Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181931 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gabriela Atalie
"Dukungan sosial pada mahasiswa dapat berasal dari banyak sumber, seperti orang terdekat dan bantuan dari civitas akademik. Meskipun telah mendapatkan dukungan sosial dari banyak sumber, tingkat kecemasan mahasiswa terus mengalami peningkatan. Beberapa studi terdahulu menunjukkan terdapat pengaruh trait extraversion terhadap kecemasan serta dukungan sosial pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran trait extraversion mempengaruhi peran dukungan sosial yang dipersepsikan dalam mengurangi kecemasan. Sebanyak 780 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia menjadi partisipan dalam penelitian ini. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multidimensional Scale of Social Support (MSPSS), Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25), dan Inventory Five Factor Model (IPIP-BFM-25). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived social support berkorelasi negatif dengan kecemasan. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara skor trait extraversion yang tinggi dengan kecemasan. Melalui analisis moderasi, ditemukan bahwa trait extraversion tidak memoderasi hubungan perceived social support dan kecemasan.

Social support among college students derived from many sources, such as significant others and faculty services. However, the level of anxiety in college students continue to increase. Past studies found that extraversion trait play significant role between perceived social support and anxiety. This study involving 780 college students from various universities in Indonesia. Psychological measurements used in this study are Multidimensional Scale of Social Support (MSPSS), Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25), and Five Factor Model Inventory (IPIP-BFM-25). Results indicate a significant negative correlations between perceived social support and anxiety. However, Extraversion trait is found not significant as a moderator between perceived social support and anxiety. High Extraversion score is also found not correlated with anxiety.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dheva Oktaverina
"Coronavirus disease 19 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) yang ditemukan pada akhir tahun 2019. Covid 19 tidak hanya menimbulkan keluhan fisik tetapi berisiko tinggi menyebabkan masalah psikososial. Masalah psikososial yang banyak dialami penyintas Covid 19 adalah kecemasan. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan yaitu terapi murottal. Case report ini bertujuan untuk mendeskripsikan intervensi terapi murottal untuk menurunkan kecemasan pada pasien Covid 19. Hasil implementasi menunjukan adanya penurunan tingkat kecemasan setelah dilakukan 3 kali intervensi terapi murottal. Terapi murottal tidak hanya membuat rileks tetapi juga sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan penerapan terapi murotal untuk menurunkan kecemasan pasien yang dirawat di rumah sakit.

Coronavirus disease 19 (Covid-19) is an infectious disease caused by Severe Acute Respiratory Syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) which was discovered at the end of 2019. Covid 19 not only causes physical complaints but is at high risk of causing psychosocial problems. The psychosocial problem that many Covid-19 survivors experience is anxiety. One of the interventions that can be done to reduce anxiety is murottal therapy. This case report aims to describe a murottal therapy intervention to reduce anxiety in Covid 19 patient. The results of the implementation show a decrease in the level of anxiety after 3 times of murottal therapy interventions. Murottal therapy is not only relaxing but also a way to meet the spiritual needs of the patient. Therefore, the authors recommend the application of murotal therapy to reduce anxiety in hospitalized patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hillary Nikita Setiawan
"Saat ini, masyarakat di seluruh dunia mulai menyadari bahaya krisis iklim akibat perilaku konsumsi pakaian. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengadopsi perilaku mengonsumsi produk ramah lingkungan. Sebelum konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian produk, konsumen perlu menaruh sikap terhadap produk tersebut. Salah satu faktor yang memengaruhi sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan adalah kecemasan lingkungan. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara kecemasan lingkungan dan sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan pada masyarakat Indonesia yang berusia produktif. Pengukuran variabel kecemasan lingkungan dilakukan dengan menggunakan alat ukur HEAS-13, sedangkan pengukuran variabel sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan dilakukan dengan menggunakan alat ukur ATGP. Partisipan penelitian ini adalah masyarakat Indonesia berusia produktif (N = 487). Hasil analisis Pearson Correlation menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecemasan lingkungan dan sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan pada masyarakat Indonesia yang berusia produktif, r(487) = 0.378, p < 0.01, one-tailed. Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang sedang dan positif antara kecemasan lingkungan dan sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dan temuan ini menjadi penelitian dasar yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecemasan lingkungan dan sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan pada masyarakat Indonesia berusia produktif.

Many people around the world realized the dangers of the climate crisis that happened because of clothing consumption. This issue encourages people to adopt green consumption behavior such as purchasing green clothing. Before consumers decide to buy green products, consumers need to pay attention to their attitude toward green products. One of the factors that influence attitude towards green clothing is eco-anxiety. This study wants to examine the relationship between eco-anxiety and attitude toward green product in the productive age of Indonesians. The measurement of eco-anxiety was carried out using HEAS-13, while the measurement of attitude toward green clothing was carried out using ATGP. Both of the measurements have been adapted and used green clothing as the products. The participants of this study were the productive age of Indonesians (N = 487). The results of the Pearson Correlation analysis show that there is a positive and significant relationship between eco-anxiety and attitude towards green clothing in the productive age of Indonesians, r(487) = 0.378, p < 0.01, one-tailed. Overall, it can be said that there is a moderate and positive relationship between eco- anxiety and attitudes towards green clothing. The results of this study are in line with previous studies and found that there is a positive and significant relationship between eco-anxiety and attitude towards green clothing in productive Indonesian people"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debi Zahirah Hariwijaya
"Kecurangan pada mahasiswa erat kaitannya dengan konteks kecurangan akademik. Namun, terdapat kecurangan pada konteks lain yang juga bisa terjadi pada mahasiswa. Dengan berbagai peranan yang dimiliki mahasiswa, munculnya kecurangan dapat menimbulkan banyak dampak buruk dalam jangka pendek ataupun di masa yg akan datang. Trait kepribadian menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi munculnya kecurangan pada konteks akademik, di mana konteks ini cukup banyak terjadi pada mahasiswa. Identitas moral diduga memoderasi hubungan antara keduanya. Peneliti ingin melihat pengaruh dari trait kepribadian terhadap kecurangan pada lingkup mahasiswa di Universitas Indonesia dengan melibatkan identitas moral sebagai moderator yang dapat memperkuat ataupun memperlemah munculnya kecurangan pada mahasiswa. Penelitian mengambil mahasiswa yang berkuliah di Universitas Indonesia sebagai partisipan dengan jumlah 196 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan The Mini-IPIP untuk mengukur trait kepribadian, Moral Identity Questionnare (MIQ) untuk mengukur identitas moral dan Tugas Matriks Angka untuk mengukur kecurangan. Hasil menunjukkan terdapat pengaruh dari trait conscientiousness terhadap kecurangan dengan arah pengaruh yang sejalan dengan munculnya kecurangan (r=0,126 p<0,05) dan identitas moral terbukti secara signifikan memoderasi hubungan antara trait conscientiousness terhadap kecurangan pada mahasiswa, di mana identitas moral melemahkan munculnya kecurangan dengan skor trait conscientiousness yang tinggi pada mahasiswa.

Dishonesty in college student is closely related to academic dishonesty. Personality trait often associated as one of the factors that influence the emergence of academic dishonesty. However, there is another dishonesty contexts that can also occur in students. With the various roles that college student have, the emergence of dishonesty can cause many effects in the short term or in the future. Personality trait is one of the factors that influence the emergence of dishonesty in the academic context, where this context occurs quite a lot in college student. Moral identity is alleged to moderate the relationship between the two variables. The study was conducted to find the effect of personality traits to dishonesty among college student with moral identity as moderator in Universitas Indonesia. The Participant consist of 196 Universitas Indonesia students. This study used The Mini-IPIP to measure personality traits, Moral Identity Questionnare (MIQ) to measure moral identity and Matrix Task to measure dishonesty. The result showed that there was an effect between conscientiousness and dishonesty with positive relationship (r=0,124; p<0,05) and moral identity proved to significantly moderate the relationship between conscientiousness and dishonesty among college student, where moral identity weaken the emergence of dishonesty."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Fhaatma Thaib
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat moderasi self-efficacy terhadap hubungan perceived social support dan distres psikologis pada mahasiswa. Responden dalam penelitian ini merupakan mahasiswa berusia 18-25 tahun yang berjumlah 519 orang, terdiri dari 394 orang perempuan (71%) dan 125 orang laki-laki (29%) dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara perceived social support dan distres psikologis (r=-0,283, p<0,001). Melalui analisis lebih lanjut, ditemukan bahwa terdapat efek moderasi self-efficacy tehadap hubungan perceived social support dengan distres psikologis pada mahasiswa. Perceived social support yang bersumber dari keluarga ditemukan sebagai prediktor penurunan distres psikologis yang lebih utama dibanding teman dan significant others. Implikasi penelitian ini sebagai rujukan intervensi dan penelitian lebih lanjut terkait distres psikologis pada mahasiswa.

This study was conducted to examine the moderating effect that can be given by
self-efficacy towards the relationship of perceived social support with
psychological distress among college students. Respondents in this study were
students aged 18-25 years, totaling 519 people, consisting of 394 women (71%)
and 125 men (29%) from various universities in Indonesia. The result indicated
negative and significant correlation between perceived social support and
psychological distress (r=-0,283, p<0,001). Through further analysis, it was found
that there is a moderating effect that can be given self-efficacy towards the
relationship of perceived social support with psychological distress among college
students. Perceived social support from family was a better predictor of reducing
psychological distress than friends and significant others. The implications of the
study as a reference for further intervention and research related to psychological
distress in college students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amaria Cahyani Kesuma
"Para awardee program IISMA yang diharuskan untuk menjalani perkuliahan selama satu semester di host university sangat mungkin mengalami berbagai tantangan akademik yang berpotensi memunculkan kegagalan sehingga dibutuhkan kemampuan resiliensi akademik yang baik agar awardees dapat bangkit dan menunjukkan performa yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self-compassion dan resiliensi akademik dengan perceived social support sebagai moderator. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner daring yang berisi tiga alat ukur (ARS-Indonesia, Self-compassion Scale (SCS), dan The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS)) kepada awardees program IISMA batch 1 dan 2. Hasil analisis data pada 157 partisipan menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara self-compassion dan resiliensi akademik (r = .646 (p < .001) serta antara perceived social support dan resiliensi akademik (r = .311 (p < .001). Akan tetapi, perceived social support tidak dapat memoderatori hubungan antara self-compassion dan resiliensi akademik F(3,153) = 37.4749 p > .05. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengevaluasi program IISMA khususnya dari segi psikologis para awardee saat berada di host country.

IISMA awardees who are required to attend lectures for one semester at the host university may encounter a variety of academic difficulties that could lead to failure. Therefore, awardees need strong academic resilience skills to overcome these difficulties in order to perform well. The aim of this study is to look at the relationship between self-compassion and academic resilience with perceived social support as the moderator. The study was conducted online by giving out questionnaires that include three measurement tools (ARS-Indonesia, Self-compassion Scale (SCS), The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) to IISMA alumni from batch 1 and 2. The result from data analysis on 157 participants showed a positive significant correlation between self-compassion and academic resilience (r = .646 (p < .001) as well as between perceived social support and academic resilience (r = .311 (p < .001) ) However, perceived social support cannot moderate the relationship between self-compassion and academic resilience F(3,153) = 37.4749 p > .05. This study is expected to be useful as a reference in evaluating the IISMA program, specifically in terms of the psychological factors of the awardees during the study program in the host country."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathya Tazkiadini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah trait mindfulness dapat memoderatori hubungan antara stres kerja dan kualitas tidur. Partisipan penelitian ini adalah karyawan startup dengan kelompok usia milenial yang bekerja di Jabodetabek. Jumlah partisipan perempuan sebanyak 93 orang dan jumlah partisipan laki-laki sebanyak 63 orang (N=150). Instrumen dalam penelitian ini adalah Pittsburgh’s Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur, Job Stress Survey (JSS) untuk mengukur stres kerja, dan Mindful Attention and Awareness Scale (MAAS) untuk mengukur trait mindfulness. Hasil penelitian menemukan bahwa model statistik signifikan (p< .05) dengan 17,80% varians skor kualitas tidur dapat dijelaskan oleh stres kerja dan trait mindfulness. Stres kerja (β=0,1099, t=2,5174, p<0,05) dan trait mindfulness (β=-0,0614, t=-3,2453, p<0,05) secara signifikan mempengaruhi kualitas tidur. Akan tetapi, trait mindfulness tidak ditemukan memoderasi kualitas tidur (β=-0,0036, t= -1,2363, p>0,05). Penelitian ini tidak membuktikan bahwa trait mindfulness dapat memberikan efek memoderasi hubungan antara stres kerja dan kualitas tidur
The purpose of this study was to find out whether trait mindfulness moderates the relationship between job stress and sleep quality. Participant in this study were startup employee in millenial age which located in Jabodetabek. There are 93 female participants and 63 male participants (N=150) in total. Instruments used in this study were Pittsburgh’s Sleep Quality Index (PSQI) for measuring sleep quality, Job Stress Survey (JSS) for measuring job stress, and Mindful Attention and Awareness Scale (MAAS) for measuring trait mindfulness. The result of this research found that statistic significant model (p< .05) with 17,80% variance of sleep quality was eplained by job stress and trait mindfulness. Job stress (β=0,1099, t=2,5174, p<0,05) and trait mindfulness (β=-0,0614, t=-3,2453, p<0,05) were significant predictors for sleep quality. However, trait mindfulness did not significantly moderates the relationship between job stress and sleep quality (β=-0,0036, t= -1,2363, p>0,05). This research did not proven the moderation effect of trait mindfulness in relationship between job stress and sleep quality."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Celine Chanetta
"Terlepas dari berbagai manfaat penggunaan Facebook, ada berbagai dampak negatif yang dapat timbul (Marina et al., 2018). Oleh karena itu, studi korelasional ini bertujuan untuk memahami hubungan antara Facebook dengan adiksi media sosial, ekstraversi, dan rasa kesepian. Sebanyak 852 peserta direkrut dari sampel populasi (Usia M = 28,94, SD = 13,98). Studi ini merupakan bagian dari studi besar sarjana tahun kedua yang dilakukan melalui survei online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya korelasi positif antara penggunaan Facebook dengan adiksi media sosial dan ekstraversi. Namun, bertentangan dengan hipotesa, hasil studi ini menunjukkan adanya korelasi negatif antara penggunaan Facebook dan rasa kesepian. Penelitian studi ini
berkontribusi untuk menambah wawasan mengenai peran tipe kepribadian akan dampak penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental individu. Namun, penelitian ini masih memiliki kekurangan. Salah satunya adalah karena studi ini merupakan studi korelasional, maka hasil penelitian tidak dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat antar variabel. Penelitian di masa depan dapat membuat studi eksperimental untuk mempelajari hubungan kausalitas pada setiap variabel.

Despite of the various benefits of using Facebook, it could lead to some issues (Marina et al., 2018).
This correlational study aimed to understand the relationship between Facebook with social media addiction,
extraversion, and loneliness. A total of 852 participants, were recruited from a community sample (M age =
28.94, SD = 13.98). This study was part of a bigger second-year undergraduate study that was conducted through
online surveys. The result showed a positive correlation between Facebook use and the two variables (social
media addiction, extraversion). However, contrary to the hypothesis, a negative correlation between Facebook
use and loneliness was found. This study gave insights for future research that would like to investigate the role
of personality traits and psychological variables (e.g., loneliness) in Facebook use. However, one limitation for
this correlational study was the inability to draw causal inferences between the variables. Therefore, future
studies may conduct experimental studies to examine causal relationships between each variable.
Keywords: Extraversion; Facebook; Loneliness; Social Media Addiction
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Ahmad
"Mahasiswa berada pada usia dewasa awal yang sedang mengalami transisi kemandirian secara ekonomi. Permasalahan banyaknya pengangguran pada usia muda menimbulkan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa. Secara teori, dukungan sosial teman dan optimisme dapat membantu individu dalam mengurangi kecemasannya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman dan optimisme dengan kecemasan menghadapi dunia kerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian survei dan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Pada penelitian ini, responden diambil dengan menggunakan teknik simple random probability sampling sebanyak 165 responden mahasiswa tingkat akhir (angkatan 2020) di Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial, Universitas Indonesia. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Kendall’s Tau-b. Hasil analisis data menunjukkan bahwa dukungan sosial teman dan kecemasan menghadapi dunia kerja memiliki hubungan yang lemah dan negatif, yakni - 0,231. Sedangkan, hasil analisis data antara optimisme dengan kecemasan menghadapi dunia kerja menunjukkan hasil yang cukup dan negatif, yakni - 0,440. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa optimisme lebih berhubungan dengan kecemasan menghadapi dunia kerja dibandingkan dukungan sosial teman dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia.

Students who are at early adulthood, experiencing economic independence. However, the numerous unemployment issues among young people create anxiety when facing the working world among students. Theoretically, social support from friends and optimism can help individuals reduce their anxiety. This study aims to analyze the relationship between peer social support and optimism with anxiety when facing the working world. This study uses a quantitative approach with a survey and questionnaire as the research instruments. In this study, 165 final-year students (Class of 2020) from the Faculty of Political Science and Social Sciences, University of Indonesia were selected using simple random probability sampling. Data analysis in this study used Kendall’s Tau-b correlation test. The results of the data analysis show that peer social support and anxiety when facing the working world have a weak and negative relationship, with a value of -0.231. Meanwhile, the results of the data analysis between optimism and anxiety when facing the working world show a significant and negative result, with a value of -0.440. Therefore, it can be concluded that there is a difference in the relationship between peer social support and optimism with anxiety when facing the working world among final-year students at the Faculty of Political Science and Social Sciences, University of Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olga Meidelina
"ABSTRAK
Berbicara mengenai kesuksesan maskapai penerbangan tidak akan lepas dari awak kabinnya. Awak kabin yang memiliki keterlibatan kerja yang tinggi akan dapat memberikan performa yang baik pada pekerjaannya. Keterlibatan kerja dapat semakin meningkat dengan adanya dukungan sosial terutama saat ada tuntutan kerja yang tinggi. Awak kabin memiliki tuntutan kerja yang tinggi seperti harus bekerja dalam ruangan sempit, jam kerja yang panjang, dan harus dapat melayani pelanggan sekalipun mereka agresif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran dukungan sosial sebagai moderator pada pengaruh tuntutan kerja terhadap keterlibatan kerja pada awak kabin di Indonesia. Sampel penelitian adalah 45 awak kabin dengan lama kerja minimal satu tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional untuk melihat hubungan antara ketiga variabel dan analisis regresi untuk melihat efek moderasi dari dukungan sosial. Penelitian ini menggunakan kuesioner UWES (Utrecht Work Engagement Scale-9) untuk mengukur keterlibatan kerja dan bagian dari COPSOQ (Copenhagen Psychosocial Questionnaire) untuk mengukur tuntutan kerja kuantitatif dan dukungan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tuntutan kerja dan dukungan sosial berkorelasi positif dengan keterlibatan kerja, namun tidak ditemukan efek moderasi dukungan sosial pada pengaruh tuntutan kerja terhadap keterlibatan kerja (b3=0,01,t=0,165, p>0,05). Dengan demikian pihak perusahaan diharapkan dapat mengatur beban kerja awak kabin sehingga tuntutan kerjanya tidak terlalu banyak melebihi kapasitas agar keterlibatan kerja dan kinerjanya tetap optimal. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>