Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192019 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elfira Rusiana
"Coronavirus disease 2019 atau COVID-19 merupakan penyakit yang dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, termasuk pada kelompok usia dewasa. Meskipun tingkat kematian akibat virus ini tergolong rendah tetapi virus ini sangat mudah menyebar atau menular. Tingkat penyebaran yang cepat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya yaitu kurangnya kesadaran akan penerapan protokol pencegahan COVID-19. Intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan terutama pencegahan COVID-19 yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan. Intervensi pendidikan kesehatan dilakukan secara daring menggunakan media visual dan audiovisual. Tujuan dilakukannya intervensi ini yaitu untuk mengatasi perilaku kesehatan cenderung berisiko. Hasil intervensi yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan dalam pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap pencegahan penularan infeksi COVID-19. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan secara daring menggunakan media visual dan audiovisual efektif diimplementasikan untuk mengatasi perilaku kesehatan cenderung berisiko.


Coronavirus disease 2019 or COVID-19 is a disease that can affect anyone regardless of age, including in the adult age group. Although the mortality rate of this virus is relatively low, the morbidity rate is high. The rapid spread of this virus can be caused by several things, one of them is the lack of awareness of the application of the COVID-19 prevention protocol. Interventions that can be carried out to increase health awareness, especially to prevent COVID-19, are by providing health education. Health education interventions is performed online using visual and audiovisual media. The purpose of this intervention is to overcome risk-prone health behaviors. The results of the interventions showed an increase in knowledge, attitudes, and behaviors towards the prevention of transmission of COVID-19 infection. This shows that health education using visual and audiovisual media is effectively implemented to address risk-prone health behaviors."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Naadiyah Fauziyyah
"ABSTRAK
Pandemi Coronavirus Disease 2019 menjadi catatan kelam bagi dunia termasuk Indonesia. Berbagai protokol kesehatan telah diputuskan oleh pemerintah untuk menanggulangi pandemi ini. Namun hingga saat ini masih banyaknya pelanggaran yang terjadi. Kurangnya pengetahuan seseorang menjadi salah satu penyebab rendahnya penerapan perilaku pencegahan COVID-19. Media audiovisual menjadi rekomendasi media yang dapat digunakan dalam menjalani pendidikan kesehatan mengenai COVID-19. Intervensi asuhan keperawatan keluarga dilakukan selama tiga minggu menggunakan media audiovisual dalam pendidikan kesehatan yang menjadi intervensi unggulan dalam meningkatkan pengetahuan serta perilaku kontrol infeksi COVID-19. Hasil intervensi didapati peningkatan pengetahuan serta perilaku klien dalam melaksanakan kontrol infeksi COVID-19 di kehidupan sehari-hari.

ABSTRACT
Coronavirus Disease 2019 pandemic is a dark record for the world including Indonesia. Various health protocols have been decided by the government to tackle this pandemic. But until now there are still many violations that occur. Lack of knowledge of a person is one of the causes of the low application of COVID-19 prevention behavior. Audiovisual media is a media recommendation that can be used in undergoing health education regarding COVID-19. Family health care nursing interventions carried out for three weeks using audiovisual media in health education which became the leading intervention in increasing knowledge and behavior of COVID-19 infection control. The results of the intervention found an increase in client knowledge and behavior in carrying out control of COVID-19 infection in daily life.

"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tamana Ihda Husna Zain
"ABSTRAK
Pengendalian COVID-19 belum terselesaikan di Indonesia, kasus satu keluarga terinfeksi COVID-19 juga banyak ditemukan. Hal tersebut didasari pada rendahnya perilaku pencegahan COVID-19 pada individu dan anggota keluarga khususnya di rumah. Melihat pandemi ini dan protokol pencegahan yang ditetapkan asuhan keperawatan dengan penerapan telenursing adalah opsi yang direkomendasikan. Asuhan keperawatan dengan penerapan telenursing menjadi intervensi unggulan dalam peningkatkan kemampuan pencegahan COVID-19. Intervensi dilakukan dalam tiga minggu dengan pemberian asuhan keperawatan jarak jauh dan menggunakan teknologi komunikasi, serta media visual dan audiovisual. Hasil dari intervensi adalah, pengetahuan keluarga terkait penyakit COVID-19 dan tindakan pencegahan serta perawatan meningkat. Adopsi perilaku pencegahan dari pembelajaran yang dilakukan juga diterapkan keluarga dalam aktivitas harian.

ABSTRACT
Control of COVID-19 has not been resolved in Indonesia, cases of one family infected with COVID-19 are also found. This is based on the low COVID-19 prevention behavior in individuals and family members, especially at home. Looking at this pandemic and the prevention protocol established by nursing care with the application of telenursing is a recommended option. Nursing care with the application of telenursing is the leading intervention in enhancing the ability to prevent COVID-19. The intervention was carried out in three weeks by providing remote nursing care and using communication technology, as well as visual and audiovisual media. As a result of the intervention, family knowledge related to COVID-19 disease and prevention and care measures increased. The adoption of preventive behaviors from learning is also applied by families in daily activities.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Rezeki Carolina
"Hipertensi merupakan penyebab utama pada masalah kesehatan global dari penyakit kardiovaskular dan kematian di seluruh dunia. Orang dewasa rentang usia 40-60 tahun dengan hipertensi yang tidak diobati berada pada peningkatan risiko kematian dan komplikasi akibat penyakit hipertensi. Salah satu faktor penyebab hipertensi adalah ketidakpatuhan pengobatan dan ketidakmampuan individu dalam mengendalikan faktor risiko. Pengendalian hipertensi diperlukan untuk mencegah dan menurunkan probabilitas kesakitan, komplikasi, dan kematian akibat hipertensi. Langkah ini dapat dikelompokkan menjadi pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Terapi farmakologis dengan obat anti hipertensi terbukti dapat mengurangi risiko gagal jantung sebanyak 26%-38%. Sedangkan terapi non farmakologis dapat mendukung terapi farmakologis dalam upaya pengendalian tekanan darah dengan pembatasan garam, pembatasan lemak, pengelolaan stress, dan peningkatan aktivitas fisik. Salah satu manajemen hipertensi yang dapat dilakukan adalah pengajaran peresepan obat-obatan untuk meningkatkan perilaku kepatuhan. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini untuk mengidentifikasi pengaruh pemberian edukasi kepatuhan regimen pengobatan menggunakan media kalender fungsional dan kotak obat harian terhadap penurunan tekanan darah serta peningkatan kepatuhan klien. Studi kasus ini melibatkan Ibu W (59 tahun) sebagai klien kelolaan yang memiliki faktor risiko terhadap ketidakpatuhan dalam regimen pengobatan. Perawat memberikan tindakan keperawatan berbasis bukti dengan edukasi kepatuhan regimen pengajaran peresepan obat-obatan menggunakan media unggulan selama empat minggu pemantauan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa intervensi unggulan dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 34 mmHg dan menurunkan tekanan darah diastolik sebanyak 16,6 mmHg. Melihat keefektifan pemberian intervensi unggulan ini diharapkan dapat menjadi variasi tindakan bagi perawat untuk menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kepatuhan klien dalam menjalani pengobatan secara tepat dan teratur.

Hypertension is a major cause of global health problems of cardiovascular disease and death worldwide. Adults at the age range of 40-60 years that has not been treated with hypertension are at increased risk of death and complications from hypertension. One of the factors that cause hypertension is non-adherence to treatment and the inability of individuals to control the risk factors. Hypertension control is needed to prevent and reduce the probability of morbidity, complications, and death due to hypertension. This step can be classified into pharmacological and non-pharmacological approaches. Pharmacological therapy with anti-hypertensive drugs has been shown to reduce the risk of heart failure by 26%-38%. While non-pharmacological therapy can support pharmacological therapy in an effort to control blood pressure by limiting salt, limiting fat, stress management, and increasing physical activity. One of the hypertension management that can be done is teaching drugs prescription to improve compliance behavior. The purpose of writing this scientific paper is to identify the effect of providing education on adherence to treatment regimens using functional calendar media and daily medicine boxes on decreasing blood pressure and increasing client compliance. This case study involved Mrs. W (59 years old) as a managed client who had the risk factors for non-adherence to the treatment regimen. Nurses provide evidence-based nursing actions with education on adherence to medication prescription teaching regimens using superior media for four weeks of monitoring. The evaluation results show that the leading intervention can reduce systolic blood pressure by 34 mmHg and reduce diastolic blood pressure by 16.6 mmHg. Seeing the effectiveness of providing this superior intervention, it is hoped that it can be a variety of actions for nurses to reduce blood pressure and increase client compliance in taking appropriate and regular treatment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiya Bunga Annisa
"Latar Belakang: Karies gigi sulung atau Early Childhood Caries (ECC) merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling banyak diderita anak-anak di dunia. Di Indonesia, karies diderita oleh 45,5% anak kelompok usia 3-4 tahun dan 90,2% oleh anak kelompok usia 5-9 tahun. Jika dibiarkan tidak dirawat, karies gigi sulung dapat menyebabkan sakit, bengkak, abses, gangguan mengunyah, dan meningkatkan risiko karies pada gigi tetap. Kondisi tersebut memerlukan perawatan di dokter gigi. Adanya pandemi COVID-19 yang ditransmisikan melalui aerosol dan droplet, membuat perawatan di dokter gigi jadi terbatas. Kondisi kesehatan gigi dan mulut anak tidak lepas dari peran orang tua sebagai pengasuh. Oleh karena itu, diperlukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) bagi orang tua untuk meningkatkan pengetahuan terkait pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak di rumah sebagai upaya pencegahan karies gigi sulung. Tujuan: Mengetahui perbedaan pengetahuan orang tua mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak, sebelum dan setelah pemberian KIE dengan media audiovisual secara daring. Metode: Dilakukan penelitian secara daring dengan desain studi eksperimental. Sebanyak 44 orang tua dengan anak usia 3-6 tahun yang terdaftar di TK di Kecamatan Setia Budi, Jakarta Selatan dipilih secara acak untuk mengisi kuesioner sebelum dan setelah diberikan KIE dengan media audiovisual secara daring melalui aplikasi video conference selama 3 menit. Hasil: analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada pengetahuan orang tua mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak setelah diberikan KIE dengan media audiovisual secara daring. Kesimpulan: Media audiovisual secara daring dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak pada masa pandemi COVID-19.

Background: Early Childhood Caries (ECC) represents as most common oral health
disease of children worldwide. In Indonesia, caries found in percentage of 45,5% of
children between 3 and 4 years of age, and 90, 2% of children between 5 to 9 years of
age. Dental caries can lead to pain, swelling, dental abscess, masticatory dysfunction, and
increase risk for caries development in permanent dentition if left untreated. Those
condition are necessary for dental treatment at dental practices. The emergence of
COVID-19 pandemic results in limitation of dental services. Parents as caregiver plays a
fundamental role in maintaining their children oral health care. Therefore, it is important
to provide an adequate communication, information, and education for the parents to raise
their knowledge on children oral health care at home as ECC prevention strategy.
Objectives: To assess the difference of parental knowledge on children oral health care,
before and after online communication, information, and education using audio visual
media. Methods: This experimental study comprised of 44 parents with children of age
3 to 6 years old kindergartens at Setia Budi, South Jakarta who were selected randomly
to fill out the questionnaire before and after online communication, information, and
education using audio visual media via video conference platform for 3 minutes. Results:
Data analysis showed significant differences of parental knowledge on children oral
health care after online communication, information, and education using audio visual
media. Conclusion: Online audio visual media could improve the parental knowledge
on children oral health care during COVID-19 pandemic.
Background: Early Childhood Caries (ECC) represents as most common oral health disease of children worldwide. In Indonesia, caries found in percentage of 45,5% of children between 3 and 4 years of age, and 90, 2% of children between 5 to 9 years of age. Dental caries can lead to pain, swelling, dental abscess, masticatory dysfunction, and increase risk for caries development in permanent dentition if left untreated. Those condition are necessary for dental treatment at dental practices. The emergence of COVID-19 pandemic results in limitation of dental services. Parents as caregiver plays a fundamental role in maintaining their children oral health care. Therefore, it is important to provide an adequate communication, information, and education for the parents to raise their knowledge on children oral health care at home as ECC prevention strategy. Objectives: To assess the difference of parental knowledge on children oral health care, before and after online communication, information, and education using audio visual media. Methods: This experimental study comprised of 44 parents with children of age 3 to 6 years old kindergartens at Setia Budi, South Jakarta who were selected randomly to fill out the questionnaire before and after online communication, information, and education using audio visual media via video conference platform for 3 minutes. Results: Data analysis showed significant differences of parental knowledge on children oral health care after online communication, information, and education using audio visual media. Conclusion: Online audio visual media could improve the parental knowledge on children oral health care during COVID-19 pandemic.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Alifta Nurul Rezky Chairany
"Edukasi yang kurang terkait berbagai macam penyakit berdampak pada meningkatnya prevalensi penyakit di masyarakat, salah satunya hipertensi. Sebagai salah satu tenaga kesehatan, perawat memegang peran penting dalam mengatasi masalah hipertensi di masyarakat seperti memberi asuhan keperawatan berbasis keluarga. Tujuan dari karya ilmiah akhir ners ini untuk memberi gambaran tentang asuhan keperawatan keluarga pada masalah hipertensi. Penulisan karya ilmiah ini didasari pada penerapan intervensi berupa kompres hangat pada tengkuk pada klien hipertensi dan berisiko hipertensi. Selain itu, penulisan karya ilmiah ini dianalisis berdasarkan berbagai konsep dan penelitian terkait. Hasil intervensi menunjukkan bahwa penerapan kompres hangat efektif untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi nyeri pada tengkuk. Oleh karena itu, perawat dapat mengaplikasikan kompres hangat tengkuk sebagai intervensi non farmakologi dalam memberikan asuhan keperawatan dalam keluarga dengan hipertensi dan menganjurkan keluarga untuk melakukan kompres hangat sebagai cara untuk melakukan perawatan hipertensi di rumah.


Less education related to various diseases has an impact on the increasing prevalence of disease in the community, one of which is hypertension. As one of the health workers, nurses play an important role in overcoming the problem of hypertension in the community such as providing family-based nursing care. The purpose of this final scientific work is to provide an overview of family nursing care on the problem of hypertension. The writing of this scientific work is based on the application of interventions in the form of warm compresses to the nape of the neck in hypertensive patients and at risk of hypertension. In addition, the writing of this scientific paper is analyzed based on various concepts and related research. The results of the intervention show that the application of warm compresses is effective for lowering blood pressure and reducing pain in the neck. Therefore, nurses can apply the warm neck compress as a non-pharmacological intervention in providing nursing care in families with hypertension and encourage families to do warm compresses as a way to treat hypertension at home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fenia Dwi Destiani
"Hipertensi umumnya terjadi karena diet makanan yang tidak seimbang. Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada agregat dewasa sebagai populasi yang rentan karena memiliki faktor risiko hipertensi dengan pola diet yang tidak sehat dan merupakan faktor yang paling mudah untuk dimodifikasi. Penelitian Ini dilakukan dengan tujuan menggambarkan hasil asuhan keperawatan dengan hipertensi melalui intervensi unggulan yaitu pengaturan menu diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) sesuai gizi seimbang dengan rendah garam, rendah lemak, rendah gula, dan tinggi serat. Metode penelitian yang digunakan yaitu praktik lapangan. Hasil yang didapatkan adalah terjadi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg dan diastolik 10 mmHg selama dilakukan proses asuhan keperawatan pada intervensi diet DASH sesuai gizi seimbang dengan rendah garam, rendah lemak,rendah gula, dan tinggi serat. Penelitian ini merekomendasikan penerapan diet DASH sebagai salah satu cara untuk mengontrol dan menurunkan tekanan darah pada agregat dewasa yang mengalami hipertensi.

Hypertension generally occurs due to an unbalanced diet. Hypertension is one health problem that often happens in the aggregate of adults as a vulnerable population. They have hypertension risk factors with unhealthy diet patterns and are the most uncomplicated factors to modify.This study described nursing care results of Hypertension through a superior intervention, setting the DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) diet according to balanced nutrition with low salt, low fat, low sugar, and high fiber. The research methodology used is a practical experiment.The results obtained show a decrease in systolic blood pressure of 20 mmHg and diastolic by 10 mmHg during the nursing care process on the DASH diet intervention according to balanced nutrition with low salt, low-fat, low sugar, and high fiber. This study recommends applying the DASH diet to control and reduce blood pressure in the aggregate of adults with Hypertension."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Fajriyati Utami
"Keterlambatan perkembangan merupakan salah satu masalah kesehatan yang rentan terjadi pada anak, khususnya anak berusia balita. Kesatuan pencapaian terhadap aspek-aspek perkembangan seperti motorik, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian membantu anak untuk tumbuh tidak hanya sehat secara fisik namun secara holistik. Upaya mempertahankan kesehatan anak berarti upaya menjaga generasi usia produktif untuk masa mendatang. Kegagalan dalam mencapai perkembangan tidak hanya berakibat terhadap kelangsungan hidup anak itu sendiri melainkan mengorbankan banyak kepentingan seperti meningkatkan rasio beban ketergantungan negara. Indonesia merupakan negara dengan indeks rata-rata perkembangan anak relatif rendah jika dibandingkan dengan indeks perkembangan negara-negara lain di ASEAN, yaitu hanya sebesar 88,7%. Faktor risiko keterlambatan perkembangan yang terdapat di Kabupaten Tangerang semakin meningkatkan kerentanan terjadinya keterlambatan perkembangan pada anak-anak di wilayah tersebut. Intervensi dilakukan terhadap Keluarga Bapak A dimana setelah perawat melakukan pengkajian keperawatan, Anak A yang merupakan anak perempuan dari Bapak A memiliki risiko keterlambatan perkembangan, terutama pada aspek bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Keberhasilan perkembangan tidak lepas dari keterlibatan keluarga dalam memberikan stimulasi perkembangan. Pemberian intervensi keperawatan terapi bermain dijadikan sebagai salah satu intervensi peningkatan perkembangan anak. Setelah dilakukan intervensi sebanyak lima kali sesi permainan terhadap Anak A dengan risiko keterlambatan perkembangan, disimpulkan bahwa intervensi ini secara efektif membantu meningkatkan perkembangan Anak A terutama dari aspek sosialisasi dan kemandirian.

Development delay is one of the health problems that is prone to occur in children, especially children aged under five. Attainment of development aspects such as motor, speech and language as well as socialization and independency help children to grow not only physically healthy but holistically. Effort to maintain children’s health mean efforts to maintain the productive age generation for our future. Failure to achieve development not only results in the survival of the child itself but also sacrifices many interests such as increasing the state’s burden of dependency ratio. Indonesia is a country with relatively low average child development index compared to other countries’ development index in ASEAN, which is only 88.7%. Risk factors for developmental delays found in Tangerang Regency further increase the vulnerability of developmental delays happen to children in the region. The intervention carried out on Mr. A’s family where after nurse conducted a nursing assessment, child A who was a daughter of Mr. A had a risk of developmental delays, especially in speech and language as well as socialization and independency aspect. Successful development cannot be separated from family involvement in providing developmental stimulation. Play therapy serve as one of the interventions to improve children’s development. After five sessions of intervention, it was concluded that this intervention helped improve the development of Child A, especially from aspect socialization and independency."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khairrunnisa
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang banyak dijumpai pada lansia. Penurunan kondisi secara fisiologis pada sistem kardiovaskular akibat menua, menyebabkan risiko terjadinya hipertensi pada lansia semakin tinggi. Gaya hidup yang berisiko dapat memunculkan masalah hipertensi pada lansia. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan perilaku kesehatan cenderung berisiko pada lansia yang menderita hipertensi melalui penerapan terapi relaksasi Benson. Terapi relakasasi Benson dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dengan durasi 10 menit tiap sesinya. Hasil menujukkan adanya penurunan tekanan darah sebesar 3-6 mmHg pada tekanan sistolik dan 2-3 mmHg pada tekanan diastolik setelah dilakukannya intervensi relaksasi Benson. Intervensi Relaksasi Benson dapat menjadi alternatif dalam mengontrol hipertensi. Intervensi ini dapat diterapkan dalam intervensi keperawatan karena mudah untuk dilakukan, tidak memerlukan biaya, dan tidak ada efek samping yang ditimbulkan. Disarankan ketika akan melakukan intervensi relaksasi Benson diperlukan kondisi lingkungan yang kondusif berupa lingkungan yang tenang, tidak ada distraksi, dan suhu lingkungan yang nyaman agar relaksasi berjalan secara maksimal.

Hypertension is a non-communicable disease that is often found in the elderly. The physiological decline in the cardiovascular system due to aging causes the risk of hypertension in the elderly to be higher. A risky lifestyle can lead to hypertension problems in the elderly. This scientific work aims to describe nursing care with risk-prone health behavior problems in the elderly who suffer from hypertension through the application of Benson relaxation therapy. Benson's relaxation therapy was carried out in 4 meetings with a duration of 10 minutes per session. The results showed a decrease in blood pressure of 3-6 mmHg in systolic pressure and 2-3 mmHg in diastolic pressure after Benson's relaxation intervention. Benson Relaxation Intervention can be an alternative in controlling hypertension. This intervention can be applied in nursing interventions because it is easy to do, does not require costs, and has no side effects. It is recommended that when carrying out a Benson relaxation intervention, a conducive environmental condition is needed in the form of a calm environment, no disturbance, and a comfortable environmental temperature so that relaxation can run optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Azkia
"Hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena terjadi secara bertahap merusak jantung, pembuluh darah, dan organ tubuh lainnya tanpa adanya tanda dan gejala yang jelas. Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan tekanan darah adalah kurangnya aktivitas fisik. Karya akhir ilmiah ners ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan analisis asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi melalui penerapan brisk walking exercise dan terapi musik yang dilakukan selama 30 menit dalam 6 sesi selama 2 minggu. Hasil evaluasi setelah penerapan intervensi keperawatan dan brisk walking exercise bersamaan dengan terapi musik menunjukkan adanya penurunan tekanan darah dengan rerata penurunan 9 mmHg pada sistolik dan 7,1 mmHg pada diastolik. Penerapan intervensi brisk walking exercise dan terapi musik harus dilakukan sesuai dengan prinsip dalam menjalankan aktivitas fisik, yaitu dengan 2B (baik dan benar) dan 2T (terukur dan teratur). Brisk walking exercise dan terapi musik dapat digunakan sebagai salah satu intervensi alternatif bagi klien dengan hipertensi.

Hypertension is frequently called as silent killer since it occurs gradually damaging the heart, blood vessel, and other body organ without any clear signs and symptoms. One of the factors influencing the increase of blood pressure is lack of physical activity. The aim of this nurse final scientific paper is to provide an overview of the analysis family nursing care with hypertension through the application of brisk walking exercise and musical therapy conducted for 30 minutes in 6 sessions for 2 weeks. The result of evaluation after application of nursing intervention and brisk walking exercise with musical therapy shows a decrease of blood pressure with average decrease of 9 mmHg at systolic and 7.1 mmHg at diastolic. The application of these brisk walking intervention exercises and natural sound musical therapy must be conducted in accuracy with the principle in conducting physical activity, namely with 2B (good and right) and 2T (measurable and regularly). Brisk walking exercise and natural sound musical therapy can be used as one of alternatives interventions for the client suffering hypertension."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>