Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99449 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Abdul Karim
"Beragamnya permasalahan kesejahteraan sosial telah mendorong pendekatan pembangunan sosial menjadi bagian dari solusi. Ketidaksesuaian kemampuan angkatan kerja dengan pemberi kerja menjadi isu yang kritis dalam peningkatan jumlah pengangguran, fakta ini menyebabkan permasalahan kesejahteraan sosial semakin kompleks. Munculnya berbagai macam wirausaha sosial dengan berbagai macam fokus permasalahan sosial yang ditangani menjadikan istilah Social Enterpreneurship seolah tak asing bagi khalayak. Penggabungan jenis aktivitas nirlaba dan laba yang dihubungkan dengan misi sosial membutuhkan semangat kewirausahaan dalam setiap geraknya. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan deskripsi dan hasil analisa dari proses pengembangan wirausaha sosial dengan menganalisis strategi dan kegiatan dalam usaha pembangunan sosial melalui peningkatan kapasitas manusia serta dampak yang terjadi pada perusahaan dan peserta pelatihan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Informan yang diperoleh dengan metode purposive sampling terdiri dari tim manajemen perusahaan dan peserta pelatihan. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam. Peserta pelatihan adalah mereka yang mengikuti program pelatihan manufaktur bidang pengelasan dan permesinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan telah bertransformasi menjadi wirausaha sosial. Kepekaan terhadap tingginya angka pengangguran usia efektif kerja di daerah perusahaan berada, mendorong perusahaan merubah paradigma profit-oriented menjadi purpose-oriented. Pergeseran nilai fundamental ini menjadi hal yang menarik dari studi ini, terjadinya transformasi sebuah perusahaan yang kemudian akhirnya menghadirkan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan sekitarnya.

The diversity of social welfare problems has placed social development approach to be part of the solution. The mismatch of the ability of workforce with employer’s expectation is a critical issue in increasing the number of unemployed, this fact causes problem of social welfare become more complex. The emergence of various kinds of social entrepreneurship with various kinds of focus on social problems being handled makes the term social entrepreneurship seems familiar to the public. Combining the types of nonprofit and profit activities associated with social mission requires an entrepreneurial spirit in every move. This research seeks to obtain a description and analysis results from the process of developing social entrepreneurship by analyzing strategies and activities in social development efforts through increasing human capacity and the impact for the company and participants.
This research study used a qualitative approach with descriptive research type. Research informants obtained through purposive sampling method consisted of corporate’s management team and training participants. Data collection was conducted through observation and in-depth interview. The trainees were those who followed manufacturing program, especially in the fields of welding and machining. The results show that the company has transformed into social entrepreneurship. Sensitivity to the high unemployment rate of working age in the area of the company is located, encouraging companies to change the profit-oriented paradigm to be purpose-oriented. This fundamental value shift becomes an interesting aspect of this study, the transformation of a company then finally presents a sustainable positive impact on the surrounding environment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipayung, Laikmen
"Tesis ini membahas tentang implementasi tanggungjawab sosial perusahaan dalam pengembangan kewirausahaan melalui pemberdayaan masyarakakat pada program kemitraan yang dilakukan terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mencapai penilain Proper Emas. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang dilaksanakan PTPN VII (Persero) sebagai wujud implementasi tanggungjawab sosial perusahaan, telah sesuai dengan konsep Triple Buttol Line dan Carroll`s CSR Pyramid. Namun, program kemitraan yang dilaksanakan untuk pengembangan kewirausahaan belum menunjukkan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat yang sesungguhnya.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan agar perusahaan memperhatikan secara utuh tentang penerapan pemberdayaan masyarakat dalam program kemitraan dengan melakukan perubahan pada SOP yang telah dibuat untuk mendukung pencapaian Proper Emas dengan membuka ruang musyawarah antara PTPN VII (Persero) bersama UMKM mitra binaan untuk melakukan analisis kebutuhan dan potensi UMKM mitra binaan, melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang lain seperti pemerintah, tokoh masyarakat lokal, perguruan tinggi dan LSM/NGO dalam pemberdayaan masyarakat, memulai program kemitraan yang memberikan fokus perhatian kepada pengembangan kewirausahaan bagi pemula.

This thesis focused on corporate social responsibility implementation on entrepreneurship development through community empowerment by the partnership program conducted for Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs) to achieve Gold Proper assessment. This research is qualitative descriptive. Results of study showed that Partnership and Community Development Program conducted by PTPN VII (Persero) as a form of corporate social responsibility implementation, has been accordance with the concept of Triple Buttom Line and Carroll`s CSR Pyramid. However, the partnership program implementation for entrepreneurship development has not shown the real implementation of community empowerment.
Based on results of study, the researcher suggests that the companies should pay attention to their implementation of community empowerment by making changes to SOPs have been made to support the achievement of Gold Proper with open space for discussion between PTPN VII (Persero) together with SMEs trained partners to analyze for needs and potential of SMEs trained partners, involving another stakeholders such as governments, local community leaders, universities and NGOs in empowering the community, start the partnership program that provides focused attention to entrepreneurship development for beginners."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizty Damayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk membahas jalinan dari N Networks , N Norms , dan T Trust sebagai elemen kapital sosial dalam CEDS UI, serta manfaat kapital sosial di CEDS UI Center for Entrepreneurship Development and Studies Universitas Indonesia . Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data diperoleh dari wawancara mendalam dengan lima narasumber dari anggota CEDS dan satu orang narasumber yang merupakan coach sekaligus alumnus CEDS dan studi kepustakaan. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa terjadi kondisi asimetri dalam elemen elemen kapital sosial di CEDS UI. Pertama, Jaringan yang ada di organisasi bersifat ekstensif. Kedua, norma yang dimiliki organisasi mendukung terbentuknya kepercayaan, yaitu kekeluargaan dan timbal balik namun tidak ada mekanisme sanksi untuk menegakkan norma dalam organisasi. Ketiga, kepercayaan tidak terbentuk dalam organisasi. Selain itu, ada penekanan akan penggunaan mekanisme legal formal yang melandasi kerja sama di dalam organisasi. Apabila dikaitkan dengan konsep dan elemen kapital sosial yang dikemukakan Putnam serta konsep kepercayaan yang dikemukakan Fukuyama, dapat diketahui bahwa dalam CEDS UI belum terbentuk kapital sosial secara sempurna.

The purpose of this research is to discuss the interaction of N Networks , N Norms , and T Trust as the elements of social capital and benefits of social capital for CEDS UI. This research is qualitative research. Data was obtained from in depth interviews with five speakers from CEDS members and one speaker who is a coach and CEDS alumnus , documentation, and literature study. Evidence suggests that asymmetry conditions occur in the elements of social capital in the CEDS UI. First, the existing networks in organizations is extensive. Secondly, the norms of the organization support the establishment of trust, namely kinship and reciprocity. But there is no sanction mechanism to enforce norm in the organization. Third, there is not a general belief in the organization. In addition, there is an emphasis in the use of legal mechanisms to underpin cooperation in the organization. When linked with the concept and elements of social capital presented by Putnam and the concept of trust proposed by Fukuyama, it is known that the perfectly formed social capital has not been formed in CEDS.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etti Diana
"Penelitian ini bertujuan menguraikan aspek struktural, kultural dan prosesual dalam implementasi kebijakan Kawasan Perkotaan Baru dengan skema Kota Terpadu Mandiri. Mengambil lokasi penelitian di wilayah transmigrasi di Kecamatan Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini mengkesplanasi hubungan aspek struktural dalam pembangunan fisik dan pembangunan sosial. Penelitian ini kualitatif, dengan hasilnya agen dan struktur pemerintahan formal pusat dan Kabupaten lebih mendominasi tanpa melibatkan agen pada lembaga adat yang diakui dan dihormati oleh anggota masyarakat, sebagai kewenangan lokal dan hak asal usul. Perkembangan terbaru studi ini adanya pembangunan sosial hubungan struktur yang lebih mendominasi dari kekuatan kultural. Akibatnya pembangunan kawasan perkotaan baru terhambat.

This study describes structural, cultural, and processual aspects of policy implementation on New City in Rural Area using Economically Integrated, Selfreliant City scheme, located at transmigration area in Silaut District, West Sumatera Province. The study explains relations between structural aspects in physical and social development. This qualitative study shows that agent and Central and Regency formal government structures are more dominant, no involvement of recognized, respected cultural institution agent as local authority and rights origin. The study depicts the latest situation of social development, i.e. structural relation is more dominant than cultural power, impeding development of the new city in rural area."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isbandi Rukminto Adi
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
361 ISB k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syadza Alifa
"ABSTRAK
Paguyuban Kampung Sablon adalah asosiasi pengusaha konveksi di Desa Pandes Wedi yang didirikan setelah Kabupaten Klaten terkena bencana gempa tahun 2006. Bencana gempa yang menghancurkan sebagian besar aset dan modal pengusaha konveksi kecil menyebabkan kerusakan besar pada bisnis mereka. Oleh karena itu, beberapa para pengusaha konveksi kecil mendirikan Paguyuban Kampung Sablon yang bertujuan untuk membantu mereka untuk memulihkan kondisi ekonomi dan mengumpulkan modal setelah terjadinya bencana. Untuk mendapatkan data primer dan sekunder, penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu studi pustaka, studi dokumen, observasi, wawancara mendalam, dan FGD. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat kapital sosial berupa structural dimension dan cognitive dimension dalam Paguyuban Kampung Sablon dimana bonding dan bridging lebih banyak ditemukan dibandingkan linking. Kehadiran Paguyuban Kampung Sablon memberikan manfaat bagi anggota paguyuban dan masyarakat sekitar dalam memulihkan kondisi sosial ekonomi dan meningkatkan pembangunan sosial pasca bencana.

ABSTRACT
Paguyuban Kampung Sablon is a convection business association in Pandes Wedi Village which was established after Klaten District was hit by the earthquake in 2006. Earthquake disaster that destroyed most of the assets and capital of small convection business caused great damage to their business. Therefore, some small convection entrepreneurs established Paguyuban Kampung Sablon which aims to help them to restore economic conditions and raise capital after the disaster. To obtain primary and secondary data, this research uses data collection method is literature study, document study, observation, in depth interview, and group discussion. From the result of research, it can be concluded that there is social capital in the form of structural dimension and cognitive dimension in Paguyuban Kampung Sablon where bonding and bridging are more found than linking.The presence of Paguyuban Kampung Sablon provides benefits for members of the community and surrounding communities in restoring socio economic conditions and promoting post disaster social development. "
2018
T49323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Mustamidah
"ABSTRAK
Masalah sosial yang timbul akibat pertumbuhan ekonomi yang fluktuatif saat ini seperti pengangguran dan kemiskinan masih belum terselesaikan dengan baik. Munculnya bentuk-bentuk kewirausahaan memberikan sumbangsih yang signifikan bagi penyerapan tenaga kerja, terutama usaha kecil mengah. kewirausahaan menjadi jawaban dari pesoalan ekonomi dan sosial yang harus terus dikembangkan. Kampung kaos merupakan kumpulan pengusaha kaos berskala kecil menengah yang menerapkan konsep kewirausahaan. Modal sosial yang mereka miliki menjadi modal utama mendirikan usaha baru dan mengembangkan usaha tersebut dengan mengetahui posisi siklus usaha yang dimiliki sehingga upaya yang dilakukan dalam pengembangannya tepat. Penelitian ini mendeskripsikan tentang peran modal sosial bagi pengembangan kewirausahaan sosial melalui ke tiga unsurnya yaitu jaringan, norm dan kepercayaan. Strategi pengembangan usaha dilakukan melaui inovasi yang dalam prakteknya didasarkan oleh modal social. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik wawancara mendalam dan serta kajian literatur. Hasil analisis menemukan bahwa modal sosial berperan pada pengembangan kewirausahaan dan inovasi yang dilakukan. Kekuatan jaringan, norma, kepercayaan menjadi modal bagi para pemuda untuk memulai dan mengembangkan usahanya. Potensi pemuda sebagai bagian modal sosial harus bisa dikembangkan agar dapat memberikan kontribusi besar bagi perkembangan desa dan kesejahteraan mayarakat.

ABSTRACT
Social problems arising from fluctuating current economic growth such as unemployment and poverty are still not resolved properly. The emergence of entrepreneurial forms contributes significantly to the absorption of labor, especially small businesses. Entrepreneurship is the answer to the economic and social issues that must be developed. T-shirt village is a collection of small and medium scale t-shirt entrepreneurs who apply the concept of entrepreneurship. Social capital that they have become the main capital to establish a new business and develop the business by knowing the position of the business cycle owned so that efforts made in the development right. This study describes the role of social capital for the development of social entrepreneurship through the three elements of network, norm and trust. Business development strategy is carried out through innovation which in practice is based on social capital. The research method used is descriptive qualitative method with in depth interview technique and literature review. The results of the analysis found that social capital plays a role in the development of entrepreneurship through innovation. The power of network, norm, trust become capital for the youth to start and develop their business. The potential of youth as part of social capital should be developed in order to make a major contribution to the development of villages and welfare society."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Wijayanti
"ABSTRAK
Selain pemerintah, banyak lembaga nonpemerintah di Indonesia yang menjalankan program-program sosial. Organisasi masyarakat sipil, seperti non-government organization NGO yang umumnya berbadan hukum Yayasan Non Profit, memiliki keterbatasan dalam upaya penyelesaian masalah sosial. Hal ini karena ketergantungan NGO pada donor sebagai sumber pembiayaan. Artinya, ketika NGO tidak lagi memiliki donor, maka keberlangsungan penyelesaian masalah sosial akan terganggu. Untuk tetap berkelanjutan, salah satu pilihan dengan pendekatan kewirausahaan sosial agar NGO mempunyai kemampuan untuk menciptakan alternatif dana secara mandiri. Selain untuk pemasukan bagi NGO, kewirausahaan ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat. Salah satu NGO berbadan hukum yayasan nonprofit yang sedang merintis kewirausahaan sosial yaitu Hoshizora Foundation. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih untuk menggali informasi secara lebih mendalam mengenai proses kewirausahaan dengan partisipasi masyarakat pada Hoshizora Foundation yang terletak Desa Wisata Kalakijo, Pajangan, Bantul, Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Teknik pemilihan informan menggunakan teknik non probability sampling dengan cara purposive sampling. Metode pengumpulan data meliputi studi literatur/dokumen, wawancara mendalam, observasi lapangan, dokumentasi/ pengambilan foto. Penelitian ini mencoba melihat dalam konteks masyarakat Indonesia, khususnya desa, bahwa kewirausahaan juga melibatkan peran masyarakat. Pembangunan Sosial menurut Midgley lebih melihat kewirausahaan merupakan bagian dari strategi pembangunan sosial oleh individu. Walaupun individu mempunyai peranan, peran dan partisipasi masyarakat juga penting bagi berjalannya sebuah kewirausahaan. Penelitian ini ingin mengkaji lebih dalam mengenai kewirausahaan selain sebagai sumber dana alternatif bagi yayasan dengan partisisi masyarakat.

ABSTRACT
Aside from the government, many non governmental organizations in Indonesia conduct social programs. Civil society organizations, such as non governmental organizations NGOs that are generally incorporated as non profit organization, have limitations in attempt to resolve social problems. This is due to NGO dependence on donors as a source of funding. In other words, when NGOs are no longer supported by donors, the sustainability of social problem solving programs will be disrupted. For its sustainability, one of the options is through a social entrepreneurial approach so that NGOs have the ability to create self fund alternatives. This entrepreneurship not only serves as the income for NGOs, but it can also provide benefits to promote the welfare of community. One of the NGO incorporated as non profit foundation which conducting social entrepreneurship is Hoshizora Foundation. The research uses qualitative approach. This approach was selected to attain more in depth information on the entrepreneurial process with community participation in the Hoshizora Foundation located in the Kalakijo Tourism Village, Pajangan, Bantul, Yogyakarta. The type of this research is descriptive. Informant selection was done by using non probability sampling technique by purposive sampling. Methods of data collection include literature document studies, in depth interviews, field observation, documentation photo capture. This research tries to see in the context of Indonesian people, especially in village area, that entrepreneurship also involves the role of community. Social Development by Midgley tends to view entrepreneurship as part of social development strategies by individuals. Although individuals have roles, roles and community participation are also important for entrepreneurship. This research would like to examine more deeply about entrepreneurship not only as an alternative source of funding for the foundation with community participation. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51575
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Toman Martua, auhtor
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan bukti empiris tentang dampak dari kegiatan CSR-operasi dan non-operasi terkait dengan pengukuran kinerja tertentu industri penerbangan yaitu tingkat okupansi penumpang dan kenaikan jumlah penumpang. Selain itu, penelitian ini mencoba untuk mengidentifikasi apakah model bisnis maskapai memiliki efek moderat dalam mempengaruhi hubungan antara kegiatan CSR dan kinerja maskapai. Penelitian ini menemukan, pertama, kegiatan CSR yang berhubungan dengan operasi negatif memiliki dampak negatif pada kedua maskapai tingkat okupansi penumpang dan kenaikan jumlah penumpang. Kedua, keterlibatan maskapai dalam kegiatan CSR yang berhubungan dengan operasi positif dapat mempengaruhi tingkat okupansi penumpang serta memberikan hasil penumpang tambahan jika kegiatan tersebut telah melebihi harapan pelanggan mengenai kinerja operasional maskapai untuk pelanggan. Ketiga, studi ini menemukan trade-off antara tingkat okupansi penumpang dan kenaikan jumlah penumpang untuk maskapai yang memiliki keterlibatan dalam kegiatan CSR non-operasi yang berhubungan dengan positif. Akhirnya, penelitian ini mengidentifikasi efek moderasi dari model bisnis maskapai pada hubungan antara kegiatan CSR-non-operasi yang berhubungan positif dengan kinerja maskapai

ABSTRACT
This study is conducted to find empirical evidences about the impacts of op-eration-related and non-operation-related CSR activities on airline industry‟s specific performance measurement namely passenger load factor and passenger yield. In addition, the study tries to identify whether the airline‟s business model has a moderating effect in influencing the association between CSR activities and airline‟s performance. The study employs 263 observations of airlines in 46 countries from 2009-2012. Data are mainly collected from airlines‟ annual reports and/or sustainability reports, while CSR value is derived from self-checklist items which are developed from KLD STATS database. This study finds, first, the negative operation-related CSR activities have a negative impact on both airline‟s passenger load factor and passenger yield. Second, airlines‟ involvement in the positive operation-related CSR activities may influence passenger load factor as well as providing additional passenger yield if such activities have exceeded customers‟ expectation regarding the airline‟s operational performance for the customer. Third, the study finds a trade-off between passenger load factor and passenger yield for airlines that have engagement in the positive non-operation-related CSR activities. Finally, the study identifies a moderating effect of airline‟s business model on the relationship between positive non-operation-related CSR activities and the airline‟s performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Prisca Delima
"Ketahanan sosial-ekologi adalah kemampuan penyintasan masyarakat dalam menghadapi keterbatasan lingkungan agar dapat pulih apabila terjadi gangguan. Meskipun keterbatasan lingkungan alam dan sosial di Kota Batam dapat dikelola dengan kemajuan teknologi, potensi gangguan tetap perlu diperhitungkan agar perikehidupan dan kesejahteraan masyarakat tetap terjamin.
Riset ini bertujuan untuk mengkonstruksi model ketahanan sosial-ekologi dalam pembangunan berkelanjutan. Pendekatan riset menggunakan metoda gabungan dengan pendekatan kualitatif terkait kondisi ketahanan sosial-ekologi Kota Batam yang dianalisis menggunakan sarana Kualitas Kehidupan Sosial Budaya berbasis fuzzy logic interaksi antara elemen struktural, kultural dan prosesual berkenaan dengan capaian pembangunan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi ketahanan sosial-ekologi sangat terkait dengan dinamika lokal, regional dan global; spesifikasi dan spesialisasi lingkungan setempat, karakteristik region, serta faktor-faktor sosial budaya yang berpengaruh dalam menentukan kekhasan lingkungan yang menentukan ketahanan sosial-ekologi. Kondisi ketahanan sosial-ekologi juga dapat bervariasi secara spasial dan menurut waktu sehingga model konseptual ketahanan sosial-ekologi perlu mengakomodasi strategi implementasi yang bersifat multicompartment sekaligus terintegratif.

Social-ecological resilience is the community’s surviving ability to face environmental limitations and possible disruptions. Although physical and social environmental limitations in the City of Batam can be managed with technological advances, the potential of disruptions should be taken into account to assure the good community’s livelihood and welfare.
This research is to construct a social-ecological resilience model in sustainable development. It is based on mixed method research with qualitative approach on the social-ecological resilience condition of the City of Batam; that is analyzed based on the Quality of Socio-Cultural Life that seeks through the fuzzy-logic-interaction between structural, cultural and processual elements on the results and transformation of development.
The results show that the social-ecological resilience condition is related with dynamics of local, regional and global conditions, local environment specifications and specializations, regional characteristics, as well as socio-cultural factors that determine the social-ecological resilience condition that can vary spatially and according to time. Therefore, the conceptual model of social-ecological resilience in sustainable development should accommodate multi-compartment and integrative strategy of implementation.

"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
D2629
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>