Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 218805 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakhri Muhamad Rizaldi
"ABSTRAK
Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit yang paling sering ditemukan pada populasi lansia di perkotaan. Lansia merupakan populasi yang rentan mengalami DM. Faktor risiko penyakit DM pada lansia di perkotaan adalah kurangnya aktivitas fisik. Gejala DM yang umum ditemui di perkotaan adalah penurunan sensitivitas kaki yang berdampak rasa kebas dan kesemutan pada kaki. Salah satu intervensi yang tepat diberikan untuk menangani gejala tersebut adalah peningkatan sensitivitas kaki melalui senam kaki dan terapi SPA kaki. Senam kaki dan terapi SPA bermanfaat untuk melancarkan sirkulasi darah dan meningkatkan sensitivitas kaki. Praktik profesi ini bertujuan untuk menguji intervensi senam kaki dan terapi SPA kaki untuk meningkatkan sensitivitas kaki pada lansia dengan DM. Hasil asuhan keperawatan yang dilakukan selama 12 kali pertemuan menunjukkan peningkatan nilai sensitifitas kaki kanan dari 5 menjadi 8 dan kaki kiri dari 5 menjadi 7. Intervensi keperawatan ini perlu dilakukan secara rutin untuk mendapatkan efek yang lebih baik.

ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) is one of the most common diseases in the elderly population in urban areas. Elderly is a population that is vulnerable to DM. The risk factors in the elderly in urban areas is lack of physical activity. The symptoms of diabetes mellitus that is commonly found in urban areas is a decrease in foot sensitivity that affects numbness and tingling in the legs. The interventions given to treat these symptoms is an increasing in foot sensitivity which is foot exercises and foot SPA therapy. Foot exercises and SPA therapy are useful for blood circulation and increasing foot sensitivity. The study aims to examine foot exercises intervention and foot SPA therapy to improve foot sensitivity in elderly with DM. The results of nursing care carried out for 12 meeting showed an increasing in the sensitivity of the right foot from 5 to 8 and the left foot from 5 to 7. This nursing intervention needs to be done routinely to get a better effect."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suyanto
"[ABSTRAK
Penderita neuropati perifer diabetik yang mengalami penurunan sensasi kaki dapat
berakibat terjadinya luka diabetik. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas
kombinasi senam kaki diabetik dan terapi SPA terhadap peningkatan sensasi kaki
pada pasien dengan neuropati perifer diabetik. Penelitian ini menggunakan kuasi
experimental pretest-posttest design with control group dengan jumlah sample 35
orang yang didapat dengan tehnik purposive sampling. Pengukuran sensasi kaki
dilakukan pada hari pertama minggu ke-1 dan hari terakhir minggu ke-4 perlakuan.
Sampel penelitian yaitu pasien neuropati perifer diabetik dengan skor sensasi kaki
maksimal 8. Hasil uji mann whitney menunjukkan ada perbedaan rerata
peningkatan sensasi kaki yang diberikan kombinasi senam kaki diabetik dan terapi
SPA dibandingkan hanya diberikan tindakan senam kaki diabetik (p value < 0.05).
Tindakan kombinasi senam kaki diabetik dan terapi SPA lebih efektif dalam
meningkatkan sensasi kaki yang akan berpengaruh terhadap menurunnya resiko
luka pada pasien DM.

ABSTRACT
Diabetic peripheral neuropathy patients with decreasing in foot sensation will
impact on diabetic ulcers. This study aims to explore the effect of combination
between diabetic legs exercise and SPA therapy on foot sensitivity escalation
among patients with diabetic peripheral neuropathy. This study used quasiexperimental
pretest-posttest design with control group with 35 respondents and
recruited by purposive sampling methode. Data were collected from patients with
peripheral diabetic neuropathy and had 8 maximum score of foot sensitivity.. Foot
sensitivity was measured on the 1st day of intervention and end day of intervention.
Mann whitney test analysis showed significant differences on foot sensitivity with
combination of diabetic legs exercise and SPA therapy compare to diabetic legs
exercise only (p value < 0.05). It can be inferred that combination of diabetic legs
exercise and SPA therapy are more effective to increase legs sensitivity. Therefore,
combined effect of those therapies may eventually decrease diabetic ulcers risk., Diabetic peripheral neuropathy patients with decreasing in foot sensation will
impact on diabetic ulcers. This study aims to explore the effect of combination
between diabetic legs exercise and SPA therapy on foot sensitivity escalation
among patients with diabetic peripheral neuropathy. This study used quasiexperimental
pretest-posttest design with control group with 35 respondents and
recruited by purposive sampling methode. Data were collected from patients with
peripheral diabetic neuropathy and had 8 maximum score of foot sensitivity.. Foot
sensitivity was measured on the 1st day of intervention and end day of intervention.
Mann whitney test analysis showed significant differences on foot sensitivity with
combination of diabetic legs exercise and SPA therapy compare to diabetic legs
exercise only (p value < 0.05). It can be inferred that combination of diabetic legs
exercise and SPA therapy are more effective to increase legs sensitivity. Therefore,
combined effect of those therapies may eventually decrease diabetic ulcers risk.]
"
2015
T43551
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Oktaviani
"Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit di dunia yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kementrian Kesehatan RI (2022) memproyeksikan lebih dari setengah miliar, yakni 537 juta manusia di seluruh dunia hidup dengan diabetes dan akan mencapai 643 juta pada tahun 2030. Penderita DM di Kelurahan Jatijajar juga tercatat sejumlah 860 orang pada tahun 2022, dimana hanya 837 orang mendapatkan pelayanan kesehatan. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran hasil penerapan praktik berbasis bukti pada pengelolaan Diabetes Melitus melalui asuhan keperawatan pada keluarga Ibu PS di RT.02/RW.04 Kelurahan Jatijajar. Metode penulisan yang digunakan adalah laporan studi kasus dengan penerapan senam kaki diabetes dalam 10 kali kunjungan. Tolak ukur keberhasilan intervensi ini dilihat berdasarkan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah serta hasil tes monofilamen. Hasil pemeriksaan glukosa darah pada Ibu PS sebelum intervensi sebesar 178 mg/dl dengan tes monofilamen, 6/9 pada kaki kanan dan 7/9 pada kaki kiri. Setelah dilakukan intervensi selama 10 kali, kadar glukosa darah Ibu PS sebesar 90 mg/dl dengan tes monofilamen, 9/9 pada kaki kanan dan 9/9 pada kaki kiri. Berdasarkan hal tersebut, senam kaki diabetes terbukti berhasil untuk mengontrol kadar glukosa darah serta mencegah neuropati perifer sehingga dapat diterapkan oleh perawat pada wilayah kerja binaannya.

Diabetes mellitus (DM) is a disease in the world that is increasing every year. The Indonesian Ministry of Health (2022) projects that 537 million people in the world have diabetes, and this will reach 643 million people in 2030. In 2022, there were 860 people in Kelurahan Jatijajar who were detected to have diabetes, but only 837 had treatment at the health services. This scientific paper was written to provide an overview of the results of implementing evidence-based practices in diabetes mellitus through nursing care for Mrs. PS, who lives in RT.02/RW.04 Kelurahan Jatijajar. The writing method used is a case study report made by doing diabetes foot exercises 10 times. The success of this intervention is measured based on the results of checking blood glucose levels and the results of the monofilament test. Before the intervention, the glucose level of Mrs. PS was 178 mg/dl, and the monofilament test results were 6/9 on the right leg and 7/9 on the left leg. After 10 interventions, Mrs.PS's blood glucose level was 90 mg/dl, and monofilament test results were 9/9 on the right leg and 9/9 on the left leg. Therefore, family caregivers can apply diabetic foot exercises to control blood glucose and prevent peripheral neuropathy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniasih
"Perkembangan global yang terjadi saat ini menyebabkan Indonesia khususnya di daerah perkotaan mendapat pengaruh dari luar seperti pengaruh pola makan gaya barat yang mengandung makanan-makanan instan yang banyak mengandung kadar gula tinggi, kolesterol, zat pengawet, dan zat-zat campuran lainnya. Hal tersebut mengakibatkan masyarakat perkotaan semakin rentan penyakit yaitu salah satunya diabetes mellitus (DM) yang disebabkan pola makan yang tidak baik tersebut. Diabetes mellitus ini juga banyak diderita di salah satu kota di Indonesia yaitu Depok dengan salah satu kelurahannya yaitu Cisalak Pasar khususnya di RW 05. Oleh karena itu, penulis membina salah satu keluarga yang menderita DM di RW 05 yaitu di RT 01 dengan diagnosa keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada keluarga Bpk M dengan DM. Intervensi unggulan untuk mengatasi diagnosa keperawatan tersebut yaitu manajemen diet. Evaluasi dari intervensi unggulan ini yaitu dengan manajemen diet yang baik, maka kadar glukosa darah dapat terkontrol dengan baik pula.

Global development is being on today make Indonesia especially urban areas got outside influences such as the influence of western style diet that containing instant foods that contain lots of high sugar levels, cholesterol, preservatives, and other mixed substances. This resulted make more vulnerable diseases on urban communities, that is diabetes mellitus (DM). Diabetes mellitus also suffered in one of the cities in Indonesia, that is Depok with one of the urban village Cisalak Pasar especially in RW 05. Therefore, the authors caring one of the family who suffer from diabetes is in RT 05 RW 01 with a nursing diagnosis ineffective self health management at the Mr. M’s family with DM. The best interventions to resolves that nursing diagnoses is dietary management. Evaluation from this intervention is if the people have a good dietary management, so the blood glucose levels can be controlled.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Mahmudin
"Diabetes Mellitus (DM) menjadi masalah kesehatan perkotaan, hal ini dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan. Upaya pengendalian dilakukan pemerintah melalui program penyakit tidak menular dan metabolik. Penerapan program dilakukan melalui kebijakan Perkesmas. Peran perawat dalam pelkasnaan Perkesmas adalah memberikan asuhan keperawatan berbasis keluarga. Intervensi keperawatan difokuskan pada fungsi kesehatan keluarga. Satu bentuk intervensi keperawatan adalah dengan memberikan edukasi kesehatan dan melatih psikomotor tentang aktivitas dan senam DM. Tujuannya adalah menjaga kesetabilan kadar gula darah (KGD). Intervensi diberikan kepada keluarga penderita DM di Cisalak Pasar, Cimanggis selama 7 minggu. Analisa intervensi didapatkan hasil keaktifan keluarga dalam program terapi dan penurunan KGD. Kesimpulan: Tercapainya penurunan KGD pada penderita DM,sehingga aktivitas dan senam DM menjadi bentuk terapi alami bagi keluarga dengan masalah kesehatan DM.

Diabetes Mellitus (DM) had become urban health problem as it influence lifestyle among urban communities. Prevention program have been done by government through non-communicable disease and metabolic. Implementation program was done by Primary Health Care policy. Nursing intervention focused to family health function. One of nursing intervention was to give health education and to train psychomotor skill about activity and diabetes mellitus exercise. This aimed to maintain blood glucose stability. Intervention was done to family with diabetes mellitus in Cisalak Pasar, Cimanggis for 7 weeks. Analyze of intervention shown that family participation influence the blood glucose level. It could be concluded that blood glucose level can be reduced by activity and DM exercise so that it can become natural therapy for family with diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dorthea Oje Linda
"Perubahan lifestyle kehidupan masyarakat perkotaan menimbulkan masalah diabetes melitus. Angka kejadian Diabetes melitus terus meningkat sehingga diperlukan suatu pencegahan untuk menurunkan angka tersebut. Untuk itu peran perawat komunitas dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga sangatlah penting. Asuhan keperawatan keluarga yang diberikan menerapkan konsep family center nursing berdasarkan lima tugas umum kesehatan keluarga. Asuhan keperawatan keluarga bapak B dengan masalah ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada masalah Diabetes Mellitus (DM), perawat berperan sebagai edukator, care giver, dan pengawas. Intervensi keperawatan lebih difokuskan pada manajemen diet dengan DM. Tujuannya adalah kadar glukosa tetap stabil dan keluarga mampu merawat anggota secara mandiri. Hasil yang diperoleh bahwa keluarga mengalami perubahan pola makan secara perlahan dari sekali makan menjadi tiga kali dengan penurunan kadar glukosa dari 320 mg/dL menjadi 165 mg/dL. Dapat disimpulkan bahwa pengaturan makanan sangatlah penting bagi orang yang mengalami DM untuk menjaga kadar glukosa darah tetap stabil maka.

Changing of lifestyle promotes the prevalence of diabetes mellitus disease. The incidence of diabetes mellitus (DM) had gradually increased each year. Preventing the incidence of diabetes melitus can be used in reducing this problem. The role of community nurse was absolutely important especially in providing the level of independence in residents.Family nursing care is adapting five general tasks of family health theory. Nurse was implementing Mr.B family with inneffective health management of Diabetes Mellitus. Nurse role was as an educator, care giver, and supervisors. Nursing implementation was focused on dietary management foccused with DM. The goal of this implementation is to keep the stability of glucose level. This implementation also used to enhance the independence of family health care management. Result shows that after implementation the family life stlye was changing slowly. Family showed better dietary habit. Glucose level decreased from 320 mg / dL to 165 mg / dL. It can be concluded that dietary management was very important for people with diabetes. This was helpful for keeping the stability of blood glucose level.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Mahardini
"Latar Belakang. Pasien diabetes melitus (DM) berisiko mengalami komplikasi pada sistem vaskular dan persyarafan, khususnya pada bagian perifer, yang jika tidak tertangani dengan baik dapat berimbas pada terjadinya luka kaki diabetes. Buerger Allen Exercise (BAE) merupakan salah satu pilihan terapi konservatif yang terbukti efektif dalam menangani Peripheral Artery Disease (PAD). Sayangnya beberpa penelitian sebelumnya belum membuktikan efektivitasnya. Pada penelitian ini akan BAE akan dikombinasikan dengan latihan Range of Motion (ROM) kaki untuk melihat efektivitasnya pada vaskularisasi dan neuropati perifer. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas latihan kombinasi BAE dan ROM kaki terhadap perbaikan vaskularisasi dan neuropati perifer pada pasien DM tipe 2. Metode. Desain penelitian yang digunakan adalah quassi experiment with pre test-post test two goups dengan total 72 orang pasien DM tipe 2 sebagai responden. Responden dibagi rata secara acak ke dalam kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi mendapatkan latihan kombinasi BAE dan ROM kaki, sedangkan kelompok kontrol mendapatkan latihan tunggal BAE. Setiap kelompok melaksanakan latihan kaki selama dua minggu dengan 2 siklus latihan perhari dan total durasi 30 menit. Sebelum dan setelah latihan, responden dikaji nilai Ankle Brachial Index (ABI) untuk menilai vaskularisasi dan nilai Michigan Neuropathy Screening Instruments (MNSI) untuk menilai neuropati. Hasil. Latihan kombinasi BAE dan ROM kaki lebih efektif dalam meningkatkan nilai ABI daripada latihan tunggal BAE (pvalue 0,00). Latihan kombinasi BAE dan ROM kaki juga lebih efektif dalam menurunkan nilai MNSI daripada latihan tinggal BAE (pvalue 0,00). Kesimpulan Latihan kombinasi BAE dan ROM kaki efektif dalam memperbaiki vaskularisasi dan neuropati perifer melalui perbaikan nilai ABI dan MNSI.

Background. Patients with diabetes mellitus (DM) are at risk of experiencing complications in the vascular and nervous system, especially in the peripheral areas. These complications can lead to even worse complication without proper intervention such as diabetic foot wounds. Buerger Allen Exercise (BAE) is a conservative therapy option that has been proven effective in treating Peripheral Artery Disease (PAD). Unfortunately, the effect of BAE on neuropathy has not been clearly proven. In this study, BAE will be combined with foot Range of Motion (ROM) exercises to see its effectiveness on vascularization and peripheral neuropathy. Objective. This study aims to identify the effectiveness of combined BAE and foot ROM exercises to improve vascularization and peripheral neuropathy in type 2 DM patients. Methods. Quasi experiment with pre test-post test two groups design was conducted on total of 72 type 2 DM patients. Respondents were divided randomly into intervention and control group. The intervention group received a combination of BAE and foot ROM exercises, while the control group received single BAE exercises. Each group carried out leg training for two weeks with 2 training cycles per day and a total duration of 30 minutes. Before and after exercise Ankle Brachial Index (ABI) score and the Michigan Neuropathy Screening Instruments (MNSI) score were assessed. Results. Combination BAE and foot ROM exercise was more effective in increasing ABI score than BAE-only exercise (pvalue 0.00). The combination of BAE and foot ROM combination was also more effective in reducing the MNSI score than BAE-only exercise (pvalue 0.00). Conclusion: Combination exercise of BAE and foot ROM is effective in improving vascularization and peripheral neuropathy as shown by improved ABI and MNSI score."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrasyid
"ABSTRAK
Gula darah tidak terkontrol dan neuropati pada kaki adalah masalah kesehatan yang muncul pada lansia diabetes melitus tipe 2 (DMT2). Upaya pengontrolan masalah pada lansia DMT2 dapat dilakukan dengan kegiatan manajemen pengontrolan gula darah dan kesehatan kaki. Latihan kaki menggunakan bola tenis diberikan pada lansia DMT2 dalam keluarga dan Manajemen Pengendalian Diabetes Melitus (MAPAN DM) diberikan kepada kelompok lansia DMT2 sebanyak 58 orang, intervensi diberikan selama 30-60 menit per sesi sebanyak 12 sesi. Hasil implementasi dalam asuhan keperawatan keluarga dan kelompok, didapatkan penurunan rerata nilai gula darah sebanyak 5,1% dan neuropati pada kaki 41,7%. MAPAN DM berpengaruh terhadap penurunan gula darah (p value<0,05) dan neuropati pada kaki (p value < 0,05). Latihan kaki menggunakan bola tenis berpengaruh terhadap penurunan gula darah dan neuropati pada kaki. Latihan kaki dan Manajemen diri disarankan untuk dilakukan sebagai upaya pengontrolan gula darah dan mencegah komplikasi penyakit pada lansia DMT2.

ABSTRACT
Uncontrolled blood sugar and foot neuropathy are health problems that arise in elderly type 2 diabetes mellitus (DMT2). Efforts to control the problem in elderly DMT2 can be done with activities to control blood sugar and foot health. Foot exercises using tennis balls were given to elderly DMT2 in the family and Manajemen Pengendalian Diabetes Melitus (MAPAN DM) was given to a group of elderly DMT2 58 people were selected, intervention was given for 30-60 minutes per session as many as 12 sessions. The results of the implementation in family and elderly group, obtained a mean change in blood sugar values ​​of 5.1% and foot neuropathy 41.7%. MAPAN DM influences the decrease in blood sugar (p value <0.05) and neuropathy in the foot (p value <0.05). Foot exercises using tennis balls affect the decrease in blood sugar and neuropathy in the legs. Foot exercises and self-management are recommended to be done as an effort to control blood sugar and disease complications prevention in DMT2 elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Karen Shaka Wiranti
"Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan kronik yang dapat mempengaruhi kualitas hidup serta menyebabkan kematian. Lansia sebagai populasi yang mengalami proses penuaan, rentan menderita penyakit DM. Rendahnya pengendalian terhadap faktor risiko DM meningkatkan keparahan hiperglikemia dan risiko komplikasi kronis berupa neuropati diabetes. Latihan senam kaki sebagai salah satu intervensi praktik keperawatan berbasis bukti dapat mengurangi keparahan gejala neuropati dan meningkatkan sensitivitas kaki pada penderita neuropati dibetes. Penulisan ini bertujuan untuk memaparkan asuhan keperawatan lansia dengan DM dan gejala neuropati menggunakan latihan senam kaki untuk mencegah risiko kerusakan integritas jaringan pada Nenek I di PSTW Budi Mulya 1 Cipayung. Nenek I usia 66 tahun memiliki penyakit DM yang terdeteksi beberapa tahun lalu dengan kadar GDP saat ini 400mg/dl. Gejala neuropati yang dirasakan adalah telapak kaki terasa kebas, kesemutan, terasa tebal saat berjalan, serta terjadi penurunan sensitivitas kaki. Setelah dilakukan intervensi sebanyak 10 kali selama 3 minggu, terjadi penurunan gejala neuropati dan peningkatan sensitivitas kaki. Latihan senam kaki diharapkan dapat menjadi program rutin dan berkelanjutan yang diterapkan di PSTW Budi Mulya 1 Cipayung untuk mencegah terjadinya risiko kerusakan jaringan pada lansia dengan DM dan gejala neuropati.

Diabetes mellitus (DM) is a chronic health problem that can affect the quality of life and cause death. The elderly as a population experiencing the aging process, are susceptible to diabetes. The low control of DM risk factors will increase the severity of hyperglycemia and the risk of chronic complications—such as diabetic neuropathy. Foot gymnastics exercise as an evidence-based nursing practice intervention can reduce the severity of neuropathic symptoms and increase foot sensitivity in diabetic neuropathy sufferers. This writing aims to describe nursing care for the elderly with DM and symptoms of neuropathy using foot gymnastics  exercises to prevent the risk of tissue integrity damage to Nenek I at PSTW Budi Mulya 1 Cipayung. Nenek I aged 66 years, had DM which was detected a few years ago with a current GDP level of 400mg/dl. Symptoms of neuropathy that are felt at this time are numbness of the feet, tingling, feeling thick when walking, and decreased foot sensitivity. After the intervention 10 times for 3 weeks, there was a decrease in neuropathy symptoms and an increase in foot sensitivity. Foot gymnastics exercise is expected to become a routine and sustainable program implemented at PSTW Budi Mulya 1 Cipayung to prevent the risk of tissue damage in the elderly with DM and symptoms of neuropathy.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ulfa
"Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang dapat mengurangi harapan hidup. Lansia tentunya mengalami proses penuaan sehingga lebih mudah terkena penyakit diabetes. Kurangnya pencegahan faktor risiko diabetes menyebabkan keparahan dan durasi hiperglikemia yang lama, berisiko terjadi komplikasi kronis seperti neuropati diabetik. Latihan senam tangan dan kaki merupakan tindakan keperawatan berbasis bukti yang dapat mengurangi gejala neuropati, serta meningkatkan sensasi dan kemampuan ADL. Penulisan ini bertujuan untuk menjabarkan asuhan keperawatan pada lansia dengan diabetes tipe 2 dengan gejala neuropati melalui latihan senam tangan dan kaki untuk mengurangi keluhan nyeri kronis dan menurunkan risiko kerusakan integritas jaringan pada Nenek L di PSTW Budi Mulia 4 Ciracas. Nenek L berusia 64 tahun mengalami diabetes tipe 2 dengan kadar GDS saat ini 335 mg/dL. Gejala yang dirasakan berupa kesemutan, nyeri (seperti tertusuk), terasa tebal saat berjalan dan beristirahat, serta penurunan sensasi pada tangan dan kaki. Setelah dilakukan intervensi sebanyak 24 kali selama 8 hari, terjadi peningkatan sensasi pada kaki dan tangan, serta penurunan gejala neuropati. Latihan senam tangan dan kaki diharapkan dapat menjadi program harian yang dilaksanakan di PSTW Budi Mulia 4 Ciracas pada lansia dengan diabetes tipe 2 dengan gejala neuropati untuk mengurangi keluhan nyeri kronis dan mencegah risiko kerusakan integritas jaringan.

Diabetes mellitus is a chronic disease that can reduce life expectancy. The elderly experience an aging process, are susceptible to diabetic. The lack of prevention of diabetic risk factors causes the severity and long duration of hyperglycemia, the risk of chronic complications such as diabetic neuropathy. Hand and foot exercises are evidence-based nursing actions that can reduce neuropathy symptoms and improve ADL sensation and ability. This paper aims to describe nursing care for the elderly with type 2 diabetic with symptoms of neuropathy through exercise of the hands and feet to reduce complaints of chronic pain and reduce the risk of damage to tissue integrity in Nenek L at PSTW Budi Mulia 4 Ciracas. Nenek L, 64 years old, has type 2 diabetes with current GDS level of 335 mg/dL. Symptoms are tingling, pain (like being stabbed), feeling thick when walking and resting, and decreased sensation in the hands and feet. After 24 interventions for 8 days, can increase in sensation in the feet and hands, and reduce in neuropathy symptoms. Hand and foot exercises expected to become a daily program carried out at PSTW Budi Mulia 4 Ciracas in elderly with type 2 diabetes with neuropathy symptoms to reduce chronic pain complaints and prevent the risk of damage to tissue integrity."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>