Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156217 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ria Arihta Ujung
"Prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran di Indonesia melalui Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 sekitar 31,7%, angka tersebut menurun pada tahun 2013 menjadi sekitar 25,8%, dan kembali meningkat pada tahun 2018 sekitar 34,1 % yang merupakan prevalensi terbesar pada sepuluh tahun terakhir. Gangguan tidur diduga menjadi salah satu penyebab kejadian hipertensi. Selain itu, gangguan tidur berisiko meningkatkan penyakit hipertensi dan berujung pada penyakit kardiovaskular.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gangguan tidur dengan kejadian hipertensi di Indonesia dan diperoleh besar risiko hipertensi setelah dikontrol oleh varibel-variabel confounding berikut (umur, tingkat pendidikan, status perawinan, riwayat diabetes mellitus, riwayat kolesterol tinggi, riwayat hipertensi dan konsumsi buah dan sayur) di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional menggunakan data Indonesia Family Life Survey-5 (IFLS-5) tahun 2014. Sampel penelitian ini berjumlah 36.405. Analisis multivaiat menggunakan uji cox regresi untuk mengetahui besar risiko gangguan tidur terhadap kejadian hipertensi.
Hasil penelitian ini diperoleh prevalensi hipertensi sebesar 21,8%. Analisis multivariat menunjukkan bahwa orang yang mengalami gangguan tidur memiliki risiko 1,18 kali untuk mengalami hipertensi (PR=1,18). Hasil penelitian menyarankan agar skrining pada orang dengan gangguan tidur harus lebih ditingkatkan, masyarakat khususnya yang berusia 15 tahun ke atas yang mempunyai faktor risiko hipertensi agar rutin menjaga pola hidup sehat; menjadi masukan kepada Kementerian Kesehatan RI untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Posbindu PTM seperti memberikan alat ukur tekanann darah dan membekali pemahaman kader mengenai faktor risiko hipertensi, salah satunya yaitu mengenai kualitas tidur melalui pemberian informasi dan edukasi kepada peserta posbindu PTM.

The prevalence of hypertension based on measurements in Indonesia through Riskesdas 2007 was around 31.7%, the figure declined in 2013 to around 25.8%, and again increased in 2018 around 34.1% which was the largest prevalence in the last ten years . Sleep disorders are thought to be one of the causes of hypertension. In addition, sleep disorders risk increasing hypertension and leading to cardiovascular disease.
This study aimed to determine the relationship of sleep disorders with the incidence of hypertension in Indonesia and obtained the risk of hypertension after being controlled by the following confounding variables (age, education level, marital status, history of diabetes mellitus, history of high cholesterol, history of hypertension and consumption of fruits and vegetables ) in Indonesia. This study was a quantitative study with a cross-sectional design using data from Indonesia Family Life Survey-5 (IFLS-5) in 2014. The sample of this study amounted to 36,405. Multivariate analysis using the cox regression test to determine the risk of sleep disorders in the incidence of hypertension.
The results of this study obtained the prevalence of hypertension is 21.8%. Multivariate analysis showed that people who were sleep disorders had a risk of 1.18 times for having hypertension (PR = 1.18). The results of the study suggest that screening in people with sleep disorders should be improved, people especially at aged 15 years and over who have risk factors for hypertension in order to routinely maintain a healthy lifestyle; became input to the Indonesian Ministry of Health to improve the quality of the implementation of Posbindu PTM such as providing blood pressure measuring devices and equipping cadre understanding of hypertension risk factors, one of which is the quality of sleep through providing information and education to Posbindu PTM participants.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhan Emirzaqi
"Latar Belakang: Gangguan tidur dan masalah psikososial sampai saat ini masih cukup tinggi pada anak. Namun, penelitian mengenai hubungan antara gangguan tidur dan masalah psikososial pada anak thalassemia belum banyak di publikasi di Indonesia. Penelitian sebelumnya menelaah hubungan antara gangguan tidur dan masalah psikososial pada anak sehat. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara gangguan tidur dan masalah psikososial pada anak thalassemia dengan perbedaan pada dua buah aspek, yaitu aspek penegakan diagnosis masalah psikososial dan kelompok sampel yang dipilih. Tujuan: Mengetahui hubungan antara gangguan tidur dan masalah psikososial pada anak thalassemia. Metode: Penelitian observasional potong-lintang dengan sampel anak yang mengalami thalassemia major yang berobat ke Poliklinik Thalassemia/Ruang Transfusi RSCM pada Oktober 2022. Hasil: Dari 141 subjek, terdapat 87 subjek (61,7%) yang mengalami gangguan tidur dan 22 subjek (15,6%) yang mengalami masalah emosi perilaku. Hubungan antara gangguan tidur dan masalah psikososial pada anak thalassemia usia 6-15 tahun menunjukkan memiliki hubungan yang bermakna ( P<0.05). Kesimpulan: Anak thalassemia usia 6-15 tahun dengan gangguan tidur memiliki risiko 3,261 kali mengalami masalah psikososial (emosi dan perilaku).

Background: Sleep disorders and psychosocial problems are still quite high in children. However, research on the relationship between sleep disorders and psychosocial problems in thalassemia children has not been widely published in Indonesia. Previous research has examined the relationship between sleep disorders and psychosocial problems in healthy children. Based on this, the researchers wanted to find out whether there is a relationship between sleep disorders and psychosocial problems in thalassemia children with differences in two aspects, namely the aspect of establishing a diagnosis of psychosocial problems and the selected sample group. Purpose: To determine the relationship between sleep disorders and psychosocial problems in thalassemia children Methods: This is an observational cross-sectional study on children with thalassemia major who went to the Thalassemia Polyclinic/Transfusion Room RSCM in October 2022. Result: Of 141 subjects, there were 87 subjects (61.7%) had sleep disorders and 22 subjects (15.6%) had psychosocial problems. The association between sleep disorders and psychosocial problems in thalassemic children aged 6-15 years showed a significant association (P<0.05). Conclusion: Thalassemia children aged 6-15 years with sleep disorders have a 3.261 times the risk of experiencing psychosocial problems."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakwinul Ammar
"Tingkat aktivitas fisik merupakan salah satu indikator kesehatan yang penting. Berdasarkan Riskesdas 2018, Provinsi DKI Jakarta menempati posisi pertama pada proporsi tingkat aktivitas fisik kurang pada anak usia lebih dari 10 tahun. Gangguan tidur memiliki korelasi dengan penurunan performa akademik siswa pada sekolah dasar, peningkatan risiko depresi, dan juga ketidakseimbangan emosional. Berdasarakan penelitian oleh Hermoniati et al., Prevalensi gangguan tidur pada anak usia sekolah di Kota Jakarta Pusat sebesar 25,1%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan tingkat aktivitas fisik dan gangguan tidur pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang dengan menggunakan sub data sekunder dari penelitian SEANUTS 2.0 dengan jumlah sub-sampel sebesar 104 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik paling dominan secara berurutan adalah tingkat aktivitas fisik rendah (50%), tingkat aktivitas fisik sedang (42,30%), dan tingkat aktivitas fisik tinggi (7,6%). Gangguan tidur terjadi pada 55,77% dari total sampel. Secara bivariat terdapat korelasi lemah antara tingkat aktivitas fisik dan gangguan tidur pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta dengan nilai r = -0,05 dan tidak signifikan dengan nilai p = 0,617. Selain itu, dilakukan juga uji korelasi terhadap aktivitas fisik dan sub-gangguan tidur dengan hasil gangguan memulai dan mempertahankan tidur (r = -0,068), gangguan pernapasan saat tidur (r = 0,017), gangguan kesadaran (r = -0,023), gangguan transisi tidur-bangun (r = 0,061), gangguan somnolen berlebihan (r = -0,83), dan gangguan saat tidur (r = -0,176). Oleh karena itu, intervensi terhadap aktivitas fisik demi mencegah kejadian gangguan tidur perlu dilakukan. Tenaga kesehatan dan tenaga pendidik pada sekolah dasar diharapkan mengetahui dan memahami pentingkat tingkat aktivitas fisik terhadap pencegahan gangguan tidur pada anak usia sekolah.

The level of physical activity is an important indicator of health. Based on Riskesdas 2018, DKI Jakarta Province occupies the first position in the proportion of the level of physical activity that is lacking in children aged more than 10 years. Sleep disturbances have been correlated with decreased academic performance in elementary school students, increased risk of depression, as well as emotional imbalance. Based on research by Hermoniati et al., the prevalence of sleep disorders in school-age children in Central Jakarta is 25.1%. This study aims to see the relationship between the level of physical activity and sleep disturbances in school-age children in DKI Jakarta Province. The research design used was a cross-sectional study using secondary data from the SEANUTS 2.0 study with a sub-sample of 104 children. The results showed that the most dominant levels of physical activity, respectively, were low levels of physical activity (50%), moderate levels of physical activity (42.30%), and high levels of physical activity (7.6%). Sleep disturbances occurred in 55.77% of the total sample. Bivariately there is a weak correlation between the level of physical activity and sleep disturbances in schoolage children in DKI Jakarta Province with a value of r = -0.05 and not significant with a value of p = 0.617. In addition, correlation tests were also conducted on physical activity and sleep sub-disorders with the results of disturbances in initiating and maintaining sleep (r = -0.068), sleep disturbances (r = 0.017), impaired consciousness (r = -0.023), transitional disorders sleep-wake (r = 0.061), excessive somnolence (r = -0.83), and sleep disturbances (r = -0.176). Therefore, intervention on physical activity to prevent sleep disturbances needs to be done. Health workers and educators in elementary schools are expected to know and understand the level of physical activity on the prevention of sleep disorders at school-age."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agatha
"Latar belakang: Penggunaan internet meningkat terutama dengan adanya pandemik COVID-19 yang terjadi, hal ini berkontribusi terhadap kejadian adiksi internet. Usia remaja dan dewasa muda, sepertinya usia seorang mahasiswa, merupakan populasi paling rentan terhadap penggunaan internet dan adiksi internet. Adiksi internet sering juga dihubungkan dengan beberapa aspek psikologis, salah satunya yang akan dibahas pada penelitian ini, merupakan kualitas tidur. Metode: Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang dengan metode analitik observasional. Data penelitian didapat dengan menyebarkan kuesioner daring menggunakan Google Forms, berisi lembar informed consent, kuesioner data demografik, Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), dan Kuesioner Diagnostik Adiksi Internet (KDAI). Kuesioner disebarkan melalui sosial media kepada populasi target. Kemudian data yang didapat dilakukan uji statistik menggunakan program SPSS, untuk menemukan hubungan antara masalah adiksi internet dan gangguan tidur. Hasil: Dari 282 responden penelitian yang merupakan mahasiswa FKUI tahap akademik, ditemukan prevalensi adiksi internet yaitu 23,40% (n=66), dan prevalensi gangguan tidur yaitu 45,39% (n=128). Hubungan dari variabel adiksi internet dan gangguan tidur diuji menggunakan uji Kai-Kuadrat dan ditemukan hubungan signifikan (Nilai p 0,000 (<0,05)). Dari 66 populasi adiksi internet, 46 juga mengalami gangguan tidur. Selain itu, dilakukan juga uji korelasi antara faktor demografik dan pola penggunaan internet terhadap gangguan tidur, menggunakan uji Spearman. Hasil uji korelasi tidak ditemukan hubungan signifikan (Nilai p<0,05). Mahasiswa FKUI cenderung menggunakan internet untuk media sosial (63,48%) dibandingkan dengan pembelajaran (20,92%). Kesimpulan: Ditemukan hubungan bermakna antara adiksi internet dan gangguan tidur pada mahasiswa
Background: Internet usage has increased during the ongoing COVID-19 pandemic, this has contributed to the incidence of internet addiction. Adolescents and young adults are the population most vulnerable population to internet use and internet addiction. Several psychological aspects are often related to internet addiction, one of which will be discussed in this study is sleep quality. Methods: The study that was conducted is a observational analysis cross-sectional design. The data in this research was obtained by distributing an online questionnaire using Google Forms, containing an informed consent sheet, a demographic data questionnaire, the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), and the Kuesioner Diagnostik Adiksi Internet (KDAI). The questionnaire was distributed via social media to the target population. Then the data obtained were statistically tested using the SPSS program, to find the relationship between internet addiction problems and sleep disorders. Results: In a total of 282 respondents from Pre-Clinical students of the Faculty of Medicine, University of Indonesia, it was found that the prevalence of internet addiction was 23.40% (n=66), and the prevalence of sleep disorders was 45.39% (n=128). The relationship between internet addiction and sleep disorders was tested using the Chi-Square test and a significant relationship was found (p-value 0.000 (<0.05)). Of the 66 respondents with internet addiction, 46 also experience sleep disorders. In addition, a correlation test was also conducted between demographic factors and internet usage patterns on sleep disorders, using the Spearman test. Correlation test found no significant relationship (p-value <0.05). FKUI students use the internet for social media (63.48%) compared to learning (20.92%). Conclusion: There is significant relationship between internet addiction and sleep disorders among university students."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fijri Auliyanti
"Latar belakang. Gangguan tidur pada remaja memiliki prevalens yang tinggi dan dapat memengaruhi prestasi akademik di sekolah. Namun, sejauh ini di Indonesia, belum terdapat studi yang meneliti prestasi akademik pada remaja dengan gangguan tidur serta faktor yang berhubungan.
Tujuan. Penelitian ini untuk mengetahui: (1) prevalens dan pola gangguan tidur berdasarkan SDSC, (2) proporsi murid SMP dengan gangguan tidur yang memiliki prestasi akademik di bawah rerata, (3) hubungan antara: jenis kelamin, motivasi dan strategi belajar, nilai IQ, tingkat pendidikan ibu, tingkat sosial ekonomi keluarga, struktur keluarga, pendidikan di luar sekolah, adanya TV/komputer di kamar tidur, durasi tidur di hari sekolah, perbedaan waktu tidur dan bangun, dan prestasi akademik murid SMP dengan gangguan tidur.
Metode. Penelitian potong lintang analitik di lima SMP di Jakarta pada bulan Januari hingga Maret 2013. Skrining gangguan tidur dengan kuesioner Sleep Disturbance Scale for Children dilakukan terhadap 491 orang murid SMP di Jakarta. Murid yang memenuhi kriteria gangguan tidur diminta mengisi kuesioner motivasi dan strategi pembelajaran. Peneliti meminta nilai IQ subjek penelitian.
Hasil. Terdapat 129 subjek yang memenuhi kriteria gangguan tidur. Empat orang subjek di drop-out karena tidak memiliki nilai IQ. Prevalens gangguan tidur sebesar 39,7% dengan jenis gangguan tidur terbanyak adalah gangguan memulai dan mempertahankan tidur (70,2%). Sebanyak 47,6% subjek memiliki prestasi akademik di bawah rerata. Sebagian besar subjek perempuan (71%), termasuk sosial ekonomi menengah ke bawah (58,9%), memiliki motivasi dan strategi belajar yang cukup (72,6%), dan mengikuti pendidikan di luar sekolah (87,9%). Tiga belas subjek yang memiliki nilai IQ di bawah rata-rata tidak diikutsertakan dalam analisis bivariat dan multivariat. Berdasarkan uji regresi logistik, faktor yang paling berhubungan dengan prestasi akademik di bawah rerata secara berurutan, yaitu pendidikan di luar sekolah (> 2 jenis, non-akademik), nilai IQ rata-rata, dan jenis kelamin lelaki.
Simpulan. Prevalens gangguan tidur pada murid SMP di Jakarta adalah 39,7% dengan jenis gangguan tidur terbanyak adalah gangguan memulai dan mempertahankan tidur. Sebanyak 47,6% subjek memiliki prestasi akademik di bawah rerata. Faktor yang terbukti berhubungan dengan prestasi akademik di bawah rerata adalah pendidikan di luar sekolah (> 2 jenis, non-akademik), nilai IQ rata-rata, dan jenis kelamin lelaki.

Background. Sleep disorders are prevalent in adolescents and may influence their academic achievement at school. However, in Indonesia, no research has ever been done to study academic achievement in students with sleep disorders and related factors.
Objectives. This study aimed to define: (1) the prevalence of sleep disorders and their patterns based on the SDSC questionnaire, (2) the proportion of junior high school students having low average academic achievement, (3) the relationship between factors; i.e gender, motivation and learning strategies, IQ level, mothers' educational level, socioeconomic level, family structure, non-formal education, TV/computer set inside the bedroom, sleep duration during schooldays, bedtimewakeup time difference; and the academic achievement in junior high school students with sleep disorders.
Method. This was an analytical cross-sectional study, performed at five junior high schools in Jakarta between January to March 2013. Screening for sleep disorders, based on the Sleep Disturbance Scale for Children questionnaires, was done in 491 junior high school students. Students who fulfilled the criteria of sleep disorders, were asked to fill in the Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ). The IQ level of each subjects was also measured.
Results. There were 129 subjects who fulfilled the sleep disorders criteria. Four subjects were dropped out due to they didn?t have IQ level. The prevalence of sleep disorder in this study was 39.7%, mostly difficulty in initiating and maintaining sleep (70.2%). There were 47.6% subjects had low average academic achievement. As many as 13 subjects had low average IQ level and were not included in bivariate and multivariate analysis. Subjects mostly female (71%), with middle-low income (58.9%), had moderate motivation and learning strategies (72.6%), and attended non-formal education (87.9%). Based on the logistic regression analysis, the most influencing factors to the low average academic achievement are consecutively: the non-formal education ( > 2 types, non-academic), the average IQ level, and male sex.
Conclusion. The prevalence of sleep disorders in junior high school students in Jakarta are 39.7%, mostly difficulty in initiating and maintaining sleep. There were 47.6% subjects had low average grade. Factors related to the low average academic achievement are non-formal education ( > 2 types, non-academic), the average IQ level, and male sex.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eny Erlinda Widyaastuti
"Stroke dapat menyebabkan perubahan atau kerusakan neurologis berupa gangguan tidur insomnia. Gangguan tidur insomnia pada pasien pasca stroke akan mempengaruhi rehabilitasi dan kualitas hidup pasien. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya intervensi keperawatan yang dapat meningkatkan relaksasi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromatherapi: Kenanga (Cananga odorata) terhadap gangguan tidur insomnia pada pasien stroke di RSUD Pangkalpinang dan Sungailiat. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan pre dan postest design dan melibatkan 38 orang responden yang dikelompokkan menjadi intervensi dan kontrol. Pemilihan responden penelitian dengan teknik consequtive sampling. Hasil Penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan rerata derajat insomnia setelah pemberian aromaterapi Kenanga antara kelompok intervensi dan kontrol (p=0,000). Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan aromaterapi Kenanga sebagai salah satu alternatif intervensi keperawatan untuk masalah insomnia pada pasien stroke.

Stroke may lead to altered or impaired neurological function which include insomnia. Insomnia in post-stroke patients affects the patients? rehabilitation process and quality of life. Therefore, it is of high importance to develop and examine the nursing intervention aiming at improving sleep pattern in this group of patients. The study aimed to assess the influence of Cananga (Cananga Odorata) aromatherapy to insomnia sleep disorder in patients with stroke at Pangkalpinang and Sungailiat Hospitals. This quasi-experiment with pre-posttest design was carried out in 38 respondents, consecutively sampled and assigned into the intervention and control groups. The results showed that there was a statistically significant difference between the mean of insomnia degree in the intervention and control group, after the Cananga aromatherapy treatment (p=0.000). It could be concluded that Cananga aromatherapy is likely to lower insomnia in patients with stroke in this study. Nurses may use this intervention to help addressing insomnia problem among patients with stroke.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilhan Khazin
"Tidur merupakan hal yang penting bagi manusia untuk bertahan hidup, bahkan tidur menghabiskan sepertiga dari hidup manusia. Kejadian kurang tidur saat ini menjadimasalah yang umum terjadi di sekolah menengah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di berbagai sekolah menengah atas di Indonesia menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kualitas tidur yang buruk lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memiliki kualitas tidur yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah terdapat hubungan antara sikap, dukungan sosial, efikasi diri, niat, dan praktik sleep hygiene dengan kualitas tidur pada remaja di SMA Negeri 21 Kota Bekasi dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 288 responden yang terdiri dari kelas 10 dan kelas 11. Penelitian yang dilakukan menunjukkan sebagian remaja di SMA Negeri 21 Kota Bekasi memiliki sikap, dukungansosial, efikasi diri, niat, dan praktik sleep hygiene yang baik tetapi memiliki kualitas tidur yang buruk. Hal ini dikarenakan untuk memiliki kualitas tidur yang baik, diperlukan adanya kesadaran dan praktik untuk menerapkan hal-hal yang dapat meningkatkan kualitas tidur. Sebanyak 191 responden (66,3%) memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara efikasi diri dan praktik sleephygiene dengan kualitas tidur, yang artinya siswa dengan efikasi diri dan praktik sleep hygiene yang baik maka kualitas tidurnya akan baik. Sementara pada sikap, dukungan sosial, dan niat tidak menunjukkan adanya hubungan dengan kualitas tidur. Oleh karena itu, diperlukan adanya edukasi maupun program kesehatan untuk meningkatkan kualitas tidur pada remaja.

Sleep is essential for humans to survive, even it takes one-third of human life. Sleep deprivation is now a common problem in middle school students. Based on research conducted in various high schools in Indonesia, It shows that more students have poor sleep quality than students who have good sleep quality. This research was conducted to identify a possible relationship between attitudes, social support, self-efficacy, intentions and sleep hygiene practices with sleep quality in adolescents at SMA Negeri 21 Bekasi. This study used a cross-sectional method. The sample used in this study was 258 respondents consisting of grades 10 and grade 11. The research conducted showed that some adolescents at SMA Negeri 21 Kota Bekasi have good attitudes, social support, self-efficacy, intentions, and sleep hygiene practices but have poor sleep quality, this is because to have good sleep quality, awareness and practices both needed to implement things that can improve sleep quality. 191 respondents or 66,3% had poor sleep quality. The results showed that there was a positive association between self-efficacy and sleep hygiene practices and sleep quality, which means that students with good self-efficacy and sleep hygiene practices will have good sleep quality. Meanwhile, attitudes, social support and intentions did not show a relationship with sleep quality. Therefore, education and health programs are needed to improve the quality of sleep in adolescents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Dewi
"Pola tidur yang terganggu dapat mempengaruhi prestasi belajar anak. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan gangguan pola tidur dengan prestasi belajar pada anak usia sekolah. Desain penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional digunakan. Sampel siswa sekolah dasar sebanyak 79 responden dengan teknik random sampling. Analisa uji Pearson Correlation menghasilkan adanya hubungan yang lemah dan berpola negatif yang berarti semakin tinggi gangguan pola tidur maka semakin rendah prestasi belajar. Perawat dapat memberikan konseling kepada orang tua, sekolah, ataupun siswa terkait pola tidur yang baik serta upaya meningkatkan prestasi belajar anak.

Sleep pattern disorder will influence the academic achievement. This study aims to indentify the correlation between sleep pattern disorders to academic achievement during school’s ages. The analytic design applied to 79 samples of Elementary School’s students that were identified by simple random sampling technique. Pearson correlation resulted weak correlation and negative pattern. The nurse may provide consultation to parents, school, or elementary students in order to get better sleep pattern as well as to increase the academic achievement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47300
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Dewi
"Pola tidur yang terganggu dapat mempengaruhi prestasi belajar anak. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan gangguan pola tidur dengan prestasi belajar pada anak usia sekolah. Desain penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional digunakan. Sampel siswa sekolah dasar sebanyak 79 responden dengan teknik random sampling. Analisa uji Pearson Correlation menghasilkan adanya hubungan yang lemah dan berpola negatif yang berarti semakin tinggi gangguan pola tidur maka semakin rendah prestasi belajar. Perawat dapat memberikan konseling kepada orang tua, sekolah, ataupun siswa terkait pola tidur yang baik serta upaya meningkatkan prestasi belajar anak.

Sleep pattern disorder will influence the academic achievement. This study aims to indentify the correlation between sleep pattern disorders to academic achievement during school’s ages. The analytic design applied to 79 samples of Elementary School’s students that were identified by simple random sampling technique. Pearson correlation resulted weak correlation and negative pattern. The nurse may provide consultation to parents, school, or elementary students in order to get better sleep pattern as well as to increase the academic achievement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia karena dapat menghapus
kelelahan dan salah satu menyegar otak yang efektif. Gangguan pola tidur dapat
diakibatkan oleh perubahan fisiologis, psikologis, sosial, lingkungan, dan perubahan
kematangan serta masalah maturitas. Gangguan pola tidur dapat ditangani secara
farmakologi dan non farmakologi. Terapi pijat sebagai salah satu cara untuk
menstimulasi sirkulasi darah sehingga menyebabkan relaksasi merupakan salah satu
contoh penanganan gangguan pola tidur non farmakologi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui keefektifitasan terapi pijat dalam menurunkan gangguan pola tidur.
Metode penelitian yang di gunakan adalah quasi eksperiment one group pre test-post
rest. Jumlah responden dalam penelitian ini empat orang yang bertempat tinggal di
Asrama Wismarini flat putra. Analisa data menujukkan adanya perubahan yang
bermakna pada pola tidur setelah dilakukan terapi pijat dengan hasil t test 15 dan
batas kemaknaan 0,01 Serta derajat kebebasan 3 sehingga dapat diketahui batas
hipotesa nihil 5,841. Hasil penelitian menujukkan bahwa ada pengaruh terapi pijat
terhadap gangguan pola tidur. Penelitian ini merekomendasikan agar praktisi
keperawatan dapat lebih mendalami tentang terapi pijat bagi klien karena hal ini
dapat melancarkan sirkulasi yang terganggu. Selain itu penelitian ini
merekomendasikan institusi pendidikan keperawatan menjadikan teknik terapi pijat
sebagai salah satu topik dalam proses belajar mengajar di kampus.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5139
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>