Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120765 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safira Melati Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan fenomena penipuan `catfishing` yang lazim ditemukan pada aplikasi kencan, salah satunya Bumble. Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai topik ini yang menghubungkan fenomena tersebut dengan Teori Presentasi Diri. Namun, ada beberapa aspek yang belum dipertimbangkan dalam aplikasi Bumble, seperti bagaimana pengguna Bumble merepresentasikan diri mereka pada profil mereka melalui foto profil dan kotak deskripsi mereka. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi literatur melalui analisis data sekunder. Studi ini menggambarkan bahwa taraf `catfishing` pada aplikasi Bumble adalah sebagai bentuk presentasi diri yang selektif, bukan bertujuan untuk membuat profil palsu.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Wilda Irawan
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas presentasi diri dalam online dating kencan daring di Setipe.com. Presentasi diri adalah salah satu elemen penting dalam kencan daring. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana presentasi diri dalam kencan daring. Untuk melihat hal tersebut, peneliti menggunakan teori dramaturgi Goffman. Selama ini presentasi diri Goffman lebih dekat dengan konteks luring, penelitian ini berusaha mendudukkannya dalam konteks daring. Penelitian ini menggunakan metode netnografi untuk mengetahui cara informan menampilkan dirinya dalam percakapan dengan calon pasangan di kencan daring. Penelitian ini akan meneliti dua pengguna kencan daring N=2 dari Setipe.com. Data yang digali adalah profil diri dan interaksi informan dengan calon-calon pasangannya melalui fitur chat di Setipe.com. Hasil penelitian ini menemukan bahwa informan melakukan presentasi diri dalam kencan daring melalui penulisan profil diri dan pesan percakapan dengan match. Sistem kencan daring juga membuat presentasi diri terjadi secara bertahap dan memudahkan informan dalam melakukan presentasi diri. Informan melakukan presentasi diri sejak mendaftar di kencan daring sampai bertukar kontak. Cara-cara yang informan tempuh untuk mempresentasikan dirinya, antara lain: menyeleksi informasi dalam mengisi profil diri, menggunakan informasi dari match untuk mendefinisikan situasi, menonjolkan topik penting untuk mengelola impression management, dan meminta kontak pribadi match agar bisa berpindah ke medium komunikasi yang lebih privat.

ABSTRACT
This research discusses the self presentation in online dating in Setipe.com. This research aims to find out how an individual present him herself in online dating. As one of the important element on online dating, the researcher uses Goffman rsquo s dramaturgy theory to observe the self presentation. Although Goffman rsquo s theory places dramaturgy in offline context, this research is trying to put dramaturgy in online context. The method used in this research is netnography. This research will observe two online dating user N 2 from setipe.com. The data are the informant rsquo s profile and interaction with the match through the chat in setipe.com. The result shows that the informant was presenting himself in online dating. The informant presented himself by shaping his profile and conversing with his match. The online dating system also makes it easy for the informant to present himself gradually. The informant was also presenting himself by exchanging contact with his match. The informant was doing the presentation of self by selecting the profile information, using the match rsquo s information to define the situation, emphasizing a certain topic as an impression management, and asking for the match rsquo s number so that they can switch into a more private communcation medium."
2017
T48783
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fatimah Evita Amanah Wibowo
"Penelitian ini bertujuan menguraikan perwujudan sexual scripts yang berkaitan dengan pemaknaan perilaku seksual dalam penggunaan aplikasi kencan daring Bumble bagi perempuan dan laki-laki heteroseksual, di tengah konstruksi sosial feminitas dan maskulinitas heteronormatif yang berlaku di masyarakat, serta ekspektasi budaya hookup yang dapat muncul. Studi terdahulu belum mengangkat aspek seksual menjadi penting dalam membentuk pola penggunaan aplikasi, yang dapat dilihat sebagai bentuk perwujudan sexual scripts dalam aplikasi kencan daring, khususnya Bumble. Penelitian ini berargumen aplikasi kencan daring Bumble mampu mewujudkan sexual scripts yang berperan membentuk maupun menjelaskan pola serta praktik penggunaan aplikasi dan berkaitan dengan pemaknaan perilaku seksual pengguna. Sexual scripts pun mampu menunjukkan perbedaan laki-laki dengan perempuan heteroseksual dalam hal ekspresi dan praktik seksualnya. Virtual ethnography digunakan sebagai metode penelitian, mencakup wawancara mendalam serta observasi online. Temuan penelitian menunjukkan terwujudnya sexual scripts berdasarkan Simon & Gagnon dalam aplikasi Bumble pada level skenario kultural, interpersonal, serta intrapskis. Level interpersonal menjadi level yang dominan, karena berperan sentral sebagai peleburan skenario kultural dengan level intrapsikis melalui adaptasi yang dilakukan, serta secara konkrit menjelaskan pola dan praktik penggunaan Bumble. Pemaknaan perilaku seksual mendukung maupun memaknai level interpersonal dan intrapsikis sexual scripts, karena pemaknaannya turut dilihat melalui praktik penggunaan dan nilai yang dimiliki pengguna Bumble.

This study aims to describe the embodiment of sexual scripts related with sexual behavior cognition in online dating application Bumble for heterosexual women and men, amid the prevailing social construction of heteronormative femininity and masculinity, also hookup culture expectation that can arise. Previous studies overlook sexual aspects is important in shaping usage patterns, which can be seen as a form of sexual scripts embodiment in online dating applications, especially Bumble. This study argues the online dating application Bumble able to embody sexual scripts that plays role in shaping also explaining patterns and practices of application usage include relating to users' sexual behavior cognition. Sexual scripts also able to show differences between heterosexual men and women sexual expression and practice. Virtual ethnography used as a research method, includes in-depth interviews and online observations. Research findings show the embodiment of sexual scripts based on Simon & Gagnon in Bumble application at the cultural scenarios, interpersonal, and intrapsychic level. The interpersonal level becomes the dominant level because it plays a central role as a fusion of cultural scenarios with intrapsychic level through adaptations, also concretely explains the patterns and practices of using Bumble. Sexual behavior cognition supports and interprets the interpersonal and intrapsychic levels of sexual scripts, because the cognition also seen through practices and values of Bumble users. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Kanza Atsarina Hakim
"Munculnya aplikasi kencan daring seperti Tinder telah menciptakan cara baru yang berbeda bagipengguna untuk menemukan calon kenalan baru dengan beragam latar belakang serta motif pada saatmenggunakan aplikasi kencan daring. Perancangan aplikasi kencan daring merepresentasikanpertumbuhan jenis komunikasi dan interaksi dibandingkan dengan cara kencan konvensional.Perubahan media untuk berkomunikasi dapat mengubah cara pengguna dalam percobaanmenggambarkan diri mereka pada aplikasi kencan, baik menjadi diri yang autentik atau bersifatdesepsi. Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, berdasarkan data survei yangdikumpulkan melalui media sosial (Instagram dan Twitter) pada pengguna aplikasi kencan daringTinder di DKI Jakarta serta menggunakan Structured Equation Modeling (SEM). Penelitian inimengamati bagaimana pengguna Tinder menampilkan diri mereka sekaligus melakukan uji pengaruh antara latar belakang demografis dan psikologis responden terhadap pemilihan motif mereka menggunakan Tinder, serta cara responden mempresentasikan diri mereka kepada lawan bicara padaaplikasi tersebut. Penelitian ini menemukan latar belakang psikologis narsisme sebagai latar belakang dengan signifikansi tertinggi dan paling banyak pengaruhnya terhadap pemilihan 3 (tiga) motif, yaitu motif hookup/sex, mencari teman pada saat berpergian, serta mencari validasi. Latar belakang psikologis kesendirian, menjadi latar belakang kedua tertinggi dan terbanyak dengan memengaruhi 2 (dua) motif secara signifikan yaitu motif mencari teman dan mencari pasangan romantis. Motifhookup/sex dan mencari validasi ditemukan sebagai motif yang memengaruhi presentasi diri yangdesepsi, sedangkan responden dengan motif mencari hubungan romantis ditemukan memiliki presentasidiri yang autentik.

The emergence of online dating application apps such as Tinder has created new different way for users to find new potential acquaintances with diverse background and motives of using such application online. The design of online dating application represents the growth of type of communication andinteraction compare to the conventional way of dating. The change of medium to communicate might change the way users try to depict themselves on the dating application, either being authentic ordeceptive-self. This research will be conducted with quantitative approach based on survey data collected via social media (Instagram and Twitter) on the users in DKI Jakarta and using StructedEquation Modelling (SEM), this research observed on how Tinder users present themselves and at the same time assessing the impact of their demographic, and personality background which mightinfluence their motives of using Tinder and how they present themselves. This study found narcissismas psychological background with the highest significance and the most influence on the selection of 3 (three) motives, namely hookup/sex motives, making friends while traveling, and seeking validation. The psychological background of loneliness is the second highest and most common background by significantly influencing 2 (two) motives, namely the motive of looking for friends and looking for a romantic partner. Hookup/sex motives and seeking validation were found to be the motives influencing deceptive self-presentation, whereas respondents with a romantic relationship-seeking motive werefound to have authentic self-presentations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiranita Ramadhani Utami
"Sebagai media sosial berbasis foto, Instagram memberikan ruang ke penggunanya untuk secara hati-hati mengekspresikan diri dengan tujuan untuk menyampaikan sisi positif pengguna ke pengikutnya. Hal ini menciptakan perilaku baru dimana pengguna membuat persona yang bukan diri mereka sendiri dan perempuan menjadi yang paling rentan dalam menghadapi efek negatif presentasi diri. Untuk mengurangi efek negatif dari Instagram, Tagar #MakeInstagramCasualAgain mendorong pengguna menampilkan foto dengan sedikit kurasi untuk menunjukkan diri mereka yang otentik atau tidak sempurna. Penelitian ini bertujuan untuk memahami apakah gerakan ini mampu membantu perempuan menampilkan diri mereka secara berbeda tanpa mengikuti standar social di Instagram. Enam puluh sampel diambil dari lima akun yang mengunggah foto mereka dari Januari hingga Desember 2021. Menggunakan teori presentasi diri dari Goffman (1959), analisa menunjukkan foto yang masuk ke dalam tagar menggunakan sedikit kontrol. Selain itu, sosial media juga tidak mempunyai standar spesifik foto yang layak untuk dibagikan. atau singkatnya, setiap pengguna mempunyai kendali sendiri terhadap foto yang mereka bagikan. Terakhir, dengan lebih banyaknya pengguna yang beralih untuk mengunggah foto yang kurang dikurasi, estetika Instagram yang ada mungkin akan tergantikan dengan postingan biasa. Secara keseluruhan, gerakan ini berdampak positif pada cara orang menampilkan diri dan cara audiens Instagram memandang media sosial.

As a photo-based social media platform, Instagram allows users to create self-expression carefully. They are aiming for users to perceive their bright and positive side of them. This behavior often leads users to create a persona that is not theirs. Mostly, women are vulnerable to facing the consequence of creating self-presentation on Instagram. The hashtag #MakeInstagramCasualAgain encourages users to start displaying photos with less curation to show their imperfect and authentic selves to the public to lessen the negative effect of Instagram. This study aims to understand how this movement helps women present themselves differently without following the social standard through Instagram. Sixty samples are taken from posts uploaded by five accounts from January to December 2021. Using Goffman's (1959) theory of self-presentation, the study found that photos taken under the hashtag reveal that public users share a less controlled action. It also reveals that social media does not have any specific standard of which image is worth sharing. In short, the people who run the platform have control over what to share. Eventually, the existing aesthetic of Instagram may be replaced with casual posts because more users are shifting to show less curated photos. Overall, the movement positively impacts how people present themselves and how the audience of Instagram perceives social media."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ilma Qarnain
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran fenomena hookup melalui aplikasi kencan di kalangan dewasa muda dan memperoleh pemahaman terkait peran perilaku hookup dalam pembentukan hubungan berkomitmen. Dalam penelitian ini, hubungan berkomitmen mengacu pada sebuah hubungan yang melibatkan komitmen antara pasangan yang terlibat secara romantis, dikarakteristikkan oleh eksklusivitas, dan tujuan bersama untuk mencapai tahapan komitmen lebih lanjut seperti bertunangan atau menikah. Penelitian ini menggunakan desain explanatory-sequential, di mana penelitian kualitatif dilakukan sebagai lanjutan dari penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan deskripsi dan penjelasan yang lebih mendalam terkait fenomena yang dibahas. Melalui survei pada 619 partisipan dewasa muda pengguna aplikasi kencan berusia 18-40 tahun di kota-kota besar di Indonesia, ditemukan praktik seksualitas yang lazim di kalangan para pengguna aplikasi kencan, di mana terdapat hubungan korelasi yang positif antara frekuensi dan durasi penggunaan aplikasi kencan dengan jumlah pasangan seksual selama 12 bulan terakhir. Hasil analisis kualitatif menjelaskan bagaimana penggunaan aplikasi kencan dan proses interaksi di dalamnya memfasilitasi keterlibatan dewasa muda dalam perilaku hookup, dan bagaimana perilaku hookup melalui aplikasi kencan dapat mempersulit dewasa muda dalam proses pembentukan hubungan berkomitmen.

This study aims to obtain an overview of the hookup phenomenon through dating apps among young adults and gain an understanding of the role of hookup behavior in the formation of committed relationships. In this study, committed relationship refers to a relationship that involves commitment between partners who are romantically involved, characterized by exclusivity, and a shared goal of reaching a further stage of commitment such as getting engaged or married. This study uses an explanatory-sequential design, in which qualitative research is carried out as a continuation of quantitative research, to obtain a more in-depth description and explanation regarding the phenomena discussed. Through a survey of 619 dating app users aged 18-40 in big cities in Indonesia, it was found that sexuality practices were common among dating app users, where there was a positive correlation between the frequency and duration of dating app use and number of sexual partners in the past 12 months. The results of qualitative analysis explain how the use of dating apps and the interaction process within them facilitate young adults' involvement in hookup behavior, and how hookup behavior through dating apps can complicate young adults' process of forming committed relationships."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khadiza
"Fenomena kencan online merupakan fenomena yang populer di kalangan masyarakat saat ini. Dengan kemajuan teknologi seperti internet,aktivitas kencan berubah dari bertemu secara langsung hingga menjadi secara virtual.Tidak hanya di negara barat, kencan online mulai berkembang di dalam masyarakat muslim yang memiliki tradisi perjodohan. Salah satu pengguna dari kencan online ini adalah wanita muslim. Berbagai aplikasi kencan oline mulai berkembang dari yang bersifat umum hingga spesifik berbasis agama. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui makna dari pengalaman wanita muslim di Jabodetabek dalam menggunakan aplikasi kencan online. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap informan. Hasil dari penelitian ini adalah informan memaknai kencan online sebagai medium untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Selain itu self-disclosure pada perkembangan hubungan melalui aplikasi kencan online berbeda dengan tahapan kencan secara tradisional.

The online dating phenomenon is a popular phenomenon among people today. With advances in technology such as the internet, dating activities have changed from direct to virtual. Not only in western countries, online dating is starting to develop in Muslim societies which have a tradition of matchmaking. One of the users of this online dating is a Muslim woman. Various online dating applications start to develop from general to specific religion-based ones. This research was conducted to see the meaning of the experiences of Muslim women in Jabodetabek in using online dating applications. This study uses a qualitative approach with in-depth interviews with informants. The result of this research is that the informants interpret online dating as a medium to fulfill their social needs. Moreover, self-disclosure on the development of online dating relationships is different from the stages of traditional dating."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cintia Berliana
"Di zaman ini, salah satu jenis aplikasi smartphone yang banyak digandrungi oleh kalangan dewasa muda adalah jenis aplikasi kencan daring (online dating apps). Pada penelitian sebelumnya di luar negeri ditemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara menggunakan aplikasi kencan dan perilaku seksual berisiko. Namun, di Indonesia sendiri sejauh ini belum ditemukan penelitian serupa yang mendalam. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu tentang gambaran penggunaan aplikasi kencan daring di smartphone pada dewasa muda di kota besar di Indonesia dan apakah penggunanya melakukan perilaku seksual yang berisiko dengan sesama pengguna. Penelitian ini menggunakan mixed-methods antara penelitian kuantitatif deskriptif (populasi: masyarakat Indonesia di kota besar) dengan jumlah 633 responden pengguna aplikasi kencan dalam kuesioner survei dan penelitian kualitatif melalui wawancara terfokus terhadap 6 partisipan. Partisipan wawancara merupakan dewasa muda pengguna aplikasi kencan dan telah melakukan hubungan seksual dengan pasangan dari aplikasi kencan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi dewasa muda, penggunaan aplikasi kencan selain sebagai sarana mencari teman atau pasangan, juga dianggap sebagai sarana menyalurkan hasrat seksual. Semua partisipan cenderung sadar akan konsekuensi penggunaan aplikasi kencan dan konsekuensi perilaku seksual berisiko yang dihadapi secara umum. Akan tetapi, dapat dikatakan bahwa partisipan masih lebih memilih untuk melakukan hubungan seksual yang cukup berisiko dengan pasangan dari aplikasi kencan. Temuan lain dalam penelitian ini adalah adanya kemungkinan besar bagi perempuan pengguna aplikasi kencan untuk menjadi korban kejahatan seksual. Namun, pengguna aplikasi kencan baik laki-laki maupun perempuan, tetap merasakan dampak yang positif dalam penggunaan aplikasi kencan secara umum dan mereka cenderung menyikapi konsekuensi yang dihadapi dengan tenang dan santai.

In this day and age, one type of smartphone application that is loved by young adults, is online dating apps. In previous studies abroad, it was found that there is a strong relationship between using dating applications and risky sexual behavior. However, in Indonesia alone, so far no in-depth similar studies has been found. Therefore, this study aims to find out about depiction of the use of online dating applications on smartphones between young adults in large cities in Indonesia and whether the users are engaging in risky sexual behavior with fellow users. This research uses mixed-methods between quantitative descriptive research (population: Indonesians in large cities) with a total of 633 survey respondents consists of dating applications users and qualitative research through focused interviews with 6 participants. Interview participants are young adult users of dating applications and have had sexual encounters with partners from dating applications.
The results showed that for young adults, the use of dating applications other than as a mean of finding friends or partners, was also considered as a mean of channeling their sexual desires. All participants tend to be aware of the consequences of using dating applications and the consequences of risky sexual behavior that are generally faced. However, it can be said that dating apps users still prefer to have quite risky sexual encounters with partner from a dating application. Another finding in this study is that there is a high possibility for women using dating applications to become victims of sexual crimes. However, users of dating applications, both men and women, still feel a positive impact in the use of dating applications in general and they tend to address the consequences faced calmly and relaxed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia-Absari Khalil
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi niat menggunakan kembali aplikasi online dating berdasarkan tiga domain yaitu task driven, technology driven, dan social driven. Penelitian ini menggunakan Expectation Confirmation Model (ECM) sebagai dasar pada model penelitian, kemudian mengintegrasikannya dengan Task Technology Fit Model (TTF) dan Theory Planned Behaviour (TPB). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner ke pengguna aplikasi ABC. Data valid yang terkumpul sebanyak 271 sampel dan dianalisis dengan menggunakan metode analisis Partial Least Square-SEM (PLS-SEM). Hasil dari penelitian ini adalah perceived usefulness, perceived enjoyment, satisfaction, dan social norm merupakan faktor yang secara langsung memengaruhi niat menggunakan kembali apilasi online dating. Sementara itu, task technology fit dan confirmation merupakan faktor yang secara tidak langsung memengaruhi niat menggunakan kembali aplikasi online dating. Faktor-faktor tersebut diharapkan dapat menjadi perhatian bagi manajemen PT XYZ untuk meningkatkan kualitas aplikasi ABC sehingga dapat meningkatkan jumlah pengguna aktif.

ABSTRACT
The present research was aimed to study factors affecting the continuance usage intention of online dating application based on three driven domains: task driven, technology driven, and social driven. The study adopted an Expectation Confirmation Model (ECM) integrated with Task Technology Fit Model (TTF) and Theory Planned Behaviour (TPB). Online survey was conducted to 271 active users of ABC application. Data collected included of the user perception on perceived usefulness, perceived enjoyment, satisfaction, social norm, task technology fit and confirmation. Data was statistically analyzed by Partial Least Square-SEM (PLS-SEM). Results showed that perceived usefulness, perceived enjoyment, satisfaction, and social norm were found to be the closely related factors affecting the continuance usage intention of online dating application, while the factors of task technology fit and confirmation had indirect effect on the continuance usage intention. It implies that there is a need of special attention from the company management to these crucial factors to ensure the user satisfaction and to increase the number of active users of PT XYZ."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Amelia
"Kemunculan aplikasi kencan memberikan kemudahan untuk manusia mencari pasangan hidup. Fungsi aplikasi kencan beberapa tahun belakangan ini mengalami pergeseran, tidak hanya sekadar untuk mencari pasangan romantis, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan non-romantis. Bumble sebagai aplikasi kencan masih pada fungsi awalnya untuk mencari jodoh dengan adanya mode date, dilain sisi ada mode BFF untuk memfasilitasi pencarian teman. Namun, yang terjadi dalam Bumble adalah penggunanya memanfaatkan mode date bukan tempat untuk mencari jodoh. Tulisan ini berfokus pada bagaimana ideologi media dan indeksikalitas bermain di dalam interaksi pengguna mode date Bumble. Penggunaan tanda mewarnai praktik bermedia para pengguna mode date Bumble yang merujuk kepada motif mereka. Tanda yang ada akan dimaknai oleh pengguna mode date Bumble lainnya.

The emergence of dating apps makes it easy for humans to find a life partner. The function of dating apps in recent years has shifted, not only to find a romantic partner, but also to fulfill non-romantic needs. Bumble as a dating apps is still in its initial function to find a mate with the date mode, on the other hand there is a BFF mode to facilitate the search for friends. However, what happens in Bumble is that users take advantage of date mode, not a place to find a mate. This paper focuses on how media ideology and indexicality play out in Bumble's date mode user interactions. The use of signs colors the media practice of Bumble’s date mode users which refers to their motives. The sign will be interpreted by other Bumble date mode users."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>