Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189208 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sembiring, Lydia Gresari Br
"

ABSTRAK

Nama : Lydia Gresari Br Sembiring
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Judul : Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada Remaja 15-19
: Tahun di Indonesia: Analisis Data Indonesian Family Life Survey Five
: (IFLS5)
Pembimbing : Dr. Ir. Diah Mulyawati Utari M.Kes
Hipertensi pada remaja akan mempengaruhi peranan mereka sebagai calon generasi
bangsa berhubungan penurunan fungsi kognitif, peningkatkan resiko morbiditas dan
mortalitas terkait peningkatan kasus stroke dan gangguan jantung di usia muda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko yang
berhubungan dengan kejadian hipertensi pada remaja 15-19 tahun di Indonesia secara
nasional, di daerah perkotaan, dan perdesaan berdasarkan jenis kelamin, daerah tempat
tinggal, indeks massa tubuh berdasarkan usia (IMT/U), kondisi psikologis, tingkat
keanekaragaman makanan, ketahanan pangan, konsumsi protein, konsumsi sayuran,
buah, gorengan, makanan dan minuman manis, makanan cepat saji, makanan instan dan
aktifitas fisik, serta kebiasaaan merokok menggunakan data IFLS 5 dengan desain
penelitian cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di
perkotaan (7,85%) lebih besar dibandingkan tingkat nasional (6,78%) dan daerah
perdesaan (5,14%). Terdapat hubungan jenis kelamin dan indek massa tubuh
berdasarkan usia, ketahanan pangan dengan hipertensi secara nasional, di daerah
perkotaan dan perdesaan, variabel konsumsi sayuran berhubungan dengan hipertensi
hanya secara nasional, sedangkan aktifitas fisik berhubungan dengan hipertensi hanya di
daerah perdesaan. IMT/U merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan
hipertensi secara nasional (OR: 3,818) dan di daerah perkotaan (OR: 4,238), namun
faktor dominan di perdesaan adalah jenis kelamin (OR:2,974). Penelitian ini
menegaskan faktor resiko hipertensi pada remaja bersifat multifaktoral seperti yaitu
jenis kelamin, status gizi IMT/U, ketahanan pangan dan konsumsi sayuran.
Kata kunci:
Hipertensi, remaja, 15-19 tahun, IFLS 5


ABSTRACT

Name : Lydia Gresari Br Sembiring
Study Program: Nutrition Science
Title : Prevalance and Risk Factor of Hypetension in Adolence among15-19
: years in Indonesia : Analysis Data Indonesian Family Life Survey Five
: (IFLS5)
Counsellor : Dr. Ir. Diah Mulyawati Utari M.Kes
Hypertension in adolescents will affect their role as a generation that results in
decreased cognitive function, increased risk of morbidity and mortality related to
increased cases of stroke and heart disorders at a young age. This study aims to
determine the prevalence and risk factors associated with the incidence of hypertension
in adolescents 15-19 years in Indonesia in urban areas, and rural areas based on sex,
residence, body mass index based for age, psychological level, level food contribution,
food security, protein consumption, consumption of vegetables, fruits, fried foods,
sweet foods and drinks, fast food, instant foods and physical activities, and smoking
habits using IFLS 5 data with cross-sectional research design. The results showed that
the prevalence of hypertension in urban areas (7.85%) was greater than the national
level (6.78%) and rural areas (5.14%). Regarding sex and mass index based on age,
food security with national hypertension, in urban and rural areas, the vegetable
consumption variable is related to hypertension only nationally, while physical activity
related to hypertension is only in rural areas. BMI for age is the dominant factor
associated with hypertension nationally (OR: 3,818) and in urban areas (OR: 4,238), but
the dominant factor in rural areas is gender (OR: 2,974). This study discusses the risk
factors for hypertension in multifactoral adolescents such as sex, nutritional status of
BMI for age, food security and vegetable consumption.
Key words:
Hypertension, adolescent, 15-19 years old, IFLS 5

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrilia Dwi Lestari
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab terjadinya penyakit tidak menular lainnya seperti penyakit jantung, stroke dan banyak penyakit lain yang menjadi penyebab kematian terbanyak di dunia. Hipertensi pada wanita harus mendapatkan perhatian yang serius karena mengalami peningkatan dari waktu ke waktu dan dapat menimbulkan komplikasi yang lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor dominan kejadian hipertensi pada wanita di daerah rural dan urban di Indonesia tahun 2014. Penelitian ini menggunakan data sekunder Indonesian Family Life Survey (IFLS 5 tahun 2014) dengan desain studi cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 6.503 orang yang terdiri dari 3.675 wanita di daerah rural dan 2.828 wanita di daerah urban. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 3.675 wanita di di daerah rural terdapat 17,63% orang menderita hipertensi dan dari 2.828 wanita di daerah urban terdapat 18,14% orang menderita hipertensi. Setelah dilakukan analisis multivariat untuk melihat faktor dominan hipertensi pada wanita di daerah rural dan urban didapatkan bahwa umur sebagai faktor dominan di kedua daerah tersebut dengan masing-masing di daerah rural dengan PR= 3,16 (95%CI, 2,651-3,790) dan di daerah urban dengan PR= 3,41 (95%CI, 2,800-4,166).

Hypertension is one of the non-communicable diseases that is the cause of other noncommunicable diseases such as heart disease, stroke and many other diseases which are the leading causes of death in the world. Hypertension in women must get serious attention because it increases over time and can cause further complications. This study aims to look at the dominant factor in the incidence of hypertension in women in rural and urban areas in Indonesia in 2014. This study uses secondary Indonesian Family Life Survey (IFLS 5 2014) with a cross sectional study design. The total sample is 6,503 people consisting of 3,675 women in rural areas and 2,828 women in urban areas. The results of this study indicate that of 3,675 women in rural areas there were 17.63% of people suffering from hypertension and from 2,828 women in urban areas there were 18.14% of people suffering from hypertension. After multivariate analysis to see the dominant factor of hypertension in women in rural and urban areas, it was found that age was the dominant factor in the two regions with each in the rural area PR= 3,16 (95%CI, 2,651-3,790) and in urban area PR= 3,41 (95%CI, 2,800-4,166)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fany Insani Fajri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakterististik individu usia, jenis kelamin, dan status gizi berdasarkan IMT/U , status sosial ekonomi status pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, daerah tempat tinggal, dan pengeluaran untuk konsumsi , pola konsumsi frekuensi makan, frekuensi konsumsi daging, sayuran hijau, dan buah , dan aktivitas fisik, serta faktor yang paling dominan dengan kejadian anemia pada remaja usia 15-19 tahun di Pulau Jawa. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan menggunakan data sekunder Indonesian Family Life Survey IFLS 2007 dari RAND Corporation. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja di wilayah Pulau Jawa.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar hemoglobin remaja di wilayah Pulau Jawa pada tahun 2007 sebesar 13,61 g/dl. Persentase kejadian anemia di wilayah Pulau Jawa sebesar 16,6 . Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan karakteristik individu jenis kelamin , status sosial ekonomi status pekerjaan ibu , pola konsumsi frekuensi konsumsi sayuran hijau , dan aktivitas fisik terhadap kejadian anemia pada remaja di wilayah Pulau Jawa. Secara multivariat, diketahui bahwa jenis kelamin merupakan faktor dominan terhadap kejadian anemia pada remaja di wiilayah Jawa Tengah pada tahun 2007.

The purpose of this research is to know the relation between individual characteristics age, sex, and nutritional status based on BMI Age , sosio economic status parents rsquo job status, education of parents, leaving area, and spending of food consumption , consumption pattern eating frequencies, frequencies of eating meat, green vegetables, and fruits , and physical activity, also dominant factor of anemia in adolescents aged 15 19 years old on Java Island. This study use cross sectional design with Indonesian Family Life Survey data on 2007 from RAND Corporation. The population of this study are all of the adolescents in Java Island.
The result shows that the average of haemoglobin in adolescesnts at Java Island on 2007 is 13,61 g dL. Percentage of anemia in Java Island is 16,6 . Bivariate analysis shows that there are relation between sex, mother rsquo s job status, frequencies of eating green vegetables, and physical activity toward anemia in adolescents at Java Island. Multivariate analysis shows that sex is the dominant factor of anemia in adolescents at Java Island on 2007.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deby Triana Cyntia Wulandari
"Hipertensi saat ini tidak hanya diderita oleh orang dewasa, akan tetapi juga diderita oleh remaja. Hipertensi pada remaja berkaitan dengan pola hidup tidak sehat yang dilakukan oleh remaja, salah satunya adalah merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara merokok dengan hipertensi pada remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional, menggunakan data Indonesian Family Life Survey 5 (IFLS 5), dan analisis statistik dengan regresi logistik berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang mengalami hipertensi sebesar 14,57% dan remaja yang merokok sebesar 17,99%. Analisis multivariat menunjukkan bahwa perokok ringan memiliki risiko 0,63 kali lebih rendah untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan bukan perokok setelah dikontrol dengan variabel jenis kelamin, sedangkan pada perokok berat tidak ditemukan hubungan yang bermakna. Screening hipertensi diperlukan untuk mengetahui status hipertensi pada remaja, sehingga penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan tepat.

Hypertension is currently not only suffered by adults, but also suffered by adolescents. Hypertension in adolescents related to unhealthy lifestyle by teenagers, one of them is smoking. This study aims to determine the relationship between smoking with hypertension in adolescents aged 15-19 years in Indonesia. This research is a quantitative research with cross sectional design, using Indonesian Family Life Survey 5 (IFLS 5) data, and analysed statically with multiple logistic regression.
The results showed that adolescents who experienced hypertension are 14.57% and adolescents smoked are 17.99%. Multivariate analysis showed that light smokers had a risk of 0.63 times lower for hypertension than not smokers after controlled for sex variables, whereas in heavy smokers there was no significant association. Screening of hypertension is needed to determine the hypertension status in adolescents, so that the management of hypertension can be done appropriately.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Mahmuda
"ABSTRAK
Kekayaan yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan adalah hal yang mendasar
untuk tiap individu. Namun demikian, distribusi kekayaan tidak merata pada tiap
penduduk baik di dunia maupun di Indonesia. Tren positif pertumbuhan pendapatan per
kapita justru diiringi dengan makin tingginya Gini Ratio yang mengindikasikan bahwa
ketimpangan yang semakin melebar antara penduduk kaya dan miskin. Secara budaya,
Indonesia adalah negara kaya yang terdiri dari beranekaragam suku bangsa, bahasa, ras,
adat istiadat dan agama. Indonesia juga dikenal sebagai negara yang religius dengan
sebagian besar penduduknya menyatakan bahwa agama adalah hal penting dalam hidup.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan antara religiusitas dan
tingkat kesejahteraan dengan menggunakan data panel IFLS tahun 2007 dan 2014. Hasil
regresi logistik ordinal menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
antara tingkat religiusitas dengan tingkat kesejahteraan dimana individu yang mengalami
peningkatan religiusitas memiliki kecenderungan 9,57 (95% CI: 8,64-10,63) kali lebih
besar untuk mengalami perubahan tingkat kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan
dengan individu yang mengalami penurunan tingkat religiusitas. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa semakin baik tingkat religiusitas maka semakin baik pula tingkat
kesejahteraan. Peran religiusitas dalam kesejahteraan dalam pen

ABSTRACT
Wealth, which is one of the parts of well-being, is essential for everyone. However, the
wealth is not evenly distributed among population in the world and in Indonesia. The
positive trend of per capita income growth is accompanied by a higher Gini Ratio which
indicates that widening wealth gap between rich and poor people. Culturally, Indonesia
is a rich country consisting of diverse ethnic groups, languages, races, customs and
religions. Indonesia is also known as a religious country with most of its population
stating that religion is an important thing in life. Therefore, this study aims to understand
the relationship between religiosity and welfare using IFLS panel data year 2007 and
2014. The results of ordinal logistic regression indicate that there is a significant positive
relationship between the level of religiosity with the level of welfare where individuals
who experience an increase in religiosity, have a tendency of 9.57 (95% CI: 8.64-10.63)
times greater for better welfare level than individuals who experienced a decrease in the
level of religiosity. Based on these results, it can be concluded that the better the level of
religiosity, the better the level of welfare. The role of religiosity in welfare in this study
is directly through behaviour and social networks indirectly."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nur Hikmah
"Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk morbiditas dan mortalitas. Estimasi angka prevalensi pada tahun 2010, bahwa hipertensi di seluruh dunia adalah sebanyak 1,39 miliar orang, dan mewakili 31% dari populasi dewasa. Proporsi hipertensi pada wanita meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Salah satu faktor risiko hipertensi adalah obesitas. Prevalensi hipertensi dan obesitas pada wanita di Indonesia tahun 2013 sekitar 28,8% dan 32,9%. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 18 tahun atau lebih di Indonesia tahun 2014. Desain penelitian studi cross sectional dengan menggunakan data Indonesian Family Life Survey 5 Tahun 2014.
Hasil penelitian menemukan bahwa wanita usia 18 tahun atau lebih dengan obesitas berisiko terjadinya hipertensi sebesar 1,243 kali setelah dikontrol oleh variabel umur dan pendidikan dibandingkan wanita usia 18 tahun atau lebih yang tidak mengalami obesitas dengan umur dan pendidikan yang sama. Bisa dikatakan bahwa wanita dengan obesitas berisiko 55,4% terjadinya hipertensi setelah dikontrol oleh umur dan pendidikan. Pada instansi kesehatan dan tenaga kesehatan harus rutin melakukan skrining kesehatan (sweeping) dengan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala pada peserta didik, khususnya pada wanita sebaiknya lebih sering dan aktif mengikuti dan mendengarkan kegiatan-kegiatan penyuluhan kesehatan serta dapat menerapkan apa yang telah disampaikan oleh petugas kesehatan tersebut.

Hypertension is a major risk factor for morbidity and mortality. Estimated prevalence rates in 2010, that worldwide hypertension is 1.39 billion people, and represents 31% of the adult population. The proportion of hypertension in women increases with age. One of the risk factors of hypertension is obesity. The prevalence of hypertension and obesity in women in Indonesia in 2013 was 28.8% and 32.9%. The purpose of this study to know the relationship of obesity with the incidence of hypertension in women among above 18 years in Indonesia in 2014. Cross-sectional study design study using Indonesian Family Life Survey data 5 Year 2014.
The results found that women among above 18 years with obesity at risk the occurrence of hypertension of 1,243 times after controlled by age and education variables compared to women among above 18 years who are not obese with the same age and education. It could be said that women with obesity risk 55.4% of the occurrence of hypertension after controlled by age and education. In health institutions and health workers should routinely perform health screening (sweeping) with health screening and periodic checks on learners, especially in women should be more frequent and actively follow and listen to health education activities and can apply what has been submitted by health workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catherine Salsabila Azhara
"Latar belakang: Sariawan atau Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) merupakan keluhan ulserasi pada rongga mulut yang paling sering terjadi. SAR dapat terjadi karena beberapa faktor (multifactorial factor).
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor determinan yang mempengarahui kejadian Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) di Indonesia tahun 2014.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder dari Data IFLS 5 tahun 2014 (n=28.410). Analisi deskriptif, chi-square, dan regresi logistik dilakukan untuk melihat proporsi dan hubungan antara kejadian Stomatitis Aftosa Rekuren dengan variabel independen.
Hasil: Hanya sebesar 18,39% reponden IFLS 5 mengalami kejadian Stomatitis Aftosa Rekuren di tahun 2014. Hasil bivariat (chi-square) menunjukkan ada hubungan kejadian Stomatitis Aftosa Rekuren dengan variabel independen terkait. Regresi logistik menunjukan kemungkinan kejadian Stomatitis Aftosa Rekuren yang paling signifikan pada responden berusia 18-34 tahun, perempuan, belum menikah, bertingkat pendidikan SMA, bertempat tinggal di Kota, memiliki tingkat stress yang sering, memiliki kebiasaan makanan yang sering mengkonsumsi soda, makanan manis, sambal, gorengan dan mempunyai pernyakit komorbid hipertensi, asma, paru-paru, kanker, rematik, dan pencernaan.
Kesimpulan: Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kejadian Stomatitis Aftosa Rekuren. Hasil penelitian ini dapat berguna untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai hubungan faktor resiko kejadian Stomatitis Aftosa Rekuren.

Background: Recurrent Aphthous sSomatitis (RAS) is the most common complaint of ulceration in the oral cavity. RAS can occur due to several factors (multifactorial factors).
Objective: To determine the determinant factors that influence the incidence of Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) in Indonesia in 2014.
Methods: This study is a descriptive study with a cross sectional design using secondary data from IFLS 5 data in 2014 (n=28,410). Descriptive analysis, chi-square, and logistik regression were performed to see the proportion and relationship between the incidence of recurrent aphthous stomatitis and the independent variables.
Results: Only 18.39% of IFLS 5 respondents experienced the incidence of recurrent aphthous stomatitis in 2014. The bivariate (chi-square) results showed that there was a relationship between the incidence of recurrent aphthous stomatitis and the related independent variables. Logistic regression showed the most significant possibility of recurrent aphthous stomatitis in respondents aged 18-34 years, female, unmarried, high school education level, living in the city, having frequent stress levels, having food habits that often consume soda, sweet foods, chili sauce, fried food and has comorbid hypertension, asthma, lung, cancer, rheumatism, and digestion.
Conclusion: There are many factors that influence the incidence of Recurrent Aphthous Stomatitis. The results of this study can be useful to provide information and education regarding the relationship of risk factors for the incidence of recurrent aphthous stomatitis.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utri Triana
"Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang terus meningkat, tercatat berdasarkan Riskesdas tahun 2013 prevalensi PGK adalah 0,2% dan pada Riskesdas tahun 2018 meningkat menjadi 0,38%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi PGK dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian PGK di Indonesia. Data yang dianalisis adalah data Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 dan dianalisis untuk menghitung prevalence ratio (PR) dengan batas kepercayaan 95%. PGK didefinisikan berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan. Dari hasil analisis didapatkan prevalensi PGK di Indonesia sebesar 1,7%. Faktor risiko yang berhububungan secara signifikan dengan kejadian PGK diantaranya adalah kelompok umur 52-60 tahun (PR=2,159; 95% CI=1,368–3,406), kelompok umur 43-51 tahun (PR=2,186; 95% CI=1,454–3,287), kelompok umur 31-42 tahun (PR=2,150; 95% CI=1,463–3,160), laki-laki (PR=0,653; 95% CI=0,504–0,845), merokok PR=1,356 (95% CI=1,048–1,755), aktivitas fisik sedang (PR=1,399; 95% CI=1,015–1,929), hipertensi (PR=1,420; 95% CI=1,051–1,918), diabetes melitus (PR=2,631; 95% CI=1,666–4,156), kolesterol tinggi (PR=3,357; 95% CI=2,388–4,721), dan obesitas (PR=1,467; 95% CI=1,134–1,897). Kolesterol tinggi dan diabetes melitus merupakan variabel yang memiliki kemungkinan terbesar terhadap kejadian PGK.

Chronic kidney disease (CKD) is a health problem with increasing prevalence, recorded based on Riskesdas 2013 the prevalence of CKD was 0,2% and it increased to 0,38% in Riskesdas 2018. This study aims to determine the prevalence of CKD and factors associated with the occurrence of CKD in Indonesia. This analysis used The Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 and analyzed to calculate the prevalence ratio (PR) with a 95% confidence interval. CKD was defined based on the diagnosis of health workers. The analysis shows that the prevalence of CKD in Indonesia is 1,7%. Risk factors that significantly associated with CKD are the age group 52-60 years (PR=2,159; 95% CI=1,368–3,406), age group 43-51 years (PR=2,186; 95% CI=1,454–3,287), age group 31-42 years (PR=2,150; 95% CI=1,463–3,160), males (PR=0,653; 95% CI=0,504–0,845), smoking PR=1,356 (95% CI=1,048–1,755), moderate physical activity (PR=1,399; 95% CI=1,015–1,929), hypertension (PR=1,420; 95% CI=1,051–1,918), diabetes (PR=2,631; 95% CI=1,666–4,156), high cholesterol (PR=3,357; 95% CI=2,388–4,721), and obesity (PR=1,467; 95% CI=1,134–1,897). High cholesterol and diabetes are the variables that have the biggest possibility of CKD.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satyawira Aryawan Deng
"Anemia di Indonesia masih menjadi masalah gizi utama di berbagai kalangan usia termasuk balita sebagai salah satu kelompok paling rentan. Balita anemia dapat terjadi akibat berbagai faktor dan perlu diintervensi sedini mungkin untuk mencegah akibat lain yang memengaruhi kesehatan dan pertumbuhan nya di kemudian hari. Anemia pada balita Provinsi DKI Jakarta menunjukkan prevalensi tertinggi dibandingkan tingkat wilayah provinsi lainnya di pulau Jawa. Penelitian cross-sectional ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko terjadinya anemia pada balita usia 12-59 bulan berdasarkan faktor individual, faktor orang tua, dan faktor makanan. Data diperoleh dari IFLS 5 Tahun 2014/2015 yang dilakukan oleh RAND Corporation sebanyak 172 balita usia 12-59 bulan di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian dilakukan melalui analisis kuantitatif secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian diperoleh prevalensi kejadian anemia pada balita usia 12-59 bulan di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 53,5% dan faktor risiko dominan terjadinya anemia adalah usia dengan p-value = <0,025 (OR=2,396 (1,165-4,926)) setelah dikontrol oleh variabel status gizi menurut PB/U atau TB/U. Usia 12-23 bulan adalah usia penting yang harus menjadi perhatian orang tua untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi seimbang serta kesehatannya untuk mencegah risiko terjadinya anemia. Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta, instansi kesehatan, dan petugas kesehatan yang terlibat dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta setempat perlu memberi perhatian pada upaya pencegahan anemia pada balita.

Anemia in Indonesia is still a major nutritional problem for various ages, including children under five as one of the most vulnerable groups. Under-five anemia can occur due to various factor, and it is necessary to prevent as early as possible to avoid other consequences that affect children’s health and growth in the future. Anemia in children aged 12-59 months DKI Jakarta Province shows the highest prevalence compared to other provincial areas on the island of Java. This cross-sectional study aims to determine the risk factors for anemia in children aged 12-59 months based on individual factors, parental factors, and dietary factors. Data obtained from IFLS 5 Year 2014/2015 conducted by RAND Corporation as many as 376 toddlers aged 12-59 months in DKI Jakarta Province. The research was conducted through univariate, bivariate and multivariate quantitative analysis. The results showed that the prevalence of anemia in children aged 12-59 months in DKI Jakarta Province was 53.5% and  the dominant risk factor for anemia was age p-value=<0,025 (OR=2,396 (1,165-4,926)) after being controlled by variables of nutritional status according to HAZ. The age of 12-23 months is an important age to be a concern for parents to meet their balanced nutritional and health needs to prevent the risk of anemia. DKI Jakarta Provincial Health Office, health agencies, and health workers involved from DKI Jakarta Provincial Government need to pay attention to prevent anemia in children under five."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martina
"ABSTRAK
Diabetes dan stroke memiliki hubungan yang erat, terutama apabila tidak dilakukan pengendalian gula darah. Penderita diabetes mellitus (DM) rentan untuk mengalami komplikasi penyakit stroke. Penelitian ini bertujuan untuk
. Penelitian ini menggunakan desain cohort retrospective menggunakan data Indonesian Family Life Survey 4-5. Sampel yang dianalisis pada penelitian ini berjumlah 5.953 setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik digunakan untuk mengetahui pengaruh konsumsi sayur dan buah dalam menyebabkan stroke pada populasi DM. Hasil penelitian didapatkan prevalensi stroke pada populasi DM sebesar 2,7%. Analisis multivariat menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi sayur dan buah cukup pada IFLS-4 dan IFLS-5 yaitu dapat menurunkan risiko 89,9%. Pada responden yang mengonsumsi sayur dan buah cukup pada IFLS-4 dan kurang pada IFLS-5 dapat menurunkan risiko 87,7%. Risiko stroke dapat dicegah atau diturunkan 16,8% jika mengonsumsi sayur dan buah yang cukup berdasarkan hasil perhitungan ukuran dampak. Perlu adanya adanya skrining lebih ketat untuk mencegah stroke pada populasi DM. Selain itu perlu adanya peningkatan kualitas pelaksanaan
Posbindu PTM dari pemerintah untuk pemantauan faktor risiko serta deteksi dini PTM.

ABSTRACT
Diabetes and stroke have a close relationship, especially if blood sugar control is not done. People with diabetes mellitus (DM) were prone to complications from stroke. This study aims to determine the effect of vegetable and fruit consumption on the incidence of stroke among DM population. This study used a retrospective cohort design using data from Indonesian Family Life Survey 4-5. The samples analyzed in this study amounted to 5,953 after fulfilling the inclusion and exclusion criteria. Multivariate analysis using logistic regression test was used to determine the effect of vegetable and fruit consumption in causing stroke among DM population. The results showed that the prevalence of stroke among DM population was 2.7%. Multivariate analysis showed that people who consumed enough vegetables and fruits in IFLS-4 and IFLS-5 could reduce the risk of 89.9%. In respondents who consume enough vegetables and fruits in IFLS-4 and less in IFLS-5 can reduce the risk of 87.7%. The risk of stroke can be prevented or reduced by 16.8% if consuming enough vegetables and fruits based on the calculation of the size of the impact. There needs to be more rigorous screening to prevent strokes among DM population. In addition, it is necessary to improve the quality of the implementation of Posbindu NCDs from the government for monitoring risk factors and early detection of NCDs."
2019
T53007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>