Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160182 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zahra Azka Fatharani
"Skripsi ini bertujuan untuk memahami bagaimana penyampaian identitas branding melalui persepsi sensori pada ruang pamer. Branding adalah salah satu cara yang diperlukan untuk memperkenalkan identitas dan nilai-nilai (sektor industri dan jasa), melalui iklan di televisi, koran, majalah, dan media digital dan platform media sosial lainnya. Ketika media dua dimensi sudah banyak digunakan banyak dari perusahaan ini yang mencoba menggunakan media tiga dimensi untuk melibatkan konsumen mereka secara lebih maksimal, salah satunya melalui pameran. Lindstrom (2005) mengungkapkan bahwa dalam menciptakan brand ketika melibatkan indra yang lebih banyak maka semakin tinggi memori sensori diaktifkan. Melalui media tiga dimensi ada peluang besar untuk melibatkan seluruh indra yang dimiliki manusia karena menurut Knudtzen, Bjerre, dan Heding (2008), ketika konsumen diberikan stimuli dari lingkungan di sekitarnya melalui indra, maka data tersebut akan menjadi informasi yang masuk ke pikiran dan mempengaruhi bagaimana reaksi mereka.
Indra pada manusia bekerja sebagai sebuah sistem yang mencari informasi atau biasa disebut dengan sistem persepsi yang terdiri dari sistem orientasi dasar, sistem pendengaran, sistem haptik, sistem rasa dan bau, dan sistem visual. Stimulus dari elemen- elemen yang hadir pada ruang pamer akan diterima melalui indra manusia dalam bentuk pola informasi dan akan diolah pada proses kognitif. Pada proses ini informasi tersebut akan bergabung dengan pengetahuan dan memori pengunjung yang dipengaruhi juga oleh faktor preferensi. Hasil dari proses tersebut adalah persepsi kontekstual yaitu gambaran mental terhadap tempat dan brand. Respon yang dihasilkan oleh pengunjung ruang pamer berupa respon fisik dan respon mental (persepsi). Melalui ruang pamer terjadi interaksi dua arah yang memudahkan pengalaman untuk terekam dalam memori. Melalui skripsi ini, penulis akan mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana persepsi sensori hadir dalam ruang pamer untuk menyampaikan branding, sehingga dapat memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjungnya.

ABSTRACT
This thesis aims to
perception in exhibition. Branding is one of the ways it takes to introduce identity and values (industrial and service sectors), through advertisements on television, newspapers, magazines, and other digital media and social media platforms. When two-dimensional media has been widely used many of these companies are trying to use three-dimensional media to engage their consumers more maximally, one of them through exhibitions. Lindstrom (2005) reveals that in creating a brand when it involves more senses, the higher the sensory memory is activated. Through three-dimensional media there is a great opportunity to involve all human senses because according to Knudtzen, Bjerre, and Heding (2008), when consumers are given the stimuli of the surrounding environment through the senses, then that data will be the information that goes to mind and affects how they react.
The senses in humans work as a system that seeks information or is commonly referred as a perception system consisting of basic orientation, auditory, haptic, taste and smell, and visual. The Stimulus of the elements present in the exhibition will be received through the human senses in the form of information patterns and will be processed in the cognitive process. In this process the information will connects with knowledge and memory of visitors who are influenced also by preference factors. The result of the process is contextual perception which is a mental picture of place and brand. The response is generated by visitors of the exhibition in the form of physical response and mental response (perception). Through the exhibition there is a two-way interaction that makes it easier for experience to be recorded in memory. Through this thesis, the author will learn more about how sensory perception is present in exhibition to convey branding, so that it can provide an unforgettable experience for its visitors.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Aprillani
"Perkembangan konsumen dengan gaya hidup pro lingkungan semakin meningkat di dunia, khususnya di Indonesia. Banyak perusahaan dan organisasi memanfaatkan hal tersebut dengan menerapkan corporate social marketing (CSM) untuk mengubah perilaku konsumennya. Seperti yang telah dilakukan oleh The Coca Cola Company dalam program "Break the Bottle" pada produk Ades. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh penggunaan stimulasi sensori dalam suatu program sosial terkait dengan branding behavior yang diterapkan. Data diperoleh dengan melakukan eksperimen dan survey menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa dengan memberikan stimulasi sensori tinggi dengan meremukkan botol plastik menggunakan tangan akan berpengaruh signfikan terhadap penerimaan pesan melalui penerapan branding behavior. Namun hal tersebut hanya akan berpengaruh pada konsumen yang pro lingkungan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini menyarankan perusahaan perlu menekankan pelaksanaan program sosial pada penyampaian inti dari pesan sosialnya. Selain itu, perusahaan juga sebaiknya menyediakan informasi dan fasilitas yang mendukung kemudahan audiens untuk melakukan perilaku agar dapat meningkatkan keterlibatan dan partisipasi audiens sesuai dengan tujuan program sosial.

Pro-environmental consumer's lifestyle is increasing all over the world, particularly in Indonesia. Many companies and organizations take advantage of this by applying corporate social marketing (CSM) to change their consumer behavior. As performed by The Coca Cola Company within its program entitled "Break the Bottle" for Ades. This study was conducted to see how it affects the use of sensory stimulation within a social program related to branding behavior activity applied. Data was obtained by performing experimental research and surveys using questionnaires.
The results of this study found that high sensory stimulation will have a significant influence on the acceptance of branding message through the implementation of branding behavior. However, it will only affect the pro-environmental consumer. Threfore, results of this study suggest that companies need to emphasize the implementation of social programs in the delivery of the core of the social message. In addition, the company should also provide information and facilitate the audience to perform the behavior in order to increase the involvement and participation of the audience according by objectives of social programs.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Erviana
"Halusinasi merupakan pemasalahan yang paling sering muncul pada diagnosa keperawatan penderita gangguan jiwa. Halusinasi adalah distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respons neurobiologis maladaptif. Halusinasi biasanya muncul pada pasien gangguan jiwa diakibatkan terjadinya perubahan orientasi realita, pasien merasakan stimulasi yang sebetulnya tidak ada. Pada program profesi ini penulis memiliki kesempatan untuk mengelola langsung, dengan memberikan asuhan keperawatan dan menganalisis hasil akhir yang akan didokumentasikan dalam bentuk karya ilmiah akhir ners. Asuhan keperawatan pada klien gangguan sensori persepsi: halusinasi penglihatan dan pendengaran yang merupakan gejala dari early psychosis, yang sebagian besar terjadi pada usia remaja akhir atau dewasa awal, bingung peran yang berdampak pada rapuhnya kepribadian sehingga terjadi gangguan konsep diri dan menarik diri dari lingkungan sosial yang lambat laun membuat remaja menjadi asik dengan hayalan dan menyebabkan timbulnya halusinasi. Proses keperawatan dilakukan berdasarkan standar asuhan keperawatan generalis selama 9 hari rawat, dimulai dari tanggal 2mei -10 mei 2018. Hasil yang didapatkan yaitu masalah keperawatan utama gangguan sensori persepsi: halusinasi. Implementasi yang berfokus pada usaha mengontrol halusinasi dengan cara menghardik dan juga terapi modalitas: psikoreligius. Intervensi keperawatan yang diberikan memberikan hasil yang baik kepada klien di tandai dengan tidak lagi mendengar suara-suara yang sering mengejek klien serta semakin berkurangnya intensitas hadirnya bayangan dajal yang dilihat.

Hallucinations are the most common problems in nursing diagnoses of mental disordes. Hallucinations are the distortions of false perceptions that occur in maladaptive neurobiological responses. Hallucinations usually appear in patients with mental disorders the result of the change in reality orientation, patients feel the stimulation that actually does not exist. In this profession program the author has the opportunity to manage directly, by providing nursing care and analyzing the final results that will be documented in the form of final scientific work ners. The care of nursing for a client a of sensory perception disorder: sight and hearing hallucinations that is a symptom of an early psychosis, the majority of this case which happened in the end of adolescenceor early adulthood, confuse is the role which have affect to the fragile personality disorder so that there is the disorder of self-concept and pulling themselves from a social environment that gradually get the teenager become too deep in fantasy and cause the emergence of hallucinations. The nursing process is performed based on generalist nursing care standard for 9 days of hospitalization, Started from the date of 2 and 10 of May 2018. Theobtained results are the main nursing problems which is perception sensory disorder: hallucinations. The Implementations that focus on controlling hallucinatory efforts by rebuking and also modalities of therapy: psychoreligious. The nursing order that is provided give good results to the clients on the mark by no longer hearing the voices that often mock clients and the diminishing intensity of dajjal's presence that be seen by the clients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Asri Setyorini
"Istilah sonic branding semakin sering muncul dalam dua dekade terakhir. Ini adalah salah satu strategi untuk menggaet perhatian dan ketertarikan audiens di era yang memiliki persaingan iklan dan pemasaran yang semakin ketat, seperti saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sonic branding dan implementasinya pada iklan serta mengetahui brand perception audiens terkait penggunaan sonic branding melalui studi kasus iklan Lazada “Pengiriman Cepat & Gratis Ongkir hanya di Lazada!” Konsep utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sonic branding dan brand perception. Metode yang digunakan adalah studi literatur kualitatif eksplorasi pada teks-teks yang menjelaskan tentang sonic branding dan brand perception. Penelitian ini juga melakukan analisis tematik 50 komentar audiens terhadap iklan tersebut di Youtube untuk mengetahui bagaimana sonic branding mempengaruhi brand perception. Hasil yang ditemukan menunjukkan bahwa studi kasus yang diteliti menerapkan semua karakteristik sonic branding dan brand perception pada jingle iklan tersebut cenderung negatif. Strategi sonic branding memang efektif untuk meningkatkan kesadaran terhadap merek, tetapi jika penggunaannya tidak tepat dapat menyebabkan persepsi negatif terhadap brand.

The term sonic branding has gained increasing attention over the past two decades as a strategy to capture audience interest in today's highly competitive advertising and marketing landscape. This study aims to identify the characteristics and implementation of sonic branding in advertisements and to explore audience brand perception through a case study of Lazada's advertisement, "Pengiriman Cepat & Gratis Ongkir hanya di Lazada!". The main concepts used in this research are sonic branding and brand perception. The method employed is an exploratory qualitative literature review of texts explaining sonic branding and brand perception. Additionally, the study conducts thematic analysis on 50 audience comments from YouTube to determine how sonic branding influences brand perception. Findings indicate that the case study successfully applies all characteristics of sonic branding. However, audience brand perception regarding the jingle tends to be negative. While sonic branding is ef ective in increasing brand awareness, improper implementation can lead to negative brand perceptions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Oky Pratama
"Branding tempat merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan daya saing sebuah destinasi wisata. Terutama di dalam era globalisasi yang berimbas kepada persaingan antar tempat yang semakin intensif. Namun pada beberapa aspek, branding sebuah destinasi wisata masih belum dirumuskan dengan baik dan benar, hal ini berkonsekuensi dengan adanya brand sebuah destinasi wisata yang tidak merepresentasikan identitas dari destinasi wisata tersebut. Salah satu destinasi wisata utama di Jakarta adalah Kota Tua. Pemerintah sendiri dalam hal ini Menteri Pariwisata Indonesia telah merumuskan branding terhadap Kota Tua, yaitu 'Manhattan of Asia'. Maka hadirnya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesesuaian antara identitas tempat dan konsep branding tersebut.
Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan mengkombinasikan wawancara, kajian literatur dan observasi di dalam pengumpulan datanya. Untuk wawancara sendiri mengambil wisatawan dan masyarakat lokal sebagai informan kunci. Dalam analisisnya menggunakan studi kasus yang merepresentasikan tipologi identitas Kota Tua di dalam perspektif wisatawan dan masyarakat lokal. Tipologi itu sendiri dihasilkan oleh perbedaan karakteristik informan yang mempengaruhi pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh masng-masing informan di Kota Tua. Sehingga didapatkan identitas Kota Tua sebagai ruang publik, tempat bersejarah dan tempat yang bernilai edukasi. Di dalam melakukan identifikasi kesesuaian branding Kota Tua dan identitas Kota Tua menggunakan model brand identity yang merujuk kepada atribut fisik, afektif dan konatif. Dari masing-masing atribut yang membentuk branding tersebut menunjukan tidak adanya hubungan secara langsung antara identitas Kota Tua dan branding Manhattan of Asia yang akan diangkat. Dengan kata lain branding tersebut masih belum mampu merepresentasikan identitas Kota Tua yang ada hari ini.

Place branding is one of ways to increase tourism destination competitive capability, especially in globalisation era that triggered competition in tourism context. On the other hand, in several aspects, tourism branding had been developed by wrong process, so the branding cannot represent the destination tourism identity. One of tourism destination that had been gave branding by government is Old Town Jakarta. The branding is ldquo Manhattan of Asia rdquo. This research should appear with the purpose to identify the conformity between branding ldquo Manhattan of Asia rdquo and the identity of Old Town Jakarta.
This research used qualitative methode that combined several ways for data collecting. The ways is observation, interview and literatur study. Interview activity has taken 3 differents kind of informans tourist, local people, expert base on their own personal characteristic. This reseacrh used case study analysis to identify the tipology of old town Jakarta identity, it can be concluded that the identity of Old Town Jakarta is the public space for society, place for education and the The Most Memorable Place of Batavia. Analysing the conformity between brand and the identity of Old Town Jakarta used the brand identity model that had been developed by Lipping Chain 2002. So the conclusion is brand Manhattan of Asia cannot represent the identity of Old Town Jakarta
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revina Rizka Sanni
"Persepsi sensori palsu atau pengalaman persepsi yang tidak ada dalam kenyataan tanpa adanya suatu rangsangan (objek) yang jelas dari luar terhadap panca indera dalam keadaan sadar biasa disebut dengan Halusinasi. Teknik distraksi mendengarkan musik pada Tn. L, berusia 24 tahun dengan ganguan persepsi sensori halusinasi pendengaran bertujuan untuk membantu mengontrol halusinasi menggunakan cara distraksi mendengarkan musik. Metode yang digunakan adalah case report dimana klien akan mendengarkan musik untuk membantu mendistraksi halusinasinya. Hasil dari intervensi distraksi mendengarkan musik menunjukkan bahwa klien mengalami penurunan skor halusinasi dari skor 10 menjadi 5. Penulisan ini merekomendasikan untuk menggunakan musik sebagai cara untuk mendistraksi dan mengontrol halusinasi dan merekomendasikan rumah sakit untuk memfasilitasi intervensi distraksi mendengarkan musik.

Kata Kunci: Halusinasi, Skizofrenia, Musik


False sensory perceptions or perceptual experiences that do not exist in reality without a clear external stimulus (object) to the five senses in a conscious state are commonly called hallucinations. Musical distraction techniques on Mr. L is 24th years old with impaired sensory perception of auditory hallucinations aims to help control hallucinations using music listening distraction. The method used is a case report where the client will listen to music to help distract his hallucinations. The results of the music listening distraction intervention showed that the client experienced a decrease in hallucinations scores from a score of 10 to 5. This writing recommends using music as a way to distract and control hallucinations and recommends hospitals to facilitate music listening distraction interventions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalasari
"Gangguan sensori persepsi: halusinasi merupakan merupakan gejala positif dari skizofrenia yang timbul dari respon maladaptif. Faktor predisposisi terjadinya halusinasi dapat disebabkan oleh keluarga yang tidak harmonis, pemberian pola asuh yang tidak efektif, dan kegagalan dalam menjalankan tugas pekembangan. Faktor presipitasi berasal dari ketidakpatuhan mengkonsumsi obat, larangan orang tua untuk tidak keluar rumah, dan pemasungan. Tujuan laporan kasus untuk menyampaikan asuhan keperawatan gangguan sensori persepsi: halusinasi pendengaran pada Tn. R yang berusia 24 tahun. Pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan model adaptasi stres menurut Stuart sebagai landasan dalam melakukan asuhan keperawatan jiwa. Tindakan keperawatan yang dilakukan menggunakan pendekatan strategi pelaksanaan. Staretegi pelaksanaan yang dilakukan adalah mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik, patuh minum obat, bercakap-cakap, dan membuat jadwal kegiatan. Alternatif pemecahan masalah menggunakan pendekatan strategi modifikasi perilaku. Strategi modifikasi perilaku sangat efektif dilakukan untuk membantu klien mengendalikan tanda dan gejala halusinasi pendengaran.

Perceptual sensory disorders: hallucinations are a positive symptom of schizophrenia arising from maladaptive responses. Predisposing factors of hallucinations can be caused by a family that is not harmonious, giving ineffective parenting, and failure in carrying out pekembangan tasks. Precipitation factors stem from non-adherence to taking drugs, prohibition of parents to not go out, and shelter. The purpose of case reports to convey nursing care perceptory sensory disorders: auditory hallucinations on Tn. R is 24 years old. Implementation of nursing care using Stuart 39;s adaptation of stress model approach as a foundation in doing mental nursing care. Nursing actions performed using the strategy implementation approach. Staretegi implementation is to teach how to control hallucinations by rebuking, obedient medication, conversation, and schedule activities. Alternative problem solving using behavior modification strategy approach. Behavior modification strategies are very effective to help clients control the signs and symptoms of auditory hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Luciana Kabang
"Halusinasi merupakan salah satu gejala skizofrenia paranoid. Halusinasi merupakan persepsi sensorik palsu yang tidak berkaitan dengan stimulus eksternal yang nyata. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menyampaikan asuhan keperawatan halusinasi pada Tn. R dengan skizofrenia paranoid. Proses asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan standar asuhan keperawatan generalis kepada Tn. R yang berusia 28 tahun selama 11 hari rawat pada tanggal 7 ndash; 18 Mei 2018. Implementasi keperawatan berfokus pada kemampuan klien mengenal dan mengontrol halusinasinya serta mengikuti program pengobatan secara optimal. Intervensi keperawatan memberikan dampak yang positif kepada klien terlihat dari penurunan tanda dan gejala halusinasi yang diperlihatkan oleh klien serta kemampuan klien mengaplikasikan kegiatan yang dilatih. Rencana tindak lanjut pelayanan keperawatan diharapkan dapat dimaksimalkan baik secara individu, keluarga dan kelompok.

Hallucination is one of clinical manifestations of paranoid schizophrenia. Hallucination is a false sensory perception which has no association with the actual external stimulus. This study case aimed to elaborate on nursing care provided for Mr. R with hallucination and paranoid schizophrenia. The nursing care was provided for Mr. R, 28 year old male, for 11 days long starting from 7th to 18th of May 2018 by referring to standards of generalist nursing care. The nursing intervention emphasized on client rsquo;s ability to recognize and control his hallucination as well as to comply with the regimen program properly. The interventions provide positive impact on client as manifested by relieved signs and symptoms of hallucination and his proficiency in applying trained activities. Follow-up plan of care is supposed to be promoted for individual, family, group, and community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Anggia Pramesti
"Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa yang ditandai dengan gangguan dalam berpikir, persepsi, emosi, bahasa, dan perilaku. Skizofrenia ini dapat disertai dengan gejala psikotik berupa halusinasi. Halusinasi pendengaran menjadi halusinasi yang paling umum terjadi pada pasien dengan skizofrenia. Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai penerapan terapi hortikultura dengan pendekatan self-management pada pasien dengan halusinasi pendengaran. Penerapan terapi hortikultura dengan pendekatan self-management ini memberikan dampak pada penurunan tanda dan gejala halusinasi pasien. Rekomendasi dari karya ilmiah ini adalah perawat perlu mengidentifikasi waktu yang dibutuhkan dalam terapi hortikultura dengan lama rawat pasien, sehingga intervensi yang diberikan dapat lebih efektif dalam menurunkan tanda dan gejala halusinasi pendengaran pada pasien.

Schizophrenia is a mental disorder characterized by disturbances in thinking, perception, emotion, language, and behavior. Schizophrenia can be accompanied by psychotic symptoms in the form of hallucinations. Auditory hallucinations are the most common hallucinations in patients with schizophrenia. The purpose of this scientific work is to provide an overview of the application of horticultural therapy with a self-management approach in patients with auditory hallucinations. The application of horticultural therapy with a self-management approach has an impact on reducing the patient's hallucination signs and symptoms. The recommendation from this scientific work is that nurses need to identify the time needed in horticultural therapy with the length of the patient's stay so that the interventions provided can be more effective in reducing signs and symptoms of auditory hallucinations in patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Widia Ningsih
"Kota Cirebon menjadi salah satu kota pusaka yang berada di Pulau Jawa. Keberadaan pusaka perkotaan (urban heritage) tersebut berpotensi untuk dijadikan objek wisata. Urban heritage yang dijadikan sebagai objek wisata di Kota Cirebon diantaranya yaitu Keraton Kasepuhan dan Kota Tua. Keberadaan urban heritage diharapkan mampu menjadi daya tarik dalam meningkatkan city branding yang dimiliki kota tersebut. Pemerintah Kota Cirebon memiliki tagline city branding dalam sektor pariwisata yakni “The Gate of Secret”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tempat yang memiliki identitas urban heritage di Kota Cirebon dan mengidentifikasi kesesuaian persepsi antara identitas Kota Cirebon dengan branding "The Gate of Secret". Penelitian ini menggunakan data yang dikumpulkan melalui observasi destinasi wisata urban heritage di Kota Cirebon dan wawancara mendalam untuk mengetahui persepsi masyarakat lokal maupun wisatawan terhadap identitas destinasi wisata urban heritage. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Identitas Kota Cirebon yang dominan muncul adalah sebagai tempat yang bersejarah dengan banyaknya cerita didalamnya. Identitas Kota Cirebon yang didapatkan cenderung menghasilkan brand image Kota Cirebon sebagai The City of Stories dibandingkan dengan brand The Gate of Secret.

Cirebon City is one of the heritage cities on the island of Java. The establishment of urban heritage has the potential to become a tourist attraction. Urban heritage which is used as a tourist attraction in Cirebon City includes the Kasepuhan Palace and the Old City. The existence of urban heritage is expected to be an attraction in increasing the city branding of the city. Cirebon City Government has a city branding tagline in the tourism sector, namely "The Gate of Secret". This study aims to identify places that have urban heritage identities in the city of Cirebon and identify a match between the perceptions of the identity of the city of Cirebon and the branding "The Gate of Secret". This study uses data collected through observation of urban heritage tourist destinations in the city of Cirebon and in-depth interviews to determine the perceptions of local people and tourists towards the identity of urban heritage tourist destinations. The results of this study state that the dominant identity of the City of Cirebon appears as a historical place with many stories in it. The identity of Cirebon City that is obtained tends to produce a brand image of Cirebon City as The City of Stories compared to The Gate of Secret brand.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>