salah satu penyebab belum optimalnya pencapaian angka penggunaan kontrasepsi di Indonesia adalah kejadian unmet need Keluarga Berencana (KB) yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Penanganan unmet need KB tidak hanya memerlukan pengukuran besaran angkanya, tetapi juga pemahaman mengenai faktor-faktor penyebabnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh determinan pemanfaatan pelayanan keluarga berencana terhadap kejadian unmet need di Indonesia sebagai landasan rekomendasi program yang efektif. Penelitian ini menggunakan data sekunder SDKI 2017 dengan desain cross sectional dengan responden sebanyak 33.635 yang merupakan wanita kawin usia 14-59 tahun. Hasil penelitian terkait distribusi responden menunjukkan bahwa paling banyak responden mendapat kualitas pelayanan KB rendah, termasuk dalam kategori umur tua, pendidikan rendah, indeks kekayaan tinggi, jumlah anak masih hidup 0-2 anak, bekerja, pendidikan suami rendah, tempat tinggal perkotaan, memiliki otonomi rendah, memiliki permasalahan akses terhadap pelayanan kesehatan rendah, dan memiliki jumlah anak ideal ≥ 3 anak. Kejadian unmet need di Indonesia sebesar 11,68%, terdiri dari unmet need spacing (4,86%) dan unmet need limiting (6,82%). Hasil analisis GSEM menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan KB, status sosio ekonomi demografi, dan jumlah anak ideal berpengaruh signifikan terhadap kejadian unmet need pada analisis Indonesia, daerah unmet need tinggi, maupun daerah unmet need rendah. Variabel otonomi wanita berpengaruh signifikan terhadap kejadian unmet need pada analisis Indonesia dan daerah unmet need rendah, dan permasalahan akses berpengaruh signifikan terhadap kejadian unmet need pada daerah unmet need rendah. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan determinan pemanfaatan pelayanan keluarga berencana terhadap kejadian unmet need di Indonesia. Diperlukan peningkatan terhadap kualitas pelayanan KB, memberikan perhatian lebih terhadap wanita status sosio ekonomi rendah, otonomi wanita rendah, permasalahan akses tinggi, dan wanita dengan jumlah anak ideal ≥ 3 anak. KB Pasca-Persalinan merupakan cara paling efektif dalam menurunkan kejadian unmet need KB. Pemanfaatan media massa dalam pemberian informasi KB khususnya terkait efek samping metode dapat ditingkatkan serta dapat disesuaikan dengan kecenderungan tayangan yang saat ini digemari oleh masyarakat Indonesia. Diperlukan pula peningkatan peran aktif petugas kesehatan dalam memberikan konseling KB yang terintegrasi dalam pelayanan kesehatan Ibu dan Anak.

One of the causes of the non-optimal achievement of contraceptive use rates in Indonesia is the incidence of unmet need for family planning (FP) which has not been fully resolved. Handling the unmet need for family planning requires not only measuring the magnitude of the number, but also an understanding of the factors causing it. This study aims to determine the effect of the determinants of family planning services utilization on the incidence of unmet need in Indonesia as the basis for effective program recommendations. This study uses secondary data from the 2017 IDHS using a cross sectional design with 33,635 respondents who are married women aged 14-59 years. The results of the study related to the distribution of respondents showed that most of the respondents received low-quality family planning services, including in the category of advanced age, low education, high wealth index, number of children still living 0-2 children, working, low husband's education, urban residence, low autonomy, low access to health services, and the ideal number of children is 3 children. The incidence of unmet need in Indonesia is 11.68%, consisting of unmet need spacing (4.86%) and unmet need limiting (6.82%). The results of the GSEM analysis show that the variables of quality of family planning services, socioeconomic status, demographics, and the number of ideal children affect the incidence of unmet need in Indonesia, also in areas of high unmet need and low unmet need. The variable of women's autonomy has a significant effect on the incidence of unmet need in Indonesia and regions with low unmet need, and access problems has a significant effect on the incidence of unmet need in regions with low unmet need. It can be concluded that there is a significant effect on the determinants of family planning services utilization on the incidence of unmet need in Indonesia. It is necessary to improve the quality of family planning services, pay more attention to women with low socio-economic status, low women's autonomy, high access problems, and women with the ideal number of children 3 children. Post-partum family planning is the most effective way to reduce the incidence of unmet need for family planning. The use of mass media in providing family planning information, especially regarding the side effects of the method, can be increased and adapted to the current trend of broadcasts favored by the people of Indonesia. It is also necessary to increase the active role of health workers in providing integrated family planning counseling in maternal and child health services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Khairunnisa
"ABSTRAK
Nama : Ika KhairunnisaProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : ldquo;HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGANPENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG PADA WUSDI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 rdquo;Pembimbing : Dr. dr. Helda, MKes.World Population Data Sheet tahun 2014 menunjukkan bahwa Indonesia merupakanpendudukan terbanyak sebesar 251 juta. Salah satu faktor penyebabnya adalah tingginyaTFR di Indonesia dengan angka menetap sebesar 2.6 , hal ini masih belum mencapaitarget RPJMN tahun 2015-2019 sebesar 2,3 . Salah satu upaya dalam pengendalianpenduduk dan menurunkan angka kelahiran yaitu dengan penggunaan metodekontrsepsi jangka panjang yang dinilai efektif dan efesian bagi wanita usia subur. DiIndonesia cakupan penggunaan MKJP masih rendah sebesar 10,2 sedangkan di NTBsebesar 11,3 , angka tersebut masih di bawah target BKKBN tahun 2016 tentangpencapaian penggunaan MKJP sebesar 21,1 . Kurangnya pemakaian kontrasepsijangka panjang ini dikarenakan berbagai macam faktor diantaranya kurangnyadukungan suami. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan dukungan suami denganpenggunaan MKJP di Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitiankuantitatif desain cross sectional menggunakan data sekunder endline survey ImprovingContraceptive Method Mix ICMM diselenggarakan oleh Jhon Hopskins University JHU-CCP bekerjasama dengan Yayasan Cipta Cara Padu YCCP , Pusat PenelitianKesehatan Universitas Indonesia, Kementerian Kesehatan RI dan BKKBN di 6Kabupaten Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 dengan besar sampel 4.822orang. Hasil analisis bivariat pada penelitian ini menyebutkan tidak terdapat hubunganbermakna menurut statistik antara dukungan suami dengan penggunaan MKJPberdasarkan nilai uji statistik p value = 0,135 POR = 1,14 CI 95 = 0,96-1,35 .Diskusi dan pengambilan keputusan yang dilakukan suami terhadap WUS dalampenggunaan alat kontrasepsi, secara keseluruhan belum berkontribusi dalam pemilihanmetode atau jenis alat kontrasepsi yang efektif dan efesien yaitu MKJP sehingga lebihtingginya penggunaan Non-MKJP di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hasil uji regresilogistik menunjukkan dukungan suami berhubungan dengan penggunaan MKJP setelahdikontrol oleh pendidikan POR = 1,37 , pengetahuan POR= 7,04 dan adanya interaksiantara dukungan suami dengan keterpaparan informasi media dengan POR = 3,99.Sehingga, WUS dengan adanya dukungan suami dan keterpaparan media memilikipeluang 3,99 kali untuk berdiskusi dengan suami menggunakan MKJP dibandingdengan WUS yang tidak ada dukungan suami dan tidak terpapar media.Kata kunci:Dukungan Suami, Metode Kontrasepsi Jangka Panjang, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

ABSTRACT
Name Ika KhairunnisaStudy Program Public HealthTitle ldquo Relationship Between The Husband Support And UsingLong Term Contraception Methods In Reproductive Women At Nusa TenggaraBarat Province 2016 rdquo Counsellor Dr. dr. Helda, MKes.World Population Data Sheet 2014 shows that Indonesia is the most occupied by 251million. One factor is the high TFR in Indonesia with a fixed rate of 2.6 , it still has notreached the target RPJMN 2015 2019 of 2.3 . One of the efforts in controlling thepopulation and reducing the birth rate is the use of long term contraceptive methods thatare considered effective and efficient for women of childbearing age. In Indonesia thecoverage of MKJP is still low at 10.2 while in NTB it is 11.3 , the figure is stillbelow the target of BKKBN 2016 about the achievement of MKJP of 21.1 . Lack oflong term use of contraception is due to various factors including lack of husbandsupport. The purpose of this study to analyze the relationship of support of the husbandwith the use of MKJP in West Nusa Tenggara. This research uses cross sectional designquantitative research type using secondary data of endline survey ImprovingContraceptive Method Mix ICMM organized by Jhon Hopskins University JHUCCP in cooperation with Yayasan Cipta Cara Padu YCCP , Health Research CenterUniversity of Indonesia, Ministry of Health and BKKBN in 6 districts of West NusaTenggara Province in 2016 with a sample size of 4,822 people. The result of bivariateanalysis in this study mentioned that there was no statistically significant relationshipbetween husband support and MKJP use based on statistical test value p value 0,135POR 1,14 CI 95 0,96 1,35 . Discussion and decision making by husbands againstWUS in the use of contraceptives, as a whole, has not contributed to the selection ofeffective or efficient method of contraceptive methods, ie MKJP so that the higher useof Non MKJP in West Nusa Tenggara Province. The result of logistic regression testshowed that husband support was related to the use of MKJP after controlled byeducation POR 1.37 , knowledge POR 7.04 and the interaction between husbandsupport and media information exposure with POR 3.99. Thus, WUS with the supportof husbands and media exposure has a chance 3.99 times to discuss with the husbandusing MKJP compared with WUS that no husband support and not exposed to themedia.Keywords Support Husband, Long Term Contraception Method, Nusa Tenggara Barat Province."
2018
T49483
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risky Dwi Nugroho
"Tahap perkembangan penalaran moral pascakonvensional seharusnya sudah bisa dicapai seseorang saat usia remaja. Meski demikian, laju perkembangan moral setiap individu berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah melihat hubungan perkembangan penalaran moral dengan asal sekolah, pengasuhan orang tua, dan iklim sekolah. Penelitian ini dilakukan pada 233 siswa sekolah SMA/sederajat di Jakarta yang terdiri dari 3 sekolah agama dan 2 sekolah umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara adalah penalaran moral dengan asal sekolah, pengasuhan orang tua, dan iklim sekolah. Selain itu diperoleh hasil tambahan bahwa penalaran moral laki-laki dan perempuan tidak berbeda

Post-conventional moral reasoning development stage should have been reached at the age of adolescence. However, the rate of moral development of each person remain different. The purpose of this study is to see the development of moral reasoning relationship with the school origins, parenting, and school climate. This study was conducted on 233 high school students in Jakarta consisting of three religious schools and 2 public schools. The results show that there is a relationship between moral reasoning with the school origins, parenting, and school climate. Also obtain additional results that moral reasoning of men and women is not different."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabet Herlyani Bota Koten
"Latar belakang: Situasi global akan efek pandemic menuntut pelayanan keperawatan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi CCTV, sehingga perilaku caring perawat yang merupakan inti dari keperawatan harus digantikan dengan penggunaan teknologi CCTV yang menimbulkan persepsi pasien tentang perilaku caring perawat. Tujuan: mengetahui hubungan antara kompetensi teknologi penggunaan CCTV dengan perilaku caring perawat di ruangan isolasi COVID-19 menurut persepsi pasien COVID-19 di RSUP Fatmawati Jakarta. Metode: deskriptif korelasi, pendekatan cross sectional. Sampel 140 pasien COVID-19 diambil dengan metode purposive sampling. Instrumen yang digunakan: A:karakteristik pasien, B:Technological Competency as Caring in Nursing Inventory (TCCNI), dan C:The Caring Nurse-Patient Interactions Scale (CNPI-23P). Analisis meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil: proporsi perawat yang kurang kompeten sebesar 51,4%. Perilaku caring perawat baik sebesar 52,1%. Ada hubungan yang bermakna antara kompetensi teknologi penggunaan CCTV (p value=0,001), pendidikan (p value=0,003), frekuensi dirawat (p Value=0,001) dengan perilaku caring perawat menurut persepsi pasien. Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur (p value=0,067), jenis kelamin (p value=0,666), lama dirawat (p value=0,937) dengan perilaku caring perawat menurut persepsi pasien. Kesimpulan: Kompetensi teknologi penggunaan CCTV 31 kali mempengaruhi peningkatan perilaku caring perawat dibandingkan perawat yang kurang kompeten, tanpa dikontrol oleh faktor determinan. Rekomendasi: Membuat regulasi tentang penggunaan teknologi CCTV di ruangan isolasi COVID-19. Mengembangkan program pelatihan penggunaan teknologi CCTV berbasis caring.

Background: The global situation of pandemic effect demands nursing services optimize the utilization of CCTV technology, so caring nurse behavior that is the core of nursing should be replaced with the use of CCTV technology that gives rise to the patient's perception of caring nurse behavior. Objective: to know the relationship between the competence of CCTV technology and caring behavior of nurses in the isolation room of COVID-19 according to the perception of COVID-19 patients at RSUP Fatmawati Jakarta. Method: descriptive correlation, cross sectional approach. A sample of 140 COVID-19 patients was taken by purposive sampling method. Instruments used: A:patient characteristics, B:Technological Competency as Caring in Nursing Inventory (TCCNI), and C:The Caring Nurse-Patient Interactions Scale (CNPI-23P). Analysis includes univariate, bivariate and multivariate analysis. Results: The proportion of incompetent nurses was 51.4%. Caring nurse behavior was good at 52.1%. There is a meaningful relationship between the technological competence of using CCTV (p value=0.001), education (p value=0.003), frequency of treatment (p Value=0.001) with caring behavior of nurses according to patient perception. There is no meaningful relationship between age (p value=0.067), gender (p value=0.666), length of care (p value=0.937) with caring behavior of nurses according to patient perception. Conclusion: The competence of cctv technology use 31 times affects the improvement of caring behavior of nurses compared to incompetent nurses, without being controlled by determinant factors. Recommendation: Make regulations on the use of CCTV technology in COVID-19 isolation rooms. Develop training programs for the use of cctv technology based on caring."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristina Sabatini
"Kehamilan tidak diinginkan memiliki akibat risiko tinggi bagi ibu dan berkontribusi 11% terhadap angka kematian ibu. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, kehamilan tidak diinginkan meningkat menjadi 19,7% dari 16,8% di tahun 2002-2003. Diperlukan pengetahuan alat kontrasepsi modern yang lengkap untuk meningkatkan pemakaian kontrasepsi sehingga dapat menurunkan kehamilan tidak diinginkan.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan alat kontrasepsi modern dengan kehamilan tidak diinginkan. Penelitian dilakukan pada 1920 wanita hamil dan 484 pasangan usia subur (PUS) sebagai sampel. Sampel PUS merupakan bagian dari sampel wanita, yang pada saat survei, suaminya turut diwawancari. Odds Ratio (OR) diperoleh dengan analisis regresi logistik setelah dilakukan kontrol terhadap umur, umur pertama menikah, pendidikan, tempat tinggal, jumlah anak, paparan informasi alat kontrasepsi dari media massa, petugas KB atau tenaga kesehatan, riwayat pemakaian alat kontrasepsi, dan riwayat aborsi.
Diperoleh hasil bahwa pengetahuan alat kontrasepsi modern pada wanita saja tidak berhubungan dengan kehamilan tidak diinginkan. Sedangkan pengetahuan alat kontrasepsi modern berhubungan dengan kehamilan tidak diinginkan pada istri dengan OR 0,37 (95%CI 0,266-0,523), suami dengan OR 0,7 (95%CI 0,430-1,184) dan pasangan dengan OR 0,29 (95%CI 0,151-0,572). Artinya alat kontrasepsi yang diketahui bersama oleh kedua pasangan, istri bersama suami, akan semakin menurunkan risiko terjadinya kehamilan tidak diinginkan.

Unwanted pregnancy has high-risk consequences for mother and contributed 11% to maternal mortality. Based on Indonesia Demographic and Health Survey data in 2007, unwanted pregnancy has increased to 19,7% from 16,8% in 2002-2003. Required knowledge of various modern contraceptives method to increase usage, so unwanted pregnancy can be prevented.
This study aims to determine the relationship between contraceptives knowledge with unwanted pregnancy in Indonesia. Samples of this study are 1920 pregnant women and 484 reproductive age couples. Reproductive age couples is a part of pregnant women sample, who at the time of survey, her husband also interviewed. Odds Ratio (OR) obtained by multivariate logistic regression analysis after the adjustment in age, age at first marriage, education, region, number of children, exposed of contraceptives information through mass media, family planning fieldworkers or health workers, ever use contraception, and abortion history.
The result indicates that contraceptives knowledge did not significantly associated with unwanted pregnancy in women. While contraceptives knowledge associated with unwanted pregnancy in wives with OR 0,37 (95%CI 0,266-0,523), husband with OR 0,7 (95%CI 0,430-1,184), and couples with OR 0,29 (95%CI 0,151-0,572). The result means contraceptives which known by couples will further reduce the risk of unwanted pregnancy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31058
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyo Maulana Nugroho
"Di Indonesia masalah kejahatan penyalahgunaan narkotika selalu menjadi masalah yang sangat kompleks dan sangat sulit untuk menyelesaikannya atau mungkin tidak akan pernah selesai, walaupun telah banyak upaya yang dilakukan aparat penegak hukum untuk memeberantas penyalahgunaan narkotika. Salah satu bentuk upaya dalam memberantas penyalahgunaan narkotika di Indonesia adalah dengan memberlakukan Undang undang baru tentang narkotika yakni UU No 35 Tahun 2009, terdapat beberapa perubahan yang terdapat di dalam UU No 35 Tahun 2009 dua diataranya adalah pemberatan ancaman hukuman pidana dan program wajib lapor bagi pengguna narkotika.
Penelitian ini membahas mengenai Pandangan Rasional Seorang Pengguna Heroin Terhadap Program Wajib Lapor yang Tercantum Didalam Undang-Undang No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap dua orang pengguna heroin untuk menjelaskan bagaimana pandangan rasional pengguna heroin, peneliti menggunakan teori rational choice dan deterrence, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Program wajib lapor sebenarnya ditanggapi positif oleh kedua pengguna heroin yakni informan peneliti baik itu N yang belum melakukan wajib lapor, maupun E yang sudah melakukan wajib lapor. Data temuan dianalisa dengan cara menjelaskan melalui wajib lapor sebagai efek penggetarjeraan dan teori pilihan rasional.

In Indonesia, narcotics abuse always been one of the most complex and complicated criminal problems, eventhough there have been so many rules and law from law maker to eracdicate drugs abuse. One of the real effort in the eradicate drugs abuse is law about narcotics which is UU No 35 2009, there has been two amendment which are weighting criminal penalties and obligation to report for narcotics users.
This research examine about rational perspective of heroin users through the amandement of criminal penalties and obligation to report in UU No. 35 2009 about narcotics. In this research, researcher using qualitative approach by doing two interview of heroin users. For explaining how the rational perspective of the heroin users, researcher using retional choice theory and deterrence. The outcome of this research conclude that actually both of the heroin users -which is research informan- either N or E who have been doing the obligation to report. The obligation to report as a detterence for N, if we see from the effect of special detterence is not so big, because at the end of the day N does not want stop using heroin. Data are analyzing with explaining obligation to report as detterence and rational choice theory
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Nada Fatharani
"Dewasa awal merupakan masa peralihan dari remaja menuju dewasa. Di Indonesia ditemukan data bahwa tingkat pernikahan sekaligus perceraian didominasi oleh pasangan dari kelompok dewasa awal. Untuk mengurangi perceraian, dibutuhkan kesiapan menikah. Salah satu aspek dalam kesiapan menikah adalah agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah religiusitas berhubungan dengan kesiapan menikah pada dewasa awal di Indonesia. Sebanyak 610 dewasa awal berusia 19-30 tahun di Indonesia menjadi partisipan pada penelitian ini. Perhitungan menggunakan Spearman Correlation dan ditemukan koefisien korelasi sebesar r=0.0373, N=610, P<0.00. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara religiusitas dengan kesiapan menikah. Hal tersebut menandakan bahwa semakin religius seseorang, maka semakin tinggi pula kesiapan menikah yang dimilikinya.

Emerging adulthood is a period of transition from adolescence to adulthood. In Indonesia, it was found that the rate of marriage and divorce is dominated by couples from emerging adulthood. To reduce divorce, it takes readiness to marry. One of the aspect that can influence marriage readiness is religion. This study aims to determine whether religiosity is related to readiness for marriage in emerging adulthood in Indonesia. A total of 610 early adults aged 19-30 years in Indonesia were participants in this study. Calculations using Spearman Correlation and found a correlation coefficient r=0.0373, N=610, P<0.00. Based on these findings, it can be concluded that there is a significant and positive relationship between religiosity and marriage readiness. This indicates that the more religious a person is, the higher his marriage readiness will be."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>