Latar Belakang
Kanker paru merupakan kanker terbanyak pada pria, dan ketiga terbanyak pada wanita, serta merupakan jenis kanker dengan angka mortalitas terbesar. Meskipun tatalaksana kanker paru sudah berkembang, namun angka kesintasan kanker paru masih tergolong kecil dibandingkan jenis kanker lainnya. Hal ini menyebabkan penderita kanker paru rentan mengalami berbagai gangguan psikiatrik selama perjalanan penyakitnya. Kualitas hidup saat ini menjadi salah satu luaran terpenting bagi tatalaksana kanker, dan adanya gangguan psikiatrik akan berdampak pada menurunnya kualitas hidup pasien. Hingga saat ini belum ada penelitian mengenai profil gangguan psikiatrik yang muncul, serta kualitas hidup pada pasien kanker paru di Indonesia.
Metode
Penelitian dilakukan secara potong lintang pada 104 subjek pasien rawat jalan di Poli Onkologi RSUP Persahabatan Jakarta yang diambil secara convenience sampling. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara terstruktur menggunakan instrumen The Mini International Neuropsychiatric Interview (MINI ICD-10) untuk menentukan ada atau tidaknya gangguan psikiatrik pada pasien, dan kuesioner World Health Organization Quality of Life - Abbreviated Version (WHOQOL-BREF) untuk menilai kualitas hidup. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis dengan uji non-parametrik Mann-Whitney U.
Hasil
Ditemukan bahwa gangguan jiwa pada pasien kanker paru yang menjadi subjek penelitian ialah episode depresi (32,7%), risiko bunuh diri (30,8%), distimia (2,9%), gangguan depresi berulang (2,9%), gangguan cemas menyeluruh (5,8%), penggunaan berbahaya dari alkohol (1%), dan gangguan psikotik (16,3%). Didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara seluruh ranah kualitas hidup dengan episode depresi (p <0,001 pada ranah fisik, psikologis dan lingkungan; p = 0,013 pada ranah hubungan sosial) ,dan risiko bunuh diri (p <0,001 pada ranah fisik, psikologis, dan lingungan; p = 0,006 pada ranah hubungan sosial).
IntroductionLung cancer is the most common type of cancer in man, and the third most common type of cancer in woman, also the highest cause of cancer related mortality. Despite the development in lung cancer therapy, the 5-years survival rate for lung cancer remain low compared to other types of cancer. This puts lung cancer patient in a high risk vulnerability in developing psychiatric disorder in the course of the disease.Quality of life becomes one of the most important outcome in the assessment of lung cancer patient, and the presence of psychiatric disorder could impact the patient’s quality of life.There hasn’t been any studies that assess the profile of psychiatric disorder and the quality of life among lung cancer patients in Indonesia. MethodsWe conducted a cross-sectional study on 104 subjects from the outpatient oncology clinic at RSUP Persahabatan Jakarta selected by convenience sampling. Data were collected by structured interviews using The Mini International Neuropsychiatric Interview (MINI ICD-10) to determine if the patient suffer from any psychiatric disorder, and the World Health Organization Quality of Life - Abbreviated Version (WHOQOL-BREF) questionnaire to assess the quality of life. Obtained data were analyzed using Mann-Whitney U non-parametric test.ResultsWe found that among the study subject, some subject met the diagnostic criteria of depressive episode (32,7%), suicide risk (30,8%), dysthimia (2,9%), recurrent depressive disorder (2,9%), generalized anxiety disorder (5,8%), harmful use of alcohol (1%), and psychotic symptoms (16,3%). There is a significant relationship between all domains in the quality of life with depressive episode (p <0,001 on the physical, psychological, and environmental domains; p = 0,013 on the social relationship domain), and suicide risk (p <0,001 on the physical, psychological, and environmental domains; p = 0,006 on the social relationship domain).