Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171232 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ainun Intan Pradipta
"Kanker merupakan penyakit kronik yang menjadi penyebab kematian utama kedua di dunia. Dampak kanker dapat mempengaruhi fisik dan psikologis yang berpengaruh pada nilai kualitas hidup pasien kanker. Penulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan hubungan antara gangguan psikologis (depresi, ansietas dan stres) dengan kualitas hidup pada pasien kanker. Metode dalam penulisan ini ialah telaah literatur dengan menggunakan prinsip Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses. Penelusuran jurnal dilakukan melalui database Pubmed, Clinical Key, Wiley Online Library, Sciencedirect, SAGE journals, dan Google Scholar. Analisis bias artikel dilakukan oleh dua reviewer dengan menggunakan The Joanna Briggs Institute Critical Appraisal Checklist. Hasil analisa pada enam belas jurnal didapatkan mayoritas pasien kanker mengalami depresi, ansietas dan stres serta mengalami penurunan kualitas hidup. Terdapat hubungan yang signikan antara depresi, ansietas dan stres dengan kualitas hidup pada pasien kanker.

Cancer is a chronic disease that is the second leading cause of death in the world. The impact of cancer can affect the physical and psychological factors that affect the quality of life of cancer patients. This article discusses the strenght of the relationship between psychological disorders (depression, anxiety, and stress) with quality of life in cancer patients. The method in this article is a literature review using the principles of Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses. Journals traced through the Pubmed, Clinical Key, Wiley Online Library, Sciencedirect, SAGE journals, and Google Scholar databases. The article bias analysis was assessed by two reviewers using The Joanna Briggs Institute Critical Appraisal Checklist. The results from analysis the journals obtained by patients experienced an increase in depression, anxiety, and stress and had decreased quality of life. There is a significant relationship between depression, anxiety, and stress with the quality of life in cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Tri Wardhani
"Kanker merupakan penyakit yang dapat memberikan efek negatif pada fungsi tubuh sehingga mempengaruhi kualitas hidup. Kualitas hidup dapat diukur dengan berbagai macam instrumen. Tujuan: menelaah hasil penelitian mengenai perbandingan skoring kualitas hidup pasien kanker menggunakan EORTC QLQ-C30 dengan FACT-G. Metode : literature review dengan PRISMA checklist sebagai protokol. Analisis bias menggunakan Joanna Briggs Institute (JBI) Critical Appraisal. Pencarian artikel dilakukan Mei-Juli 2020, menggunakan database ClinicalKey, EBSCOhost, Google Scholar, ProQuest, dan PubMed. Dari 1.194 artikel ditemukan, sebanyak 17 artikel sesuai kriteria inklusi. Hasil : skor QoL FACT-G lebih tinggi dibandingkan EORTC QLQ-C30. Selain itu, pada dimensi kualitas hidup dan fisik menunjukkan hubungan yang kuat (r= 0.54-0.76), namun lemah pada dimensi sosial (r=0.00-0.130). Penelitian ini merekomendasikan FACT-G sebagai instrumen yang mengukur QoL secara holistik serta berfokus pada psikososial.

Cancer is a disease that can hurt bodily functions that affect the quality of life. Quality of life can be measured by a variety of instruments. Objective: To examine the results of research on the comparison of quality of life scoring in cancer patients using EORTC QLQ-C30 with FACT-G. Methods: A literature review with the PRISMA checklist as a protocol. Biased analysis using the Joanna Briggs Institute (JBI) Critical Appraisal. Search for articles was conducted from May to July 2020, using the ClinicalKey, EBSCOhost, Google Scholar, ProQuest, and PubMed databases. From 1,194 articles found, 17 articles were, according to the inclusion criteria. Result: QoL FACT-G score was higher than the EORTC QLQ-C30. Besides, the quality of life and physical dimensions showed a strong relationship (r = 0.54-0.76), but weak in the social dimension (r = 0.00-0.130). This study recommends FACT-G as an instrument that measures QoL holistically and focuses on psychosocial.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Citra Weny
"Berdasarkan data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022, jumlah kasus kanker baru di Indonesia diperkirakan 408.661 kasus dan jumlah kematian akibat kanker di Indonesia diperkirakan 242.988 kematian. Penatalaksanaan penyakit kanker tidak terbatas pada penanganan penyakit secara klinis, tetapi juga harus melibatkan rencana penatalaksanaan yang dapat memberikan kualitas hidup terbaik secara keseluruhan. Health-Related Quality of Life (HRQoL) pasien kanker merupakan persepsi pasien terhadap efek penyakit dan/atau pengobatan dan dianggap sebagai hasil terapi yang penting pada pasien kanker. Perlu diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan HRQoL pasien kanker agar pemangku kebijakan dapat menyusun kebijakan yang sesuai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner EQ-5D-5L. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 14 variabel yang diteliti terdapat 4 variabel yang terbukti signifikan berhubungan, yaitu tingkat pendidikan (p = <0,001), pendapatan (p = 0,043), operasi (p = 0,022) dan komorbid (p = 0,007). Faktor dominan yang berhubungan signifikan dengan HRQoL pasien kanker adalah tingkat pendidikan (p = 0,000 dan B -0,430). Faktor-faktor yang berhubungan dengan HRQoL pasien kanker perlu menjadi target intervensi para pemangku kebijakan. Pendidikan mampu meningkatkan pemberdayaan pasien kanker. Edukasi untuk pasien kanker menjadi hal yang penting sehingga pemahaman yang baik dari pasien kanker terhadap penyakit yang diderita dapat memengaruhi HRQoL agar menjadi lebih baik.

Based on data from the Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022, the number of new cancer cases in Indonesia is estimated at 408,661 cases and the number of cancer deaths in Indonesia is estimated at 242,988 deaths. Cancer management is not limited to clinical disease management, but must also involve a management plan that can provide the best overall quality of life. Health-Related Quality of Life (HRQoL) of cancer patients is the patient's perception of the effects of disease and/or treatment and is considered an important therapeutic outcome in cancer patients. It is necessary to know the factors associated with HRQoL of cancer patients so that policy makers can develop appropriate policies. The research method used was a cross-sectional method with a quantitative approach using the EQ-5D-5L questionnaire. The results of the analysis showed that of the 14 variables studied there were 4 variables that proved to be significantly related, namely education level (p = <0.001), income (p = 0.043), surgery (p = 0.022) and comorbidities (p = 0.007). The dominant factor significantly associated with HRQoL of cancer patients was education level (p = 0.000 and B -0.430). Factors associated with HRQoL of cancer patients need to be targeted for intervention by policy makers. Education can increase the empowerment of cancer patients. Education for cancer patients is important so that cancer patients' good understanding of their disease can affect their HRQoL for the better."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya
"ABSTRAK
Permasalahan luka kanker bukan hanya permasalahan fisik namun psikososial. Perawatan luka kanker yang benar akan mengatasi permasalahan fisik dan psikologis sehingga meningkatkan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengetahuan, pengalaman yang membentuk persepsi pasien luka kanker dalam menjalani perawatan luka. Desain penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi pada delapan partisipan. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan catatan lapangan. Analisa data menggunakan metode Collaizi. Ditemukan enam tema yaitu 1 literasi kesehatan yang tidak adekuat dan informasi negatif mengarahkan pengambilan keputusan perawatan luka, 2 penurunan kemampuan aktifitas dan tidur akibat nyeri, bau dan perdarahan pada luka, 3 distress sosial akibat anggapan negatif masyarakat, 4 intuisi dan sumber informasi informal mempengaruhi bahan dan cara perawatan luka, 5 ketergantungan perawatan luka pada keluarga karena keterbatasan sumber daya dan 6 mampu beraktifitas normal sebagai tujuan perawatan luka. Hasil penelitian diharapkan menjadi bahan pemikiran bagi perawat dalam melakukan pendekatan dan pengkajian perawatan luka kanker.Kata kunci : Persepsi, Pengetahuan, Pengalaman, Luka Kanker, Perawatan luka.

ABSTRACT
Wound cancer involves physical and psychosocial problems. The proper wound care will overcome the physical and psychological problems so it will improve the quality of life. The purpose of this study was to explore the knowledge, experience and perceptions of cancer patients undergoing wound care. This is a qualitative study with phenomenological approach involving eight participants. In depth interviews and field notes were used to collect the data and analyzed with Collaizi rsquo s method. The result found six themes 1 inadequate health literacy and negative information influence the decision making of wound care, 2 decrease of activity and sleep due to pain, odor and bleeding of the wound, 3 social distress due to the negative perception of society, 4 intuition and informal sources of information affects the instrument and technique of wound care, 5 family dependence on wound care because of limited resources, and 6 wound healing and capable of normal activity as wound care purposes. This study can be used as a perspective in caring patients with wound cancerKeywords Perception, Knowledge, Experience, Wound cancer, Wound care
"
2015
T47128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Dwi Kartika
"Kualitas tidur yang buruk merupakan salah satu masalah utama pasien kanker dan dampaknya akan mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan dari telaah literatur ini ialah untuk mengidentifikasi hubungan antara kualitas tidur dan kualitas hidup pada pasien kanker. Telaah review  dilakukan dengan menggunakan studi yang dicari di  7 database (Proquest, Ebscohost, SpringerLink, Sciencedirect, Wiley, Google Scholar, dan Pubmed). PRISMA checklist digunakan dalam penyeleksian literatur. Sintesis data disajikan dalam tabel dan narasi. Sebanyak 14 artikel yang terpilih memenuhi kriteria inklusi. Studi terpilih memiliki sampel mulai dari  35-515. Kualitas tidur memiliki hubungan yang negatif signifikan pada kualitas hidup di setiap domainnya dan memiliki hubungan positif dengan gejala . Hal ini menunjukkan, masalah tidur pada pasien kanker memiliki pengaruh negatif terhadap kualitas hidup. Masalah in perlu mendapatkan perhatian dengan tujuan meminimalkan pengaruh terhadap penurunan kualitas hidup.

Poor sleep quality is one of the main symptoms in cancer patients and it may cause reducing the quality of life. The aim of this literature review is to identify the correlation between sleep quality and quality of life in cancer patients. This literature review using the articles in journals by searched from 7 journal databases (Proquest, Ebscohost, SpringerLink, Sciencedirect, Wiley,
google scholar, and  Pubmed.  The PRISMA checklist used for assessing the eligibility of the studies. The result of the study showed in tabular and narrative. There are 14 that met the inclusion and used on this study. The samples are about 35 to 515 respondents. The result of this study shows that sleep quality has a negative significant correlation with quality of life in cancer patients. It signifies that sleep problem has negative influences to quality of life. It is needed to be more concern to assess sleep problem to minimize the impact of decreasing quality of life."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arundhati Nugrahaning Aji
"Latar Belakang: Jumlah orang berusia 60 tahun atau lebih sebanyak 962 juta orang, setara dengan 13% populasi dunia dan sekitar 15% dari jumlah tersebut menderita gangguan jiwa. Pada tahun 2050, Indonesia diproyeksikan akan memiliki 72 juta orang berusia diatas 60 tahun. Salah satu cara pemerintah dalam memenuhi kebutuhan adalah dengan mengadakan kegiatan Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) yang dikhususkan untuk lansia. Dibutuhkan adanya penelitian mengenai apakah kebutuhan lansia gangguan jiwa yang berada di PSTW sudah terpenuhi dan bagaimanakah hubungannya dengan kualitas hidup mereka. Dengan banyaknya kebutuhan yang tersebar dalam berbagai area, maka akan dilakukan adaptasi instrumen Camberwell Assessment of Need for the Elderly (CANE) terlebih dahulu.
Metode: Sebanyak 104 dataset didapatkan dari lansia gangguan jiwa, pengasuh dan staf yang merawat. Pengambilan sampel ditetapkan secara consecutive sampling. Uji yang dilakukan yaitu uji kesahihan isi, uji keandalan konsistensi internal dan uji keandalan interrater. Instrumen yang sahih dan andal digunakan untuk mengukur kebutuhan 50 lansia gangguan jiwa di PSTW dan dihubungkan dengan kualitas hidup dengan menggunakan metode analitik kuantitatif potong lintang. Pengambilan sampel ditetapkan secara consecutive sampling. Pengukuran kualitas hidup menggunakan WHOQoL-BREF Bahasa Indonesia.
Hasil: Content validity index for scales (S-CVI) sebesar 1,0. Uji keandalan konsistensi internal koefisien Cronbach's Alpha memperoleh hasil 0,86. Uji keandalan interrater menghasilkan nilai koefisien kappa sebesar 0,98 (p < 0,001). Terdapat hubungan antara kebutuhan perawatan diri dengan kualitas kesehatan fisik, terdapat hubungan antara kebutuhan merawat rumah/perawatan diri/daya ingat/distres psikologis/uang atau anggaran dengan kualitas psikologis, terdapat hubungan antara kebutuhan makanan/perawatan diri dengan kualitas hubungan sosial dan terdapat hubungan antara kebutuhan terkait gejala psikotik/informasi/uang atau anggaran dengan kualitas lingkungan (p ≤ 0,05). Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara jumlah kebutuhan dengan kualitas hidup domain psikologis (p ≤ 0,05).
Kesimpulan: CANE bahasa Indonesia adalah instrumen yang sahih dan andal. Terdapat hubungan antara kebutuhan lansia dengan gangguan jiwa dengan kualitas hidup sehingga dibutuhkan evaluasi kebutuhan secara rutin di PSTW.

Background: The number of people aged 60 years or more is 962 million people, equivalent to 13% of the world's population and around 15% of that number suffer from mental disorders. Indonesia will have 72 million people aged over 60 years by 2050. Government fulfills elderly needs (including mentally disorder elderly) by holding the Tresna Werdha Residential Home. Research to evaluate the mentally disorder elderly's needs and how it relates to their quality of life is needed.
Methods: Firstly, an adaptation of the Camberwell Assessment of Need for the Elderly (CANE) conducted using consecutive sampling. Interviews resulted in 104 datasets obtained from elderly with mental disorders, carers, and staff. The validity used a content validity test. The reliability process used an internal consistency reliability test and an interrater reliability test. The needs of 50 mentally disorder elderly in Tresna Werdha Residential Home were evaluated by the valid and reliable CANE. Correlation between the mentally disorder elderly's needs and quality of life analyzed using the cross-sectional quantitative analytical method. Quality of life's measurements used the Indonesian WHOQoL-BREF.
Result: Content validity index for scales (S-CVI) is 1.0. The internal consistency of the Cronbach's Alpha coefficient is 0.86. The interrater reliability test resulted in a kappa coefficient of 0.98 (p <0.001). This research also found there is a correlation between self-care and the physical health-domain (p ≤ 0.05). Looking after the home/self-care/memory/psychological distress/money correlating to the psychological-domain (p ≤ 0.05). Food/self-care correlating to the social relationships-domain (p ≤ 0.05). The needs related to psychotic symptoms/information/money or budgeting correlating to the environmental-domain (p ≤ 0.05). There is a statistically significant correlation between the number of needs and the quality of life in the psychological-domain (p ≤ 0.05).
Conclusion: Indonesian CANE is a valid and reliable instrument. There is a correlation between the mentally disorder elderly's needs and the quality of life. Therefore a routine needs evaluation is needed at Tresna Werdha Residential Home.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Safa Taqiya Fidelia
"Kanker payudara dapat menimbulkan berbagai gejala pada pasien akibat proses penyakit dan manajemen yang dijalani. Hal ini dapat menimbulkan berbagai dampak terhadap pasien, termasuk pada aspek psikologis dan kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kesejahteraan psikologis dengan kualitas hidup pada pasien kanker payudara. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan melibatkan sampel sebanyak 77 responden di RSUP Fatmawati melalui purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah ENRICHD Social Support Instrument (ESSI), Ryff’s Psychological Well-Being Scale (RPWB), serta European Organization for Research and Treatment of Cancer Quality of Life Questionnaire: Core Questionnaire (EORTC QLQ-C30). Hasil analisis data menunjukkan adanya hubungan yang signifikan pada pendapatan keluarga (p<0,05), dukungan sosial (p<0,05), dan kesejahteraan psikologis (p<0,05) terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mempertimbangkan faktor-faktor lainnya yang berkaitan dengan kualitas hidup agar dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara.

Breast cancer can cause various symptoms in patients due to the disease process and management that is undertaken. This can have various impacts on patients, including on psychological aspects and quality of life. The purpose of this study is to determine the relationship between psychological well-being and quality of life in breast cancer patients. The research design uses cross-sectional involving a sample of 77 respondents at RSUP Fatmawati through purposive sampling. The instruments used were ENRICHD Social Support Instrument (ESSI), Ryff's Psychological Well-Being Scale (RPWB), and the European Organization for Research and Treatment of Cancer Quality of Life Questionnaire: Core Questionnaire (EORTC QLQ-C30). The results of data analysis show that there is a significant relationship between family income (p<0.05), social support (p<0.05), and psychological well-being (p<0.05) on the quality of life of breast cancer patients. Future research is expected to consider other factors related to quality of life in order to improve breast cancer patients’ quality of life."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B Antonelda Marled Wawo
"Pasien ansietas dapat diikuti dengan gangguan fisik berupa hipertensi, diabetes melitus, hiperurisemia, gastritis, dan radang sendi. Penanganan ansietas pasien dengan gangguan fisik menggunakan pendekatan model adaptasi stres Stuart yang membantu perawat melakukan asuhan keperawatan melalui proses keperawatan dari pengkajian, diagnosa, rencana, implementasi, dan evaluasi untuk menurunkan tanda gejala ansietas dan meningkatkan kemampuan mengatasi ansietas. Ansietas mulai dari tingkat ringan sampai berat memiliki prevalensi tinggi yang tidak diatasi sehingga dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup pasien yang dapat menjadi predisposisi dari gangguan jiwa. Pasien berjumlah 30 orang, berusia dewasa, berjenis kelamin perempuan, berstatus kawin, berlatar belakang pendidikan dasar, dan tidak bekerja; memiliki pikiran yang salah terhadap gangguan fisik yang berpengaruh pada seluruh sistem tubuh. Dengan demikian memerlukan terapi spesialis keperawatan jiwa berupa terapi penghentian pikiran dan relaksasi otot progresif. Kedua terapi ini terbukti efektif menurunkan tanda gejala dan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi ansietas terutama pada pasien hiperglikesemia dan radang sendi. Kemampuan yang dimiliki menjadi kemampuan dalam melakukan perawatan diri pasien gangguan fisik untuk mengatasi ansietas.
Anxiety patients can be followed by physical disorders such as hypertension, diabetes mellitus, hyperuricemia, gastritis, and arthritis. Handling patient anxiety with a physical disorder using Stuart 39 s adaptation stress model approach that helps nurses conduct nursing care through nursing process from assessment, diagnosis, plan, implementation, and evaluation to reduce anxiety symptoms and improve anxiety skills. Anxiety ranging from mild to severe levels has a high prevalence that is not addressed so as to decrease the productivity and quality of life of patients who can predispose to mental disorders. Patients were 30, adults, female, married, elementary, and non working Have the wrong mind against the physical disorder that affects the entire system of the body. Thus requires the therapy of mental nursing specialist in the form of therapy thought stopping and progressive muscle relaxation. Both of these therapies have been shown to be effective in reducing symptoms and improving the ability to treat anxiety especially in hyperuricemia and arthritis patients. Ability possessed into the ability to perform self care patients with physical disorders to overcome anxiety."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Sagita Novianty P.
"Penelitian tentang stres dan akibat yang ditimbulkannya lebih sering berfokus pada perawat pada umumnya, dan sedikit perhatian diberikan kepada perawat yang bekerja di Unit psikiatri/Rumah Sakit Jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat stresor kerja dan faktor risiko lainnya dengan timbulnya kecenderungan gangguan mental emosional pada perawat di rumah sakit jiwa. Penelitian ini mengunakan kuesioner Survey Diagnostik Stres, Symptom Check List (SCL-90), dan Skala Holmes Rahe pada 79 perawat yang terlibat langsung dengan penderita gangguan jiwa. Hasil penelitian mendapatkan prevalensi kecenderungan gangguan mental emosional sebesar 26,6%. Status belum menikah meningkatkan risiko untuk mendapatkan kecenderungan gangguan mental emosional yaitu sebesar 12,92 kali.( p=0,003, OR suaian = 12,92 , 95% IK =2,40-69,50 ). Bagian tempat kerja bangsal akut, kerja gilir dan stresor ketaksaan peran dengan tingkat stres sedang-berat juga memiliki hubungan yang bermakna dengan timbulnya kecenderungan gangguan mental emosional. Dapat disimpulkan bahwa status belum menikah adalah stresor yang paling dominan terhadap timbulnya kecenderungan gangguan mental emosional sementara faktor di luar pekerjaan tidak berhubungan dengan timbulnya kecenderungan gangguan mental emosional. Rumah sakit disarankan untuk mengadakan pusat konseling khusus bagi perawat yang belum menikah, kegiatan kegiatan bulanan khusus bagi karyawan yang belum menikah, kegiatan penyuluhan, team building, rotasi kerja gilir perawat, dan penetapan job description yang jelas agar didapatkan perawat yang sehat secara fisik dan mental.

Research on stress and its consequences  often focused on nurses in general, little attention is given to nurses who work in a psychiatric ward/mental hospital. This research aimed to find  association between job stressors and other risk factors to the onset of mental emotional disorders tendency to nurse in a mental hospital. The research was conducted by using, Survey Diagnostic Stres, Symptom Check List (SCL-90), and Holmes Rahe Scale questionaire to 79 nurses directly involved with mental disorders patients. Results showed the prevalence of mental emotional disorders tendency of 26.6%. Unmarried marital status have a significant association with the onset of mental emotional disorders tendency in the amount of 12.92 times. ( p=0,003, OR adjusted = 12,92, 95% IK =2,40-69,50). Acute ward, shift work and role ambiguity with moderate-severe stress levels also had a significant association with the onset of mental emotional disorders  tendency. It can be concluded that  unmarried marital status is the most dominant stressors on the incidence of mental emotional disorders tendency while factors outside the job does not have a significant association with the onset of mental emotional disorders tendency. Hospital are advised to conduct a counseling center specifically for nurses who are unmarried, held a special monthly events, team building, job rotation, and setting a clear job description in order to  avoid any mental emotional disorders among unmarried nurses."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiorini
"Perempuan pengungsi korban bencana rawan mengalami gangguan mental emosional baik disebabkan oleh pengalaman traumatik yang dialaminya maupun karena harus hidup dalam segala keterbatasan di pengungsian. Pemenuhan kebutuhan akan pangan, air bersih, kamar mandi dan jamban, tempat penampungan, dan bilik asmara diperkirakan memiliki hubungan yang bermakna dengan gangguan mental emosional pada perempuan pengungsi di kabupaten Karo. Penelitian dengan desain studi deskriptif cross sectional dilakukan dengan mengambil data primer melalui wawancara pada 244 responden di 37 lokasi penampungan pengungsi di kabupaten Karo. Hasil analisis bivariat, variabel yang menunjukkan hubungan yang bermakna adalah variabel status kehamilan (OR=0,17), kebutuhan pangan (OR=7,25), air bersih (OR=4,78), dan tempat penampungan (OR=4,88). Sedangkan dari hasil analisis multivariat memperlihatkan bahwa variabel pemenuhan kebutuhan pengungsi yang paling berpengaruh terhadap gangguan emosional pada perempuan pengungsi adalah varaiabel pemenuhan kebutuhan pangan dengan nilai OR = 7,2 Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan pemenuhan kebutuhan pengungsi belum memenuhi standar minimal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, diharapkan dengan melakukan pengelolaan pengungsi yang sesuai standar minimal dapat mengurangi risiko gangguan mental emosional pada pengungsi khususnya pada perempuan.

ABSTRACT
Women IDP’s vulnerable to had emotional mental disorders that caused by traumatic experiences that happened and having to live within the limitations in the shelter. Fullfillment the needs for food, water, toilets , shelters, and booths romance is estimated to have a significant association with emotional mental disorders in marriage women IDP’s in Karo district. Research with a descriptive cross-sectional study is done by taking primary data through interviews on 244 respondents in 37 shelters in Karo district . The results of the bivariate analysis, variables that showed a significant association was pregnancy status (OR=0.17), the need for food ( OR = 7.25 ), water ( OR = 4.78 ), and shelter ( OR = 4.88 ). While the results of multivariate analysis showed that meet the needs of IDP’s variables that most affect the emotional disturbances in women are variabel food needs with OR = 7.2 From the results of this study indicate that the management of the fulfillment needs of IDP’s have not met the minimum standards set by Ministry of Health, is expected to conduct the management of refugee appropriate minimum standards can reduce the risk of mental disorders in women."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>