Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172296 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anandya Naufal Rahadhi
"Autism spectrum disorder (ASD) adalah kelainan perkembangan manusia yang mempengaruhi kemampuan untuk berkomunikasi dan berperilaku. Salah satu Faktor risiko autisme adalah asupan gizi pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan gizi dengan tingkat risiko ASD pada Balita. penelitian dilakukan dengan mengambil data sekunder dari studi cross sectional yang melibatkan 92 responden di Kelurahan Gajahmekar dan Kelurahan Andir yang diperoleh dengan metode clustered random sampling. Seluruh subjek penelitian telah menyetujui lembar informed consent untuk dilakukan pengambilan data dengan mengisi kuesioner. Variabel pada penelitian ini adalah ragam asupan gizi pada balita (daging ayam, ikan, susu sapi, ASI, tomat, brokoli) dan risiko autisme pada balita. Untuk mengkategorikan risiko autisme pada balita, digunakan kuesioner M-CHAT yang memiliki spesifitas 90,2% dan sensitifitas 100%. Analisis data menggunakan aplikasi SPSS for mac 20.0 dan hubungan antar variabel diuji menggunakan uji chi-square dengan tabel 2x2. Hasil dari penelitian ini adalah 62% balita pada penelitian ini berada di risiko rendah autisme dan 38% berada di risiko sedang-tinggi autisme. Hasil proporsi risiko autisme sedang-tinggi autisme pada penelitian ini diperoleh oleh balita yang tidak rutin mengkonsumsi daging ikan (43,8%), daging ayam (41,7%), brokoli (44,7%), tomat (42,4%), ASI (36,8%), dan susu sapi (35,4%) dengan nilai p berturut-turut 0,605, 0,762, 0,180, 0,517, 0,842, dan 0,172. Kesimpulan pada penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan bermakna antara ragam gizi yang dikonsumsi oleh balita yang tinggal di Kelurahan Gajahmekar dan Kelurahan Andir dengan tingkat risiko kejadian autisme.

Autism spectrum disorder (ASD) is a human development disorder that affects the ability to communicate and behave. One of the risk factors for autism is nutritional intake in toddlers. This study aims to determine the relationship between nutritional intake and the risk level of ASD in toddlers. The study was conducted by taking secondary data from a cross-sectional study involving 92 respondents in Gajahmekar and Andir villages, which were obtained by using the clustered random sampling method. All research subjects have agreed to the informed consent sheet for data collection by filling out a questionnaire. The variables in this study were the variety of nutritional intake in children under five (chicken, fish, cow's milk, breast milk, tomatoes, broccoli) and the risk of autism in children under five. To categorize the risk of autism in children under five, the M-CHAT questionnaire was used, which has a specificity of 90.2% and a sensitivity of 100%. Data analysis used SPSS for mac 20.0 application and the relationship between variables was tested using the chi-square test with 2x2 tables. The results of this study were 62% of children under five in this study were at low risk of autism and 38% were at moderate-high risk of autism. The results of the proportion of moderate-high risk of autism in this study were obtained by toddlers who did not regularly consume fish meat (43.8%), chicken (41.7%), broccoli (44.7%), and tomatoes (42.4%). ), Breast milk (36.8%), and cow's milk (35.4%) with p values of 0.605, 0.762, 0.180, 0.517, 0.842, and 0.172, respectively. The conclusion in this study is that there is no significant relationship between the variety of nutrients consumed by children under five who live in the Gajahmekar and Andir villages and the risk level of autism.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nildza Kheirizzad
"Logam berat seperti kadmium (Cd), merkuri (Hg), timbal (Pb), dan kromium (Cr) bersifat toksik dan tidak dapat terurai secara hayati. Kemampuan ginjal untuk menyerap dan menumpuk logam divalen membuatnya menjadi organ target utama toksisitas logam berat. Sungai Citarum adalah salah satu tempat pembuangan limbah pabrik tekstil yang mengandung logam berat tersebut, padahal Sungai Citarum masih dimanfaatkan oleh warga sekitar dalam kegiatan sehari-hari. Penelitian ini berfokus untuk mengetahui kadar logam berat (Cd, Hg, Cr, dan Pb) dalam tubuh masyarakat usia produktif (15-64 tahun) yang tinggal di sekitar DAS Citarum dan hubungannya dengan kejadian gangguan fungsi ginjal.  Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross-sectional) dengan analisis hipotesis menggunakan SPSS for Mac 20.0 dan uji statistik perbedaan dua proporsi (uji mutlak Fisher). Dari tiap 166 sampel, 14 sampel (8.4%) terdeteksi kadmium, 2 sampel (1.2%) terdeteksi kromium, 14 sampel (8.4%) terdeteksi timbal, dan 4 sampel (2.4%) terdeteksi merkuri. 24.3% sampel (n = 25) responden Kelurahan Andir dan 14.3% (n = 9) responden Gajahmekar terdeteksi kadar logam berat (Cd/Cr/Pb/Hg). Untuk sebaran fungsi ginjal, dari 166 responden, 160 memiliki fungsi ginjal yang normal (97.6%). Hanya 2.4% responden (4 orang) yang berada pada kategori probable/gagal ginjal. Gangguan fungsi ginjal (probable/gagal ginjal) terjadi pada responden yang terdeteksi Pb (7.1%) serta pada responden yang tidak terdeteksi Hg, Cd, dan Cr (2.5%, 2.6% dan 2.4%). Secara statistik, hubungan antara kadar kadmium, kromium, timbal, dan merkuri dalam tubuh dengan fungsi ginjal tidak bermakna (p = 1.000). Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan desain penelitian yang berbeda untuk melihat hubungan kausalitas. Pengambilan data primer untuk penelitian lanjutan juga dapat dipertimbangkan. Selain itu, penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk menggunakan parameter lain untuk uji fungsi ginjal, agar penurunan fungsi ginjal tahap awal dapat diamati.

Heavy metals such as cadmium (Cd), mercury (Hg), lead (Pb), and chromium (Cr) are toxic and not biodegradable. The ability of the kidneys to absorb and accumulate divalent metals makes them a prime target organ for heavy metal toxicity. Citarum River is one of the disposal sites for textile factory waste which contains heavy metals, meanwhile, Citarum River is still used by local residents in their daily activities. This study focuses on determining the levels of heavy metals (Cd, Hg, Cr, and Pb) of productive age (15-64 years) who live around the Citarum watershed and their relationship with the incidence of impaired kidney function. This study used a cross-sectional design with analysis using SPSS for Mac 20.0 and a statistical test of the difference between two proportions (Fisher's exact test). Of each 166 samples, 14 samples (8.4%) were detected with cadmium, 2 samples (1.2%) were detected with chromium, 14 samples (8.4%) were detected with lead, and 4 samples (2.4%) were detected with mercury. 24.3% of the sample (n = 25) of respondents from Andir and 14.3% (n = 9) of Gajahmekar were detected with heavy metal levels (Cd/Cr/Pb/Hg). For the distribution of kidney function, out of 166 respondents, 160 had normal kidney function (97.6%). Only 2.4% of respondents (4 people) were in the probable/kidney failure category. Impaired kidney function (probable/kidney failure) occurred in respondents who were detected with Pb (7.1%) and in respondents who were not detected with Hg, Cd, and Cr (2.5%, 2.6% and 2.4% consecutively). Statistically, the relationship between levels of cadmium, chromium, lead, and mercury in the body and kidney function was not significant (p = 1,000). Further research can be carried out with different research designs to see the causality relationship. Primary data collection for further research can also be considered. In addition, future studies may consider using other parameters for renal function test, so that early kidney function decline can be observed."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Budi Prayuni
"Balita kurang gizi merupakan masalah yang tinggi di Indonesia. Balita kurang gizi akan mengalami kesulitan utuk tumbuh normal dan lebih rentan terhadap penyakit. Faktor yang diduga berpengaruh adalah jumlah anak di keluarga, dimana jumlah anak mempengaruhi kecukupan asupan makan di keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jumlah anak di keluarga dengan peningkatan status gizi balita di Desa Anin, Kabupaten TTS. Penelitian dilakukan dengan desain kuasi eksperimental menggunakan data sekunder hasil pengukuran balita di Posyandu pada bulan Oktober 2009 dan 2010. Jumlah sampel sebesar 71 responden dengan rerata usia pada tahun 2009 adalah 27,62 bulan, 54,9% berjenis kelamin perempuan, dan 63,4% responden berasal dari keluarga dengan jumlah anak ≤ 2 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kejadian wasting dan underweight menurun dari tahun 2009 ke tahun 2010 menjadi 2,8 % dan 45,1,%, sementara stunting meningkat menjadi 74,7%. Terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara nilai Z skor BB/TB (p=0,035) dan BB/U (p=0,020) pada tahun 2009 dan 2010, sedangkan nilai Z skor TB/U tidak bermakna (nilai p=0,272). Tidak ada hubungan yang bermakna antara jumlah anak di keluarga dengan peningkatan nilai Z skor BB/TB (p=0,114), BB/U (p=0,250), dan TB/U (p=0,060). Sebagai kesimpulan bahwa persentase kasus balita kurang gizi sangat tinggi di Kabupaten TTS serta jumlah anak di keluarga tidak berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan status gizi balita. Program kesehatan ibu dan anak dan kecukupan pangan perlu digalakkan oleh pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan gizi balita.

Undernutrion in children under five is a problem in Indonesia. One of the factor that can influence the nutritional status of children is number of children in family, where the number of children can affects the adequacy of food intake.Problem examined in this study is the relationship between number of children in the family with increased of nutritional status of children under five in The Village of Anin, TTS District. This study uses quasi experimental design using secondary data of children under five that is measured in Posyandu in October 2009 and 2010. The subjects were 71 respondents which 54,9 % of them is female, with a mean age of 27,62 months in 2009, and 63,4 % of respondents from family with number of children ≤ 2 people.The result showed that the percentages incidence of wasting and underweight decreased to 2,8 % and 45,1 %, while stunting increased to 74,7%. The value of weight/height (p=0,035) and weight/age (p=0,020) Z score in 2009 and 2010 had sinificant mean differences and height/age Z score had not (p=0,272). There was no significant relationship between number of children in family and increasing the value of weight/height , weight/age, and height/age Z score. As a conclusion that percentage of undernourished children under five in Anin Village has very high and number of children in family has no significant effect on improving nutritional status of children. Neverthless, Maternal and child health programs and food sufficiency should be encouraged by governments and communities to improve nutrition status of children."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuzia Fiyanti Putri
"Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia. Salah satu unsur dari lingkungan yang penting ialah air. Namun, faktanya, Sungai Citarum yang mengalir di Provinsi Jawa Barat telah ditetapkan sebagai sungai terkotor di dunia. Di sisi lain, data menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang tinggal di WS Citarum meningkat setiap tahunnya. Tentunya, faktor lingkungan yang tercemar seperti hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan tempat tinggal berupa lama tinggal, wilayah, dan radius tempat tinggal terhadap kejadian anemia. Data yang akan diolah merupakan data sekunder yang didapatkan dari pengisian kuesioner pada masyarakat yang tinggal di sekitar DAS Citarum. Data sekunder diambil dengan metode total population sampling atau seluruh data sekunder dimasukkan dalam penelitian ini (n=168). Data tersebut tersebut kemudian disajikan dalam bentuk kategorik. Selanjutnya, data tersebut diolah dengan SPSS for mac 20.0 dengan menggunakan desain potong lintang dan uji chi-squared. Hasil dari penelitian ini ialah terdapat hubungan yang tidak bermakna secara statistik antara lama tinggal (p = 0,121) dan radius tempat tinggal (p = 0,079) dengan status anemia masyarakat. Namun, terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara wilayah tinggal dengan anemia pada masyarakat (p = 0,012). Setelah dilakukan analisis multivariat, ditemukan bahwa variabel wilayah Gajahmekar merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan anemia. Populasi yang tinggal di wilayah Gajahmekar memiliki kemungkinan hampir tiga kali lipat untuk mengalami anemia dibandingkan populasi yang tinggal di wilayah Andir (OR = 2,877; 95% CI [1,235 – 6,703]). Sebagai kesimpulan, terdapat hubungan yang bermakna antara wilayah tinggal dengan anemia pada masyarakat usia produktif di DAS Citarum. Tetapi, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama tinggal dan radius tempat tinggal dengan anemia pada masyarakat usia produktif di DAS Citarum. Untuk penelitian lebih lanjut, perlu diketahui etiologi anemia dari sampel untuk mengetahui patofisiologi pasti yang terjadi pada sampel.

Environment is one of many factors affecting human life. One of the element of environment is water, which has an important role in human living. However, in fact, Citarum River which flows on West Java has been acquinted as the most polluted river in the world. In the other hand, data shows that number of people living beside Citarum River increases every year. Since environment contributes to human health, such polluted environment could also bring bad effect to human health. This study aims to determine relationship between environmental factors such as length of stay, area of living, and radius of residence to anemia. Datas below are secondary data obtained from questionnaires filled out by resident living around Citarum River. Secondary data were taken using the total population sampling method, it means all secondary data were included in this study (n = 168). Those data are presented in categorical data. Furthermore, the data are analysed using SPSS for mac 20.0 using cross sectional designs and chi-squared test. There are statistically insignificant relationship between length of stay (p = 0,121) and radius of residence (p = 0,079) with the anemia of the population. However, there is a statistically significant relationship between the area of residence and the anemia of the population (p = 0,012). After conducting multivariate analysis, it was found that the Gajahmekar area variable was the most dominant variable related to anemia. Populations living in the Gajahmekar area are nearly three times more likely to develop anemia compares to population living in the Andir area (OR = 2.877; 95% CI [1,235 - 6,703]). In conclusion, there is a significant relationship between area of residences and anemia in productive age population living near Citarum River. However, there are no significant relationship between length of stay and radius of residence with anemia in productiver age population living near Citarum River. For further research, it is necessary to know the etiology of anemia from the sample to determine the exact pathophysiology that occurs in the population."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Yuliani
"Latar belakang: Sungai Citarum merupakan salah satu sungai yang paling tercemar di Dunia. Sedangkan air Sungai Citarum merupakan sumber daya air yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari terutama bagi masyarakat yang tinggal di DAS Citarum. Pengetahuan mengenai pemanfaatan air ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Salah satunya melalui penyakit yang menular melalui air, contohnya diare. Menurut WHO, diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada anak usia dibawah lima tahun.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan usia dan jenis kelamin dengan nilai pengetahuan pemanfaatan air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang. Data diperoleh dari data sekunder penelitian besar INDOHUN. Data diperoleh melalui metode wawancara menggunakan kuesioner pengetahuan pemanfaatan air yang dikembangkan dari Kuesioner Kesehatan Lingkungan RISKESDAS 2013 oleh INDOHUN. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 155 sampel yang dipilih dengan metode clustered random sampling. Data diolah menggunakan SPSS. Hubungan kelompok usia dengan skor pengetahuan pemanfaatan air dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis dan hubungan jenis kelamin dengan skor pengetahuan pemanfaatan air dianalissi menggunakan uji Mannwhitney.
Hasil: Usia dan jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang signifikan secara statistik terhadap skor pengetahuan pemanfaatan air (P = 0,414 dan P = 0,315).
Simpulan: Usia dan jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang positif dengan tingkat pengetahuan pemanfaatan air

Background: The Citarum River is one of the most polluted rivers in the world. Meanwhile, Citarum river water is a water resource that is used for daily life, especially for the people who live in the Citarum Watershed. Knowledge of water utilization can be influenced by various factors. This can affect public health. One of them is through diseases that are transmitted through water, for example diarrhea. According to WHO, diarrhea is the second leading cause of death in children under five years of age.
Purpose: To determine the relationship between age and sex with the knowledge value of water utilization in the Citarum River Watershed.
Methods: This study used a cross-sectional study design. Data obtained from secondary data from INDOHUN large research. The data were obtained by interview method using the air utilization knowledge questionnaire developed from the 2013 RISKESDAS Environmental Health Questionnaire by INDOHUN. The number of samples in this study were 155 samples selected by the clustered random sampling method. The data were processed using SPSS. The relationship between age groups and air use analysis was analyzed using the Kruskal test. Wallis and the relationship between sex and air use knowledge scores were analyzed using the Mann-Whitney test.
Result: Statistically, age and gender was not significantly related to the knowledge score of water utilization (P = 0.414 and P = 0.315).
Conclusions: Age and gender did not have a positive relationship with the level of knowledge about water utilization.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lanny Yusnita
"Prevalensi status gizi kurus dan gemuk pada remaja umur 13-15 tahun di Indonesia berdasarkan Indeks Masa Tubuh menurut umur adalah 11,1 dan 10,8 . Sedangkan prevalensi anemia pada perempuan usia 15 tahun sebesar 22,7 Riskesdas, 2013 . Hasil screening kesehatan pada pelajar puteri di SMP 9 Kota Cimahi oleh Dinas Kesehatan Kota Cimahi Jawa Barat pada bulan Februari 2017 diketahui 68 pelajar puteri anemia. Hasil Survei Diet Total tahun 2014, rata-rata kecukupan energi dan protein pada kelompok umur 13-18 tahun di Jawa Barat masih < 100 AKG yaitu hanya sebesar 74,1 da 83,5 AKG. Sedangkan aktivitas fisik, 26,1 melakukan kurang melakukan aktivitas. Status gizi kurus dan gemuk, anemia serta kebiasaan melakukan aktivitas fisik pada remaja masih menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan makan dan aktivitas fisik dengan status gizi dan anemia pada pelajar puteri di SMP 9 Kota Cimahi tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 219 pelajar puteri kelas 7. Hasil penelitian ini adalah asupan energi dan protein yang rendah dan sangat aktif melakukan aktivitas fisik menyebabkan terjadinya anemia. P=0,047 CI: 0,995-1,571.

The prevalence of the underweight and overweight among adolescent girls 13 15 years old is 11,1 dan 10,8 Basic Health Research, 2013 . . The health screening test that conducted by DHO Cimahi in February 2017 shown that the prevalent of anemia among adolescent girls at grade 7 in SMP 9 Cimahi City was 68 . Survey of Total Dietary which conducted in 2014, reported intake of energy and protein among adolescent girls 13 18 years old in West Jawa relatively less than the recommended dietary intake energy only reached 74,1 RDA and protein reached 83,5 RDA . Furthermore, the habitual of physical activity among adolescent was 26,1 less active. Nutritional status both underweight and overweight as well as anemia and less to do the physical activity are identified as health problem that need attention. The objective of this study is to determine the association between dietary intake and physical activity with the nutritional status and anemia among adolescent girls grade 7 in SM 9 Cimahi City in 2017. Design of the study is cross sectional with total sample 219 adolescents girls at grade 7 in SMP 9 Cimahi City. Result of the study are the energy and protein intake less than the RDA meanwhile the respondent is very active in do the physical activity and this is a risk for respondent to became anemia. A adolescent with less intake of protein and very active in did excersice will pontentially 1,250 higher to become anemia P 0,047 CI 0,995 1,571.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Airadiba Hadad
"Diare merupakan masalah kesehatan secara global yang dapat berdampak pada kondisi kesehatan atau berujung pada kematian. Diare terjadi pada semua umur namun secara tidak proporsional memengaruhi balita. Di Indonesia, incidence rate diare terus meningkat selama sepuluh tahun sampai tahun 2010 dan kelompok umur penderita paling tinggi adalah balita. Berdasarkan data Riskesdas 2013, DKI Jakarta termasuk lima provinsi di Indonesia dengan insiden diare tertinggi. Faktor risiko diare di DKI Jakarta dapat dibilang beragam, persentase pengolahan air rendah sementara kondisi sanitasi layak tinggi. Faktor risiko diare dapat berbeda-beda antar populasi dan penting untuk mengidentifikasinya sehingga pembuatan program pengendalian penyakit bisa menargetkan faktor risiko yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi diare pada balita di DKI Jakarta dan mengetahui hubungan sumber air minum, pengolahan air minum, fasilitas sanitasi, fasilitas cuci tangan, suplementasi vitamin A, dan pendidikan ibu sebagai faktor risiko terhadap kejadian diare pada balita. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi potong lintang dengan menggunakan data sekunder dari SDKI 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita usia 0-59 bulan yang tercatat dalam data Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian dari sampel SDKI 2017. Dari 695 sampel balita hidup, didapatkan 370 sampel yang memenuhi kriteria. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber air minum, pengolahan air minum, dan pendidikan ibu merupakan faktor risiko kejadian diare balita dan terdapat hubungan yang signifikan antara tidak menerima suplementasi vitamin A dengan kejadian diare pada balita (p=0,030 OR=0,33 95% CI 0,13-0,87).

Diarrhea is a global health problem that can make bad impact on health conditions or even lead to death. All ages can experience diarrhea but it disproportionately affects children under five years old. In Indonesia, the incidence rate of diarrhea continued to increase for ten years until 2010 and diarrhea mostly affects children under five. Based on Riskesdas 2013 data, DKI Jakarta is one of the five provinces in Indonesia with the highest incidence of diarrhea. The risk factors of diarrhea in DKI Jakarta are diverse, the proportion of water treatment is low while proper sanitation is high. The risk factors for diarrhea can vary between populations and it is important to identify them so that prevention programming can be adjusted to the risks involved. This study aimed to determine the proportion of diarrhea in children under five in DKI Jakarta and to determine the relationship between drinking water source, drinking water treatment, sanitation facility, hand washing facility, vitamin A supplementation, and maternal education, as the risk factors, to diarrhea occurrence in children under 5 years old. The research design that was used in this study was a cross-sectional design, using secondary data from the 2017 IDHS. The population was all toddlers aged 0-59 months recorded in the DKI Jakarta Province data which was part of the 2017 IDHS sample. Of 695 samples of live children, 370 samples met this research’s criteria. The analysis that was performed was univariate and bivariate analysis. The result showed that drinking water source, drinking water treatment, and maternal education were the risk factors of diarrhea occurrence and there was a significant relationship between not receiving vitamin A supplementation with the occurence of diarrhea in children under 5 years old (p=0,030 OR=0,33 95% CI 0,13-0,87).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rilla Fahimah
"Pneumonia merupakan penyakit mematikan nomor satu di dunia dengan prevalensi 44%. Di Indonesia, pneumonia balita merupakan penyebab kematian nomor dua setelah diare dengan proporsi 15,5%. Pneumonia merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang dipengaruhi oleh pencemar fisik dan kimia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas udara rumah dengan kejadian pneumonia balita dengan metode cross sectional.
Hasil penelitian menunjukan hubungan signifikan terjadi pada PM10 dan PM2.5 (p < 0.05) dengan nilai risiko 4,40 dan 3,20. Hubungan tidak signifikan terjadi antara kepadatan hunian rumah dan kamar, ventilasi rumah dan lubang penghawaan dapur, perokok dalam rumah dan penggunaan obat nyamuk bakar, SO2, NO2 dan CO (p > 0.05) dengan pneumonia.

Pneumonia is number one deadly disease in the world with the prevalance of 44%. In Indonesia, pneumonia in toodler is the leading cause of death after diarrhea with proportion of 15,5%. Pneumonia is a disease caused by a virus and bacteria that is influence by physical and chemical contaminants. Cross sectional method used in this research to analyze the indoor air quality and incidence of pneumonia. Significant correlation occur between PM10 and PM2.5 (p < 0.05) with odd ratio 4.40 and 3.24.
The results of this research showing absence of the relation between the density of a dwelling house and room, ventilation in the house and in the kitchen, smokers in the house and the use of mosquito coil, SO2, NO2 and CO (p > 0.05) with pneumonia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariani Rafitha
"Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang ditandai dengan kerusakan jaringan permukaan gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme dalam suatu fermentasi karbohidrat. Karies gigi dan obesitas keduanya merupakan penyakit multifaktorial yang terkait dengan kebiasaan diet makan dan beberapa faktor gaya hidup yang umum pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara obesitas dengan karies gigi pada anak usia 7-12 tahun di Kabupaten Badung Provinsi Bali 2018. Penelitian ini menggunakan desain pendekatan crossectional dengan jumlah sampel sebanyak 426 anak beserta ibu yang diambil dari seluruh murid kelas 1-5 SD di 3 SDN yang terpilih secara acak sederhana. Hasil regresi logistic dengan analisis mutivariat menunjukan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara obesitas dan karies gigi setelah mengkontrol variabel ketiga, yang terbukti secara statistik dengan p value 0,003 dan OR 1,830. Sehingga dapat disimpulkan bahwa anak dengan obesitas memiliki resiko 2 kali untuk mengalami karies gigi dibandingkan anak yang tidak obesitas. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan sekolah dapat mengembangkan program UKS/UKGS yang sudah ada seperi membentuk dokter kecil atau kader kesehatan di sekolah untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan sebagai upaya pemberdayaan siswa-siswi di sekolah.

Dental caries is an infectious disease characterised by dental tissue damage caused by microorganisms in a carbohydrate fermentation. Dental caries and obesity are both multifactorial illnesses associated with eating habits and some lifestyle factors in children. This study aims to see the relationship between obesity with dental caries in children aged 7-12 years in Badung district of Bali province in 2018. This study used a crossectional design with a total sample of 426 children and mothers taken from all students of class 1-5 elementary school in 3 schools selected by random sampling method. Logistic regression results with multivariate analysis showed that there was a significant relationship between obesity and dental caries after controlling the third variable, which statistically proven with p-value 0,003 and OR 1,830. Thus, it concluded that children with obesity have two times greater risk of dental caries than children who are not obese. Based on these results, schools are expected to develop UKS / UKGS programs such as establishing health cadres in schools to convey health information as an effort to empower students in schools."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defitra Nanda Sasmita
"Pendahuluan: Masalah kekurangan gizi masih menjadi permasalahan utama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu indikatornya adalah status gizi. Asupan vitamin A dari makanan termasuk salah satu dari masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat status gizi anak usia 10-12 tahun dan hubungannya dengan asupan vitamin A dari makanan.
Metode: Penelitian menggunakan data primer dengan desain cross-sectional di SDN 03 Taman Rahayu, Kabupaten Bekasi, pada 11-12 Januari 2011. Sampel dipilih dengan non probability-consecutive sampling pada semua anak berusia 10-12 tahun di lokasi yang memenuhi kriteria inklusi. Dilakukan pengambilan data umum, antropometri, dan wawancara konsumsi makanan menggunakan Food and Frequency Questionnaire (FFQ) 1 week recall. Status gizi didapatkan dari data antropometri dengan indikator BB/TB, BB/U, TB/U. Asupan vitamin A dari data FFQ yang diolah dengan nutrisurvey. Hubungan kedua variabel ini dianalisis dengan uji hipotesis komparatif kategorik.
Hasil: Dari 68 orang responden, 16,2% responden memiliki status gizi kurang berdasarkan indikator IMT/U, 41,2% berdasarkan TB/U, 44,1% berdasarkan BB/U. 95,6% responden mendapapatkan asupan vitamin A berlebih dari makanan, dengan asupan rata-rata 256,3% AKG. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan dari status gizi dan asupan vitamin A dari makanan pada penelitian ini.

Introduction: Nutrient deficiency still being a major problem in developing country like Indonesia. One of the indicator is nutrient status. Vitamin A intake from food is one of those problem. This study aimed to see the nutrient status of 10-12 y.o children and its relationship with vitamin A intake from food.
Methods: This study use primary data with cross-sectional design in SDN 03 Taman Rahayu, Kabupaten Bekasi on January 11th-12th 2011. Sample choosed with non probability-consecutive sampling to all children aged 10-12 y.o in location which fulfill the inclusion criteria.From the responden, we input the general data, antropometri, and food consumption interview by using Food and Frequency Questionnaire (FFQ) 1 week recall. From antropometri data we got responden nutrient status with indicator BMI/Age, Height/Age, and Weight/Age. From FFQ data we got vitamin A intake from food. Relationship between both variable analyzed by hypothetical comparative categoric test.
Result: From 68 responden, 16.2% were in poor nutrient status based on BMI/Age, 41.2% on Height/Age, 44.1% on Weight/Age. 95.6% responden were in excess vitamin A intake from food, with the average intake 256.3% RDA. No significant relationship between nutrient status and vitaminn A intake from food in this study.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>