Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191242 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iskandar Zulkarnaen Sababa
"Hepatocellular carcinoma (HCC) merupakan kanker terbanyak kedua setelah kanker paru. Diagnosa keperawatan yang paling utama dan sering muncul pada pasien kanker adalah nyeri. Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan dibidang kesehatan untuk mengatasi nyeri. Manajemen nyeri yang dapat dilakukan dengan farmakologi dan non farmakologi. Salah satu terapi non farmakologi yang bisa dilakukan oleh perawat secara mandiri adalah dengan melakukan hand massage therapy. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan studi kasus untuk menganalisis intervensi tindakan hand massage therapy. Tujuan tindakan hand massage therapy untuk mengurangi ketegangan, meningkatkan relaksasi fisik dan psikologi yang dapat menurunkan rasa nyeri. Implementasi non farmakologi ini dinilai lebih efektif untuk mengurangi nyeri dibandingkan dengan terapi nonfarmakologi yang lain. Pada pasien Tn. J yang mengalami HCC pre-op anterior right segmentectomy dengan pain cancer, intervensi yang sudah dilakukan dengan hand massage therapy yang dilakukan selama 3 hari dimana dalam sekali intervensi hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Dari intervensi yang telah dilakukan memperlihatkan adanya penurunan skala nyeri yang dirasakan oleh klien. Sehingga diharapkan terapi ini dapat dipraktikkan oleh perawat dalam mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien kanker, terutama Hepatoceluller Carcinoma (HCC). Selain itu, penulis merekomendasikan apabila intervensi ini dikombinasikan dengan foot massage menjadi hand-foot massage dalam mengatasi nyeri kronis pada pasien kanker. 


Hepatocellular carcinoma (HCC) is the second most common cancer after lung cancer. The most common and frequent nursing diagnosis in cancer patients is pain. Pain management is one method used in the health sector to treat pain. Pain management that can be treated with pharmacology and non pharmacology. One of the non-pharmacological therapies that nurses can do independently is by doing hand massage therapy. The research method used is a case study to analyze the intervention of hand massage therapy. The purpose of hand massage therapy is to reduce tension, increase physical and psychological relaxation that can reduce pain. This non-pharmacological implementation is considered to be more effective in reducing pain compared to other non-pharmacological therapies. Mr. J, who had HCC pre-op anterior right segmentectomy with pain cancer, shown a decrease in the scale of his pain after nurse give interventions hand massage therapy for 3 days where in one intervention it only took about 10 minutes. Hoped that this therapy can be practiced by nurses in dealing with pain experienced by cancer patients, especially Hepatocellular Carcinoma (HCC).In addition, the authors recommend that this intervention be combined with foot massage into hand-foot massage therapy in treating chronic pain  cancer."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Ulfah
"Hati adalah organ terbesar dalam tubuh dan organ metabolisme yang sangat penting. Hepatocelullar Carcinoma (HCC) merupakan pertumbuhan abnormal dari hepatosit yang ditandai dengan peningkatan jumlah hepatosit yang mampu membelah dan menyertai perubahan sel hati yang menjadi ganas. Karsinoma hepatoselular berisiko terjadi retensi cairan karena rusaknya sel hepatosit yang mengakibatkan terganggunya aliran darah menuju ke hati sehingga menimbulkan distensi pembuluh darah dan terganggunya aliran tersebut juga mengakibatkan terganggunya produksi albumin untuk bisa mempertahankan tekanan onkotik. Asites, varises gastroesofagus yang tidak ditangani segera dapat menurunkan kualitas hidup bahkan kematian. Asites dan edema merupakan penyebab yang paling sering ditemukan pada pasien yang harus menjalani perawatan di rumah sakit. Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode studi kasus dengan menggunakan pemantauan cairan dan nutrisi dibuktikan bahwa pemantauan ini efektif untuk menangani kelebihan volume cairan dibuktikan dengan tidak bertambahnya komplikasi yang terjadi pada pasien.

The liver is the largest organ in the body and a very important metabolic organ. Hepatocellullar Carcinoma (HCC) is an abnormal growth of hepatocytes which is characterized by an increase in the number of hepatocytes capable of dividing and accompanying changes in liver cells that become malignant. Hepatocellular carcinoma is at risk of fluid retention due to damage to hepatocyte cells which results in disruption of blood flow to the liver, causing distension of blood vessels and disruption of this flow also results in disruption of albumin production to maintain oncotic pressure. Ascites, gastroesophageal varices that are not treated immediately can reduce the quality of life and even death. Ascites and edema are the most common causes in hospitalized patients. The writing of this scientific paper using a case study method using fluid and nutrition monitoring proved that this monitoring is effective for treating excess fluid volume as evidenced by not increasing complications that occur in patients."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Dwi Amalia
"Kolelitiasis menjadi salah satu masalah kesehatan sistem gastrointestinal utama di tingkat global. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan gaya hidup masyarakat meliputi penurunan aktivitas fisik dan pola diet yang kurang tepat. Salah satu penatalaksanaan pembedahan yang dilakukan pada pasien kolelitiasis ialah laparoskopi kolesistektomi. Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk menyajikan hasil analisis asuhan keperawatan pada pasien kolelitiasis pre laparoskopi kolesistektomi dengan menerapkan intervensi keperawatan teknik relaksasi napas dalam guna mengatasi ansietas preoperasi. Adapun intervensi lain yang direkomendasikan berdasar pada kajian praktik berbasis bukti meliputi penerapan intervensi penggunaan terapi musik guna menurunkan kecemasan pada pasien pra pembedahan laparoskopi kolesistektomi. Penggabungan penerapan relaksasi napas dalam dan terapi musikdiharapkan dapat diaplikasikan oleh perawat di ruangan khususnya pada pasien yang akan menjalankan operasi laparoskopi kolesistektomi untuk mengatasi masalah ansietas preoperasi.


Cholelithiasis is one of the major health problems of gastrointestinal system at the global level. This is due to changes in peoples lifestyles including decreased physical activity and inappropriate dietary patterns. One of the surgical treatments performed on cholelithiasis patients is laparoscopic cholecystectomy. The aims of this study is to analyse the nursing care of pre-laparoscopic cholecystectomy patients by applying deep breathing relaxation intervention to overcome the preoperative anxiety problem. Besides that, another intervention that is recommended based on evidence-based practice studies is the use of intervention of music therapy to reduce anxiety in pre-laparoscopic cholecystectomy patients. Combining the application of deep breathing relaxation and music therapy is expected to be applied by nurses, especially for patients who will undergo laparoscopic cholecystectomy to overcome the problem of preoperative anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yayang Bayu Tria Arisandi
"Nyeri pasca Open Reduction Internal Fictation (ORIF) atau bedah terbuka selalu menjadi masalah bagi pasien fraktur. Karya Ilmiah Akhir Ners ini menyajikan hasil analisis asuhan keperawatan pada pasien laki-laki yang mengalami fraktur multiple pasca kecelakan lalu lintas yang kemudian dilakukan ORIF fasialis. Metode yang digunakan adalah studi kasus dan penerapan EBN yaitu intervensi napas dalam untuk mengurangi nyeri akut yang dilakukan selama lima hari perawatan pasca bedah. Skala nyeri pasien pada awal pasca tindakan ORIF berada pada rentang moderat hingga berat. Sedangkan skala nyeri saat hari ke lima pasca bedah dan pemberian intervensi napas dalam, mengalami penurunan di rentang ringan hingga sedang/moderat. Satu hal yang menjadi masalah saat melakukan intervensi napas dalam pada pasien pasca ORIF fasialis adalah kesulitan pasien dalam mengeluarkan napas dengan mencucu. Adapun intervensi lain yang direkomendasikan berdasar pada kajian praktik berbasis bukti meliputi penerapan intervensi metode Guided Imagery pada pasien pasca ORIF untuk menurunkan tingkat nyeri. Penggabungan penerapan teknik relaksasi napas dalam dengan metode Guided Imagery dan terapi farmakologi diharapkan dapat diaplikasikan oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, khusus nya pada pasien yang mengalami nyeri akut pasca ORIF


Pain after Open Reduction Internal Fictation (ORIF) or open surgery is always a problem for fracture patients. This Paper presents the results of the analysis of nursing care in a male patient who has multiple fractures after a traffic accident, which is then performed a facial ORIF. The method used was a case study and the application of EBN, namely deep breath intervention to reduce acute pain during five days of postoperative care. The patients pain scale at the start of the post-ORIF treatment ranged from moderate to severe. Meanwhile, the pain scale on the fifth day after surgery and giving deep breath intervention, decreased in the mild to moderate range. One thing that becomes a problem when doing deep breath interventions in patients after facial ORIF is the difficulty of the patient in exhaling with clenching. Other interventions recommended based on evidence-based practice studies include the application of the Guided Imagery method intervention in post-ORIF patients to reduce pain levels. Combining the application of deep breath relaxation techniques with the Guided Imagery method and pharmacological therapy is expected to be applied by nurses in providing nursing care, especially for patients experiencing acute pain after ORIF procedure

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ketut Lisnawati
"Pelaksanaan praktek klinik selama masa residensi keperawatan peminatan onkologi bertujuan untuk mampu menampilkan peran perawat spesialis sebagai pemberi asuhan keperawatan lanjut, pendidik, pembaharu dan peneliti. Peran pemberi asuhan keperawatan lanjut dilakukan dengan menggunakan Model Virginia Henderson pada pasien Karsinoma Nasofaring dan 30 kasus pasien kanker lainnya. Masalah yang paling banyak ditemui yaitu pada kebutuhan fisiologis dengan diagnosa keperawatan nyeri kronis. Intervensi keperawatan berupa manajemen nyeri ditujukan untuk meningkatkan kemandirian pasien dalam mengontrol nyeri kanker.
Evidence Based Nursing dilakukan dengan menerapkan aromaterapi peppermint pada pasien yang menjalani program kemoterapi dan mengalami keluhan mual muntah akibat kemoterapi dengan hasil penurunan skor mual. Program inovasi kelompok berupa kryoterapi oral dan pengkajian mukositis menggunakan oral assessment guide terbukti efektif sebagai tindakan mandiri keperawatan dalam manajemen mukositis kanker.
Kesimpulan : teori Virginia Henderson tepat digunakan pada pasien kanker khususnya karsinoma nasofaring untuk meningkatkan kemandirian akibat perubahan fisik, psikologis, sosiologis dan spiritual. Intervensi aromaterapi pepperint dan kryoterapi oral dapat digunakan sebagai salah satu tindakan mandiri keperawatan dalam menangani masalah yang muncul akibat kemoterapi.

Implementation of clinical practice during the residency of nursing oncology aims to be able to showcase the role of specialist nurse as advanced nursing care provider , educator, advocator, innovator and researcher. Role of specialist as advance nursing care provider is done by using 14 Needs Virginia Henderson Model on Carcinoma Nasopharinx and 30 cases other cancer patients. Most problem is physiological need with a chronic pain nursing diagnosis. Nursing outcome of pain management are aimed at improving patient in controlling cancer pain.
Evidence Based Nursing was performed by applying peppermint aromatherapy to eight patients undergoing chemotherapy and experiencing nausea and vomiting. Aromatherapy peppermint is effective reducing chemotherapy induced nausea and vomiting. The innovation program was cryotherapy oral and oral assessment guide instrument proved effective as nursing intervention in the management of mucocitis.
Conclusion: Virginia Henderson 39;s theory is appropriately used in cancer patients especially nasopharyngeal carcinoma to improve independence due to physical, psychological, sociological and spiritual changes. The aromatherapy interventions of pepperint and oral cryotherapy can be used as one of the independent actions of nursing in dealing with problems arising from chemotherapy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Budiarti
"Stroke dengan gejala kelemahan fisik menyebabkan gangguan mobilisasi. Kondisi imobilisasi menyebabkan pasien sulit melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hariannya. Ketidakmampuan dalam beraktifitas menyebabkan kondisi tirah baring yang lama sehingga berisiko terhadap kejadian luka tekan. Pencegahan luka tekan dapat dilakukan dengan pemberian pengaturan posisi pada pasien stroke iskemik. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien stroke dan menganalisis penerapan intervensi pengaturan pisisi pada pasien stroke. Pengaturan posisi adalah merubah posisi dari miring kanan, terlentang dan miring kiri secara bergantian setiap 2 jam sekali.Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa pengaturan posisi yang diberikan selama 6 hari perawatan berpengaruh terhadap penurunan risiko luka tekan. Skala Braden meningkat dari hari pertama sampai dengan hari terahir yaitu 8,8,9,11,13,13 . Dari peningkatan Skala Braden tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengaturan posisi dengan alih baring setiap dua 2 jam efektif untuk meningkatkan sirkulasi jaringan yang tertekan pada pasien stroke yang mengalami kelemahan ekstremitas. Integritas kulit tetap terjaga, tidak ditemukan tanda-tanda kemerahan, udem dan adanya luka tekan. Karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi studi kasus pencegahan luka tekan pada pasien stroke yang kemudian dapat dikembangkan menjadi penelitian dan landasan pemberian intervensi pengaturan posisi pada pasien stroke.
Stroke with symptoms of physical weakness leads to disruption of mobilization. Immobilization makes patient difficult to perform activities to meet their daily needs. The inability to perform activity in long period increases the risk of pressure ulcer. Prevention of pressure ulcer can be performed by positioning arrangements in patient with ischemic stroke. This paper aimed to analyze nursing care in stroke patients and analyze the application of positioning in patient with stroke. Positioning is to set patient positioning into right sloping, supine and left slant alternately every 2 hours. The results indicated that setting the position given for 6 days of treatment affected the reduction of risk of bed sore. The Braden scale increased from the first day to the last day 8,8,9,11,13,13 . An increase inscore of Braden Scale implied that positioning in two 2 hours were effective to improve the circulation of depressed tissue in stroke patients with limb weakness. The integrity of the skin was maintained, there were no signs of redness, oedema and the presence of pressure sores. This paper is expected to be utilized as study case to prevent pressure ulcer in patients with stroke and may be developed into research and guideline of positioning in stroke patients. "
2020
Sp-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vika Rachma Sari
"CHF merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di masyarakat perkotaan. CHF dapat menimbulkan terjadinya masalah pernapasan seperti dyspnea, napas cepat, kelemahan otot napas, serta masalah pernapasan lainnya. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah teknik bernapas siklus aktif. Intervensi teknik bernapas siklus aktif yang dilakukan terhadap pasien kelolaan terbukti dapat menurunkan keparahan dyspnea meskipun tidak signifikan serta dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Hasil yang didapatkan dari intervensi ini masih perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui keefektifan intervensi dalam mengatasi masalah pernapasan pada pasien dengan CHF.

CHF is one of the leading cause of death in urban society. CHF may cause respiratory problems such as dyspnea, rapid breathing, weakness of the breathing muscles, and other respiratory problems. One of the interventions that can be done to overcome the problem is Active Cycle Breathing Technique ACBT. ACBT conducted on the underlying patient has been proved to decrease the severity of dyspnea although not very significant. In addition, ACBT can also improve the quality of life of patients. The results obtained from this intervention still need further research to determine the effectiveness of ACBT in overcoming respiratory problems in patients with CHF."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irsanty Collein
"Penelitian ini bertujuan memperoleh pemahaman mendalam tentang makna spiritualitas pada klien HIV/AIDS dalam konteks asuhan keperawatan.Rancangan penelitian ini adalah kualitatif fenomenologi dengan desain deskriptif eksploratif. Penelitian ini memperoleh lima tema yaitu (1) mendekatkan diri kepada Tuhan, (2) menghargai hidup pasca diagnosis HIV, (3) butuh dukungan dari orang terdekat, (4) mempunyai harapan untuk kehidupan yang lebih baik di hari depan,dan (5) kebutuhan spiritual yang tidak terpenuhi. Sebanyak 7 partisipan berpartisipasi menceritakan pengalamannya. Metode wawancara mendalam dan pengamatan lapangan merupakan alat bantu pengumpulan data. Data di analisis menggunakan metode Collaizi (1978). Hasil penelitian menyarankan perawat perlu melakukan pengkajian spiritual pada klien HIV/Aids selama di rawat di RS sehingga perawat dapat memberikan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu klien

This study aims to explore the meaning of spirituality in HIV / AIDS patients in the nursing care at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. This research is a qualitative research phenomenology design with descriptive explorative. There were five themes in this research including more attach to God, respect for life after HIV diagnosis, need a support system, hope for a better life and patient's spiritual need?s were not fulfilled. Seven participants were recruited in this study 7 participants.In-depth interviews, field note and the observation sheet were used to collect data. The seven procedural steps proposed by Collaizi (1978) were utilized in data analysis.The result suggested nurses are supposed to make an assessment for spiritual needs as a nursing intervention and optimize nursing curriculum."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29407
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elida Riris
"Sirosis hati merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat perkotaan. Keadaan malnutrisi ditemukan pada 65-90% pasien sirosis hepatis. Kondisi malnutrisi ini berhubungan dengan terjadinya komplikasi serius pada pasien sirosis hepatis, yaitu asites, ensefalopati hepatikum, dan kematian. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian diet tinggi protein, khususnya yang kaya akan asam amino rantai cabang (AARC) dapat memperbaiki kondisi klinis pasien sirosis dan mengurangi komplikasi serius tersebut. Tujuan penulisan ini adalah untuk melakukan analisis evidence based mengenai pemberian AARC dalam memperbaiki kondisi klinis (nutrisi, nilai albumin, dan mengurangi terjadinya ensefalopati hepatikum). Hasilnya pada pasien ini adalah terbukti status nutrisi dapat ditingkatkan, tidak terjadi penurunan yang signifikan pada nilai albumin, dan tidak terjadi ensefalopati hepatikum. Rekomendasi penulisan ini adalah agar perawat memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya diet tinggi protein yang kaya akan AARC.

Cirrhosis hepatic is one of problem in urban health. Malnutrition is commonly found in 65-90% cirrhosis hepatic patients. This condition correlated with serious complications such as ascites, hepatic encephalopathy, and mortality. Previous researches recommend that high protein intake enriched in branched chain amino acids (BCAA) can improve clinical outcome of cirrhosis hepatic patients and reduce complications. This final clinical nursing report aimed to analyze evidence based about BCAA administered to improve clinical outcome (nutritional status, albumin, and reduce hepatic encephalopathy). The results showed that nutritional status improved, no decreased of albumin concentration, and hepatic encephalopathy not reported. It is recommended to deliver health education to patients about the important of high protein intake enriched in BCAA.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Risha Safitri Hasanah
"Atresia bilier merupakan kondisi obstruksi pada saluran empedu ekstrahepatik. Sebagian besar anak dengan atresia bilier tahap akhir, mengalami gizi kurang dan membutuhkan transplantasi hati. Prosedur tersebut dapat dilakukan apabila status nutrisi baik. Karya ilmiah ini menjelaskan asuhan keperawatan berupa manajemen nutrisi pada anak dengan atresia bilier yang berusia 10 bulan. Asuhan keperawatan dilakukan selama 6 hari dengan monitoring pemberian nutrisi, memastikan asupan yang adekuat, dan evaluasi respon terhadap asupan nutrisi. Hasil menunjukkan dengan total asupan yang tetap, terjadinya peningkatan lingkar lengan atas dari 7 cm menjadi 7,4 cm. Monitor asupan dan haluaran pasien dengan optimal sangat direkomendasikan agar tujuan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi dengan baik.
Biliary atresia is a condition of obstruction in the extrahepatic bile ducts. Most children with late-stage biliary atresia are malnourished and require liver transplantation. The procedure could be done if the nutritional status is good. This scientific work explains nursing care with nutrition management intervention in children with 10-month-old biliary atresia. Nursing care is carried out for 6 days with nutrition monitoring, ensuring adequate intake, and evaluation of response to nutrition intake. The results show that a fixed total intake total can increase upper arm circumference from 7cm to 7.4cm. Optimal monitor for intake and output of patient is very appropriate for the purpose of fulfilling the patient rsquo;s nutritional needs."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>