Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127859 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laila Dwiastani
"Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) ini adalah penyakit infeksi dengan karakteristik sangat menular dan dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. Kategori pasien terkonfirmasi menunjukan hasil pemeriksaan RT -PCT positif. Gejala yang umum dijumpai adalah demam dan gejala gangguan pernapasan. Risiko manifestasi menjadi lebih berat terjadi pada lanjut usia (lansia) dan memiliki komorbid. Pasien dengan gejala memberat harus ditransfer ke rumah sakit bahkan harus ke ICU atau HCU. Rumah sakit yang menjadi rujukan COVID-19 dituntut untuk memiliki kapasitas melakukan manajemen klinis, asuhan keperawatan, pencegahan dan pengendalian infeksi yang efektif. Ibu SY, pasien suspek COVID-19 berusia 70 tahun, suku Jawa dirawat di HCU dengan gejala saat datang adalah diare, mual, dan muntah tanpa menunjukan gejala klinis gangguan sistem pernapasan. Hasil CT Scan thoracoabdomen menunjukan gambaran ground-glass opacity. Pasien memiliki komorbid hipertensi dan diabetes sehingga membutuhkan monitoring dan intervensi kesehatan yang ketat. Asuhan keperawatan berorientasi pasien yang komprehensif dan efektif menjadi tantangan ditengah situasi harus menjalankan prosedur kewaspadaan transmisi infeksi. Keterbatasan durasi waktu dan sumber daya dalam proses asuhan secara langsung pada pasien, menjadikan suasana perawatan di HCU-Covid ini bukan perkara mudah untuk dihadapi oleh perawat maupun pasien. 

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease that is highly contagious and can be fatal to the point of death. The patient category confirmed positive RT-PCT examination results. Common symptoms are fever and respiratory symptoms. The risk of manifestation becomes more severe in the elderly (elderly) and has comorbidities. Patients with worsening symptoms must be transferred to the hospital even to the ICU or HCU. Hospitals that are referred to for COVID-19 are required to have the capacity to carry out effective clinical management, nursing care, prevention, and control infection. Mrs. SY, a 70-year-old suspected COVID-19 patient, of Javanese ethnicity who was treated at HCU with symptoms when she arrived were diarrhea, nausea, and vomiting without symptoms of respiratory system disease. Thoracoabdomen CT scan results show a blurry image of ground glass. The patient has comorbid hypertension and diabetes and thus requires close monitoring and health interventions. Patient-oriented nursing care that is ready and effective becomes a challenge in situations where infection transmission precautions are required. The limited duration of time and resources in the process of direct care for the patient makes the atmosphere of care at HCU-COVID not an easy matter for the relationship between nurses and patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nuridha Fauziyah
"Rumah sakit harus menetapkan regulasi dan proses untuk mendukung partisipasi atau keterlibatan pasien didalam proses asuhan. Pelibatan pasien merupakan upaya memfasilitasi keterlibatan pasien dalam proses perawatan. Adanya keterbatasan hubungan dan interaksi antara pasien dan perawat menjadi sebuah tantangan tersendiri di masa pandemi Covid-19. Pelibatan pasien dalam asuhan keperawatan di masa pandemi Covid-19 tersebut dapat dipengaruhi beberapa faktor yang berhubungan. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang berhubungan dengan pelibatan pasien dalam asuhan keperawatan di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional terhadap 238 perawat dengan menggunakan kuesioner online. Hasil analisis bivariat menggunakan korelasi Pearson menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi manajemen kepala ruangan dan self efficacy perawat dengan pelibatan pasien dalam asuhan keperawatan (p < 0,001). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik perawat (p> 0,005) dan keterampilan komunikasi perawat (p = 0,919) dengan pelibatan pasien dalam asuhan keperawatan di masa pandemi Covid-19. Perlu adanya pendidikan berkelanjutan untuk kepala ruangan terkait pelibatan pasien dalam asuhan keperawatan dan fungsi manajemen dalam pelibatan pasien.

Health organization must establish regulations and processes to support patient participation or involvement in the care process. Patient engagement is an effort to facilitate patient involvement in the care process. The existence of limited relationships and interactions between patients and nurses is a challenge during the Covid-19 pandemic. Patient engagement in nursing care during the Covid-19 pandemic can be influenced by several related factors. This study aims to analyze the factors associated with patient engagement in nursing care during the Covid-19 pandemic. This study used a cross sectional study design of 238 nurses using an online questionnaire. The results of bivariate analysis using Pearson correlation showed that there was a significant relationship between the management function of head nurse and self-efficacy of nurses with patient engagement in nursing care (p < 0.001). There was no significant relationship between nurse characteristics (p> 0.005) and nurse communication skills (p = 0.919) with patient engagement in nursing care during the Covid-19 pandemic. There needs to be continuous education for head nurse related to patient engagement in nursing care and related to management function in patient engagement and the head nurse needs to be motivated to optimize the actuating function in patient engagement."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dizayrun
"Disfungsional motilitas gastrointestinal merupakan gangguan pada sistem gastrointestinal berupa peningkatan, penurunan, tidak efektif, atau kurangnya aktivitas peristaltic pada system gastrointestinal. Kondisi ini tidak terjadi secara langsung oleh COVID-19 melainkan dampak dari kurangnya mobilisasi akibat gejala klinis yang ditimbulkan oleh COVID-19 seperti sesak dan nyeri saat bergerak. Faktor risiko lain terjadinya kondisi ini yaitu cemas, perubahan pola makan, penurunan aktivitas, dan beban psikologis meningkat. Disfungsional motilitas gastrointestinal yang tidak ditangani segera dapat menyebabkan beberapa komplikasi dan mempengaruhi proses penyembuhan. Terdapat beberapa penatalaksanaan non farmakologi dalam mengatasi masalah ini yaitu abdominal masase, diet tinggi serat, aktivitas fisik rutin, pemenuhan cairan harian, dan manual disimpaction. Tujuan dari penulisan ini untuk menganalisis asuhan keperawatan dalam mengatasi masalah disfungsional motilitas gastrointestinal pada pasien COVID-19 derajat sedang. Intervensi dilakukan selama empat hari. Hasil intervensi yang dilakukan menunjukan eliminasi fekal dapat dilakukan pada hari kedua dan keempat. Berdasarkan hasil tersebut pemberian asuhan keperawatan abdominal massage, terapi aktivitas rutin, pemenuhan cairan harian, diet tinggi serat, dan self disimpaksi dapat menjadi pilihan dalam mengatasi Disfungsional motilitas gastrointestinal pada pasien dengan covid derajat sedang.

Gastrointestinal motility dysfunction is a disorder of the gastrointestinal system in the form of increased, decreased, ineffective, or lack of peristaltic activity in the gastrointestinal system. This condition does not occur directly by COVID-19 but the impact of the lack of mobilization due to clinical symptoms caused by COVID-19 such as shortness of breath and pain when moving. Other risk factors for this condition are anxiety, changes in diet, decreased activity, and increased psychological burden. Gastrointestinal motility dysfunction that is not treated promptly can lead to several complications and affect the healing process. There are several non-pharmacological treatments to overcome this problem, namely abdominal massage, high-fiber diet, routine physical activity, daily fluid fulfillment, and manual disimpaction. The purpose of this paper is to analyze nursing care in overcoming the dysfunctional problem of gastrointestinal motility in moderate-grade COVID-19 patients. The intervention was carried out for four days. The results of the intervention showed that faecal elimination could be carried out on the second and fourth days. Based on these results, the provision of nursing care for abdominal massage, routine activity therapy, daily fluid intake, a high-fiber diet, and self-disimpaction can be options in overcoming gastrointestinal motility dysfunction in patients with moderate-grade COVID-19."
Depok: fakultas ilmu kep, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Yuliana
"Caring merupakan filosofi keperawatan dan dasar dalam penerapan asuhan keperawatan komprehenshif. Tujuan : menganalisis pengaruh penerapan caring dalam asuhan keperawatan terhadap psikososial pasien COVID-19. Metode: penelitian kuantitatif, desain Cross sectional. Sampel 105 responden. Hasil: terdapat hubungan bermakna antara penerapan caring dalam asuhan keperawatan terhadap gangguan psikososial pasien COVID-19(pvalue=0,10). Analisis mulivariat pengaruh caring dapat menurunkan gangguan psikososial secara bermakna (pvalue=0,016) tanpa dikontrol oleh variabel perancu jenis kelamin, meskipun jenis kelamin secara signifikan mempengaruhi gangguan psikososial sebagai variabel bebas. Kesimpulan: semakin tinggi penerapan caring dalam asuhan keperawatan semakin rendah presentasi gangguan psikososial pasien COVID-19yang dirawat di rumah sakit. Kepemimpinan transformasional dan empati mengoptimalkan mutu asuhan di era pandemi, sehingga dapat mengembangkan asuhan keperawatan berbasis caring, sehingga dapat menurunkan gangguan psikososial pasien COVID-19dan mencegah terjadinya gangguan kesehatan mental. Kemampuan kepemimpinan manajer dalam memaknai dan menerapkan 4 pilar utama etik dalam kepemimpinannya secara konsisten akan menjadi role model bagi staf keperawatan yang dipimpinnya, sehingga akan membangun karakter caring dalam penerapan asuhan keperawatan kepada pasien, khususnya pasien COVID-19. Penerapan caring Swanson dalam asuhan keperawatan dan didukung 4 pilar utama etik dapat meningkatkan kualitas asuhan yang komprehensif menjadi intervensi terhadap penurunan gangguan psikososial pasien COVID-19.

Caring is a philosophy of nursing and the basis in the application of comprehensive nursing care. Objective: analyzing the effect of caring in nursing care on psychosocial COVID-19patients. Method: quantitative research, Cross sectional design. Sample of 105 respondents. Result: there is a meaningful relationship between the application of caring in nursing care to psychosocial disorders of COVID- 19patients (pvalue=0.10). Mulivariate analysis of the influence of caring can significantly reduce psychosocial disorders (pvalue=0.016) without being controlled by gender role variable, although gender significantly affects psychosocial disorders as free variables.. Conclusion: the higher the application of caring in nursing care the lower the presentation of psychosocial disorders of COVID- 19patients who are hospitalized. Transformational leadership and empathy optimize the quality of care in the pandemic era, so as to develop caring-based nursing care, so as to reduce psychosocial disorders of COVID-19patients and prevent the occurrence of mental health disorders. The manager's leadership ability in interpreting and applying the 4 main pillars of ethics in his leadership will consistently be a role model for the nursing staff he leads, so that it will build a caring character in the application of nursing care to patients, especially COVID-19patients. The application of Caring Swanson in nursing care and supported by 4 main pillars of ethics can improve the quality of comprehensive care into interventions to decrease psychosocial disorders of COVID-19patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restika Hapsari
"Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthopodborn virus) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes (Aedes albopictus dan Aedes aegypti). Klien anak dengan DBD dan PDP COVID 19 harus mendapat perawatan isolasi di RS sehingga dampak psikologis yang sering terjadi pada anak adalah cemas terhadap terapi dan perawatan di rumah sakit. Laporan kasus ini menjabarkan hasil analisis asuhan keperawatan anak yang menjalani perawatan isoalasi mengalami kecemasan saat tindakan keperawatan dengan menggunakan penerapan teknik story telling. Asuhan keperawatan yang diberikan sudah disesuaikan dengan asuhan keperawatan kesehatan anak adalah wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan pengumpulan hasil dari pemeriksaan diagnostik. Sementara pengukuran evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time)  selama 3 hari perawatan dimana klien tampak tenang dan kooperatif dengan perawat menghampirinya dan saat akan di periksa. Sebagai kesimpulan masalah keperawatan anak diperlukan rancangan tindakan keperawatan yang terintegrasi secara holistik yang meliputi bio-psiko-sosial-spiritual untuk mengatasi cemas klien.


Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an acute infection caused by arbovirus (arthopodborn virus) which is transmitted through the bite of aedes mosquitoes (Aedes albopictus and Aedes aegypti). Clients of children with DHF and PDP COVID 19 must receive isolation treatment at the hospital so that the psychological impact that often occurs in children is anxiety about therapy and hospital care. This case study describes the results of the analysis of nursing care for children who experience anxiety during nursing action by using the application of story telling techniques that undergo isolation care. The nursing care provided has been adjusted to the health care care of the child is an interview, observation and physical examination, study documentation and collection of results from diagnostic examinations. While the evaluation measurements were carried out using the SMART method (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time) for 3 days of treatment where the client appeared unafraid and fussy with the nurse approaching him and when he would be examined. To conclude the problem of child nursing requires a holistic integrated nursing action plan that includes bio-psycho-social-spiritual to overcome client anxiety.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosdiana Lukitasari
"Pandemi COVID-19 yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China saat ini turut melanda Indonesia dengan angka kasus yang meningkat secara signifikan. COVID-19 diketahui menimbulkan komplikasi terhadap fungsi pernafasan. Salah satu di antara komplikasi yang disebabkan oleh COVID-19 adalah Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). ARDS menimbulkan masalah keperawatan utama, yaitu gangguan pertukaran gas. Sehingga, pasien dengan masalah gangguan pertukaran gas membutuhkan intervensi keperawatan yang dapat membantu ventilasi-perfusi yang adekuat, salah satunya dengan penerapan pemberian posisi yang sesuai, seperti high-fowler. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi efektivitas penerapan pemberian posisi high-fowler pada pasien COVID-19 dengan ARDS. Pemberian posisi high-fowler dilakukan selama tiga hari dengan durasi 8 jam per hari pada pasien COVID-19 dengan ARDS di setting ruang high-care. Hasil menunjukkan perbaikan difusi alveolar paru yang adekuat berdasarkan indikator laju respirasi, saturasi oksigen, tidak adanya penggunaan otot bantu nafas dapat dipertahankan dalam batas normal. Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan intervensi keperawatan yang efektif untuk mengatasi gangguan pertukaran gas pada pasien COVID-19 dengan ARDS.

The COVID-19 pandemic, which was obtained from Wuhan City, Hubei Province, China, is currently experiencing a significant increase in Indonesia. COVID-19 is known caused complication for respiratory function. One of complications that caused by COVID-19 is Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). ARDS poses a major nursing problem, namely impaired gas exchange. Thus, patient with impared gas exchange problem require nursing interventions that can help reach adequate ventilation-perfusion, one of which is by applying appropriate positioning, such as high-fowler. The aim of the study is to identify the effectiveness of applying high-fowler positioning in COVID-19 patient with ARDS. The implementation of high-fowler positioning was carried out for three days with a duration 8-hours per day in COVID-19 patient with ARDS in high-care unit setting. The results show an adequate improvement in pulmonary alveolars diffusion based on indicator, such as respiration rate, oxygen saturation, absence the use of breath-assisted muscles can be maintained within normal limits. This research is expected to be useful in providing effective nursing interventions to overcome impaired gas exchange in COVID-19 patient with ARDS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Trisnawati Handayani
"COVID-19 telah menjadi pandemi sejak diumumkan oleh WHO pada Februari 2020. Tingginya angka kematian akibat komplikasi penyakit ini menjadi perhatian berbagai pihak. Salah satu komplikasinya adalah gagal napas. Masalah gangguan pertukaran gas adalah masalah yang umum ditemukan pada pasien COVID-19. Namun, keterbatasan ruang ICU di rumah sakit akhirnya membuat inovasi dalam perawatan pasien, terutama untuk mengatasi masalah gangguan pertukaran gas. Posisi prone yang sebelumnya diberikan pada pasien yang terintubasi, kini mulai direkomendasikan untuk pasien COVID-19 non intubasi. Karya ilmiah ini melaporkan studi kasus mengenai perawatan pasien COVID-19 dengan masalah gangguan pertukaran gas. Seorang wanita usia 49 tahun dengan keluhan utama batuk berdahak yang sulit dikeluarkan dan sesak napas. Hasil CXR menunjukkan adanya gambaran pneumonia dengan opasitas bilateral di seluruh lapang paru. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan klien terkonfirmasi COVID-19. Pasien juga mengalami hipoksemia dan membutuhkan suplemen oksigen tambahan. Dukungan ventilasi merupakan salah satu intervensi untuk mengatasi masalah gangguan pertukaran gas. Awake self prone position dan incentive spirometry dapat diterapkan sebagai intervensi dukungan ventilasi dengan cara mengatasi mismatching ventilasi-perfusi sehingga dapat meningkatkan fungsi paru. Pelaksanaan intervensi ini harus dilakukan secara berkelanjutan, sehingga diperlukan pemahaman dan komitmen dari perawat maupun dari pasien itu sendiri.

COVID-19 has become a pandemic since it was announced by the WHO in February 2020. The high mortality rate due to complications of this disease has attracted the attention of various parties. One of the complications is respiratory failure. The problem of impaired gas exchange is a common problem found in COVID-19 patients. However, the limited ICU space in hospitals has finally made innovations in patient care, especially to overcome the problem of gas exchange disorders. The prone position, which was previously given to intubated patients, is now starting to be recommended for non-intubated COVID-19 patients. This scientific paper reports a case study regarding the treatment of COVID-19 patients with impaired gas exchange problems. A 49-year-old woman with the chief complaint of coughing phlegm that is difficult to expel and shortness of breath. The CXR results showed a picture of pneumonia with bilateral opacities in all lung fields. The results of laboratory tests show that the client is confirmed to be COVID-19. The patient is also hypoxaemic and requires oxygen supplementation. Ventilation support is one of the interventions to overcome the problem of gas exchange disorders. Awake self prone position and incentive spirometry can be applied as ventilation support interventions by overcoming ventilation-perfusion mismatching so as to improve lung function. The implementation of this intervention must be carried out on an ongoing basis, so it requires understanding and commitment from both the nurse and the patient themselves."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Citro
"Ansietas merupakan salah satu masalah psikososial yang muncul pada pasien COVID-19 yang menjalani perawatan isolasi di rumah sakit. Ansietas muncul dikarenakan adanya paparan dari lingkungan kondisi rumah sakit yang sedang overcapacity dan terjadinya stagnasi pasien. Keadaan ini menyebabkan pasien-pasien yang dalam kesadaran sadar penuh bergabung dengan dengan pasien-pasien yang dalam keadaan kritis bahkan yang meninggal dunia. Situasi seperti ini dialami oleh pasien dalam masa perawatannya di rumah sakit ditambah lagi dengan tanpa didampingi keluarga atau care giver. Masalah psikososial: ansietas belum mendapatkan perhatian yang sama oleh perawat dibandingkan dengan masalah fisik dalam rangka memberikan pelayanan keperawatan secara holistik. Karya Ilmiah akhir Ners (KIAN) ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisis penerapan intervensi teknik distraksi, kegiatan spiritual, tarik nafas dalam, dan pendekatan komunikasi terapeutik pada pasien COVID-19 dengan masalah keperawatan psikososial: ansietas di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Asuhan keperawatan yang diberikan didasarkan pada kondisi kebutuhan pasien, termasuk pada kondisi kegawatdaruratan yang mengancam nyawa saat di IGD maupun saat perawatan di ruangan rawat inap. Pengukuran ansietas menggunakan observasi tanda dan gejala yang muncul serta menggunakan instrumen Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) yang menunjukan penurunan skor 11 menjadi 5. Sebagai kesimpulannya, hasil analisis yang didapatkan bahwa kegiatan spiritual dan latihan tarik nafas dalam pada pasien COVID-19 baru dapat diimplementasikan pada saat pasien berada dalam tingkatan ansietas sedang. Sedangkan pada saat pasien dalam tingkat panik maka yang diutamakan adalah pendekatan komunikasi terapeutik, pemenuhan kebutuhan dasar pasien, dan teknik distraksi.

Anxiety is one of the psychosocial problems that arise in COVID-19 patients undergoing isolation treatment in hospitals. Anxiety arises due to exposure to an overcrowded hospital environment and patient stagnation. This situation causes patients who are fully conscious to join with patients who are in critical condition and even those who have died. Situations like this are experienced by patients during their treatment at the hospital plus without being accompanied by family or caregivers. Psychosocial problems: anxiety has not received the same attention by nurses compared to physical problems in order to provide holistic nursing services. This final scientific work by Ners (KIAN) aims to describe the results of the analysis of the application of distraction techniques interventions, spiritual activities, deep breathing, and therapeutic communication approaches in COVID-19 patients with psychosocial nursing problems: anxiety at the Universitas Indonesia Hospital. The nursing care provided is based on the condition of the patient's needs, including life-threatening emergency conditions while in the ER or during treatment in an inpatient room. Measurement of anxiety using the observation of signs and symptoms that appear and using the Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) instrument which shows a decrease in the score from 11 to 5. In conclusion, the results of the analysis show that spiritual activities and deep breathing exercises in COVID-19 patients can only be implemented when the patient is at a moderate level of anxiety. Meanwhile, when the patient is in a panic level, the priority is the therapeutic communication approach, meeting the patient's basic needs, and distraction techniques."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tamana Ihda Husna Zain
"ABSTRAK
Pengendalian COVID-19 belum terselesaikan di Indonesia, kasus satu keluarga terinfeksi COVID-19 juga banyak ditemukan. Hal tersebut didasari pada rendahnya perilaku pencegahan COVID-19 pada individu dan anggota keluarga khususnya di rumah. Melihat pandemi ini dan protokol pencegahan yang ditetapkan asuhan keperawatan dengan penerapan telenursing adalah opsi yang direkomendasikan. Asuhan keperawatan dengan penerapan telenursing menjadi intervensi unggulan dalam peningkatkan kemampuan pencegahan COVID-19. Intervensi dilakukan dalam tiga minggu dengan pemberian asuhan keperawatan jarak jauh dan menggunakan teknologi komunikasi, serta media visual dan audiovisual. Hasil dari intervensi adalah, pengetahuan keluarga terkait penyakit COVID-19 dan tindakan pencegahan serta perawatan meningkat. Adopsi perilaku pencegahan dari pembelajaran yang dilakukan juga diterapkan keluarga dalam aktivitas harian.

ABSTRACT
Control of COVID-19 has not been resolved in Indonesia, cases of one family infected with COVID-19 are also found. This is based on the low COVID-19 prevention behavior in individuals and family members, especially at home. Looking at this pandemic and the prevention protocol established by nursing care with the application of telenursing is a recommended option. Nursing care with the application of telenursing is the leading intervention in enhancing the ability to prevent COVID-19. The intervention was carried out in three weeks by providing remote nursing care and using communication technology, as well as visual and audiovisual media. As a result of the intervention, family knowledge related to COVID-19 disease and prevention and care measures increased. The adoption of preventive behaviors from learning is also applied by families in daily activities.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Novitasari
"Analisis Asuhan Keperawatan Pada Pasien COVID-19 Dengan Ansietas Menggunakan Penerapan Teknik Distraksi Di Rumah Sakit Universitas Indonesia

 

Jenis pneumonia virus baru ditemukan pada 31 Desember 2019 yang berasal dari Wuhan, Cina yang diberi nama penyakitnya sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Pasien dengan COVID-19 mengalami ansietas, diskriminasi, stigma sosial yang buruk, berada dalam karantina mengalami kebosanan, kesepian, dan kemarahan. Karya ilmiah akhir ners (KIAN) ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisis asuhan keperawatan psikososial ansietas menggunakan penerapan teknik distraksi pada klien dengan COVID-19 di ruang Wijaya Kusuma RS Universitas Indonesia. Asuhan keperawatan yang diberikan sudah disesuaikan dengan matriks asuhan keperawatan kesehatan jiwa psikososial; sementara pengukuran evaluasi dilakukan dengan menggunakan Hospital Anxiety and Depression Sclae (HADS) yang menunjukkan penurunan dari total skor 15 menjadi 6 selama 12 hari perawatan. Masalah psikososial (ansietas) dan fisik (COVID-19) pada klien saling memengaruhi, sehingga diperlukan rancangan tindakan keperawatan yang terintegrasi secara holistik yang meliputi bio-psiko-sosial-spiritual untuk mengatasi ansietas klien.


A new type of viral pneumonia was discovered on December 31, 2019 from Wuhan, China, which was named as Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Patients with COVID-19 experience anxiety, discrimination, poor social stigma, being in quarantine experiencing boredom, loneliness, and anger. The purpose of this scientific work is to outlining the analysis result of psychosocial nursing care plans for anxiety using the application of distraction techniques to COVID-19 patients in Wijaya Kusuma Unit at University of Indonesia Hospital. Nursing care for anxiety which was given to the patient already customized with psychosocial mental health nursing care matrix; and this thesis using Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) to evaluate the work that shows decreasing in total score from 15 to 6 in 12 days of hospitalization. This thesis result suggests that mentally & physically probles affect each other, so we need a holistic integrated nursing care plan that includes bio-psycho-social-spiritual to solve anxiety problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>