Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176572 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sondang, Shintadewi
"Cyberbullying adalah fenomena yang terjadi setelah kemunculan internet yang diikuti dengan media sosial dalam kehidupan manusia sehari-hari. Cyberbullying adalah tindakan yang sama dengan bully tradisional, bedanya adalah cyberbullying tidak dilakukan secara langsung melainkan melalui internet dan media elektronik. Dalam jurnal ini secara spesifik membahas cyberbullying terhadap selebriti dengan studi kasus Young Lex, melalui media sosial twitter, yang dinyatakan sebagai media sosial dengan konten negatif terbanyak. Dalam proses bullying nya, Young Lex berperan sebagai receiver karena bullying dimulai oleh masyarakat, yang berperan sebagai sender. Metode yang digunakan adalah observasi konten pada twitter. Hasil penelitian menunjukan bahwa cyberbullying dilakukan masyarakat yang tidak menyukai identitas Young Lex, karena tutur kata dan perilakunya yang sebagian besar tidak sesuai dengan norma yang berlaku di Indonesia. Masyarakat ini dapat disebut sebagai haters Young Lex.
Cyberbullying is a phenomenon that occurs after the presence of the internet followed by social media in everyday human life. Cyberbullying is the same action as traditional bullying, the difference is cyberbullying does not done directly but through the internet and electronic media. This journal specifically discusses cyberbullying of celebrities with Young Lex as the study case, through twitter, which stated as media social with most negative contents in Indonesia. In the bullying process Young Lex plays more as a receiver, because bullying is started by the community, which acts as a sender. The method is content observation and literature reviews. The results showed that cyberbullying was carried out by people who didn`t like the identity of Young Lex because of his words and behaviour were not incompatible with the prevailing norms in Indonesia. This society can also be referred to as his haters."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nedya Farisia
"ABSTRAK
Media sosial berkembang dengan pesat saat ini dan menyediakan kenyamanan untuk berkomunikasi. Namun kenyamanan tersebut banyak disalahgunakan untuk memperlakukan orang lain dengan tidak layak di hadapan seluruh komunitas internet yang biasa disebut cyberbullying. Apabila cyberbullying gagal dicegah, akan sulit untuk melacak dan menanganinya. Salah satu senjata utama untuk mencegah aksi cyberbullying adalah dengan melakukan deteksi pada media sosial. Deteksi cyberbullying dapat dilakukan dengan menentukan apakah suatu post menyinggung topik sensitif yang bersifat pribadi seperti ras atau tidak. Dengan menentukan kata-kata terkait topik sensitif tersebut dan filter sentimen, deteksi tweet cyberbullying dilakukan dengan menggunakan metode klasifikasi Hyperpipes, Tree-based J48, dan SVM. Hasil menunjukkan bahwa algoritma hyperpipes dan decision tree menghasilkan hasil evaluasi yang terbaik dengan tingkat akurasi 85,32% dan 86,24%.

ABSTRACT
Social media is growing rapidly at the moment and provide convenience to communicate. But such convenience widely misused to treat other people with not decent before the entire internet community commonly called cyberbullying. If cyberbullying fail to prevent, it will be difficult to track down and deal with it. One of the main weapons to prevent acts of cyberbullying is to perform detection on social media. Detection of cyberbullying can be done by determining whether a post offend the sensitive topic of a personal nature such as racist or not. By determining the related words such sensitive topics and filter sentiment, cyberbullying tweet detection is done by using the method of classification Hyperpipes, Tree-based J48, and SVM. The results show that the algorithm hyperpipes and decision tree produces the best evaluation results with the accuracy of 85.32% and 86.24%.
"
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Danau Antariksa Tumengkol
"ABSTRAK
Makalah ini membahas pengaruh anonimitas terhadap cyberbullying di platform Social Media. Makalah ini merupakan tinjauan terhadap studi Barlett Gentile 2012 dan Hinduja Patchin 2006 mengenai korelasi antara cyberbullying dan anonimitas. Hasil peninjauan terhadap studi-studi tersebut menunjukkan bahwa anonimitas menyebabkan tingkat kecenderungan kita untuk berpikir sebelum bertindak di dunia online, dan menunjukkan efek cyberbullying yang bergantung pada pengetahuan korban atas identitas pelaku.

ABSTRACT
The focus of this paper is the effect of anonymity on cyberbullying, in relation to Social Media platforms. This paper will review and analyse past studies of Barlett Gentile 2012 and Hinduja Patchin 2006 on the correlation between cyberbullying and anonymity. The results of the reviewed studies indicated that anonymity effects the tendency to reflect on our actions, and that the effects of the cyberbullying depends on whether the victim knows the perpetrator. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yaumil Syafindra
"Peningkatan penggunaan media sosial yang telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari pada remaja, yang akan berdampak pula pada peningkatan perilaku negatif, seperti cyberbullying. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk cyberbullying pada korban remaja di media sosial, prakiraan dampak bentuk cyberbullying terhadap kemampuan kecerdasan emosional remaja, serta cara mitigasinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui teknik pengumpulan data yang meliputi studi literatur, studi dokumen dan wawancara. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis tematik kualitatif untuk mengidentifikasi bentuk cyberbullying pada korban remaja di media sosial, dan menganalisa prakiraan kualitatif menurut narasumber ahli, terkait prakiraan dampak cyberbullying terhadap kemampuan kecerdasan emosional remaja dalam penggunaan media sosial, serta cara mitigasi cyberbullying pada remaja. Hasil penelitian ini teridentifikasi temuan lima kasus korban cyberbullying remaja dalam bentuk flaming dan harassment di media sosial, yang memungkinkan korban remaja cenderung mengalami dampak terhadap kemampuan kecerdasan emosionalnya, dalam sulitnya untuk memahami dan mengelola emosi dirinya dan orang lain. Dengan sulitnya korban cyberbullying remaja untuk memahami dan mengelola emosinya, memungkinkan korban remaja cenderung untuk mengalami sulitnya membina hubungan sosial, ketidak percayaan diri, stres, depresi, dan mengalami kegagalan dalam prestasi belajar di sekolah. Serta, hasil penelitian dalam cara mitigasi cyberbullying terhadap remaja untuk memiliki kemampuan kecerdasan emosional yang baik, yaitu, pertama, dengan cara individu remaja untuk tidak merespon cyberbullying yang dialaminya. Kedua, dengan cara memastikan remaja mendapati dukungan dari lingkungan keluarga dan sekolah, yaitu, pastikan remaja dapat komunikasi yang baik oleh orang tuanya, dan pastikan remaja untuk dapat literasi oleh guru di sekolah, tentang penggunaan media sosial yang baik dan fenomena cyberbullying merupakan perilaku buruk.

The increased use of social media has become an integral part of daily life in adolescents, which will also have an impact on increasing negative behaviors, such as cyberbullying. This study aims to determine the form of cyberbullying on teenage victims on social media, the predicted impact of this form of cyberbullying on adolescents' emotional intelligence abilities, and how to mitigate it. This research used qualitative methods through data collection techniques which included literature studies, document studies and interviews. This study uses qualitative thematic analysis techniques to identify the form of cyberbullying on adolescents' victims on social media, and analyzes qualitative forecasts according to expert sources, related to forecasting the impact of cyberbullying on adolescents' emotional intelligence abilities in using social media, as well as how to mitigate cyberbullying on adolescents. The results of this study identified the findings of five cases of adolescent victims of cyberbullying in the form of flaming and harassment on social media, which allows adolescent victims to tend to experience an impact on their emotional intelligence abilities, in the difficulty of understanding and managing the emotions of themselves and others. With the difficulty of adolescent victims of cyberbullying to understand and manage their emotions, it is possible for adolescent victims to tend to experience difficulties in fostering social relationships, lack of self-confidence, stress, depression, and experience failure in academic achievement at school. In addition, the results of research on how to mitigate cyberbullying so that adolescents have good emotional intelligence abilities, namely first by how individual adolescents do not respond to the cyberbullying they experience. Second, by ensuring that adolescents get support from the family and school environment, namely ensuring that adolescents can communicate well with their parents, and ensuring that adolescents are literate by teachers at school, about good use of social media and the phenomenon of cyberbullying is bad behavior."
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifa Hasna Fairuz
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang dimiliki oleh tingkat penggunaan media sosial terhadap tingkat resiko viktimisasi online harassment pada mahasiswa angkatan 2013 Universitas X. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang didasari oleh Teori Aktivitas Rutin dari Cohen dan Felson dalam melihat resiko viktimisasi online harassment. Dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner, indikator-indikatornya telah ditentukan oleh penulis. Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan SPSS dan kajian teori serta jurnal peneltian yang digunakan. Dari 383 responden, hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan serta pengaruh antara pengguna tingkat penggunaan media sosial terhadap viktimisasi online harassment yang dialami oleh mahasiswa angkatan 2013 Universitas X.

ABSTRACT
This research aims to understand the extent of influence of the use of social media towards the risks of online harassment victimization on batch 2013 students of University X. this research ia a quantitative reseach that is based on Routine Activity Theory by Cohen and Felson in order to see the risks of online harassment victimization. Questionnare, which indicators have been determined by the writer, is used as an instrument in conducting this research. The received data is then analyzed by using SPSS, theoretica studies, and research journals. The result revealed by 383 respondents that there is a correlation and impacts between the social media usage level and the level of online harassment victimization that is experienced by batch 2013 students of University X."
2017
S68012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teta Muliantias
"Mitos kecantikan merupakan salah satu upaya masyarakat patriarki untuk mengendalikan kebebasan perempuan melalui bentuk standar kecantikan atau kecantikan yang ideal. Hal itu telah dikonstruksikan menjadi norma dan budaya sehingga apa yang dikatakannya menjadi kebenaran yang absolut. Penulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana iklan endorsement yang dilakukan oleh selebriti atau artis perempuan Indonesia secara tidak langsung menjadi salah satu agen yang melanggengkan mitos kecantikan terhadap perempuan. Melalui sudut pandang teori feminis radikal, hasil temuan data menunjukan adanya bentuk opresi terhadap perempuan yang terdapat dalam iklan krim pemutih wajah dan tubuh di media sosial Instagram.

The beauty myth is one of the efforts of patriarchal societies to control women`s freedom through an ideal form of beauty or beauty standards. It has been constructed into norms and culture so that what he says becomes absolute truth. This writing aims to see how endorsement advertisements conducted by Indonesian female celebrities or artists indirectly become one of the agents that perpetuate the beauty myth against women. From the point of view of radical feminist theory, the data findings show a form of oppression against women found in face and body whitening cream ads on social media Instagram."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yayuk Fitriani
"Perkembangan teknologi dan media kini menyebabkan terjadinya perubahan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dunia industri. Bisnis mulai merambah menuju digital, baik dalam cara penjualan maupun promosi. Salah satunya muncul sektor industri E-Commerce seperti Tokopedia dan berbagai kompetitor lainnya. Dalam menghadapi persaingan bisnis tersebut setiap perusahaan berusaha melakukan strategi komunikasi terbaik untuk menarik perhatian pelanggan. Salah satu cara yang sering digunakan yaitu dengan menerapkan customer relationship management (CRM) di media sosial. CRM dapat membantu perusahaan untuk membangun hubungan baik dengan pelanggan dan mendorong customer engagement. Demi tercapainya tujuan tersebut, perusahaan biasanya bekerja sama dengan celebrity endorser agar pesan yang ingin disampaikan melalui berbagai media dapat mencapai publik yang luas. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan usaha Tokopedia dalam menerapkan CRM di media sosial Twitter dengan bantuan celebrity endorser untuk meningkatkan customer engagement. Metode yang digunakan adalah analisis konten pada akun Twitter @tokopedia. Berdasarkan analisis tersebut ditemukan bahwa akun @tokopedia telah menerapkan CRM dengan baik, namun cenderung fokus kepada marketing saja. Jenis konten yang diunggah beragam, namun jumlah dan jenis engagement dalam setiap konten berbeda-beda. Engagement tinggi umumnya ada pada konten-konten yang terkait dengan selebriti asal Korea Selatan sebagai endorser.

The rapid growth of technology and media now led to changes in various field of life, including industry. Business are starting to go digital, both in terms of sales and promotion. One of example is E-Commerce industry has emerged, such as Tokopedia and other competitiors. In facing this business competition, every company tries to implement the best communication strategy to attract customer’s attention. One method that often used is by implementing customer relationship management (CRM) on social media. CRM helps companies to build good relationships with their customers and encourage customer engagement. In order to achieve these goals, companies usually work with celebrity endorser so the messages they want to convey through various media can reach wide publics. The purpose of writing this paper is to explain Tokopedia’s efforts in implementing CRM on Twitter with the help of celebrity endorsers to increase customer engagement. The method is content analysis on @tokopedia Twitter account. Based on this analysis, the result is @tokopedia has implemented CRM quite well, but tends to focus only on marketing. The types of content uploaded vary, but the number and type of engagement in each content varies too. High engagement generally exists on content related to South Korean celebrities as endorsers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Arif Sutariadi
"Riset ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam anime Oshi No Ko yang mengangkat fenomena perundungan daring yang dilakukan terhadap selebriti melalui Twitter dan mengaitkan adegan yang ditampilkan dengan penelitian-penelitian terdahulu. Saat ini, anime selain menjadi sarana hiburan juga dapat menjadi sarana edukasi melalui simbolisme. Simbolisme dalam anime berfungsi sebagai penekanan pesan yang ingin disampaikan tanpa bantuan dialog seperti melalui sebuah tindakan dalam adegan tertentu, latar, dan pemilihan lagu latar. Kajian ini akan menggunakan konsep anime, perundungan daring melalui sosial media Twitter, perundungan daring yang dialami selebriti, dan permintaan maaf sebagai upaya resolusi konflik. Metode penelitian yang dilakukan adalah observasi konten anime Oshi No Ko serta kajian literatur. Berdasarkan hasil temuan riset ini, ditemukan bahwa anime Oshi No Ko memanfaatkan simbol seperti penggunaan latar kamar gelap dan piala terjatuh di lantai sebagai simbol keadaan mental Kurokawa Akane. Berdasarkan hasil temuan, dapat disimpulkan bahwa anime Oshi No Ko menggunakan simbol yang signifikan dan jelas dalam penyampaian pesannya sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan. Kesuksesan anime Oshi No Ko juga dapat diterapkan dalam pembuatan iklan PSA agar dapat memanfaatkan media hiburan film sebagai metode penyampaian pesan.

This research aims to further dissect the anime Oshi No Ko that highlights cyberbullying phenomenon towards celebrities through Twitter and to connect the scenes depicted with findings from past research. As of today, anime does not only serve the purpose of entertainment, but they can also serve the purpose of educating audiences by utilizing symbolism in their narrative. Symbolism used in anime serves the purpose of conveying a message without the help of dialogues such as through settings, scenes, and soundtracks. This research uses the concept of anime, cyberbullying through social media (Twitter), cyberbullying towards celebrities, and apologies as a conflict resolution. The research method used in this research is content observation of the anime Oshi No Ko and literature review. Based on the findings of this research, Oshi No Ko uses symbols such as a dark room and a fallen trophy on the floor as a representation of Akane’s mental state. Therefore, it can be concluded that Oshi No Ko successfully relays their message by using significant and clear symbols. Oshi No Ko’s success can also be implemented on PSA advertisements by utilizing an entertainment media’s narrative as a method to convey their message.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Nurizkitha
"Perkembangan media sosial yang semakin canggih memberikan ruang bagi setiap individu dalam menampilkan citra diri dirinya di dunia digital. Tiktok, sebuah fenomena budaya, telah mendefinisikan ulang lanskap pengaruh, memungkinkan siapa pun untuk muncul sebagai 'influencer baru' dan membentuk kembali gagasan konvensional tentang popularitas dan publik. Penelitian dilakukan melalui studi etnografi virtual dengan cara mengamati aktivitas subjek secara online, melakukan wawancara mendalam, dan pengamatan terlibat secara online. Tulisan ini meneliti fenomena tren ulasan produk Shopee di Tiktok melalui praktik yang dilakukan oleh pembuat konten dan penonton sebagai sebuah imagined community yang memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana anggotanya bekerja dalam ruang digital dan membangun nilai-nilai. Temuan mengungkapkan interaksi dinamis antara pembuat konten (influencer), penonton, dan platform Tiktok, menyoroti peran ketiganya dalam membentuk nilai dan standar. Penelitian ini mengidentifikasi tiga wawasan utama: pertama, dinamika rumit antara pengguna dan platform Tiktok dalam konstruksi nilai dan standar; kedua, penerapan praktik micro-celebrity oleh pengguna sebagai sarana untuk menyesuaikan dan menegosiasikan nilai-nilai mereka dalam komunitas; dan ketiga, eksplorasi kekuasaan yang lebih luas, termasuk pengendalian pasar dan faktor ekonomi, yang berperan dalam membentuk perilaku pengguna di platform. Tulisan ini lebih dari sekadar menjelaskan bagaimana pengguna memandang dan menafsirkan penonton mereka, menyoroti hubungan beragam antara struktur Tiktok dan pengaruh eksternal yang berdampak pada perilaku pengguna, tulisan ini menawarkan pemahaman komprehensif tentang interaksi yang rumit antara pengguna, platform digital, dan masyarakat luas.

The rapid development of social media provides space for every individual to display their image in the digital world. Tiktok, a cultural phenomenon, has redefined the landscape of influence, allowing anyone to emerge as a 'new influencer' and reshaping conventional notions of popularity and public. The research was conducted through a virtual ethnographic study by observing the subject's activities online, conducting in- depth interviews, and engaging in online observations. This article examines the trending phenomenon of Shopee product reviews on Tiktok through the practices carried out by content creators and viewers as an imagined community that provides a framework for understanding how its members work in the digital space and build values. The findings reveal dynamic interactions between content creators (influencers), audiences, and Tiktok platform, highlighting the role of all three in shaping values and standards. This research reveals three main insights: first, the complex dynamics between users and the Tiktok platform in the construction of values and standards; second, the adoption of micro- celebrities by users as a means of appropriating and negotiating their values within the community; and third, an exploration of the broader power, including market control and economic factors, that play a role in shaping user behavior on the platform. This paper goes beyond simply explaining how users perceive and interpret their audience, highlighting the diverse relationships between Tiktok's structure and external influences that impact user behavior, it offers a comprehensive understanding of the complex interactions between users, the digital platform, and society at large."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bellinda Syane
"Karya akhir ini merupakan profiling lima kasus cyberbullying yang dialami oleh figur publik sosial selebritis Indonesia. Fokus studi ini adalah melakukan profiling korban cyberbullying yang dilihat sebagai bentuk kejahatan, menemukenali ciri-ciri selebriti yang rentan menjadi korban serta bentuk-bentuk viktimisasi serta reviktimisasi yang menyertai. Karya akhir ini mengunakan analisis data sekunder, yang bersumber dari data berita media online Indonesia, mengenai cyberbullying yang dialami publik figur. Analisis data dilakukan dengan pengelompokan cyberbullying oleh Willard dan victim profiling. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa ciri tertentu yang umumnya dimiliki selebriti korban cyberbullying, jenis cyberbullying yang hampir seragam, respons korban terhadap cyberbullying yang mereka alami, dan adanya revictimization yang dialami korban. Ciri tertentu selebriti korban cyberbullying yaitu korban sebagian besar merupakan perempuan dewasa yang berprofesi sebagai selebriti, dengan media sosial yang paling sering menjadi tempat cyberbullying adalah Instagram. Korban mengalami dampak emosional, finansial, psikologis, dan sosial. Respon korban terhadap cyberbullying yang mereka alami adalah counteraggression.

This final work is structured to analyze and profile five cases of cyberbullying experienced by social public figures, namely Indonesian celebrities. The focus in this case is the profiling victims of cyberbullying which is seen as a form of crime, the characteristics of celebrities who are vulnerable to becoming victims and the victimization and re-victimization that occur. The method used is secondary data analysis, sourced from Indonesian online media news data, regarding cyberbullying experienced by public figures. The analysis in this paper focuses on Willard's cyberbullying classification and victim profiles. The results of the analysis show that there are certain characteristics that are generally possessed by celebrity public figures who are victims of cyberbullying, the type of cyberbullying that is almost same, victim response to the cyberbullying that they experience, and the victim revictimization. A particular feature of celebrity victims of cyberbullying is that most of the victims are adult women who work as celebrities, with the social media that is most often used for cyberbullying is Instagram. Victims experience emotional, financial, psychological, and social impacts. The victim's response to the cyberbullying they experience is counteraggression."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>