Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 239252 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elok Siti Aisyah Kartoredjo
"Pengalaman hidup berperan besar dalam membentuk kesehatan mental seseorang. Skripsi ini akan membahas tentang dewasa muda dengan perilaku gangguan mental dan menyebabkan mereka mendapatkan stigmatisasi oleh masyarakat. Kondisi ini diperburuk ketika mereka tidak dapat menangani masalah mereka dan akhirnya membuat mereka menggunakan strategi coping untuk menghindarinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografis dan metode kualitatif dengan beberapa instrumen seperti, observasi, wawancara mendalam, riwayat hidup dengan dua studi kasus dewasa muda yang menderita gangguan mental. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mereka cenderung menggunakan zat adiktif untuk mengatasi strategi untuk mengurangi tekanan yang diberikan kepada mereka. Tetapi ketika zat adiktif menghancurkan hidup mereka, mereka mengubah strategi coping untuk menerima kenyataan bahwa mereka sebenarnya memiliki gangguan mental dan menggunakan spiritualitas untuk meningkatkan kehidupan mereka.

Life experiences play a big role in forming a person’s mental health. This thesis will discuss about young adults with mental disorder behavior and caused them to get stigmatized by the society. This condition worsens when they can’t handle their problem and eventually leads them to use coping strategies to avoid it. This study uses ethnographical approach and qualitative method with several instruments such as, observation, in-depth interview, life history with two young adult case studies who suffer mental disorder. The result of this study showed that they tend to use drugs for coping strategies to reduce pressure exerted on them. But when they realize drugs destroy their lives, they change the coping strategies to accept the fact that they actually have a mental disorder and resorted to spirituality to improve their lives."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumanggor, Sarah Vanessa Isabel
"Latar Belakang Masalah kesehatan mental dan kelebihan berat badan saling terkait, terutama pada remaja dan dewasa muda. Penelitian ini menilai remaja dan dewasa muda mahasiswa baru Universitas Indonesia tahun 2022 yang mempunyayi masalah kesehatan mental dan kelebihan berat badan menggunakan self-reporting questionnaire (SRQ-20) dan klasifikasi kriteria IMT Asia-Pasifik. Metode Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa baru Universitas Indonesia dengan usia 12-24 tahun yang telah melakukan pemeriksaan kesehatan di Makara Klinik Satelit UI dengan total 9,200 mahasiswa. Masalah kesehatan mental, kota asal, konsumsi makanan cepat saji, aktivitas fisik, dan kelebihan berat badan dievaluasi. Status nutrisi dikategorikan ke dalam kelompok IMT menurut klasifikasi Asia-Pasifik. Hasil Data yang diperoleh dari 9,001 mahasiswa baru Universitas Indonesia 2022 yang memenuhi kriteria inklusi menunjukkan sebagian besar peserta adalah perempuan (59%), dewasa muda (87%), bertempat tinggal atau lahir di kota besar (87.5%), mengonsumsi makanan cepat saji <3 kali per minggu (80.2%), dan melakukan aktivitas fisik (65.3%). Sejumlah 37.9% peserta memiliki berat badan berlebih, sedangkan 26.5% dianggap memiliki masalah kesehatan mental. Hubungan dapat ditemukan antara kedua variabel dengan analisis univariat (- < 0.05). Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara masalah kesehatan mental dan kelebihan berat badan. Beberapa faktor yang terkait dengan kelebihan berat badan meliputi jenis kelamin, kelompok usia, tempat asal, dan aktivitas fisik. Sebaliknya, faktor yang terkait dengan masalah kesehatan mental meliputi jenis kelamin, pengonsumsian makanan cepat saji, dan aktivitas fisik. Faktor-faktor tersebut menunjukkan signifikansi jika dibandingkan dengan kelebihan berat badan dan masalah kesehatan mental.

Introduction Mental health problems and excess weight are associated, especially among adolescents and young adults. The present study assessed adolescents and young adults in Universitas Indonesia’s freshmen 2022 with mental health problems and excess weight using the selfreporting questionnaire (SRQ-20) and Asia-Pacific BMI classification. Method Universitas Indonesia’s freshmen aged 12-24 who did the medical checkup in the Makara UI Satellite Clinic were selected for this study. There were 9,200 students. Gender, age group, place of origin, fast food consumption, physical activity, excess body weight, and mental health problems were evaluated. Nutrition status was categorized into different BMI groups according to the Asian-Pacific classification. Result Out of the 9,001 Universitas Indonesia’s freshmen in 2022 that met inclusion criteria, most of the participants were women (59%), young adults (87%), resided or were born in big cities (87.5%), consumed fast food <3 times per week (80.2%), and does physical activities (65.3%). 37.9% of the participants have excess body weight, whereas 26.5% are considered to have mental health problems. An association was found between the two variables after undergoing a univariate analysis (- < 0.05). Conclusion The association between mental health problems and excess body weight was significant in this study. Factors associated with excess body weight include gender, age group, place of origin, and physical activities. Contrastingly, factors associated with mental health problems include gender, fast food consumption, and physical activities. These factors show significance when compared to excess body weight and mental health problems."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Nafi Syifa Putri Khumaini
"Situasi kerja memungkinkan pekerja mengalami gangguan kesehatan mental. 11,6-17,4% populasi dewasa di Indonesia mengalami gangguan mental emosional berupa stres kerja. Petugas Sampah Provinsi DKI Jakarta bekerja 6 hari/minggu dengan durasi 8 jam/hari. Survei pendahuluan mendapatkan 30% petugas sampah di 2 Kecamatan Jakarta Timur mengeluhkan tegang tengkuk dan sakit kepala. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui adakah hubungan antara lama kerja objektif dengan gangguan mental emosional. Penelitian cross sectional dilakukan pada 61 petugas sampah di Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur melalui consecutive sampling berupa pengisian kuesioner SRQ-20 untuk mengetahui kecenderungan gangguan mental emosional. Uji Fisher dilakukan pada SPSS. Prevalensi gangguan mental emosional 11,5%. Lama kerja objektif >48 jam/minggu secara statistik bermakna memiliki hubungan dengan gangguan mental emosional pada crew sampah Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur (OR=13,067; CI 95% 2,254 – 75,732, p=0,007).

Working conditions may affect worker’s mental health. 11,6-17,4% of the adult population in Indonesia suffers from common mental disorder caused by stress at work. Trash crew in Jakarta works 6 day/week with the duration of 8 hours/day. Preliminary survey reported 30% of trash crew in 2 districts in East Jakarta complained having neck tension and headache. Therefore, this research was aimed to find out the relationship between working hours and common mental disorder in trash crew of East Jakarta Environment Agency. Cross sectional study was conducted to 61 members of the trash crew at East Jakarta Environment Agency selected by consecutive sampling in which the crew fill the SRQ-20 questionnaire to find out the tendency of having common mental disorder. Fisher’s test then conducted in SPSS. The prevalence of common mental disorder among trash crew of East Jakarta Environment Agency is 11,5%. Working hours >48 hours/week is statistically significant in having relationship with common mental disorder of trash crew in East Jakarta Environment Agency (OR=13,067; CI 95% 2,254 – 75,732, p=0,007)."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Goalbertus
"Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan membawa begitu banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat termasuk mahasiswa. Berbagai kondisi serta perubahan yang terjadi membuat para mahasiswa menjadi rentan untuk mengalami masalah kesehatan mental. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran masalah kesehatan mental mahasiswa FKG Usakti setahun sejak pandemi COVID-19 dan determinannya. Penelitian ini merupakan penelitian observasional kuantitatif dengan rancangan potong lintang. Pengumpulan data dilakukan pada 463 mahasiswa program studi sarjana dengan menggunakan kuesioner SRQ-20 dalam bahasa Indonesia dan kuesioner determinan kesehatan mental yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dikumpulkan dengan pengisian kuesioner secara daring menggunakan Google Form yang tautannya dibagikan melalui WhatsApp dan dianalisis menggunakan uji korelasi, uji t independen, Anova dan regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor masalah kesehatan mental sebesar 9,76 (SD: 4,713; 95% CI: 9,33-10,19) yang berarti secara umum mahasiswa FKG Usakti terindikasi mengalami masalah kesehatan mental. Kekhawatiran akan kondisi kesehatan orang lain, beban akademik, rasa bosan terhadap perkuliahan daring dan kondisi finansial berhubungan secara signifikan dengan kesehatan mental mahasiswa FKG Usakti, sedangkan interaksi dengan teman dan kekhawatiran akan kondisi kesehatan diri sendiri merupakan variabel konfonding. Beban akademik merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kesehatan mental mahasiswa (koefisien Beta=0.318). Untuk itu, FKG Usakti perlu mengoptimalkan peran unit bimbingan konseling serta berkolaborasi dengan tenaga profesional guna menjaga kesehatan mental mahasiswa khususnya pada masa pandemi COVID-19. 

The prolonged COVID-19 pandemic brought so many changes in people’s lives including students. Various conditions and changes that occur make students vulnerable to mental health problems. The aim of this study was to find out the mental health problems of FKG Usakti students a year since COVID-19 pandemic and its determinants. This research is a quantitative observational research with cross sectional design. Data collection was conducted to 463 undergraduate students using SRQ-20 questionnaires in Indonesian language and mental health determinants questionnaires that have been tested for validity and reliability. The data was collected by filling out questionnaires online using Google Form whose links where shared via Whatsapp, and analyzed using correlation test, Independent Sample T-test, Anova, and multivariate linear regression. The results showed that the mean of mental health problem score was 9.76 (SD: 4,713; 95% CI: 9,33-10,19), which means that in general FKG Usakti students were indicated to have mental health problems. Concerns about the health condition of others, academic load, boredom of online learning and financial conditions were significantly related to student’s mental health, while interaction with friends and concern about own health condition were confounding variables. Academic load was the most dominant variable associated with student mental health (Coefficient beta=0.318). Therefore, FKG Usakti needs to optimize the role of counseling and guidance units and collaborate with professionals to maintain student’s mental health, especially during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Dian Pitawati
"Latar Belakang: Yayasan Galuh merupakan sebuah panti rehabilitasi mental di Bekasi yang menangani orang dengan gangguan jiwa menggunakan metode pengobatan tradisional. Latar belakang petugasnya berasal dari non medis. Mereka mengenali gejala gangguan jiwa berdasarkan perilaku abnormal dan kekerasan. Orang-orang dengan gangguan jiwa sering disertai dengan gangguan dalam perawatan diri dan aktivitas sehari-hari. Belum ada penelitian tentang profil gangguan jiwa dan tingkat kemandirian penghuni Yayasan Galuh.
Tujuan: Untuk mendapatkan profil gangguan jiwa serta tingkat kemandirian penghuni Yayasan Galuh selama periode Desember 2012 sampai Januari 2014.
Metode: Dengan metode wawancara klinis berdasarkan PPDGJ III untuk mendapatkan diagnosis gangguan jiwa serta instrumen indeks Barthel untuk mendapatkan tingkat kemandirian dalam perawatan diri dan aktivitas sehari-hari-hari. Penelitian dilakukan selama periode waktu bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.
Hasil: Dari 210 responden didapatkan gangguan psikotik atau skizofrenia (F2) sebanyak 82,8%, gangguan afektif (F3) sebanyak 6,2%, retardasi mental (F7) sebanyak 1,4% dan ganggguan mental organik (F0) sebanyak 1%, sementara yang tidak ada psikopatologi sebanyak 8,6%. Untuk tingkat kemandirian sebagian besar penghuni termasuk mandiri yaitu sebanyak 157 orang (74,8%), 51 penghuni (24,3%) mempunyai ketergantungan ringan dan hanya 1 penghuni (0,5%) yang masing-masing memiliki ketergantungan sedang dan berat.
Simpulan: Dengan diketahuinya profil gangguan jiwa dan tingkat kemandirian penghuni Yayasan Galuh ini diperlukan perbaikan mutu layanan baik untuk kesehatan umum maupun kesehatan jiwa penghuni Yayasan Galuh dengan melakukan kerjasama dengan pihak pemerintah untuk kebijakannya dan pendidikan untuk memberikan pelatihan kepada petugas-petugasnya dan bidang ilmiah untuk penelitian lebih lanjut.

Background: Galuh Foundation is a traditional mental rehabilitation shelter in Bekasi. The workers were not having medical background. They diagnosed the residents as having mental disorder from abnormal behaviour and hostility. People with mental disorder is usually having impairment in self care and daily activities. There haven‟t been any study about mental disorder profiles and independency level of residents in Galuh Foundation.
Objective: The purpose of this study was to describe the profiles of mental disorder and independence level of residents in Galuh Foundation Bekasi from December 2012 until January 2013.
Methods: Clinical interview according to PPDGJ III (based on ICD 10) to get the profiles of mental disorder and by using the Barthel index to get the independency level of self care and daily activities of residents in Galuh Foundation, from December 2012 until January 2013.
Results: Of 210 residents who had psychotic disorder (F2) were 82.8%, affective disorder (F3) were 6.2%, mental retardation (F7) were 1.4%, organic mental disorder (F0) were 1%, and no psychopatology were 8.6%. From the 210 residents who were independence were 74.8%, mild dependence were 24.3%, and only 0,5% each for mediate and totally dependence.
Conclusion: There will be need improvement for mental health of residents in Galuh Foundation and their utilities by engaging with the government and with the institution to do more studies for better improvement.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Inggrita Suci Wulan Sari
"Di daerah perkotaan, kejadian gangguan mental emosional lebih tinggi dibanding di daerah pedesaan dan khususnya pada lansia menjadi masalah seiring dengan peningkatan jumlah lansia. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kejadian gangguan mental emosional berdasarkan faktor risikonya pada penduduk lansia daerah perkotaan di Indonesia. Penelitian ini merupakan analisis lanjut dari data Riskesdas 2013 yang menggunakan desain studi cross sectional. Sampel dari penelitian ini adalah penduduk lansia daerah perkotaan di Indonesia usia ≥60 tahun yang memiliki data variabel penduduk lengkap.
Hasil penelitian ini menunjukkan, prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk lansia daerah perkotaan di Indonesia sebesar 8,8%. Prevalensi gangguan mental emosional tertinggi ditemukan pada penduduk lansia ≥70 tahun (12%); perempuan (11%); tidak bekerja (11,1%); pendidikan rendah (10,3%); tidak kawin (12,3%); status ekonomi terbawah (13,2%); menderita hipertensi (13,3%); DM (14,5%); TBC (20,5%); stroke (20,9%); kanker (13,4%); jantung koroner (24%); memiliki berat badan kurus (12,9%); mengalami disabilitas (21,7%); tidak pernah merokok (9,6%); memiliki aktivitas cukup (8,8%).

In urban areas, the prevalence of mental emotional disorder is higher than in rural areas and especially in an elderly becomes a problem because of the increasing number of elderly. This study aims to estimate the prevalence of mental disorders emotional and to describe the mental emotional disorder cases due to its risk factors based on elderly urban areas in Indonesia. This study is a secondary data analysis of Riskesdas 2013 that uses cross-sectional survey as study design. Samples of this research is the elderly residents of urban areas in Indonesia aged ≥60 years who have a complete population of variable data.
The results showed that the prevalence of mental disorders in the elderly emotional urban areas in Indonesia amounted to 8.8%. The highest prevalence of mental emotional disorder found in elderly population ≥70 years (12%); women (11%); unployment (11.1%); low education (10.3%); not married (12.3%); bottom economic status (13.2%); suffer from hypertension (13.3%); DM (14.5%); TB (20.5%); stroke (20.9%); cancer (13.4%); coronary heart disease (24%); underweight (12.9%); suffered disability (21.7%); never-smokers (9.6%); have sufficient physical activity (8.8%).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S59174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jane Kezia
"Pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan memiliki kewajiban untuk menjamin segala bentuk pelayanan publik yang berkualitas termasuk dalam bidang kesehatan. Kesehatan yang dimaksud tidak hanya selalu mengenai kesehatan fisik, melainkan juga kesehatan jiwa yang akan menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini. Secara umum kesehatan jiwa dikaitkan dengan kondisi seorang yang mengalami masalah gangguan jiwa. Gangguan jiwa sendiri merupakan masalah kesehatan yang cukup serius sampai saat ini. Namun sayangnya, kesehatan jiwa belum menjadi fokus perhatian, baik dari pemerintah maupun masyarakat khususnya dalam hal pemenuhan layanan kesehatan dan rehabilitasi bagi para penderitanya. Salah satu daerah di Indonesia yang pernah menjadi daerah dengan jumlah penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa berat se-Indonesia adalah Provinsi Bali. Skripsi ini membahas mengenai pelaksanaan pelayanan publik terkait pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan jiwa khususnya bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa berat di Provinsi Bali. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah yuridis-normatif yang menekankan pada norma hukum dengan disajikan secara deskriptif dan analisis. Penelitian ini juga turut membahas peraturan- peraturan baik secara nasional maupun daerah terkait penanganan terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa. Hasil penelitian ini menyimpulkan para penyelenggara pelayanan kesehatan jiwa baik pihak fasilitas kesehatan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial termasuk Pemerintah Daerah sudah menjalankan kewajibannya dengan cukup baik walaupun belum sempurna. Perihal pelaksanaan layanan kesehatan dan rehabilitasi di fasilitas kesehatan jiwa yang tersedia juga sudah dilaksanakan dengan cukup baik dan sesuai dengan standar pelayanan serta ketentuan yang diatur dalam UU Kesehatan, UU Kesehatan Jiwa, UU Pelayanan Publik dan PERMENPAN Nomor 15 Tahun 2014. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala yang menjadi penghambat dalam pemberian layanan seperti masalah transportasi yang kurang memadai, kurangnya pengetahuan masyarakat serta keterbatasan sarana fasilitas kesehatan. Atas kendala tersebut terdapat beberapa upaya optimalisasi yang dapat dilakukan khususnya bagi Pemerintah Daerah sebagai penyelenggara utama pelayanan publik.

The government as a service provider has an obligation to ensure all forms of quality public services, including in the health sector. Health in question is not only about physical health, but also mental health which will be the focus of discussion in this study. In general, mental health is associated with the condition of a person experiencing mental disorders. Mental disorder itself is a health problem that is quite serious to date. But unfortunately, mental health has not become the focus of attention, both from the government and society, especially in terms of fulfilling health services and rehabilitation for sufferers. One of the areas in Indonesia that was once the area with the most sufferers of people with severe mental disorders in Indonesia is the Province of Bali. This thesis discusses the implementation of public services related to health services and mental health services, especially for people with severe mental disorders in the Province of Bali. The research method used in this paper is juridical-normative which emphasizes legal norms presented descriptively and analytically. This research also discusses regulations both nationally and regionally related to the treatment of people with mental disorders. The results of this study concluded that mental health service providers, including facilities, office, the Social Service, including the Regional Government, had carried out their obligations quite well, although not yet perfect. Regarding the implementation of health and rehabilitation services in available mental health facilities, they have also been carried out quite well and in accordance with service standards and provisions stipulated in the Health Law, Mental Health Law, Public Service Law and PERMENPAN Number 15 of 2014. However, in practice there are still obstacles in providing services such as inadequate transportation problems, lack of public knowledge and limited health facilities. Due to these constraints, there are several optimization efforts that can be made, especially for the Regional Government as the main provider of public services."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>