Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192748 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fahmi Fadlillah Aspoor
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik dokter, pelatihan
dokter, ketersediaan obat-obatan, ketersediaan fasilitas alat kesehatan, pemahaman dokter
dalam menangani 155 diagnosis non spesialitik, hubungan pemahaman dokter mengenai
reward dan punishment terhadap angka rujukan. Penelitian ini menunjukkan bahwa
Puskesmas Johar Baru memiliki angka rujukan di atas standar BPJS Kesehatan 15%
sedangkan di Puskesmas Kelurahan Petojo Selatan di bawah 15%. Hasil dari penelitian ini
menunjukan karakteristik dokter, pelatihan dokter, ketersediaan obatan-obatan,
pemahaman dokter dalam menangani 155 diagnosis non spesialitik, memiliki hubungan
dengan angka rujukan.

This study aims to analyze the correlation of the physician’s characteristics, the
training they receive, availability of drugs, health facilities, the understanding of
physicians about how to handle 155 non specialist diagnosis, the understanding of
reward and punishment towards the referral number. The study revealed that Johar
Baru health center had high referral numbers and Petojo Selatan health center had
less than 15% referral ratio according to the standard that BPJS Kesehatan had
assign. The study concludes that the physician’s characteristics, the training they
receive, availability of drugs, the understanding of physicians about how to handle
155 non specialist diagnosis influence referral ratio.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Nurzamzami
"Pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan di masyarakat dilakukan terintegrasi melalui Puskesmas sebagai penanggungjawab sistem pelayanan kesehatan di tingkat kecamatan dan Posyandu Prima di tingkat desa/kelurahan. Posyandu Prima adalah Posyandu yang berasal dari Posyandu sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar terpadu berdasarkan kebutuhan di desa atau kelurahan. Provinsi DKI Jakarta memiliki kekhususan sebagai ibukota negara, mempunyai sumber daya yang cukup untuk melayani kesehatan masyarakatnya hingga tingkat kelurahan melalui keberadaan Puskesmas dan tingkat rukun warga melalui layanan Posyandu Prima/Pustu. Tujuan penelitian untuk menganalisis kesiapan dalam pengembangan layanan Posyandu Prima tingkat Rukun Warga di provinsi DKI Jakarta. Penelitian kualitatif dengan desain penelitian eksploratif research dilakukan pada bulan April hingga Mei 2023 di Provinsi DKI Jakarta. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan kesiapan pengembangan layanan Posyandu Prima/Pustu tingkat Rukun Warga belum optimal digambarkan dari 6 persyaratan Posyandu Prima/Pustu, hanya persyaratan sumber daya manusia dan mekanisme hubungan kerja dengan pemangku kepentingan yang siap, sedangkan peryaratan lokasi, anggaran, standar pelayanan, standar operasional prosedur memiliki kekurangan yang harus dipenuhi oleh Pemerintah. Diperlukan komitmen yang kuat dari Pemerintah dan stakeholder terkait untuk merealisasikan peningkatan akses layanan kesehatan melalui pengembangan layanan Posyandu Prima/Pustu tingkat Rukun Warga di Provinsi DKI Jakarta.

Meeting the needs of health services in the community is carried out in an integrated manner through the Puskesmas as the person in charge of the health service system at the sub-district level and Posyandu Prima at the village/kelurahan level. Posyandu Prima is a Posyandu that originates from Posyandu as a forum for community empowerment and provides integrated basic health services based on needs in the village or sub-district. DKI Jakarta Province has the specialty of being the nation's capital, having sufficient resources to serve the health of its people down to the sub-district level through the existence of a Community Health Center (Puskesmas) and the neighborhood level through the services of Posyandu Prima/Pustu. The aim of the study was to analyze readiness in the development of Posyandu Prima services at the Rukun Warga level in the province of DKI Jakarta. Qualitative research with an exploratory research design was conducted from April to May 2023 in DKI Jakarta Province. Data collection was carried out through in-depth interviews, observation and document review. The results showed that the readiness to develop Posyandu Prima/Pustu services at the Rukun Warga level was not optimal as described from the 6 requirements of Posyandu Prima/Pustu, only the human resource requirements and working relationship mechanisms with stakeholders were ready, while the location requirements, budget, service standards, operational standards procedures have deficiencies that must be met by the Government. A strong commitment from the Government and related stakeholders is needed to realize increased access to health services through the development of services at the Posyandu Prima/Pustu at the Rukun Warga level in DKI Jakarta Province."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Research is a systematic search for information and new knowledge. It serves to essential and powerful purposes in accelerating advances in health. First, basic or traditional research is necessary to generate new knowledge and technologies to deal with major unresolved health problems. Second, applied research is necessary in identifying the priority problem and to design and evaluating policies and programs that will be of the greatest health benefit, using existing knowledge and available resources, both financial and human. During the past decades, concepts and research approaches to support health development have evolved rapidly. Many of this has been describe by specific terms such as operation research, health services research, health men power research, policy and economic analysis, applied research, and decision-linked research. Each of this has made crucial contribution to the development of client-oriented research or health system research (HSR). It is ultimately concerned with improving the health of a community, however defined by enhancing the efficiency and effectiveness of the health system as an integral part of the overall process of socio-economic development. The aim of client-oriented research or HSR is to provide health managers at all levels with the relevant information they need to solve the problem they may face. The participatory nature of such a research is one of its major characteristic because HSR addresses health problem in the broad context: research input from many different disciplines are required. This includes demography, epidemiology, health economics, policy and management sciences, social and behavioral science, statistics, and some aspect of the clinical sciences. With progressive development, the uses of HSR are becoming widely appreciated. As a result, it is being integrated into and applied in special areas of management such as quality assurances, technology assessment, and resource management.
"
BULHSR 9:4 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rohmansyah
"Rendahnya jumlah kunjungan masyarakat di klinik pengobatan Puskesmas Way Laga dan mempersiapkan Puskesmas Way Laga sebagai unit Swadana tahun 2004, sehingga perlu untuk dilakukan penelitian tentang seberapa jauh permintaan masyarakat terhadap klinik pengobatan Puskesmas Way Laga.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode cross sectional atau potong lintang dan sasaran adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Way Laga yang pernah memanfaatkan klinik pengobatan di Puskesmas Way Laga.
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung tahun 2004 diperoleh hasil analisis bivariat variabel yang berhubungan dengan Demand masyarakat terhadap pelayanan adalah variabel Pendidikan, pekerjaan, waktu tunggu, pendapatan, jumlah anggota keluarga dan JPKM dan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi Demand masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dalam analisis multivariat adalah variabel jumlah anggota keluarga setelah mendapatkan kontrol dart variabel pendapatan, namun demikian dart basil analisis multivariat dimana p value variabel jumlah anggota keluarga sebesar 0,029 kurang dart 0,05 dan 95% confident interval yang paling sempit adalah variabel jumlah anggota keluarga sehingga diambil kesimpulan bahwa variabel jumlah anggota keluarga yang sangat mempengaruhi Demand masyarakat terhadap pelayanan kesehatan khususnya di wilayah Puskesmas Way Laga tahun 2004.
Hasil dari analisis interaksi antara kedua variabel tersebut di peroleh hasil bahwa variabel pendapatan dan variabel jumlah anggota keluarga tidak sating berinteraksi kepada Demand masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sehingga kedua variabel tersebut tidak dapat secara bersama-sama dalam mempengaruhi Demand masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Dengan demikian Puskesmas Way Laga yang akan menerapkan Puskesmas Swadana perlu memikirkan faktor pendapatan dalam menentukan harga atau tarif yang akan diberlakukan hanya saja perlu ditingkatkan atau perlunya perubahan sistem dalam pelayanan kesehatan terhadap masyarakat sehingga waktu tunggu akan semakin singkat mengingat sebagian besar penduduk diwilayah kerja Puskesmas Way Laga memiliki pekerjaan non formal sehingga waktu bagi mereka sangat bermanfaat untuk memperoleh atau meningkatkan penghasilan keluarga.

Demand analysis to public health service at Way Laga Health Center, Bandar Lampung Municipality , 2004Way Laga Public Health Centre has low visited and still prepared as Swadana Unit in 2004 , so community demand of health care at Way Laga Public Health Centre was unknown and research of them must be carried out.
Some research have been done at some places like as the result of Husni Asbudin research at Bekasi that dominant factor of demand is price that be controlled by income and so the result of Ongko research at Ujung Pandang.
While in this study at Way Laga Public Health Center Bandar Lampung Municipality 2004, have been got p value 0,029 by bivariate analysis that is relation between community demand to health service and in multivariate analysis that been got dominant is amount of famiiiy variable which have been controlled by income, that shown by multivariate analysis that p value of both variable are 0,029 ( < 0,05 , 95% CI) and amount of familiy variable is narrower variable and more influence community demand to health service, especially at Way Laga Public Health Service 2004.
The result of interaction between time line and occupation is each interaction to community demand to health service, so the both variable are not separated to influence community demand to health service. Therefore, Way Laga Public Health Center will apply Swadana Public Health Center is not difficult to decide the tariff, just to arrange health service system, so time line will be short, because almost of the occupation of the community around Way Laga Public Health Center is non formal, and the time is more benefit for them.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Customer oriented service quality was based on client oriented - provider efficient which was developed by engenderhealth in 1988. In its development, this kind of quality improvement was suggested to be implemented in health centres since it will be complied both the provider and patients demand...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Sari Aulia
"Praktek Kerja Profesi di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat dilaksanakan selama 3 minggu yaitu pada tanggal 11 Juli 2016 hingga tanggal 29 Juli 2016. Praktek kerja dilakukan di Seksi Sumber Daya Kesehatan pada Bagian Farmasi, Makanan, dan Minuman. Tujuan dari praktek kerja yang dilakukan adalah untuk memberikan gambaran, pengetahuan, dan pengalaman praktis kepada calon apoteker terutama mengenai kegiatan pengelolaan obat pekerjaan kefarmasian di Suku Dinas Kesehatan oleh Bagian Farmasi, Makanan, dan Minuman. Tugas khusus yang diberikan tentang kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian apotek yang dilakukan oleh Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat. Tugas Khusus ini bertujuan untuk memberikan gambaran terkait permasalahan yang ada terkait pengelolaan apotek.

Internship at Regional Health Department of West Jakarta was held for three weeks started from July 11th, 2016 until July 29th, 2016. Internship have done doing in Health Resources Section at Pharmacy, Food, and Drink Subsection. The aim of internship are to give a description, knowledge, and practice experience for apothecary student especially in management of drugs and pharmaceutical works in Regional Health Department by Pharmacy, Food, and Drink Subsection. The special assignment about development, supervision, and management activites of pharmacy which done by Regional Health Department of West Jakarta. This special assigment aims to give a description about exist issues which related to management of pharmacy.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Talahatu, Marcus Alberth
"Dalam menyangsong era perdagangan bebas tahun 2003 serta sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai otonomi daerah, maka seluruh sumber daya yang ada harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Tidak terkecuali sentra ekonomi kawasan pesisir pantai yang selama ini lambat berkembang dibandingkan dengan sentra-sentra produksi lainnya. Selain itu wilayah Indonesia yang sebagian besar terdiri dari lautan dan wilayah pesisirnya merupakan garis pantai terpanjang di dunia ternyata belum dimanfaatkan dengan baik sampai saat ini. Salah satu usaha dalam meningkatkan kawasan pesisir pantai ini adalah dengan peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah pesisir. Ide dari penelitian ini adalah memberi respon terhadap peluang pengadaan Puskesmas Terapung (PT) yang berfungsi sebagai pelayanan kesehatan ini. Puskesmas Terapung (PT) ini dapat berpindah dari satu wilayah kc wilayah lainnya. Untuk itu penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan konsep Puskesmas Terapung (PT) yang tepat sehingga di kemudian hari dapat diimplementasikan menjadi suatu produk Puskesmas Tcrapung (PT) yang dapat diandalkan.

Facing the AFTA in the year 2003 and by considering the government?s policy on district autonomy, it is very important to prepare all available resources in Indonesia properly. Coastal region as one of the economic elements of Indonesia has a low growth rate compared to other elements. It is contrary to the fact that Indonesian territory mostly consists of oceans and has the longest coastline in the world. One of possible efforts to develop this ocean potential is by improving the health service to the people live in coastal regions. The main idea of this research is to find the possibility of building a General Clinic which is able to serve the health need as coastal people. This General Clinic boat should be able to be used as a distribution means of medical supply and can be move from a coastal region to another. Therefore this research is focused on making a good concept design of General Clinic in order to be implemented in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T9390
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Rahayu
"Mutu Pelayanan Kesehatan merupakan standar layanan kesehatan untuk individu dan masyarakat yang dapat meningkatkan luaran kesehatan yang optimal. Indikator Nasional Mutu digunakan sebagai tolak ukur dalam mengukur mutu pelayanan kesehatan. Harapan pasien untuk mendapatkan mutu pelayanan yang baik dapat diberikan oleh dokter yang bertugas ketika melayani pasien yang mampu menerapkan kepemimpinan klinis dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan domain-domain kepemimpinan klinis dokter terhadap mutu layanan kesehatan di rumah sakit. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan pada 42 orang dokter umum dan spesialis dengan kuesioner kepemimpinan klinis dokter. Sedangkan mutu layanan kesehatan di Rumah Sakit Izza dilihat pada capaian indikator nasional mutu rumah sakit. Terdapat 5 domain dengan masing-masing 8 dimensi pada kepemimpinan klinis dan 12 indikator nasional mutu yang dianalisis dari 13 total indikator nasional mutu. Pada penelitian ini didapatkan 2 domain kepemimpinan klinis yang berhubungan dengan mutu layanan kesehatan di rumah sakit, yaitu domain kualitas personal dan peningkatan pelayanan. Tiga domain lainnya, yaitu Kerja sama dengan sejawat dan interprofesi, pengelolaan pelayanan, dan penentuan arah pelayanan tidak berhubungan terhadap mutu layanan kesehatan di rumah sakit

Quality of Health Services is a standard of health services for individuals and communities that can improve optimal health outcomes. National quality indicators are used as benchmark in measuring the quality of health services. Patient expectations for good quality of service can be provided by the doctor on duty when serving patients who are able to apply clinical leadership well. This study aims to determine the relationship of physician clinical leadership domains to the quality of health services in hospitals. This study was conducted using a survey method with a quantitative approach. The study was conducted on 42 general practitioners and specialists with a physician clinical leadership questionnaire. While the quality of health services at Izza Hospital is seen in the achievement of national indicators of hospital quality. There are 5 domains with 8 dimensions each in clinical leadership and 12 national quality indicators analyzed from 13 total national quality indicators. In this study, 2 domains of clinical leadership were found to be related to the quality of health services in the hospital, namely the domains of personal quality and service change. The other three domains, namely Collaboration with peers and interprofessionals, managing service, and setting direction are not related to the quality of health services in hospitals.

 

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Liansyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pemanfaatan pos pembinaan terpadu lanjut usia di wilayah kerja Puskesmas Beji Kecamatan Beji tahun 2014. Menggunakan metode deskriptif studi cross sectional dengan jumlah sampel 66 orang. Analisa data menggunakan Uji kai-kuadrat. Hasil penelitian didapatkan pemanfaatan pos pembinaan terpadu lanjut usia di wilayah kerja puskesmas Beji sebesar 47,0% dengan faktor-faktor yang berhubungan adalah pekerjaan (p = 0,01), pendapatan (p=0,01), dukungan keluarga (p=0,01), dukungan petugas puskesmas (p =0,02) dan faktor kebutuhan (p=0,00). Untuk meningkatkan pemanfaatan pos pembinaan terpadu maka perlu dilakukan pengelolaan manajemen program lansia dengan lebih terencana, sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi, tujuan dan manfaat program posbindu lansia, pengadaan sarana penunjang, pelatihan kader dan kerja sama lintas sektor.

This study aims to determine the factors that influence the utilization of integrated postal development elderly in the region of the sub-district public health centers in 2014 Beji. Using descriptive cross-sectional study with a sample of 66 people. Data analysis using the chi-square test. Utilization of research results in the get older postal of integrated development in the region of 47.0% to the factors associated are: employment (0,01), family support (p=0,01), health care workers (p = 0,02) and factors support the need (p = 0,00). To increase the utilization of integrated postal coaching is necessary for the management of the elderly with more planned programs, outreach to the community about the functions, objectives and programs utilizationpostal development elderly, procurement support, training cadres and intersectoral collaboration."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfira Farisya Rahmani
"Kesehatan adalah aspek paling penting dalam kehidupan setiap manusia. Mendapatkan lingkungan hidup yang sehat dan memperoleh pelayanan kesehatan adalah hak dasar yang harus dipenuhi bagi setiap warga negara. Salah satu bentuk upaya untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang menyeluruh, adil, dan merata adalah melakukan perbaikan dan peningkatan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas. Terletak di wilayah ibukota negara, Kota Jakarta Timur memiliki 10 puskesmas kecamatan yang melayani masing-masing wilayah kecamatan. Dengan jumlah puskesmas tersebut, Kota Jakarta Timur dianggap mampu menjangkau kebutuhan pelayanan kesehatan dengan menyediakan tenaga kesehatan yang dapat melayani seluruh penduduknya. Akan tetapi, tidak meratanya distribusi tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan primer bisa menjadi hambatan bagi masyarakat untuk mendapatkan kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan. Karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pola spasial aksesibilitas puskesmas kecamatan dan karakteristik wilayah layanan puskesmas kecamatan di Kota Jakarta Timur. Untuk mendapatkan nilai aksesibilitas digunakan metode pendekatan enhanced two-step floating catchment area (E2SFCA). Dari hasil analisis metode E2SFCA, wilayah kelurahan dengan nilai indeks aksesibilitas tertinggi adalah Kelurahan Rawa Bunga dan Kelurahan Balimester. Hasil tersebut menunjukkan pola spasial indeks aksesibilitas puskesmas kecamatan bervariasi pada wilayah kelurahan dengan tingkat aksesibilitas sangat tinggi hingga tingkat aksesibilitas sangat rendah, variasi pola dipengaruhi oleh jarak dan ketersediaan jaringan jalan. Sementara itu, masing-masing wilayah layanan puskesmas kecamatan memiliki karakteristik yang sangat beragam. Pada aspek kepadatan penduduk semua wilayah layanan didominasi oleh kepadatan sedang, aspek kerapatan jalan didominasi kerapatan rendah, sementara frekuensi tenaga kesehata berada di kelas sedang hingga tinggi.

Health is the most important aspect of the life of every human being. Getting a healthy living environment and obtaining health services are fundamental rights that must be fulfilled for every citizen. One form of effort to organize comprehensive, fair, and equitable health development is to improve and increase the number of health service facilities such as health centers. Located in the national capital area, East Jakarta City has 10 sub-district health centers serving each sub-district area. With this number of public health centers, East Jakarta City is considered capable of meeting the needs of health services by providing health workers who can serve the entire population. However, the uneven distribution of health workers in primary care facilities can become an obstacle for the community to have easy access to health services. Therefore, the purpose of this study was to identify the spatial pattern of accessibility of sub-district health centers and the characteristics of the sub-district health center service areas in East Jakarta City. To get the accessibility value, the enhanced two-step floating catchment area (E2SFCA) approach is used. From the results of the analysis of the E2SFCA method, the urban village areas with the highest accessibility index values are Rawa Bunga and Balimester. These results show that the spatial pattern of the accessibility index of subdistrict health centers varies in kelurahan areas with a very high level of accessibility to a very low level of accessibility, the variation in pattern is influenced by the distance and availability of the road network. Meanwhile, each sub-district health center service area has very diverse characteristics. In the aspect of population density, all service areas are dominated by medium density, the aspect of road density is dominated by low density, while the frequency of health workers is in the medium to high class."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>