Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201070 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Indra Adithia
"ABSTRAK
Kondisi pekerjaan yang tidak nyaman dapat menimbulkan stres pada pekerja sehingga
mempengaruhi kesejahteraan pekerja dan meningkatkan gejala kecemasan dan depresi.
Stres yang dialami oleh pekerja dipengaruhi oleh hubungan beberapa faktor seperti faktor
psikososial, faktor pekerjaan, lingkungan kerja dan individu pekerja. Gangguan
kesehatan terkait dengan stres diantaranya adalah penyakit hipertensi, penyakit
kardiovaskular, penyakit maag, musculoskeletal symptoms. PT. XYZ merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang logistik pangan. Tingginya intensitas pekerjaan di
PT. XYZ yang melebihi batas kemampuan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya
dapat menimbulkan stres kerja. Stres kerja seringkali tidak menjadi perhatian dari pihak
manajemen perusahaan karena pencapaian yang utama adalah target yang diusahakan
oleh pekerja untuk memenuhi target perusahaan, sehingga dapat mengakibatkan bahaya
yang serius bagi keselamatan dan kesehatan pekerja. Dalam penelitian ini, peneliti
berupaya mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada pekerja di
perusahaan logistik pangan. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data langsung
melalui survey dengan menggunakan kuisioner. Kuesioner yang telah melewati uji
validasi dan reliabiliti digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan stres kerja yaitu faktor psikososial (organisasi dan budaya kerja, hubungan
interpersonal, kepemimpinan, pengembangan karir dan manajemen), faktor pekerjaan
(desain kerja, waktu istirahat, beban kerja, kontrol pekerjaan dan bidang pekerjaan),
faktor fisik lingkungan kerja dan faktor individu (umur, jenis kelamin, status perkawinan,
masa kerja dan gaya hidup). Hasil penelitian dengan analisis statistik multivariat regresi
linier ganda faktor yang paling dominan menunjukkan bahwa stres kerja berdasarkan
indikator emosi yaitu Organisasi dan Budaya Kerja (p value = 0,004 & B = 0,24), stres
kerja berdasarkan indikator fisik yaitu Lingkungan Kerja (p value = 0,01 & B = 0,19) dan
stres kerja berdasarkan indikator perilaku yaitu Gaya Hidup Tidak Sehat (p value = 0,00
& B = 0,27).

ABSTRACT
Uncomfortable work conditions can cause stress to workers that affect the welfare of
workers and improve symptoms of anxiety and depression. The stress experienced by
workers is influenced by the relationship of several factors such as psychosocial factors,
occupational factors, work environment and individual workers. Health problems related
to stress include hypertension, cardiovascular disease, ulcer disease, musculoskeletal
symptoms. PT. XYZ is a company engaged in food logistics. The high intensity of work
at PT. XYZ which exceeds the ability of workers to complete their work can cause work
stress. Job stress is often not a concern of the company management because the main
achievement is the target sought by workers to meet the company's targets, so that it can
cause serious hazards to the safety and health of workers. In this study, researchers sought
to find factors related to work stress on workers in food logistics companies. The study
was conducted by collecting data directly through surveys using questionnaires.
Questionnaires that have passed validation and reliability tests are used to determine
factors related to work stress, namely psychosocial factors (organization and work
culture, interpersonal relationships, leadership, career and management development),
occupational factors (work design, rest time, workload, control of work and occupation),
physical factors of work environment and individual factors (age, sex, marital status,
years of work and lifestyle). The results of the study with multivariate multiple linear
regression statistical analysis the most dominant factors showed that work stress was
based on emotional indicators namely Organization and Work Culture (p value = 0.004
& B = 0.24), work stress based on physical indicators namely Work Environment (p value
= 0.01 & B = 0.19) and work stress based on behavioral indicators namely Unhealthy
Lifestyle (p value = 0.00 & B = 0.27).

"
2019
T52946
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Sari
"Stres kehidupan merupakan peristiwa hidup yang pasti dialami individu terutama lansia dimana pada masa ini banyak terjadi transisi hidup. Stres kehidupan dapat berdampak negaif maupun positif. Dampak dari stres kehidupan tersebut bergantung dari mekanisme koping yang diadopsi oleh individu. Semakin adaptif koping yang diadopsi maka semakin positif pula dampak yang akan diterima individu dari stres kehidupan yang dialaminya. Mekanisme koping dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh faktor predisposisi dengan mekanisme koping yang dimiliki lansia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan potong lintang (crosssectional). Sampel adalah 106 lansia yang dipilih dengan teknik purposive sampling.

Stressful life events is event that must be experienced by individual, especially the elderly that a lot of transition occur on this periode. Stressful life events can have negative or positive impact. The impact is depentds on the coping mechanism that adopted by individual. The more adaptive coping mechanisms adopted, the more positive the impact that individual will received. Coping mechanism is influenced by severals factors. The research objective was to discover the influence of predisposing factors and coping mechanism in elderly. The research design is descriptive correlative with method was cross sectional study. The sample is 106 respondents of elderly who was choosen according purposive sampling method.The result find that 69,6% respondends have adaptive coping mechanism. The result show significant relation between personality type, social support, social interactions, and coping mechanism. This study became evidence base in developing psychosocial well-being in elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betariani Prawitasari Ediboedi
"Masa remaja awal (early adolescence) menandai permulaan masa remaja, mencakup berbagai transisi dari ketidak matangan atau immaturity menuju kematangan atau maturity (Amett & Taber, Graber & Brooks-Gunn, Hoffman dalam Steinberg, 2002). Usia ini dipandang saat yang tepat untuk memberikan intervensi atau pengarahan (Carnegie Council on Adolescent Development, Hamburg dalam Crockett & Crouter, 1995).
Prestasi menjadi pokok permasalahan di usia remaja awal (Steinberg, 2002). Namun transisi ke usia remaja membawa permasalahan. Ditemukan bahwa motivasi intrinsik untuk tugas-tugas akademik umumnya mengalami penurunan, demikian pula keseluruhan prestasi (urdan & Klein, 1998).
Ada perbedaan nyata antara remaja yang tidak dapat mempergunakan potensinya dengan remaja yang berprestasi tinggi. Hasil penelitian mengindikasi faktor yang sangat berperan di usia remaja dan berdampak positif pada kehidupan di usia dewasa (Clausen, Clausen &. Jones, dalam Shanahan, 2000; Clausen dalam Reynolds, Boyd, Burge, Harris, Robbins, 2004). Faktor tersebut adalah planful competence, yaitu kemampuan seseorang (remaja) untuk dapat memegang kendali atas perjalanan hidupnya, dengan memiliki tujuan yang berkaitan dengan pendidikan dan/atau bidang pekerjaan, serta melakukan langkah-langkah untuk mewujudkannya.
Penelitian ini ingin mendapatkan gambaran planful competence pada remaja awal berprestasi di sekolah yang diduga memiliki planful comperence, serta peranan lingkungan sosialnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Wawancara digunakan sebagai alat memperoleh data, dilengkapi instrumen Rotter?s locus of control yang dianalisa secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan remaja yang memiliki planful competence dapat menjalani hidupnya secara lebih terarah karena memiliki tujuan dan minat yang lebih jelas. Mereka mempergunakan waktu lebih efisien dan efektif, untuk meiakukan usaha meningkatkan kemampuannya sejalan dengan arah minat dan cita-citanya. Karena umumnya remaja tersebut memiliki cita-cita yang berkaitan dengan bidang akademik, maka dengan sendirinya planfulness mereka mendukung usaha yang dilakukan di sekolah serta prestasi akademik yang dicapainya.
Peranan mikrosistem dan significant others sangat besar mendukung perkembangan planful competence. Orang tua dan guru dapat menjadi motivator sekaligus model untuk berprestasi dan bersikap planfull. Berbeda dengan peranan teman sebaya, yang justru menurunkan motivasi dan semangat berprestasi di sekolah.
Untuk penelitian mendatang perlu memperhatikan tipe sekolah dan jalinan rapport dengan subjek. Penelitian longitudinal bisa dilakukan. Penelitian dengan subjek orang-orang sukses juga dapat memberi masukan berharga mengenai keadaan nyata di Indonesia. Penelitian selanjutnya dapat menghubungkan planful competence dengan hal lain seperti strategi belajar, dan sebagainya.
Masukan untuk orang tua dan pendidik mengenai pentingnya menjadi model bagi remaja dan pentingnya mengembangkan sense of efficacy. Penting untuk memberi masukan mengenai berbagai bidang ilmu dan karir kepada remaja guna membentuk planfulness-nya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T17940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 1989
616.001 9 STR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Carolina Maria Juniati Murtiasari
"Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis dari tahap dewasa muda ke tahap
dewasa madya pada individu tengah baya Penelitian ini menggunakan landasan teoritis
kesejahteraan psikologis Ryff (1989) dan menggunakan teknik critical incidents yang
didasarkan metode refleksi kritis.
Kesejahteraan psikologis merupakan kondisi dimana individu dapat mengambil peran dan tanggungjawabnya secara optimal dengan rnemiliki krlteria pokok yang dikemukakan oleh Ryff (1989a), yaitu memiliki penerimaan terhadap diri sendiri, relasi yang positif dengan orang lain, mampu bersikap otonom, mampu menghadapi lingkungannya., mempunyai tujuan hidup dan mempunyai pertumbuhan pribadi yang baik. Kesejahteraan psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, status sosial, pengalaman hidup yang khusus dan budaya. Hasil penelitian Ryff (198921) dan Ryff & Singer (1996) menemukan bahwa terdapat perbedaan profil kesejahteraan psikologis pada individu dengan tahap perkembangan yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis tertarik untuk melihat gambaran kesejahteraan psikologis dari tahap dewasa muda ke dwasa madya pada individu yang sama dalam konteks Indonesia. Rentang waktu dari Inasa clewasa muda ke dewasa madya tentunya mempunyai peristiwa-peristiwa yang sifatnya khusus dalam
mempengaruhi hidup individu, khususnya dalam kesjahteraan psikologis.
Critical incidents merupakan telcnik dimana individu diminta untuk mengungkapkan pengalaman yang signiikan, sifatnya positif (antara lain, menyenangkan, membanggakan) dan negatif (antara lain, menyedihkan, mengecewakan, menimbulkan kemarahan). Teknik critical incidents didasarkan pada metode refleksi kritis yang biasa digunakan dalam dunia pendidikan, bertujuan untuk mengumpulkan data berdasarkan pemaknaan terhadap peristiwa yang telah dialami individu. Penggunaan critical incidents didasarkan pada pendekatan fenomenologi yang secara khusus bertujuan memahami kerangka berpikir individu berdasarkan penghayatan atas peristiwa signifikan tadi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif agar rnendapatkan gambaran yang utuh mengenai penghayatan individu terhadap pengalaman yang signifikan. Jumlah subjek empat orang, dua laki-laki, dna perempuan dalam rentang usia tengah baya, berkeluarga, status ekonomi menengah, tingkat pendidikan minimal SLTA. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara rnendalam untuk mendapatkan pengalaman critical incidents subjek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis merupakan suatu proses yang terjadi separgiang hidup. Kualitas kesejahteraan psikologis individu merupakan hasil sinergi dari masing-masing dimensi. Kualitas kesejahteraan psikologis secara khusus dapat diinterpretasikan dengan melihat pertumbuhan pribadi seseorang yang dapat dianggap sebagai hasil dari proses terbentuknya kesejahteraan psikologis. Selain itu penguasaan lingkungan dan otonomi merupakan strategi penting bagi individu untuk mengatasi persoalan dalam mencapai tujuan hidup yang ingin dicapai. Sedangkan penerimaan diri dan relasi individu dengan orang lain merupakan aspek yang dapat mempengaruhi pertumbuhan pribadi individu.
Secara umum kesejahteraan psikologis individu dari masa dewasa muda ke dewasa madya relatif mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi sifatnya bervariasi pada setiap dimensi (aspek) kesejahteraan psikologis. Dimensi yang cenderung meningkat dari masa dewasa muda ke dewasa madya adalah penerimaan diri dan relasi positif dengan orang lain. Dimensi yang cenderung tetap adalah penguasaan lingkungan dan otonomi.
Perubahan yang terjadi dalam dimensi dapat dipengarubi oleh tuntutan peran dan tanggung jawab dalam urusan rumah tangga, pekemjaan maupun sosial masyarakat. Selain itu juga dipengaruhi oleh pengalaman keberhasilan atau kegagalan individu dalam mencapai harapan-harapan tertentu yang terkait dengan hal tersebut. Apabila harapan mereka dapat tercapai maka akan muncul pertumbuhan pribadi yang baik, namun apabila yang terjadi sebaliknya akan menimbulkan kekecewaan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Jayanti
"Struktur penduduk dunia baik di Indonesia maupun dunia telah bergeser menjadi berstruktur penduduk tua. Dikatakan sebagai struktur penduduk tua, jika populasi lansia di suatu negara lebih dari tujuh persen. Pada tahun 2018 terdapat 9,27 persen (sekitar 24,49 juta) lansia di Indonesia. Beralihnya struktur ini dikarenakan meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH). Jumlah lansia di perkotaan lebih banyak diandingkan di perdesaan. DKI Jakarta merupakan ibukota negara dan pusat pemeritahan. Hal ini menjadikan Jakarta sebagai perkotaan untuk memberikan contoh pelayanan kesehatan dan sosial yang baik bagi penduduknya termasuk lansia. Terdapat sejumlah 1225 lansia bertempat tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) dan komunitas masyarakat. Tingginya jumlah lansia menjadi perhatian baik pemerintah dan masyarakat untuk memperhatikan masalah lansia.
Pada institusi sosial ini, lansia, sebagai kelompok yang rentan mengalami perubahan baik secara fisik, psikologis, sosial dan lingkungan memungkinkan lansia untuk sulit beradaptasi dengan lingkungannya sehingga hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup lansia menurut domain kualitas hidup World Health Organization Quality of Life-Bref (WHOQOL-Bref). Penelitian dilakukan dengan desain campuran, yakni penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penyebaran kuesioner, wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen dilakukan pada 80 responden lansia masingmasing 40 responden di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung dan Sasana Tresna Werdha (STW) Karya Bhakti RIA Pembangunan Cibubur.
Hasil menunjukkan bahwa penggunaan obat, aktifitas fisik dan domain psikologis memiliki pengaruh terhadap kualitas hidup lansia dengan p value 0,04; 0,03 dan 0,034. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan kualitas hidup dan kepuasan akan kesehatan dan domain kualitas hidup antara responden PSTW dan STW. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan terkait peningkatan interaksi sosial, perbaikan kondisi lingkungan dengan pelaksanaan program dan pelatihan petugas. Diharapkan penelitian lebih lanjut terkait intervensi yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia di institusi sosial panti werdha.

The population structure in both global and Indonesia has shifted to an ageing population. The country is called by ageing population if the elderly population is more than seven percent. In 2018, there were 9.27 percent (around 24.49 million) of the elderly in Indonesia. This changing structure is due to the increasing of life expectancy. The elderly population in urban areas is more than rural areas. DKI Jakarta is the country`s capital and government center. This makes Jakarta as an urban city to provide good health and social services for its population, including the elderly. There are a number of 1225 elderly in elderly institution (PSTW) and the community. The high number of elderly peoples is a concern of both the government and the public to pay attention to the problem of the elderly.
In this social institution, the elderly, as a group that is susceptible to change both physically, psicologically, socially and environmentally, allows the elderly to be difficult to adapt to their environment so that this can affect their quality of life. This study aims to describe the quality of life of the elderly according to the quality of life domain of the World Health Organization Quality of Life-Bref (WHOQOL-Bref). The study was conducted with a mixed design, quantitative and qualitative research. Distribution of questionnaires, in-depth interviews, observations, and document studies were carried out on 80 elderly respondents, each of 40 respondents at the Tresna Werdha Social Institution (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung and Sasana Tresna Werdha (STW) Karya Bhakti RIA Pembangunan Cibubur.
The results showed that drug use, physical activity and psychological domain has an influence on the elderly quality of life with p value 0,04; 0,03 and 0,034. The results showed no difference in quality of life score and satisfaction with health score and quality of life domains between PSTW and STW respondents. This research is expected to be an input related to increasing social interaction, improving environmental conditions with the implementation of programs and training of officers. It is expected that further research related to interventions that can improve the quality of life of the elderly in social institutions of nursing homes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Mutia Rani
"Kegiatan commuting, yaitu perjalanan rutin dari rumah ke tempat kerja, menjadi bagian dari kehidupan modern, terutama di kota-kota besar. Pola mobilitas commuting yang melelahkan dapat berpengaruh pada aspek kesehatan fisik, mental, dan sosial di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup dan faktor apa saja yang berhubungan dengan kualitas hidup para pekerja komuter di institusi X yang berada di Jakarta. Desain studi potong lintang atau cross sectional digunakan pada penelitian, responden sebanyak 137 orang yang merupakan pekerja di institusi X, unit utama Y, yang bepergian dari rumah ke kota tempat kerjanya yaitu Jakarta dan bertempat tinggal di Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek). Variabel penelitian meliputi tingkat kualitas hidup dengan menilai skor domain (fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan), sedangkan variabel independen meliputi jenis moda transportasi, kondisi perjalanan, status pernikahan dan waktu tempuh perjalanan. Analisis dengan uji chi square dan uji t-independent. Hasil penelitian menunjukan reponden dengan kualitas hidup kurang sebanyak 71 orang (51,8%) memiliki kualitas hidup kurang, dan 66 orang (48,2%) memiliki kualits hidup baik. Pada keempat domain kualitas hidup, domain fisik mempunyai skor kualitas hidup yang paling rendah, kemudian disusul oleh domain psikologis, kemudian domain lingkungan dan hubungan sosial yang paling tinggi. Hasil analisis chi-square didapatkan tidak ada hubungan signifikan antara jenis moda tranportasi, kondisi perjalanan, status pernikahan dan waktu tempuh perjalanan dengan kualitas hidup total pada pekerja komuter di Institusi X. Pada hasil analisis hubungan antara status pernikahan dengan kualitas hidup domain fisik, terdapat hubungan signifikan yang dapat diartikan pekerja dengan status menikah atau pernah menikah mempunyai risiko skor domain fisiknya lebih rendah dibandingkan dengan pekerja berstatus belum menikah. Hasil uji t-independent didapatkan tidak ada perbedaan tingkat kualitas hidup antara variabel moda transportasi, kondisi perjalanan, status pernikahan dan waktu tempuh perjalanan pada pekerja di Institusi X

The activity of commuting, which involves routine travel from home to the workplace, has become a part of modern life, particularly in large cities. The exhausting commuting mobility patterns can affect the physical, mental, and social health aspects of society. This study aims to describe the quality of life and identify the factors associated with the quality of life of commuters working at institution X in Jakarta. A cross-sectional study design was used, with 137 respondents who are employees at institution X, main unit Y, who commute from their homes to their workplaces in Jakarta and reside in Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek). The research variables included the level of quality of life by assessing domain scores (physical, psychological, social relationships, and environment), while the independent variables included the type of transportation mode, travel conditions, marital status, and travel time. Analysis was conducted using chi-square tests and independent t-test. The results showed that 71 respondents (51.8%) had a lower quality of life, while 66 respondents (48.2%) had a good quality of life. Among the four quality of life domains, the physical domain had the lowest quality of life score, followed by the psychological domain, and then the environmental and social relationships domains, which had the highest scores. Chi-square analysis revealed no significant relationship between the type of transportation mode, travel conditions, marital status, and travel time with the overall quality of life of commuters at institution X. However, the analysis of the relationship between marital status and the physical quality of life domain indicated a significant relationship, suggesting that employees who are married or have been married are at a higher risk of having lower physical domain scores compared to those who are single. Independent t-test results showed no differences in the quality of life levels among the variables of transportation mode, travel conditions, marital status, and travel time for employees at institution X."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Haryani
"Permasalahan pokok dalam manajemen sumber daya manusia adalah bagaimana mencari cara terbaik untuk mencapai kepuasan kerja, karena karyawan yang tidak puas lebih sering absen serta lebih besar kemungkinan untuk mengundurkan diri, sehingga produktifitas kerja menurun. Permasalahan kepuasan kerja perlu mendapat perhatian dan ditangani secara sungguh-sungguh untuk menghindari dampak negatif akibat permasalahan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan di RSUP Persahabatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitiatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian menggunakan simple random sampling 177 orang responden. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner.
Hasil penelitian yaitu nilai rata-rata kepuasan kerja karyawan adalah 69,59. Karakterisktik karyawan yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu jenis kelamin (p value 0,036) dan jabatan (p value 0,014). Butir kepuasan yang perlu diperbaiki yaitu kesesuaian penghasilan dengan beban kerja, transparansi remunerasi, sosialisasi perubahan kebijakan organisasi, fasilitas dan jaminan kesehatan serta kesempatan promosi.
Saran yaitu evaluasi terhadap sistim gaji karyawan non PNS, transparansi perhitungan remunerasi, meningkatkan sosialisasi perubahan kebijakan organisasi, mengusahakan kemudahan fasilitas dan jaminan kesehatan karyawan serta meningkatkan kesempatan promosi bagi seluruh karyawan.

The main problem in human resource management is how to find the best way to achieve job satisfaction. The problem of job satisfaction needs to be addressed and dealt with seriously to avoid the negative effects of these problems, because unsatisfied employees are more often absent and more likely to resign, so that work productivity decreases.
This study aims to improve employee job satisfaction at RSUP Persahabatan. This research is a quantitative study with a cross sectional study design. The study sample used simple random sampling of 177 respondents. Data collection is done through a questionnaire.
The results of the study are the average value of employee job satisfaction is 69.59. Employee characteristics related to job satisfaction, namely gender (p value 0.036) and position (p value 0.014). The satisfaction points that need to be improved are the suitability of income with workload, transparency of remuneration, socialization of changes in organizational policies, facilities and health insurance and opportunities for promotion.
Suggestions are evaluating the salary system of non PNS employees, transparency of remuneration calculations, increasing socialization of changes in organizational policies, seeking facilities and health insurance for employees and increasing promotion opportunities for all employees.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Melda
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Analisis Situasi
Banyaknya jumlah produk nutrisi ibu hamil yang ada di pasaran memperlihatkan ketatnya persaingan. Lactamil masih harus memperkuat citranya agar penetrasi di SES A dan B meningkat.
Pernyataan Masalah
Lactamil membutuhkan sebuah solusi untuk meningkatkan citra positif Lactamil khususnya pada SES A dan B.
Solusi
Membuat special event berjudul 'From Lactamil to Moms' yang akan diselenggarakan di RSIA Hermina Jatinegara RSIA Bunda dan RSIA Kemang Medical Care pada tanggal 19 20 21 Desember dalam rangka memperingati Hari Ibu Nasional. Melakukan kontak dengan media agar mendapatkan publisitas.
Tujuan Program
Meningkatkan citra positif Lactamil di mata masyarakat sebagai produk nutrisi yang tepat untuk ibu hamil.
Khalayak Sasaran
Secara geografis Ibu hamil yang tinggal di Jabodetabek. Secara demografis Ibu hamil berusia 25 - 35 tahun. Ibu hamil dengan kehamilan pertama. Ibu hamil di masa awal kehamilan. Ibu hamil yang bekerja wanita karir SES A dan B.
Pesan Kunci
"Celebrating Super Moms with Lactamil on Mother's Day"
Jadwal Program
19 20 21 Desember 2014.
Tempat Pelaksanaan
RSIA Hermina Jatinegara RSIA Bunda RSIA Kemang Medical Care.
Kerangka Evaluasi
Evaluasi input untuk mengecek tahap persiapan pelaksanaan kegiatan dengan instrumen berupa laporan kerja daftar hadir rapat dan observasi.
Evaluasi output untuk menilai efektivitas program saat kegiatan berlangsung dengan instrumen berupa pendaftaran peserta list media yang hadir dan rundown acara.
Evaluasi outcome unuk melihat dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan dengan instrumen berupa pemberitaan positif sebanyak 55 di media selama 1 tahun melalui media monitoring dan peningkatan followers di akun social media Lactamil sebanyak 10
Total Anggaran
Rp 367 685 000

EXECUTIVE SUMMARY
Situation Analysis
There are many competitors for Lactamil it shows the business competition in the industry is really tight. Lactamil needs to strengthen its image to increase its penetration in A and B SSE.
Problem Statement
Lactamil needs a solution to increase its image especially in A and B SSE.
Solution
Create a special event called "From Lactamil to Moms" which will be held at RSIA Hermina Jatinegara RSIA Bunda and RSIA Kemang Medical Care on December 19th 20th 21st 2014 in order to celebrate Mother's Day. Contact some media journalism that related to the event to get publicity.
Aim Program
To increase good image of Lactamil as proper nutrition product to pregnant mother in public.
Target Audience
Geographic Jabodetabek area. Demographic Pregnant mother who is 24 - 35 years old. Pregnant mother with her first pregnancy. Pregnant working mom A and B SSE.
Key Message
"Celebrating Super Moms with Lactamil on Mother's Day"
Program Schedule
December 19th 20th 21st 2014.
Venue
RSIA Hermina Jatinegara RSIA Bunda RSIA Kemang Medical Care.
Evaluation
Input evaluation instruments progress report attendance list and direct observation.
Output evaluation instruments registration of participants list of media and rundown.
Outcome evaluation instruments 55 of positive feedback yearlong thru media monitoring and 10 of followers enhancement in social media thru media monitoring.
Total Budget
Rp 367 685 000
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S53430
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rahmi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T39551
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>