Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124295 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elvista Chandra Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk gastrodiplomasi Jepang di Indonesia melalui program JETRO Japan Food Festival (JFF) 2016, dan menjelaskan pandangan orang Indonesia terhadap gastrodiplomasi Jepang di Indonesia melalui program JETRO JFF 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitaif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari buku atau jurnal artikel yang membahas tentang gastrodiplomasi secara umum maupun yang dilakukan oleh Jepang, data hasil wawancara dari perwakilan pihak JETRO Jakarta, dan data melalui penyebaran angket sebagai data primer.
Berdasarkan hasil analisis data, gastrodiplomasi Jepang melalui program JETRO, yakni JFF 2016 ini disimpulkan sebagai bentuk keseriusan/kesungguhan pemerintah Jepang dalam melaksanakan gastrodiplomasi, dengan acara ini akan ada atau banyak restoran Jepang di Indonesia. Pandangan orang Indonesia terhadap gastrodiplomasi Jepang melalui program JETRO JFF 2016 adalah belum banyak orang Indonesia, khususnya di wilayah Jabodetabek yang mengetahui washoku dan wagashi yang dijual di JFF 2016. Orang Indonesia lebih memilih untuk menikmati washoku dan wagashi di restoran Jepang di wilayah Jabodetabek, khususnya yang ada di dalam mall. Selain itu, gastrodiplomasi juga dapat meningkatkan softpower atau pandangan yang baik tentang Jepang dan minat untuk berwisata ke Jepang, serta dapat meningkatkan penjualan ekspor bahan-bahan dari Jepang ke restoran yang ada di Indonesia

This study aims to explain the form of Japanese gastrodiplomacy in Indonesia through the JETRO Japan Food Festival (JFF) 2016 program, and to explain the views of Indonesians on Japanese gastrodiplomacy in Indonesia through the JETRO JFF 2016 program. The methods used in this research are quantitative and qualitative methods. The data collection techniques are carried out by collecting data from books or journal articles that discuss gastrodiplomacy in general and those carried out by Japan, data from interviews from representatives of JETRO Jakarta, and carried out by distributing questionnaires as primary data.
Based on the results of data analysis, Japanese gastrodiplomacy through the JETRO program, namely JFF 2016, is concluded as a form of seriousness of the Japanese government in carrying out gastrodiplomacy, with this event there will be or many Japanese restaurants in Indonesia. The view of Indonesians on Japanese gastrodiplomacy through the JETRO JFF 2016 program is that not many Indonesians, especially in the Jabodetabek area, known that washoku and wagashi are sold at JFF 2016. Indonesians prefer to eat washoku and wagashi at Japanese restaurants in the Jabodetabek area, especially those in the malls. Therefore the Japanese government made a Japanese food expo with the aim of opening a Japanese restaurant in Jabodetabek due to the high number of Jabodetabek people eating washoku and wagashi in Japanese restaurants, especially those in malls. In addition, gastrodiplomacy can also increase softpower or a good view of Japan and interest in traveling to Japan, and can increase export sales of Japanese ingredients to restaurants in Indonesia
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elvista Chandra Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk gastrodiplomasi Jepang di Indonesia melalui program JETRO Japan Food Festival (JFF) 2016, dan menjelaskan pandangan orang Indonesia terhadap gastrodiplomasi Jepang di Indonesia melalui program JETRO JFF 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitaif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari buku atau jurnal artikel yang membahas tentang gastrodiplomasi secara umum maupun yang dilakukan oleh Jepang, data hasil wawancara dari perwakilan pihak JETRO Jakarta, dan data melalui penyebaran angket sebagai data primer. Berdasarkan hasil analisis data, gastrodiplomasi Jepang melalui program JETRO, yakni JFF 2016 ini disimpulkan sebagai bentuk keseriusan/kesungguhan pemerintah Jepang dalam melaksanakan gastrodiplomasi, dengan acara ini akan ada atau banyak restoran Jepang di Indonesia. Pandangan orang Indonesia terhadap gastrodiplomasi Jepang melalui program JETRO JFF 2016 adalah belum banyak orang Indonesia, khususnya di wilayah Jabodetabek yang mengetahui washoku dan wagashi yang dijual di JFF 2016. Orang Indonesia lebih memilih untuk menikmati washoku dan wagashi di restoran Jepang di wilayah Jabodetabek, khususnya yang ada di dalam mall. Selain itu, gastrodiplomasi juga dapat meningkatkan softpower atau pandangan yang baik tentang Jepang dan minat untuk berwisata ke Jepang, serta dapat meningkatkan penjualan ekspor bahan-bahan dari Jepang ke restoran yang ada di Indonesia.

This study aims to explain the form of Japanese gastrodiplomacy in Indonesia through the JETRO Japan Food Festival (JFF) 2016 program, and to explain the views of Indonesians on Japanese gastrodiplomacy in Indonesia through the JETRO JFF 2016 program. The methods used in this research are quantitative and qualitative methods. The data collection techniques are carried out by collecting data from books or journal articles that discuss gastrodiplomacy in general and those carried out by Japan, data from interviews from representatives of JETRO Jakarta, and carried out by distributing questionnaires as primary data. Based on the results of data analysis, Japanese gastrodiplomacy through the JETRO program, namely JFF 2016, is concluded as a form of seriousness of the Japanese government in carrying out gastrodiplomacy, with this event there will be or many Japanese restaurants in Indonesia. The view of Indonesians on Japanese gastrodiplomacy through the JETRO JFF 2016 program is that not many Indonesians, especially in the Jabodetabek area, known that washoku and wagashi are sold at JFF 2016. Indonesians prefer to eat washoku and wagashi at Japanese restaurants in the Jabodetabek area, especially those in the malls. Therefore the Japanese government made a Japanese food expo with the aim of opening a Japanese restaurant in Jabodetabek due to the high number of Jabodetabek people eating washoku and wagashi in Japanese restaurants, especially those in malls. In addition, gastrodiplomacy can also increase softpower or a good view of Japan and interest in traveling to Japan, and can increase export sales of Japanese ingredients to restaurants in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elvista Chandra Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk gastrodiplomasi Jepang di Indonesia melalui program JETRO Japan Food Festival (JFF) 2016, dan menjelaskan pandangan orang Indonesia terhadap gastrodiplomasi Jepang di Indonesia melalui program JETRO JFF 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitaif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari buku atau jurnal artikel yang membahas tentang gastrodiplomasi secara umum maupun yang dilakukan oleh Jepang, data hasil wawancara dari perwakilan pihak JETRO Jakarta, dan data melalui penyebaran angket sebagai data primer. Berdasarkan hasil analisis data, gastrodiplomasi Jepang melalui program JETRO, yakni JFF 2016 ini disimpulkan sebagai bentuk keseriusan/kesungguhan pemerintah Jepang dalam melaksanakan gastrodiplomasi, dengan acara ini akan ada atau banyak restoran Jepang di Indonesia. Pandangan orang Indonesia terhadap gastrodiplomasi Jepang melalui program JETRO JFF 2016 adalah belum banyak orang Indonesia, khususnya di wilayah Jabodetabek yang mengetahui washoku dan wagashi yang dijual di JFF 2016. Orang Indonesia lebih memilih untuk menikmati washoku dan wagashi di restoran Jepang di wilayah Jabodetabek, khususnya yang ada di dalam mall. Selain itu, gastrodiplomasi juga dapat meningkatkan softpower atau pandangan yang baik tentang Jepang dan minat untuk berwisata ke Jepang, serta dapat meningkatkan penjualan ekspor bahan-bahan dari Jepang ke restoran yang ada di Indonesia.

This study aims to explain the form of Japanese gastrodiplomacy in Indonesia through the JETRO Japan Food Festival (JFF) 2016 program, and to explain the views of Indonesians on Japanese gastrodiplomacy in Indonesia through the JETRO JFF 2016 program. The methods used in this research are quantitative and qualitative methods. The data collection techniques are carried out by collecting data from books or journal articles that discuss gastrodiplomacy in general and those carried out by Japan, data from interviews from representatives of JETRO Jakarta, and carried out by distributing questionnaires as primary data. Based on the results of data analysis, Japanese gastrodiplomacy through the JETRO program, namely JFF 2016, is concluded as a form of seriousness of the Japanese government in carrying out gastrodiplomacy, with this event there will be or many Japanese restaurants in Indonesia. The view of Indonesians on Japanese gastrodiplomacy through the JETRO JFF 2016 program is that not many Indonesians, especially in the Jabodetabek area, known that washoku and wagashi are sold at JFF 2016. Indonesians prefer to eat washoku and wagashi at Japanese restaurants in the Jabodetabek area, especially those in the malls. Therefore the Japanese government made a Japanese food expo with the aim of opening a Japanese restaurant in Jabodetabek due to the high number of Jabodetabek people eating washoku and wagashi in Japanese restaurants, especially those in malls. In addition, gastrodiplomacy can also increase softpower or a good view of Japan and interest in traveling to Japan, and can increase export sales of Japanese ingredients to restaurants in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremy Hananel
"Gastrodiplomasi merupakan diplomasi publik yang menggunakan makanan atau budaya kuliner dengan tujuan menyampaikan pesan tertentu, serta menjadi sarana dan upaya suatu negara dalam meningkatkan brand image dengan nilai-nilai kebudayaan suatu negara untuk memproyeksikan persepsi masyarakat internasional dalam ajang mempromosikan negaranya melalui budaya kuliner. Jepang menjadi salah satu negara yang berdiplomasi menggunakan makanan untuk sarana diplomasinya dengan tujuan menyebarluaskan budaya sekaligus sebagai sarana promosi di dunia internasional. Salah satunya adalah makanan tradisional Jepang yang disebut dengan washoku. Washoku mempunyai ciri khusus dalam kuliner Jepang yaitu selalu mengutamakan musim, bahan, keseimbangan, dan keestetisan dalam sajian makanannya. Washoku sendiri ditetapkan sebagai “Intangible Cultural Heritage list”. Untuk mewujudkan hal ini salah satu implementasi program gastrodiplomasi Jepang diwujudkan melalui program Japan Restaurant Overseas (JRO). Program ini dilakukan untuk menyebarkan restoran Jepang dan membuat budaya masakan Jepang dapat dinikmati dan dikenal oleh seluruh orang di dunia. Penelitian ini akan membahas terkait gastrodiplomasi Jepang di Indonesia melalui program Japan Restaurant Overseas serta untuk mengetahui cara Jepang berdiplomasi menggunakan gastrodiplomasi di Indonesia. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu cara atau proses ilmiah untuk mendapatkan suatu data dengan tujuan dan kegunaan dengan pendekatan dan prosedur penelitian deskriptif berupa kata-kata tertulis daripada angka-angka. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada dasarnya Japan Restaurant Overseas menjadi alat gastrodiplomasi Jepang yang bertujuan untuk mengubah opini publik asing termasuk masyarakat Indonesia tentang Jepang. Namun, di sisi lain, Jepang juga menerapkan budaya washoku dalam praktik gastrodiplomasi Jepang melalui Japan Restaurant Overseas.

Gastrodiplomacy is public diplomacy that uses food or culinary culture with the aim of conveying certain messages, as well as being a means and effort of a country in enhancing a country's brand image with cultural values to project the perceptions of the international community in the arena of promoting their country through culinary culture. Japan is one of the diplomatic countries using food as a means of diplomacy with the aim of spreading culture as well as a means of promotion in the international world. One of them is a traditional Japanese food called washoku. Washoku has a special characteristic in Japanese cuisine, namely always prioritizing season, ingredients, balance, and aesthetics in its food preparation. Washoku itself is designated as an “Intangible Cultural Heritage list”. To realize this, one of the implementations of the Japanese gastrodiplomacy program is realized through the Japan Restaurant Overseas (JRO) program. This program is carried out to spread Japanese restaurants and make the culture of Japanese cuisine can be enjoyed and known by all people in the world. This research will discuss Japanese gastrodiplomacy in Indonesia through the Japan Restaurant Overseas program and find out how Japan uses gastrodiplomacy in Indonesia. The data analysis method used in this study is a qualitative descriptive method, namely a scientific way or process to obtain data with a purpose and use with descriptive research approaches and procedures in the form of written words rather than numbers. The results of this study indicate that basically Japan Restaurant Overseas is a Japanese gastrodiplomacy tool that aims to change foreign public opinion, including Indonesian people, about Japan. However, on the other hand, Japan has also implemented washoku culture in Japanese gastrodiplomacy practices through Japan Restaurant Overseas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Azizi Ilyas
"ABSTRAK
Gastrodiplomasi Jepang di Indonesia Abstrak Artikel ini membahas terhadap Gastrodiplomasi yang dilakukan oleh Jepang di Indonesia. Pada tahun 2013 Jepang melakukan Gastrodiplomasi di Indonesia melalui program yang bernama ldquo;Japan Halal Food Project rdquo;. Sejak dilakukannya program tersebut mulai melabelkan restoran dan produk makanan Jepang dengan label halal dari Majelis Ulama Indonesia organisasi halal Indonesia . Tidak semuanya restoran dan produk makanan Jepang memiliki label halal, walaupun belum mendapatkan label halal, restoran dan perusahaan makanan Jepang dapat beroperasi di Indonesia dikarenakan mereka dapat meyakinkan konsumen mereka di Indonesia bahwa mereka tidak menggunakan bahan-bahan yang tidak halal. Selain dari halal, restoran dan perusahaan makanan Jepang di Indonesia juga melakukan beberapa strategi dan promosi dalam menarik perhatian masyarakat Indonesia. Artikel ini akan menggunakan website restoran dan perusahaan makanan Jepang dan artikel yang berkaitan dengan restoran dan perusahaan makanan tersebut sebagai sumber data. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui strategi-strategi restoran dan perusahaan makanan Jepang di dalam melakukan bisnis di Indonesia seperti segmentasi pasar dan adaptasi menu yang dilakukan untuk memenuhi konsep halal dari Majelis Ulama Indonesia. target dari restoran dan perusahaan makanan Jepang adalah remaja dan dewasa sehingga Jepang menggunakan strategi yang menarik perhatian masyarakat usia tersebut.

ABSTRACT
Japan rsquo s Gastrodiplomacy in Indonesia Abstract This Article will Discusses Japan rsquo s Gastrodiplomacy in Indonesia. In 2013 Japan started their Gastrodiplomacy program in Indonesia through ldquo Japan Halal Food Project rdquo . After that, Japanese restaurants and food companies in Indonesia started to label their restaurant and food products with halal label from Majelis Ulama Indonesia Indonesian Halal Organization . Not every restaurant and food product have halal label, but even though they do not have a halal label, they can operate in Indonesia by convincing Indonesian people that they do not use any non halal ingredients. Other than halal, Japanese restaurants and food companies use strategies in order to attract Indonesian consumers. This article will use Japanese restaurants and food company rsquo s websites and articles that related to Japanese restaurants and food companies as a data source. The purpose of this article is to learn the business strategies of Japanese restaurants and food companies in Indonesia, such as promotion, market segmentation, and adaptation of the menu in order to follow the requirement of Majelis Ulama Indonesia. The main target of Japanese restaurants and food companies are teenager and adult. Because of that, they use strategies that suited to attract people among teens and adult "
2018
T50367
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Arista Putri
"[ ABSTRAK
Karya tulis ini membahas hubungan Jepang dengan dunia internasional melalui International Drama Festival
in Tokyo. Penulis memilih acara ini untuk diteliti karena serangkaian acara yang termasuk di dalamnya
termasuk ke dalam bentuk diplomasi kebudayaan, yang dilakukan dengan pendekatan yang berbeda pada setiap
acaranya. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana Jepang melakukan diplomasi kebudayaan
melalui beberapa rangkaian acara yang ada dalam International Drama Festival in Tokyo. Selain itu, juga untuk
mengetahui karakteristik diplomasi kebudayaan Jepang dan apakah International Drama Festival in Tokyo
mewakili karakteristik tersebut. Serta faktor apa yang menyebabkan penyebaran nilai secara tidak kentara dapat
dilakukan Jepang melalui drama produksinya. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif,
dengan teknik pengumpulan data berupa studi dokumen, baik dari sumber primer maupun sekunder. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Jepang melakukan diplomasi kebudayaan melalui serangkaian acara di
International Drama Festival in Tokyo dengan cara kompetisi, eksibisi, dan penetrasi. International Drama
Festival in Tokyo juga mewakili karakteristik diplomasi Jepang, sehingga merupakan media yang tepat untuk
memasukkan nilai-nilai yang ada pada Jepang ke dunia internasional demi mencapai kepentingan nasionalnya
ABSTRACTThis paper examines Japan?s international relations through International Drama Festival in Tokyo. This event
had been chosen as subject of the research because Japan had been implementing cultural diplomacy in various
content in International Drama Festival in Tokyo, and it?s conducted in different approaches. This research
intend to find out how Japan implement cultural diplomacy through various events in International Drama
Festival in Tokyo. Writer also try to find out Japan?s cultural diplomacy characteristics and whether this
event represent it. Furthermore, to know what makes Japan able to spread their values through their drama
production, subtly. This research use qualitative data collection method, involve collecting some amount of
data, including primary and secondary data. Result showed that Japan implement cultural diplomacy through
various events in International Drama Festival in Tokyo in three different forms: exhibition, competition, and
penetration. International Drama Festival in Tokyo also represent Japan?s cultural diplomacy characteristics,
and expected to help Japan to spread their values through their drama production among foreign audiences,
which in turn is useful to achieve their national interests.;This paper examines Japan?s international relations through International Drama Festival in Tokyo. This event
had been chosen as subject of the research because Japan had been implementing cultural diplomacy in various
content in International Drama Festival in Tokyo, and it?s conducted in different approaches. This research
intend to find out how Japan implement cultural diplomacy through various events in International Drama
Festival in Tokyo. Writer also try to find out Japan?s cultural diplomacy characteristics and whether this
event represent it. Furthermore, to know what makes Japan able to spread their values through their drama
production, subtly. This research use qualitative data collection method, involve collecting some amount of
data, including primary and secondary data. Result showed that Japan implement cultural diplomacy through
various events in International Drama Festival in Tokyo in three different forms: exhibition, competition, and
penetration. International Drama Festival in Tokyo also represent Japan?s cultural diplomacy characteristics,
and expected to help Japan to spread their values through their drama production among foreign audiences,
which in turn is useful to achieve their national interests., This paper examines Japan’s international relations through International Drama Festival in Tokyo. This event
had been chosen as subject of the research because Japan had been implementing cultural diplomacy in various
content in International Drama Festival in Tokyo, and it’s conducted in different approaches. This research
intend to find out how Japan implement cultural diplomacy through various events in International Drama
Festival in Tokyo. Writer also try to find out Japan’s cultural diplomacy characteristics and whether this
event represent it. Furthermore, to know what makes Japan able to spread their values through their drama
production, subtly. This research use qualitative data collection method, involve collecting some amount of
data, including primary and secondary data. Result showed that Japan implement cultural diplomacy through
various events in International Drama Festival in Tokyo in three different forms: exhibition, competition, and
penetration. International Drama Festival in Tokyo also represent Japan’s cultural diplomacy characteristics,
and expected to help Japan to spread their values through their drama production among foreign audiences,
which in turn is useful to achieve their national interests.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Damayanti Kumala
"Indonesia perlu menciptakan citra positif dan identitas yang kuat untuk memperkuat hubungan diplomatik dalam rangka menguatkan posisi negara dalam skala internasional. Hubungan diplomasi umumnya bersifat jangka panjang, dengan menuntut negara untuk terus membangun dan memperkuat citra positif secara berkala. Untuk itu, negara perlu mendorong usaha-usaha menciptakan citra positif melalui aktivitas nation branding. Salah satu aktivitas nation branding yang dilakukan oleh Indonesia adalah penyelenggaraan Festival Indonesia di Korea Selatan. Dalam melihat implementasi branding Indonesia melalui Festival Indonesia, tulisan ini menggunakan metode studi literatur untuk mengumpulkan data, informasi dan referensi yang berkaitan dengan Festival Indonesia. Festival Indonesia diusung sebagai ajang diplomasi budaya antar dua negara. Namun dalam pelaksanaannya, Festival Indonesia juga berhasil menjadi ajang nation branding Indonesia untuk publik Korea Selatan dan bahkan publik internasional. Festival Indonesia mampu mengadakan branding dengan menjawab pertanyaan seperti produk apa saja yang dimiliki, mengapa publik perlu memperhatikan produk tersebut dan apa keistimewaan produk. Implementasi branding dijawab melalui mata acara yang dibawakan seperti penampilan kebudayaan hingga lokakarya membuat produk budaya Indonesia seperti batik. Keberhasilan Festival Indonesia mengimplementasikan aspek-aspek branding mendapatkan apresiasi dari pihak-pihak eksternal.

In order to strengthen the country's position on an international scale, Indonesia needs to create a positive image and strong identity to strengthen diplomatic relations. Diplomatic relations are generally run in long-term periods, thus requiring the state to continue to build and strengthen a positive image on a regular basis. For this reason, the state must boost efforts to create a positive image through nation branding activities. One of the nation branding activities carried out by Indonesia is ‘Festival Indonesia’ in South Korea. This paper uses the literature study method to collect data, information and references related to the ‘Festival Indonesia’ in looking at the implementation of Indonesian branding through the ‘Festival Indonesia’. The ‘Festival Indonesia’ is promoted as a place for cultural diplomacy between the two countries. However, in its implementation, ‘Festival Indonesia’ has also succeeded in becoming a momentum to nation brand Indonesia in front of the South Korean public and even the international public. Festival Indonesia is able to implement branding by answering questions such as what products are owned, why the public needs to pay attention to these products and what is the specialty of the product. The implementation of branding is answered through events that are presented, such as cultural performances to workshops on making Indonesian cultural products such as batik. The success of Festival Indonesia in implementing aspects of branding has received appreciation from external parties."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nisia Nur Dwi Agusta
"Penelitian ini membahas proses kemiskinan relatif rumah tangga ibu-anak di Jepang dan peran NPO Food Bank Yamanashi dalam program jaring pengaman pangan yang membantu rumah tangga ibu-anak dari kerawanan pangan. Tujuan dari program jaring pengaman pangan adalah menyediakan bantuan makanan bagi rumah tangga miskin dengan ide pemanfaatan food loss. Teori strukturasi dan teori pertukaran jaringan digunakan sebagai landasan dalam menganalisis. Penelitian ini menggunakan metode kualitaif dengan studi literatur dari berbagai survei dan statistik resmi kementrian Jepang, artikel berita online, video, dan artikel jurnal internasional. Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisis, diperoleh kesimpulan bahwa struktur tenaga kerja dualisme neoliberal Jepang, struktur patriarki, dan sistem kesejahteraan menekan (constraint) rumah tangga ibu-anak untuk hidup dalam kemiskinan relatif dan tidak menciptakan lingkungan pekerjaan yang ramah terhadap kebutuhan ibu rumah tangga. Peran NPO Food Bank Yamanashi dalam memberikan jaring pengaman bagi rumah tangga ibu-anak miskin Jepang menunjukan adanya perpanjangan tangan pemerintah dalam penyedia jasa kesejahteraan di mana biasanya diampu oleh pemerintah atau swasta. NPO Food Bank Yamanashi dalam jaring pengaman pangan berperan sebagai perantara yang efektif bagi pihak yang ingin berdonasi dan pihak yang membutuhkan dalam hal ini rumah tangga ibu-anak miskin sekaligus menyerap program subsidi pemerintah kotamadya dengan tepat.

This research examines the relative poverty process of mother-child households in Japan and NPO Food Bank Yamanashi's role in the food safety net program that helps poor mother-child households from food insecurity. The purpose of the food safety net program is to provide food assistance to poor households with the idea of using food loss. Structuration theory and network exchange theory are used as the basis for the analysis. This research uses a qualitative method with literature studies from various surveys and official statistics from the Japanese Ministry, online news articles, videos, and international journal articles. Based on the data that has been collected and analyzed, it can be concluded that the Japanese neoliberal dualism workforce structure, the patriarchal structure, and the welfare system constrain mother-child households to live in relative poverty and does not create a work environment that is friendly to the needs of homemakers. NPO Food Bank Yamanashi's role in providing safety nets for poor Japanese mother-child households indicates the distribution of power in welfare service providers, usually managed by the government or the private sector. The distribution of power occurred because of network exchange linkages between food banks and government associations, social organizations, and the community. NPO Food Bank Yamanashi in the food safety net program as an effective intermediary institution for those who want to donate and those in need, in this case, poor mother-child households, and absorbs the municipal government subsidy program appropriately."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Fitria
"Tesis ini membahas mengenai penempatan Calon TKI nurse dan careworker di Jepang yang merupakan salah satu kebijakan pemerintah Indonesia dan Jepang dalam program Government to Government/antarpemerintah dalam kerangka IJEPA. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode studi pustaka, kualitatif dan wawancara kepada narasumber yang bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah dan dampak yang terjadi dalam kebijakan program penempatan ini. Hasil penelitian menyarankan bahwa pemerintah Indonesia dan Jepang perlu menjalankan komitmen masing-masing agar pelaksanaan penempatan calon TKI di Jepang dapat berjalan sesuai dengan harapan kedua negara dan calon TKI itu sendiri. Kualitas calon TKI harus ditingkatkan khususnya keterampilan berbahasa Jepang guna menjadi registered nurse dan certified careworker di Jepang. Pemerintahan kedua negara juga harus memberikan penjelasan yang sebenarbenarnya terkait pra, masa dan purna penempatan yang antara lain meliputi penjelasan upah kerja, tugas calon TKI dan jenjang karir.

The focus of this study is the placement of Indonesian nurse and careworker candidate in Japan which is one of Indonesia and Japan?s policy in the program of Government to Government on the frame of Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). This research is descriptive research using literature and interview to the informant that aims to identify the issues and impacts that occur in this placement program policies. The researcher suggests that the government of Indonesia and Japan need to perform their commitment for the implementation of the placement so it can work in accordance with the expectation of both countries and the Indonesian candidate themselves. The quality of the candidate should be improved, especially for Japanese language so they can be able to be a registered nurse and certified careworker in Japan. Governments of both countries should also provide explanations related pre, period and after placement which includes explanations wages, their duties and career.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>