Ditemukan 68492 dokumen yang sesuai dengan query
Vanadya Adistiara
"Semakin ketatnya persaingan bisnis dengan munculnya banyaknya saingan baru. Hal ini membuat marketers menggunakan strategi komunikasi pemasaran seperti iklan. Walaupun begitu dengan menggunakan iklan, seseorang bisa terpapar iklan sebanyak 600 kali dalam sehari sehingga marketers mulai menggunakan celebrity endorsement sebagai strategi komunikasi pemasaran. Kini marketers mulai menggunakan K-pop idol sebagai celebrity endorser brand mereka. K-pop kini mulai menjamur dan menjadi tren di seluruh dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji strategi pemasaran komunikasi pemasaran dengan menggunakan K-pop idol sebagai celebrity endorser dimulai dari lingkup periklanan di Korea Selatan hingga di Indonesia. Ditemukan bahwa alasan penggunaan K-pop idol sebagai celebrity endorser karena popularitas yang dimiliki mereka. K-pop idol juga memiliki citra yang baik dan kesamaan dengan brand dan konsumen. Penggunaan K-pop idol sebagai celebrity endorser dengan tepat akan meningkat penjualan dari brand tersebut.
In business competition, it is getting intense with new competitors enter the market. To solve this matter, marketers use marketing communication strategy such as advertisements. On the other hand, by using advertisements, someone can be exposed to advertisements 600 times a day, so marketers decided to start using celebrity endorsement as a marketing communication strategy. Nowadays marketers start to use K-pop idols as their celebrity endorser for their brand. K-pop is now starting to spread and become a trend around the world. The purpose of this study is to examine communication marketing strategies using K-pop idols as celebrity endorsers, from advertising promotions in South Korea to Indonesia -pop idols as celebrity endorsers because of their recognized popularity. K-pop idols also have a good image and similarity with brands and consumers. The use of K-pop idols as celebrity endorsers will increase sales of the brand, if the brand uses it accurately."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Aisya Jenina Albayroni
"K-pop marketing merupakan strategi pemasaran khusus yang dilakukan oleh agensi hiburan K-pop yang menaungi para artis Korea Selatan kelas dunia. Artikel ini membahas tentang bagaimana NewJeans dengan agensi hiburannya, ADOR, meluncurkan strategi pemasaran baru yang lebih segar dan jarang ditemukan pada artis K-pop lain, hingga meraih banyak penghargaan meskipun usia grupnya masih terbilang muda. NewJeans merupakan grup K-pop yang debut pada tahun 2022, namun sudah menerima atensi yang sangat tinggi dari penggemar K-pop maupun masyarakat umum di dunia. Penelitian ini dilakukan menggunakan kajian literatur, disertai dengan analisa akun media sosial, aplikasi ponsel, dan situs web yang dimiliki NewJeans. Hasil penelitian ini mengungkapkan bagaimana strategi yang dibentuk, seperti strategi dalam proses debut, penggunaan aplikasi fans relations, dan viral marketing berhasil diterapkan oleh ADOR dan NewJeans.
K-pop marketing is a distinctive marketing strategy carried out by K-pop entertainment agencies who debuts world-class South Korean artists. This article discusses how NewJeans and its entertainment agency, ADOR, launched a new marketing strategy that is fresher and rarely found in other K-pop artists, and leads them to win many awards despite the relatively young age of the group. NewJeans is a K-pop group that debuted in 2022, but has received very high attention from K-pop fans and the general public around the world. This research was conducted using literature review methods, as well as by carrying out analysis of social media, phone applications, and website owned by NewJeans. The results of this study reveal how strategies were established, such as strategies in the debut process, using fan relations applications, and viral marketing that were successfully implemented by ADOR and NewJeans."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Dita Azzura Fredella
"Popularitas industri hiburan Korea Selatan mengalami perkembangan pesat dalam satu dekade terakhir dan K-pop menjadi salah satu faktor pendorong di balik popularitas tersebut. Hal ini tidak lepas dari beragam strategi pemasaran yang dilakukan oleh agensi pengelola dalam memasarkan musik para artisnya. Agensi pengelola sangat pandai penggunakan media sosial untuk meningkatkan kesadaran akan artis dan musik baru, berinteraksi dengan penggemar, dan mendistribusikan musik dengan biaya yang relatif rendah. Salah satu strategi yang kini mulai dilirik oleh banyak agensi pengelola adalah transmedia storytelling, sebuah strategi perluasan narasi yang didistribusikan melalui berbagai saluran media untuk menambah wawasan baru terhadap keseluruhan narasi. Strategi ini telah digunakan oleh beberapa grup, tetapi perluasan narasi yang kompleks terlihat dari SM Culture Universe (SMCU) milik SM Entertainment dan Bangtan Universe milik BTS. SMCU menggunakan jenis transmedia bergaya West Coast yang bersifat ringan, sedangkan Bangtan Universe menggunakan perpaduan gaya West Coast dan East Coast yang bersifat lebih interaktif. Kedua semesta ini menggunakan pendekatan media yang berbeda yang menyesuaikan dengan narasi yang mereka angkat. Melalui transmedia storytelling, baik SMCU maupun Bangtan Universe membuka ruang partisipasi bagi penggemar untuk terlibat dalam narasi utama melalui petunjuk-petunjuk kecil yang diberikan dalam setiap media. Hal ini tentunya akan semakin membangun loyalitas antara artis dan penggemarnya.
The popularity of South Korean entertainment industry has grown rapidly in the last decade and K-pop is one of the supporting factors of this popularity. This is inseparable from the various marketing strategies conducted by the management agency to promote the music of its artists. Management agencies are very good at using social media to raise awareness of new artists and music, interact with fans, and distribute music at a relatively low cost. One strategy that is looked by many management agencies nowadays is transmedia storytelling, a narrative expansion strategy that is distributed through various media channels to add new insights to the overall narrative. This strategy has been used by several groups, but the complex narratives is seen in SM Entertainment's SM Culture Universe (SMCU) and BTS's Bangtan Universe. SMCU uses West Coast Transmedia style, meanwhile Bangtan Universe uses a blend of West Coast and East Coast styles that are more interactive. These two universes use different media approaches that conform to the narratives they adopt. Through transmedia storytelling, both SMCU and Bangtan Universe open up space for fans to be involved in the main narrative through small clues given in each medium. This of course will further build loyalty between the artist and the fans."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Dita Azzura Fredella
"Popularitas industri hiburan Korea Selatan mengalami perkembangan pesat dalam satu dekade terakhir dan K-pop menjadi salah satu faktor pendorong di balik popularitas tersebut. Hal ini tidak lepas dari beragam strategi pemasaran yang dilakukan oleh agensi pengelola dalam memasarkan musik para artisnya. Agensi pengelola sangat pandai penggunakan media sosial untuk meningkatkan kesadaran akan artis dan musik baru, berinteraksi dengan penggemar, dan mendistribusikan musik dengan biaya yang relatif rendah. Salah satu strategi yang kini mulai dilirik oleh banyak agensi pengelola adalah transmedia storytelling, sebuah strategi perluasan narasi yang didistribusikan melalui berbagai saluran media untuk menambah wawasan baru terhadap keseluruhan narasi. Strategi ini telah digunakan oleh beberapa grup, tetapi perluasan narasi yang kompleks terlihat dari SM Culture Universe (SMCU) milik SM Entertainment dan Bangtan Universe milik BTS. SMCU menggunakan jenis transmedia bergaya West Coast yang bersifat ringan, sedangkan Bangtan Universe menggunakan perpaduan gaya West Coast dan East Coast yang bersifat lebih interaktif. Kedua semesta ini menggunakan pendekatan media yang berbeda yang menyesuaikan dengan narasi yang mereka angkat. Melalui transmedia storytelling, baik SMCU maupun Bangtan Universe membuka ruang partisipasi bagi penggemar untuk terlibat dalam narasi utama melalui petunjuk-petunjuk kecil yang diberikan dalam setiap media. Hal ini tentunya akan semakin membangun loyalitas antara artis dan penggemarnya.
The popularity of South Korean entertainment industry has grown rapidly in the last decade and K-pop is one of the supporting factors of this popularity. This is inseparable from the various marketing strategies conducted by the management agency to promote the music of its artists. Management agencies are very good at using social media to raise awareness of new artists and music, interact with fans, and distribute music at a relatively low cost. One strategy that is looked by many management agencies nowadays is transmedia storytelling, a narrative expansion strategy that is distributed through various media channels to add new insights to the overall narrative. This strategy has been used by several groups, but the complex narratives is seen in SM Entertainment's SM Culture Universe (SMCU) and BTS's Bangtan Universe. SMCU uses West Coast Transmedia style, meanwhile Bangtan Universe uses a blend of West Coast and East Coast styles that are more interactive. These two universes use different media approaches that conform to the narratives they adopt. Through transmedia storytelling, both SMCU and Bangtan Universe open up space for fans to be involved in the main narrative through small clues given in each medium. This of course will further build loyalty between the artist and the fans."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nayla Faiza Ramadhani
"Studi ini bertujuan untuk menganalisis aktivasi pemasaran Aespa guna memahami bagaimana brand image bertema cyberpunk mereka selaras dengan prinsip-prinsip Integrated Marketing Communication (IMC). Melalui pendekatan analisis kualitatif terhadap materi promosi seperti logo, merchandise, kolaborasi merek, dan acara interaktif, penelitian ini mengidentifikasi strategi-strategi kunci yang mendukung identitas futuristik dan cyberpunk grup Aespa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsistensi elemen branding tematik, baik melalui visual maupun pengalaman interaktif, berhasil memperkuat asosiasi konsumen terhadap estetika unik Aespa. Studi ini menyoroti pentingnya narasi merek yang kohesif di berbagai platform untuk membangun brand image yang kuat dan mudah dikenali. Implikasi praktis penelitian ini menunjukkan bahwa merek dapat meningkatkan keterlibatan dan loyalitas konsumen melalui penerapan konsistensi tematik dan eksplorasi tren budaya. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk mengeksplorasi pengukuran kuantitatif persepsi konsumen dan membandingkan efektivitas strategi branding tematik di antara grup K-pop lainnya.
This study examines Aespa’s marketing activations to understand how their cyberpunk-themed brand image aligns with integrated marketing communication (IMC) principles. Utilizing a qualitative analysis of Aespa’s promotional materials, including logos, merchandise, brand collaborations, and interactive events, the research identifies key strategies that contribute to their futuristic and cyberpunk identity. Findings reveal that consistent thematic branding, through visual elements and interactive experiences, strengthens consumer association with the group’s unique aesthetic. The study highlights the effectiveness of maintaining a cohesive brand narrative across multiple platforms to build a strong, recognizable brand image. Practical implications suggest that brands can enhance engagement and loyalty by adopting thematic consistency and leveraging cultural trends. Future research could further explore quantitative measures of consumer perception and compare thematic branding strategies across different K-pop groups."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Syifa Nabilah Humaira
"Strategi Marketing Public Relations atau MPR merupakan salah satu cara meningkatkan pelayanan atau produk. Tulisan ini dikhususkan untuk perusahaan musik asal Korea Selatan, SM Entertainment, yang menggunakan strategi MPR dalam pemasaran artisnya, EXO. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui strategi MPR apa yang mereka gunakan serta mana yang paling mempengaruhi pemasarannya. Analisis yang dilakukan melalui berbagai artikel berita dan hasil interpretasi penulis yang didukung oleh data, baik dari media sosial hingga prestasi yang dihasilkan oleh EXO. Tulisan ini didukung oleh teori dari public relations dan konsep marketing public relations. Hasil analisis memperlihatkan bahwa strategi marketing public relations dengan komponen lain didalamnya mampu membuat serta meningkatkan produk dan pendapatan perusahaan.
Strategy of Marketing Public Relations or MPR is one way to improve service or product. This paper is devoted to a South Korean music company, SM Entertainment, which uses the MPR strategy in its artist marketing, EXO. The purpose of this paper is to find out what MPR strategies they are using and which are most influencing their marketing. The analysis is done through various news articles and interpretation results of the author supported by the data, both from social media to the achievements generated by EXO. This paper is supported by the theory of public relations and the concept of marketing public relations. The results of the analysis show that public relations marketing strategy with other components in it is able to make and improve product and income company. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Maudy Amanda Syafira
"Dalam beberapa tahun terakhir, musik populer yang berasal dari Korea Selatan atau Korean Pop (K-Pop) mengalami perkembangan yang sangat pesat dan meluas secara global. Demi menjangkau para penggemar dan khalayak luas, NCT sebagai grup K-Pop menggunakan global marketing sebagai salah satu strategi untuk memasarkan grupnya ke ranah global. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis global marketing yang dilakukan oleh NCT ketika melakukan aktivitas pemasaran dalam konteks global melalui pendekatan standardization dan adaptation di wilayah Amerika dan Asia Tenggara. Perolehan data dilakukan menggunakan metode desk research, melalui berbagai sumber yang dipublikasi. Meskipun aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh NCT kepada kedua negara tersebut terlihat sama, hasil analisis menunjukkan bahwa pada saat memasuki pasar Amerika, NCT lebih banyak mengupayakan marketing mix berupa promotion. Sebaliknya, pada konteks Asia Tenggara NCT lebih mengoptimalkan marketing mix berbentuk product.
In recent years, popular music originating from South Korea or Korean Pop (K-Pop) has developed very rapidly and is expanding globally. In order to reach fans and a wide audience, NCT as a K-Pop group uses global marketing as a strategy to market the group to the global realm. This paper aims to analyze the global marketing carried out by NCT when carrying out marketing activities in a global context through standardization and adaptation approaches in the Americas and Southeast Asia. The data was obtained using the desk research method, through various published sources. Although the marketing activities carried out by NCT for the two countries look the same, the results of the analysis show that when entering the American market, NCT mostly strives for the marketing mix in the form of promotion. On the other hand, in the context of Southeast Asia, NCT optimizes the marketing mix in the form of products."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Raihanah Aqila,author
"Saat ini, banyak perusahaan atau brand yang menggunakan brand ambassador sebagai bagian dari strateginya, salah satunya menjadikan artis asal Korea Selatan, seperti aktor dan idol group sebagai brand ambassador dari produk nya. Penelitian ini menganalisis strategi penggunaan S.Coups, Wonwoo, dan Vernon Seventeen sebagai Brand Ambassador dalam kampanye Lead The Wave Chitato berdasarkan fungsi Publicity, strategi Three Ways Strategy, dan manfaat brand ambassador. Dan, melalui metode penelitian desk study. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan brand ambassador mampu menciptakan sentimen positif melalui kesamaan nilai antara Chitato dan Seventeen, yaitu self-producing dan autentisitas. Strategi Three Ways yang diterapkan meliputi push strategy melalui promosi langsung di media sosial dan iklan; pull strategy melalui konten tantangan interaktif yang mendorong partisipasi audiens; serta pass strategy yang memanfaatkan komunitas penggemar untuk memperluas pesan melalui word-of-mouth. Selain itu, manfaat brand ambassador mencakup peningkatan visibilitas merek, perluasan jangkauan audiens terutama generasi muda, dan penguatan identitas kampanye. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa kolaborasi dengan idol K-Pop sebagai brand ambassador efektif dalam meningkatkan kesadaran merek, menciptakan keterhubungan emosional dengan audiens, dan mengikuti tren pemasaran global yang relevan.
Many companies or brands use brand ambassadors as part of their strategies, including selecting South Korea artists, such as actors and idol groups as their brand ambassadors. This research analyzes the strategy of using S.Coups, Wonwoo, and Vernon Seventeen as Brand Ambassadors in Chitato's Lead The Wave campaign based on the publicity function, Three Ways Strategy, and brand ambassador benefits. And through the desk study as a research method in this article. The results of the analysis show that the use of brand ambassador is able to create positive sentiment through the similarity of values between Chitato and Seventeen, namely self-producing and authenticity. The Three Ways Strategy applied includes push strategy through direct promotion on social media and advertisements; pull strategy through interactive challenge content that encourages audience participation; and pass strategy that utilizes the fan community to expand the message through word-of-mouth. In addition, brand ambassador benefits include increased brand visibility, expanded audience reach especially the younger generation, and strengthened campaign identity. The conclusion of this study confirms that collaboration with K-Pop idols as brand ambassador is effective in increasing brand awareness, creating an emotional connection with the audience, and keeping up with relevant global marketing trends."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
Unggah4 Universitas Indonesia Library
Afifa Alma Suhaila
"Brand communication merupakan semua upaya yang dilakukan perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan konsumen potensial. Media sosial menjadi sarana yang populer digunakan sebagai alat pemasaran oleh brand atau pemasar untuk menjangkau konsumen di era digital ini. Pemasaran media sosial membantu brand dalam membangun hubungan yang bersahabat dengan konsumen melalui keterlibatan langsung dan mempengaruhi persepsi mereka tentang brand, serta menyebarkan informasi sekaligus belajar dari dan tentang konsumen mereka. Tujuan penulisan makalah ini ialah menganalisis praktik brand communication yang dilakukan Tokopedia pada kampanye ‘Waktu Indonesia Belanja’ melalui pemasaran media sosial Instagram dengan target konsumen yang tergabung dalam fandom K-pop. Hasil analisis makalah ini menunjukkan tiga elemen penting dalam brand communication yang diasosiasikan dengan dua kunci pemasaran media sosial yang berbasis hubungan dan menyesuaikan karakteristik konsumen.
Brand communication is all the efforts made by the company in communicating with their potential consumers. Social media is a popular marketing tool used by brands or marketers to reach consumers in this digital era. Social media marketing helps brands build friendly relationships with consumers through direct interaction and influencing their perceptions of the brand, as well as learning both information from and about their consumers. The purpose of this paper is to analyze the brand communication practices carried out by Tokopedia in the ‘Waktu Indonesia Belanja’ campaign through social media marketing via Instagram targeting consumers who identify themselves as a members of the K-pop fandom. The results of this paper's analysis show three important elements in brand communication that are associated with the two keys of relationship-based social media marketing that are adapting to consumers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
"Persaingan disetiap sektor pemasaran semakin tajam, disinilah tugas anda sebagai petugas di bagian marketing untuk semakin efektif menyampaikan pesan Anda kepada pelanggan. Komunikasi yang mengandung arti dan efektif, sangat memegang peranan penting dalam usaha Anda untuk mencapai keberhasilan."
384 WACA 7:26 (2009)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library