Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139348 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Windi Riana Lidiawati
"ABSTRAK
Industri rokok kretek dan sigaret di Jawa tetap bertahan meskipun Hindia-Belanda dilanda krisis ekonomi pada tahun 1930-an. Sebagai upaya promosi produk mereka perusahaan-perusahaan rokok tersebut membuat berbagai macam iklan yang menampilkan sosok perempuan pribumi. Penelitian ini membahas sosok perempuan pribumi dalam iklan rokok kretek dan sigaret tahun 1932-1940. Ada lima merek rokok yang dibahas yaitu Tjap Doro, Tjap Nganten, Eling-Eling, Marikangen dan Rokok Diko.Dari lima merek tersebut terdapat duabelas iklan yang dianalisis. Metode yang digunakan adalah metode sejarah dibantu dengan konsep denotasi dan konotasi dari Barthes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di samping menggunakan model laki-laki, iklan rokok kretek juga menggunakan model perempuan pribumi yang tidak hanya sebagai pelengkap tetapi menjadi objek utama. Penggunaan model perempuan pribumi dalam iklan rokok kretek dan sigaret ditujukan untuk menarik konsumen pria dan perempuan pribumi menengah ke atas untuk mengkonsumsi rokok pada waktu santai mereka. Citra yang ingin ditampilkan dalam iklan rokok tersebut adalah bila mereka mengonsumsi rokok tersebut, maka status mereka dapat naik menjadi kalangan menengah ke atas.

ABSTRACT
The kretek and cigarette industry in Java survived persisted even though the Dutch East Indies was hit by the economic crisis in the 1930s.As an effort to promote their products, these cigarette companies made various kinds of advertisements that displayindigenous women as the model.This research discusses indigenous women as the modelfor those kretek and cigarette advertisement in 1932-1940.Five cigarette brands that are being discussed, namely Tjap Doro, Tjap Nganten, Eling-Eling, Marikangen, and Rokok Diko.Twelve advertisements were being analyzed from these five brands.The method used is the historical method supported by the concept of denotation and connotation of Barthes.The results showed that in addition to using menas models, kretek cigarette advertisements also used indigenous women as models that were not only complementary but also asthe main object.The use of indigenous women as models in advertising kretek and cigarettes is intended to attract middle-to-upper male and female consumers to consume cigarettes during their leisure time.The image seenin cigarette advertisements want to tell the consumers thatthese kreteksand cigarettes, thenthey can raisetheir status tothe upper middle class
"
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Astiarini
"ABSTRAK
Kemajuan periklanan di Hindia-Belanda pada abad ke-20 memberikan dampak pada budaya visual periklanan masa itu. Dalam promosi periklanan abad 20, penggunaan visual masyarakat lokal di Hindia-Belanda marak digunakan untuk menarik simpati pribumi. Salah satu yang menggunakan teknik periklanan tersebut adalah produk Verkades Biscuit yang berasal dari Belanda. Terdapat hal yang menarik dalam iklan Verkades Biscuit periode 1928-1938 di Hindia-Belanda yaitu penggunaan figur pribumi yang berbeda-beda pada iklannya. Melalui simbol-simbol yang terdapat pada iklan, dapat dilihat perkembangan sosial yang terjadi dalam masyarakat di Hindia-Belanda. Penelitian ini membahas bagaimana citra pribumi dalam iklan Verkades biscuit periode 1928-1938 di Hindia-Belanda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memaparkan citra pribumi yang terdapat pada iklan Verkades Biscuit. Dalam menganalisa, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pendekatan semiotik dan sejarah akan digunakan juga dalam penelitian ini, sehingga penelitian ini akan memperlihatkan citra pribumi yang digambarkan dalam iklan Verkades Biscuit.

ABSTRACT
The progress of advertising in the Dutch East Indies in the 20th century had an impact on the visual culture of advertising at that time. In the 20th of advertising promotion, the use of local people in the Dutch East Indies was widely used to attract indigenous sympathy. One of the products which used this advertising technique is Verkades Biscuit from The Netherlands. The interesting thing on Verkades Biscuit ad from 1928-1938 in the Dutch East Indies was using different indigenous figures in their four ads. Through the symbols contained in the advertisement, it can be seen the social developments that occur in society in the Dutch East Indies. This study discusses how the indigenous image in the Verkades Biscuit advertisement from 1928-1938 in the Dutch East Indies. The purpose of this study was to find out and describe the indigenous image contained in the Verkades Biscuit ad. In analyzing, researcher used qualitative descriptive methods. Semiotic and historical approaches will also be used in this study, so this study will show the indigenous image depicted in Verkades Biscuit ad."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ingrid Rismanto Putri
"ABSTRAK
Masa kejayaan Hindia-Belanda di bidang ekonomi dan dampak dari Politik Etis turut mendorong maju dan berkembangnya dunia iklan pada waktu itu. Banyak perusahaan berlomba-lomba agar produknya laku di pasaran, oleh sebab itu mereka memanfaatkaan media iklan untuk mewujudkan tujuannya. Situasi ini dimanfaatkan pula oleh perusahaan Belanda yaitu Van Nelle dengan mengimpor produknya ke Hindia-Belanda. Penggunaan sosok pribumi dalam iklan Tembaco Van Nelle salah satunya memiliki tujuan untuk menarik hati kaum tersebut agar mau membeli produk yang ditawarkan. Dari sana dapat dilihat citra yang berusaha dibangun oleh perusahaan berkaitan dengan sosok pribumi yang ditampilkan dalam iklan poster. Tulisan ini membahas bagaimana citra pribumi dibentuk dalam iklan poster Tembaco Van Nelle, dengan ruang lingkup pembahasan berada pada periode tahun 1925-1935 di Hindia-Belanda. Dalam meneliti citra pribumi, penulis menggunakan teori citra oleh Frank Jefkins dengan metode penelitian kualitatif.
The Indies glory period in the economic field and the impact of the Dutch Ethical Policy has contributed to the advancement and development of the advertising world at that time. Many companies were competing to have their products sold in the market, so they took advantage of advertising media to achieve their goals. This situation was exploited also by the Dutch company, Van Nelle, by importing its products to the Dutch East Indies. One of the purposes by using the indigenous figures in Tembaco Van Nelle advertising was to attract the people to buy products offered. From there it can be seen the image that the company was trying to build regarding the indigenous figure featured in the poster advertisement. This journal discusses about how the indigenous image of Indonesian is shaped in the Tembaco Van Nelle poster advertisement, with the scope of the discussion lies in the period 1925-1935 in the Dutch East Indies. In researching the indigenous image, the author uses the theory of image by Frank Jefkins with qualitative research methods. "
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Meidy Aghnia
"ABSTRAK
Dalam skripsi ini dibahas mengenai gambaran perempuan Belanda di Hindia Belanda pada akhir tahun 1930 melalui kisah perjalanan Eens op Java en Sumatra 1948 karya Mary Pos, perempuan penulis dan jurnalis Belanda. Dalam karyanya, Mary Pos terutama menyoroti kehidupan kaum perempuan Belanda di Hindia Belanda. Penggambaran perempuan Belanda yang dituliskan oleh Mary Pos ini berbeda dari karya perempuan penulis perjalanan Belanda sebelumnya. Perempuan Belanda dalam kisah perjalanan ini digambarkan lebih aktif dan banyak disibukkan dengan berbagai kegiatan. Misalnya dalam buku ini dibahas mengenai berbagai pekerjaan yang dilakukan perempuan Belanda seperti pegawai di sebuah kantor, tenaga medis, tenaga pendidik, aktivis gerakan sosial maupun aktivis dalam bidang penyebaran agama, dan bahkan beberapa dari mereka memiliki jabatan tinggi di dalam pekerjaannya. Dengan mengacu kepada konsep mengenai perempuan Belanda di Hindia Belanda awal tahun 1900-an oleh De Wever 2003 dan Gouda 2008 , serta penerapan metode penelitian sejarah serta artikel-artikel dari surat kabar sezaman, maka dianalisis berbagai penggambaran kehidupan perempuan Belanda menurut Mary Pos.
ABSTRACT
This thesis discusses the description of Dutch women in the Dutch East Indies in the late 1930s through the travel writing of Eens op Java en Sumatra 1948 by Mary Pos, Dutch writer and journalist. In her work, Mary Pos primarily highlighted the lives of Dutch women in Dutch East Indies. In contrast to the work of previous Dutch female travel writers, Dutch women in this travel story are described as being more active and more preoccupied with various activities. One of the example is this book discusses about various Dutch women rsquo s jobs such as employees in an office, medical personnel, educators, social movement activists and activists in the field of spreading religion, and even some of them have high positions in their job. Referring to the concept of Dutch women in the early Indies of the 1900s by De Wever 2003 and Gouda 2008 , also the historical research methods and articles from contemporary newspapers, then various depictions of Dutch women 39 s life according to Mary Pos were analyzed. "
2017
S69891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alit Amini Rachim
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai gambaran perempuan dalam keluarga di Hindia Belanda dalam novel Siti Kartini. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis. Dari penelitian ditemukan penggambaran perempuan ketika menghadapi persoalan di dalam keluarga seperti putusnya hubungan pertunangan, perkawinan paksa, serta realitas sosial di dalam novel Siti Kartini yang tercermin di masyarakat yaitu perempuan bekerja di luar rumah dan hubungan percintaan antarras dan suku bangsa.

ABSTRACT
This thesis discusses the description of women in families in the Dutch East Indies in the novel Siti Kartini. The research method used is descriptive analysis. From the research found the depiction of women when faced with problems in the family such as the breaking of engagement relationship, forced marriage, and social reality in novel Siti Kartini which is reflected in the society of women working outdoors and relationships romance between racial and ethnic."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muharam E
"Pemerintah Hindia-Belanda pada masa kolonial, tahun 1900-1942, atas tuntutan para tokoh perempuan pribumi (Raden Ajeng Kartini dan Raden Dewi Sartika), dalam usaha mengangkat derajat dan harkat kaum perempuan serta melepaskan dari ikatan adat dan kebiasaan yang merugikan, diminta agar membuka sekolah khusus bagi kaum perempuan. J.H. Abendanon dengan alasan lain, seperti kecilnya jumlah anak perempuan pribumi yang bersekolah, dan hambatan adat yang melarang anak perempuan bersekolah bersama (ko-edukasi) dengan anak laki-laki pada usia dewasa, meminta agar pemerintah membuka sekolah khusus bagi kaum perempuan pribumi, agar mereka tidak "terbelakang". Tetapi pemerintah belum dapat mengabulkan tuntutan dan permintaan tersebut karena waktunya belum tepat. Dewi Sartika atas prakarsa dan swadaya, pada tahun 1904 mendirikan "sekolah isteri" sekolah pertama untuk kaum perempuan pribumi. Usaha ini diikuti oleh masyarakat lainnya sehingga penyelenggaraan sekolah perempuan meningkat jumlahnya. Tetapi walaupun telah ada usaha masyarakat tersebut, masalah keterbelakangan dan kemiskinan kaum perempuan pribumi belum teratasi. Masyarakat mengharapkan Pemerintah mengulurkan tangan melalui pendidikan, memberi bekal pada kaum perempuan untuk bisa mandiri. Langkah pertama yang dilakukan Pemerintah adalah memberikan subsidi pada sekolah-sekolah perempuan yang ada, kemudian menata program pada sekolah dasar umum, selanjutnya membuka kesempatan bagi kaum perempuan untuk menjadi guru, dengan membuka sekolah guru perempuan, dan akhirnya membuka sekolah dasar khusus bagi perempuan pribumi yang sekaligus digunakan untuk latihan oleh murid sekolah guru. Hasil kebijaksanaan tersebut, cukup memuaskan, karena selain meningkatnya jumlah murid perempuan pada sekolah umum, juga jumlah sekolah perempuan meningkat lagi. Dari segi prestasi siswa perempuan yang lulus dari sekolah tidak mengecewakan sehingga diterima di masyarakat untuk menduduki jabatan tertentu, seperti guru, perawat, pemegang buku dan lainnya, sehingga kebijaksanaan tersebut juga mengakibatkan mobilitas dan perubahan sosial, ekonomi serta kebudayaan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Fajar Surya
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas upaya pemerintah kolonial terhadap pelestarian lingkungan di Hindia Belanda. Perusakan hutan dan perburuan hewan liar, merupakan masalah krusial yang mengancam kelestarian lingkungan hidup pada awal abad di Hindia Belanda. Hal tersebut dibuktikan dari musim pancaroba dan hujan yang tidak turun pada musim basah. Pada awal abad ke-20, pemerintah kolonial Hindia Belanda membuat beberapa landasan kebijakan untuk membatasi kerusakan dan melestarikan alam. Landasan kebijakan tersebut merupakan hasil dari masukan dan aksi sekelompok ilmuwan yang peduli terhadap lingkungan. Ide pemikiran Ilmuwan di Hindia Belanda tidak terlepas dari upaya pelestarian alam yang ada di Belanda. Sebagai negara induk, Belanda mempunyai peran penting sebagai pemicu dari beridirinya gerakan pelestarian alam di Hindia Belanda. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode sejarah, yaitu: melalui tahap heuristik, dengan menelusuri Staatsblad lembaran negara , dan statuten yang melalui tahapan kritik. Sehingga dapat di interpretasi dan menghasilkan penulisan sejarah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah kolonial Hindia Belanda telah membangun landasan kebijakan dalam pengelolaan lingkungan yang konstruktif dengan membangun cagar alam dan suaka margasatwa.

ABSTRACT
This thesis discusses the efforts of the colonial government towards environmental conservation in the Dutch East Indies. The destruction of forests and the hunting of wild animals, was a crucial issue that threatened the preservation of the environment at the beginning of the century in the Dutch East Indies. This is evident during the transition season when the rain did not fall in the wet season. At the beginning of the 20th century, the Dutch East Indies colonial government made several policy platforms to limit environmental damage and preserve nature. The foundation of the policy is the result of input and action of a group of scientists who care about the environment. The ideas and thoughts of the scientists in the Dutch East Indies cannot be separated from the efforts of nature conservation in the Netherlands. As a mother country, the Netherlands had an important role as a trigger of the establishment of nature conservation movement in the Dutch East Indies. The method used in this research is the historical method, namely through the heuristic stage, by tracing the Staatsblad, and statuten through criticism stage. So that, can be interpreted and be writed as history. The results of this study indicate that the Dutch East Indies colonial government has built a constructive policy regarding environmental management by establishing nature reserves and wildlife sanctuaries. "
2017
S68382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Khairunnisa
"Pemerintah Hindia Belanda menggunakan brosur sebagai media untuk menggambarkan Bali kepada dunia. Penelitian
ini akan memperlihatkan bagaimana pemerintah Hindia Belanda menggambarkan Bali sebagai tujuan pariwisata di
Hindia Belanda diwakilkan dengan delapan brosur yang diunggah oleh Cra-gallery.nl dan bagaimana makna dari
setiap tanda dimaksudkan untuk menunjukan keindahan Bali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif dengan teknik studi kepustakaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotik Ferdinand de
Saussure yang membagi bentuk fisik menjadi dua yakni Penanda (Signifier) dan Petanda (Signified). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa gambaran Bali yang dibentuk oleh pemerintah Hindia Belanda membawa dampak positif
terhadap pariwisata Bali serta kebijakan etis “Baliseering” atau Balinisasi sukses membangun gambaran baru Bali
hingga dikenal sebagai pulau yang berbudaya.

Dutch East Indies government was used brochures as a medium to describe Balinese to the world. This research will
reveal how the Dutch East Indies government described Bali as a tourism destination in the Dutch East Indies represt
by eight brochures which uploaded by Cra-gallery.nl and how the significance of each sign is intended to show the
beauty of Bali. The method use in this research is a qualitative method with literature study techniques. This research
use the Ferdinand de Saussure’s semiotic theory which divides the sign into two, the Signifier and the Signified. The
results of this research indicate that the image of Balinese which formed by the Dutch East Indies government had a
positive impact on Bali tourism and Baliseering the ethical policy of or Balinization succeeded in building a new
image of Bali so that to be known as a Cultured Island
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indoneisa, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Juniarda Ekawati
"[Tesis ini membahas kegiatan perdagangan orang-orang Jepang di Hindia Belanda (Indonesia) pada kurun waktu 1920 sampai dengan 1940 karena pada kurun waktu tersebut, pasokan impor kebutuhan barang dari wilayah Eropa ke Hindia Belanda (Indonesia) terganggu karena terjadinya resesi ekonomi yang begitu berat. Pada kurun waktu tersebut Jepang berusaha untuk mengisi kebutuhan barang impor di wilayah Hindia Belanda dengan harga barang yang murah. Bagaimana peningkatan perdagangan Jepang di Hindia Belanda pada tahun 1920-1940 akan di bahas di dalam tesis ini melalui analisis dari media masa Jepang yang terbit di Hindia Belanda dalam kurun waktu 1920 sampai dengan 1940 maupun dari arsip-arsip mengenai kegiatan perdagangan Jepang di Hindia Belanda dalam kurun waktu antara tahun 1920 sampai dengan 1940. Pembahasan mengenai kegiatan perdagangan orang-orang Jepang di Hindia Belanda pada kurun waktu 1920 sampai dengan 1940 ini merujuk pada teori nanshin-ron yaitu teori mengenai ekspansi Jepang ke wilayah Selatan yang merujuk pada wilayah Asia Tenggara termasuk Hindia Belanda (Indonesia).;This study analyze the trading activities of Japanese in the Dutch East Indies (Indonesia) during the period 1920 to 1940. During this period the supply of imported goods from the European region to the Dutch East Indies (Indonesia) had been being disturbed due to the severely economic recession. At that time Japan tried to fill imported goods in the Dutch East Indies with cheaper goods. How Japanese trading in the Dutch East Indies in 1920-1940 is analyzed in this study through the analysis of the Japanese media published in the Dutch East Indies in the period 1920 to 1940 as well as the archives of the Japanese trading activities in the Dutch East Indies in the period between the years 1920 to 1940. The analysis on the trading activities of the Japanese in the Dutch East Indies during the period 1920 to 1940 refers to Nanshin-ron theory, theory of the Japanese expansion into the southern region refering to the area of Southeast Asia, including the Dutch East Indies (Indonesia)., This study analyze the trading activities of Japanese in the Dutch East Indies (Indonesia) during the period 1920 to 1940. During this period the supply of imported goods from the European region to the Dutch East Indies (Indonesia) had been being disturbed due to the severely economic recession. At that time Japan tried to fill imported goods in the Dutch East Indies with cheaper goods. How Japanese trading in the Dutch East Indies in 1920-1940 is analyzed in this study through the analysis of the Japanese media published in the Dutch East Indies in the period 1920 to 1940 as well as the archives of the Japanese trading activities in the Dutch East Indies in the period between the years 1920 to 1940. The analysis on the trading activities of the Japanese in the Dutch East Indies during the period 1920 to 1940 refers to Nanshin-ron theory, theory of the Japanese expansion into the southern region refering to the area of Southeast Asia, including the Dutch East Indies (Indonesia).]"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T42752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novrizal Kamal
"Petualangan anak pada umumnya melibatkan imajinasi dan fantasi. Namun, Weg uit Indie (2012) menghadirkan kisah petualangan anak yang berbeda, yakni petualangan yang terjadi pada masa peperangan di Hindia-Belanda pada tahun 1940-an. Penelitian ini mengkaji bagaimana aspek petualangan dihadirkan dalam Weg uit Indie. Metode yang digunakan adalah metode analisis tekstual close reading dengan menggunakan teori struktural (Nurgiyantoro, 2004) serta konsep petualangan (DAmmasa, 2009). Hasil penelitian mengungkap bahwa aspek petualangan dihadirkan melalui setidaknya tiga cara, yakni keberanian dan heroisme yang ditampilkan oleh tokoh Hans, alur yang memperlihatkan adanya pergeseran ordinary course ke unusual course, dan penggambaran Hindia-Belanda yang merepresentasikan ruang petualangan.

Children adventures usually involve imagination and fantasy. Though, Weg uit Indie (2012) tells a different kind of children adventure story, which is an adventure that happened during war in Dutch-East Indies in the 1940s. This research studies how the aspects of adventures are presented in Weg uit Indie. Research method used is textual analysis method close reading with the utilization of the structural theory (Nurgiyantoro, 2004) and the concept of adventure (DAmmasa, 2009). This study reveals that the aspects of adventures are presented through three forms, which are the bravery and heroism that are shown by Hans, the shifting of ordinary course to unusual course in plot, and the depiction of Dutch-East Indies that represents adventures space."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>