Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186922 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afra Bahirah
"Skripsi ini membahas tentang pelaksanaan fungsi supervisi terhadap terapis pada Human Service Organizations yang diluncurkan dalam teori Human Service Organizations dan fungsi supervisi yakni administratif, edukatif, dan suportif. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan pelaksanaan fungsi supervisi terhadap terapis di YCHI Autism Center dan juga mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan fungsi supervisi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi deskriptif melalui studi literatur, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil temuan lapangan menunjukkan fungsi supervisi yang dilakukan oleh supervisor adalah fungsi supervisi administratif, edukatif, dan suportif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah supervisor telah menjalankan beberapa aspek dari fungsi supervisi administratif, edukatif, dan suportif kepada terapis di YCHI Autism Center dan dilakukan secara terus menerus, walaupun belum terjadwal dengan baik karena harus disesuaikan dengan kesibukan supervisor. Faktor pendukung yang mempengaruhi pelaksanaan fungsi supervisi adalah pengetahuan supervisor yang mumpuni dan kemauan belajar terapis, sikap tegas dan konsisten supervisor, dan ketersediaan materi dan bahan ajar. Sedangkan, faktor penghambatnya ialah keterbatasan waktu supervisor dan perbedaan latar belakang pendidikan dari terapis. 

This research aims to apprehend the implementation of therapist's supervisory function at human service organizations. The purpose of this study is to describe the implementation of therapist's supervisory function in YCHI Autism Center and also describe the supporting factors and obstacle factors that affect the implementation of the supervisory function. This research uses qualitative approach with descriptive method. The main finding of this study is that supervisory function is implemented according to administrative, educative, and supportive functions. In conclusion, the supervisor has carried out several aspects of the supervisory function by doing it continuously which are administrative, educational, and supportive, although it has not been well scheduled because it must be adjusted to the supervisor's schedule. Supporting factors that affect the implementation of the supervisory function are qualified supervisor knowledge and willingness to learn from the therapist, supervisor's firmness and consistency, and the availability of supervision facilities. Meanwhile, the obstacle factors are the limited time of the supervisor and the different educational background of the therapist."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Winda Ratna Wulan
"Sejak Juli 2013, Rumah Sakit Provinsi Jawa Barat membuka Poli Konseling Psikiatri di Grha Atma yang melibatkan perawat spesialis keperawatan jiwa. Penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan penelitian survei dengan metode kuantitatif dan menggunakan rancangan cross sectional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik klien dan keluarga yang berkonsultasi di Poli Konseling, terapi spesialis keperawatan jiwa yang banyak digunakan dan keberhasilan terapi spesialis keperawatan jiwa terhadap klien dan keluarga. Sebagian besar klien dan keluarga yang melakukan konseling dengan datang langsung berdasarkan rujukan dari dokter spesialis kesehatan jiwa kepada klien rawat jalan di Grha Atma. Pada penelitian ini didapatkan bahwa kelompok terbesar adalah kelompok jenis kelamin perempuan usia 20-40 tahun, berpendidikan SMU, jumlah yang bekerja hampir sama dengan yang tidak bekerja, didiagnosis skizofrenia, sebagian besar klien mengalami harga diri rendah, sedangkan koping keluarga inefektif dialami oleh seluruh keluarga yang mendampingi klien saat konseling. Faktor predisposisi sebagian besar faktor herediter, kegagalan, dan faktor ekonomi, sedangkan faktor presipitasi sebagian besar diakibatkan oleh putus obat antipsikotik, kegagalan, dan faktor ekonomi. Terapi spesialis keperawatan jiwa individu yang paling banyak dilakukan adalah Cognitive Therapy, sedangkan terapi spesialis keperawatan jiwa yang paling banyak dilakukan adalah terapi Family Psycho Education. Jumlah klien yang tuntas melakukan terapi hampir sama dengan yang tidak tuntas melakukan terapi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran karakteristik klien dan terapi spesialis yang dilakukan serta untuk membuat suatu bentuk pemberian terapi spesialis keperawatan jiwa yang optimal terhadap kendala-kendala yang ada."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 JKI 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Dwi Insani
"Skripsi ini membahas mengenai penerapan hukum dan sistem pelaksanaan terapis wicara di institusi pemerintahan yang berbeda. Penulis melakukan studi perbandingan sistem terapis wicara di Rumah Sakit Bayukarta Karawang dan Panti Sosial Bina Rungu Wicara. Perbandingan penerapan sistem terapis wicara disesuaikan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Terapis Wicara dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Terapi Wicara. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah yuridis normatif yang bersifat deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya perbandingan sistem terapi wicara di Rumah Sakit Bayukarta dan Panti Sosial Bina Rungu Wicara. Perbandingan di mulai dari sistem penerimaan terapis wicara, informed consent dan rekam medis dalam terapi wicara, tahapan pelayanan terapi wicara, hak dan kewajiban terapis wicara dan hubungan tanggung jawab terapis wicara dengan Rumah Sakit Bayukarta Karawang dan Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati.
Penelitian ini menyarankan institusi kesehatan dan institusi sosial untuk melakukan sosialisasi bagi masyarakat terkait pelayanan terapi wicara, karena terapi wicara merupakan hal penting dalam perkembangan diri dan pendidikan seseorang. Sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah dapat membantu masyarakat untuk memahami perbandingan pelayanan terapi wicara di rumah sakit dan panti sosial. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi perbaikan dan pengembangan bagi pelayanan terkait rehabilitasi medik di rumah sakit dan pelayanan terapi wicara di panti sosial.

This Research is about application of law and implementation systems of speech therapist in different governmental institutions. The author conducted comparative studies about speech therapist in Bayukarta Karawang Hospital and Bina Rungu Wicara Melati Social Homes. Comparison of the speech therapist's application system is adjusted to Act of Republic Indonesia Number 44 Year 2009 about Hospital, Regulation Ministry of Health Indonesia Number 24 Year 2013 about Work Organizing and Speech Therapist's Practice, and Regulation Ministry of Health Indonesia Number 81 Year 2014 about Speech Therapy Service Standards. This research methods is a descriptive normative juridical.
The result of this research shows the comparison of speech therapist system in Bayukarta Karawang Hospital and Bina Rungu Wicara Melati Social Homes. Comparison starts from speech therapist's acceptance system, informed consent and medical record in speech therapy, stages of speech therapy services, rights and obligations of speech therapist, correlation speech therapist's responsibilities with Bayukarta Karawang Hospital and Bina Rungu Wicara Melati Social Homes.
This research suggest health institutions and social institutions to conduct sozialitation for the community about speech therapy service, because speech therapy is an important thing in self development and education. Socialization conducted by the government can help people to understand the comparison of speech therapy services in hospitals and social homes. From the result of this research can be improvement and development for medical rehabilitation services in hospital and speech therapy in social homes.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S69918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Wahyudi
"Dalam menuju target pencapaian MDG?s pada tahun 2015, peran puskesmas sangatlah penting, puskesmas sebagai institusi terdepan tidak hanya pemberi pelayanan kesehatan saja, tetapi juga melaksanakan berbagai program kesehatan untuk mempercepat pencapaian MDG?s tersebut . Beberapa hasil penelitian menunjukkan masih adanya ketidakpuasan yang dialami pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan di puskesmas terutama pelayanan kesehatan di unit rawat jalan. Oleh karena itu dalam aplikasinya, puskesmas harus memperhatikan mutu pelayanan kesehatan yang diberikannya agar kepuasan pasien dapat terpenuhi. Indeks Kepuasan Masyarakat pada tahun 2012 di Puskesmas Cikampek hanya berada pada nilai indeks 78.91 yang artinya puskesmas masih harus meningkatkan mutu pelayanannya agar kepuasan pasien dapat tercapai, karena dengan tercapainya kepuasan pasien maka akan memberikan nilai tambah yang positif bagi Puskesmas Cikampek sendiri, sehingga pada akhirnya puskesmas dapat menjadi pilihan bagi masyarakat untuk memelihara kesehatannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara karakteristik pasien dengan persepsinya terhadap mutu pelayanan rawat jalan di Puskesmas Cikampek Kabupaten Karawang pada tahun 2014. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian adalah pasien yang telah mendapatkan pelayanan rawat jalan dan setelah dilakukan penghitungan sampel didapatkanlah sebanyak 96 responden dengan ditambah 15% maka total responden adalah 111 responden, dengan kriteria responden yang telah berumur 16 tahun dan merupakan pasien rawat jalan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara pendidikan pasien dengan persepsinya terhadap dimensi mutu assurance pada pelayanan rawat jalan di Puskesmas Cikampek, dimana prosentase responden yang puas dengan pelayanan rawat di Puskesmas Cikampek adalah 45.2 % responden dan 54.8 % responden tidak puas dengan pelayanan rawat jalan puskesmas Cikampek.

In towards the achievement of MDG targets by 2015, the role of health center is important, as the health center is not only a leading institution health care providers alone, but also carry out various programs health to accelerate the achievement of the MDG's. puskesmas responsible for the development of health in the working area, so that existence is still very much needed by the community. In its application, health centers should pay attention to the quality of health services that it provides, that patient satisfaction can be met. Cikampek health center should attention to patient satisfaction because it is the achievement of satisfaction patients it will provide added value to the health center positive Cikampek itself, which in turn can be a health center for the community choice to maintain his health.
The purpose of this research is to know relationship of patient characteristics with perceptions of the quality of ambulatory care Cikampek health center street in Karawang district. This study is quantitative research. As for the sample in the study is patient who has received outpatient services, and obtained as much 111 respondents with a simple random sampling technique.
Results of the study shows that there is a relationship between the perception of patient education the quality of outpatient services at the health center with the percentage ikampek 45.2% of patients with ambulatory care health centers and 54.8% Cikampek patients are not satisfied with the service Cikampek outpatient health center.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S57568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aam Sumadi
"ABSTRAK
Risiko kesalahan perioperatif sangat besar sehingga keselamatan pasien harus diupayakan. Fungsi Pengendalian kepala ruai1gan memastikan kelja sama tim sesuai tujuan perencanaan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap te1jadinya insiden atau kejadian yang tidak diharapkan.
Penelitian ini be1tujuan untuk mengetahui efektifitas fungsi pengendalian kepala ruangan terhadap pelaksanaan keselamatan pasien perioperatif. Desain penelitian menggunakan preeksper;,nen dengan rancangan pretest-pastiest ·without control. Sampel yang digunakan 75 perawat pelaksana yang terlibat keperawatan perioperatif. Data analisis dengan Paired t test menunjukkan efektifitas fungsi pengendalian kepala ruangan P = 0,0001, (CI= 120,79-127,01) meningkatkan pelaksanaan keselamatan pasien perioperatif oleh perawat pelaksana P = 0,000 I, (CI 141,59-147, 15) setelah intervensi dengan tingkat hubunga1T sedang dan berkorelasi positif.
Penelitian ini merekomendasikan monitoring- dan evaluasi pelaksanaan pengendalian kepala ruangan dan pengembangan model pengendalian yang lebih lengkap.

ABSTRACT
The risk of errors in the perioperative period is very large so that patient safety should be supported and the team is obligated to cooperate in raising awareness toward the occurrence of the 1ncident or event that is not expected. Head nurse control function ensure appropriate planning objectives accomplished.
This research aims to know the effectiveness of the control function of the head nurse tO\;vard the implementation of perioperative patient safety. This research design using preexperiment with pretestposHest design without control. The sample size of 75 nurses that involved in perioperative nursing service. Data analysis using paired t test represent the effectiveness of the control function of the head nurse with p value = 0.000 I (CI = 120.79- 127.01) and the improve of implementation ofperioperative patient safety by nurses of post intervention that indicates positive correlation with p value = 0.0001 (CI = 141.59 - 147.15).
This research recommends there should be monitoring and evaluation of implementation of the control head room and a development model that is more complete control.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41951
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Lidya Juniarti
"Latar Belakang: Penelitian pengaruh terapi reperfusi terhadap kesintasan satu tahun pasien STEMI usia lanjut sudah diteliti di negara lain sebelumnya, namun penelitian tersebut di Indonesia belum pernah dilakukan. Karena adanya perbedaan karakteristik, demografi dan budaya serta adanya kontroversi pemilihan terapi sehingga penelitian ini dilakukan. Penelitian-penelitian terdahulu belum banyak yang menggunakan analisis kesintasan, sehingga data survival pasien STEMI usia lanjut yang dilakukan terapi reperfusi sulit didapatkan.
Tujuan: Mengetahui pengaruh terapi reperfusi terhadap kesintasan satu tahun pada pasien STEMI usia lanjut.
Metode: Penelitian menggunakan metode kohort retrospektif dengan analisis kesintasan. Sampel dikumpulkan dari pasien STEMI usia lebih dari atau samadengan 60 tahun yang dirawat di ICCU RSCM januari 2007- mei 2013, yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu pasien yang mendapat terapi reperfusi dan tidak reperfusi. Kurva Kaplan-Meier digunakan untuk mengetahui kesintasan masing-masing kelompok. Analisis bivariat mengunakan uji log-rank, analisis multivariat menggunakan cox proportional hazard regression. Besarnya hubungan variabel terapi reperfusi dengan kesintasan dinyatakan dengan crude HR dan IK 95% serta adjusted HR dan IK 95% setelah dimasukkan variabel perancu.
Hasil: Terdapat 185 pasien STEMI usia lanjut yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 86 pasien kelompok terapi reperfusi dan 99 pasien kelompok tidak reperfusi. Hasil penelitian ini kelompok terapi reperfusi menurunkan mortalitas pada STEMI usia lanjut dengan crude HR 0,16 (0,07-0,33), p value <0,001, dengan kesintasan kumulatif satu tahun pasien STEMI usia lanjut yang dilakukan terapi reperfusi yaitu 91% (SE 3,1%), sedangkan kelompok tidak reperfusi 54% (SE % 5,0%). Rerata kesintasan pada kelompok terapi reperfusi 339,38 hari, dan kelompok tidak reperfusi 216,71 hari. Analisis multivariat menunjukkan terapi reperfusi merupakan prediktor independen terjadinya kesintasan satu tahun (Adjusted HR 0,17; IK95% 0,08-0,37).
Simpulan: Terapi reperfusi memperbaiki kesintasan satu tahun pada pasien STEMI usia lanjut.

Background: This study was done because of the effect of reperfusion therapy on one year survival in elderly STEMI patients has not been studied in Indonesia. There are differences in characteristic, demographic and culture of elderly patients that had been studied in other countries and there are still controversies of therapy modality in elderly STEMI patients. Most of previous studies do not use survival analysis, hence, survival data of elderly STEMI patients is still limited.
Aim: To know about the effect of reperfusion therapy on one year survival in elderly STEMI patients.
Methods: Retrospective study was done with survival analysis approach. Sample was collected from STEMI patients aged > 60 years old that admitted to hospital in golden period (less than twelve hours) who was hospitalized in ICCU RSCM from january 2007 to may 2013, divided to reperfusion therapy and not reperfusion therapy group. Kaplan Meier curve was used to know survival in each group. Bivariate analysis was done by log rank test and multivariate analysis was done by cox proportional hazard regression test. The relation between reperfusion therapy variables with one year survival denoted as crude HR and 95%CI then as adjusted HR and 95%CI after confounding factors were calculated.
Results: There are 185 STEMI elderly patients that divided into two groups : 86 patients in reperfusion therapy group and 99 patients in not reperfusion therapy group. The result is reperfusion therapy reduces mortality in elderly STEMI patient with crude HR 0,16 (0,07-0,33), p value <0,001, One year survival cumulative in reperfusion therapy group is 91% ( SE 3,1%) and 54% ( SE 5,0%) in not reperfusion therapy group. Mean survival of reperfusion therapy group is 339,38 days, and the not reperfusion therapy group is 216,71 days. Multivariate analysis shows that reperfusion therapy is an independent predictor in one year survival of elderly STEMI patients (Adjusted HR 0,17 ; 95%CI 0,08-0,37).
Conclusion: Reperfusion therapy improves one year survival in elderly STEMI patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Goodman, Catherine Cavallaro
St Louis Missouri: Elsevier Saunder, 2013
617.7 GOO d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sheilla Fatima Az-Zahra
"Implementasi keselamatan pasien oleh perawat pelaksana di Indonesia masih rendah, sehingga penting dilakukan pelaksanaan supervisi oleh kepala ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pelaksanaan supervisi dengan implementasi keselamatan pasien di rumah sakit. Metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik total sampling terhadap 131 perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan 50 item. Data yang terkumpul dianalisis secara univariat dengan tendensi sentral dan proporsi serta analisis bivariat dengan uji spearman correlation. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan signifikan antara implementasi keselamatan pasien dengan pelaksanaan supervisi (p=0.001; r=0.290). Semakin baik kepala ruangan melakukan supervisi akan semakin baik perawat pelaksana melakukan implementasi keselamatan pasien, sehingga prinsip supervisi yang sudah baik harus dipertahankan bahkan ditingkatkan.

The implementation of patient safety by primary nurse in Indonesia is still low, it is important to carry out supervision by the head nurse. This study aims to identify the correlation between the implementation of supervision and the implementation of patient safety in hospitals. The research method uses a cross sectional approach. The research sample was taken using a total sampling technique from 131 primary nurse who worked in the inpatient ward. The data collection tool used a questionnaire with 50 items. The collected data was analyzed univariately with central tendency and proportions and bivariate analysis with the pearson correlation test. The results of this study show a significant correlation between the implementation of patient safety and the implementation of supervision (p=0.001; r=0.290). The better supervision done by the head nurse makes the better implementation of patient safety by the primary nurse, so that the principles of good supervision must be maintained and even improved."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Sauna Mentari
"Puskesmas merupkan suatu pusat kesehatan yang terdapat pada wilayah kota maupun kabupaten yang akan bertanggungjawab untuk meningkatkan kesehatan di wilayah kerjanya.  Kota Banda Aceh menyediakan 11 puskesmas yang tersebar di 9 kecamatan yang ada di Kota Banda Aceh dengan karakteristik yang berbeda-beda. Permasalahan pada mutu pelayanan puskesmas yang ada di Provinsi Aceh maupun di Kota Banda Aceh akhirnya berdampak terhadap kurangnya kepuasan masyarakat dalam melakukan kunjungan ke puskesmas. Pemerintah Kota Banda Aceh khususnya Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh rutin melakukan survey kepuasan masyarakat tehadap puskesmas yang ada di Kota Banda Aceh. Adanya perbedaan hasil yang beragam terkait kepuasan layanan puskesmas yang dikeluarkan oleh pihak dinas kesehatan Kota Banda Aceh dengan hasil penelitian yang telah dilakukan di beberapa puskesmas  menjadi pemicu untuk melihat kesenjangan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di delapan puskesmas lain yang tersebar di Kota Banda Aceh. Metode penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional dimana akan dilakukan pengumpulan data kuantitatif. responden pada penelitian ini berjumlah 220 orang yang dikumpulkan melalui kuesioner dengan metode random sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat kesenjangan pada seluruh dimensi mutu pelayanan yang perlu diperbaiki yaitu dimensi tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa Terdapat hubungan antara karakteristik pasien terhadap kepuasan pasien pengguna layanan  Puskesmas di Kota Banda Aceh, jeis kelamin (p =0,027);  usia (p <0,001); tingkat pendidikan (p-=0,002); usia (p-value <0,001); jenis pekerjaan (p <0,001). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelayanan di 11 puskesmas Kota Banda Aceh yan cukup memuaskan, namun masih ada beberapa atribut yang perlu diperbaiki pada keseluruhan dimensi.

Puskesmas is a health center located in a city or district area which is responsible for improving health in its working area.  Banda Aceh City provides 11 health centers spread across 9 sub-districts in Banda Aceh City with different characteristics. Problems with the quality of community health center services in Aceh Province and Banda Aceh City ultimately have an impact on the lack of public satisfaction in visiting community health centers. The Banda Aceh City Government, especially the Banda Aceh City Health Service, routinely conducts community satisfaction surveys with community health centers in Banda Aceh City. The existence of various differences in results regarding satisfaction with community health center services issued by the Banda Aceh City health service and the results of research conducted in several community health centers has become a trigger to see the gap in patient satisfaction with health services in eight other community health centers spread across Banda Aceh City. This research method is quantitative using a cross sectional design where quantitative data will be collected. There were 220 respondents in this study who were collected through questionnaires using a random sampling method who met the inclusion criteria. The research results showed that there were gaps in all dimensions of service quality that needed to be improved, namely the tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy dimensions. The results of this research showed that there was a relationship between patient characteristics and patient satisfaction using Puskesmas services in Banda Aceh City, gender (p = 0.027);  age (p < 0.001); education level (p-=0.002); age (p-value<0.001); type of work (p <0.001). The conclusion of this research is that the service at 11 community health centers in Banda Aceh City is quite good, but there are still several attributes that need to be improved in all dimensions.some attributes that need to be improved on the overall dimensions."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>