Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190474 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Priharja Putri
"Kanker payudara menempati urutan pertama dengan jumlah kasus baru 43,3 dan kematian akibat kanker 12,9 pada wanita di dunia. Lebih dari 70 pasien datang kelayanan kesehatan pada stadium kenker yang telah lanjut. Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI yang dilakukan setiap bulan merupakan metode deteksi dini termurah dan paling sederhana yang dapat dilakukan secara mandiri oleh wanita. Meskipun telah direkomendasikan selama bertahun-tahun, praktik BSE masih rendah. Lebih dari 80 orang tidak memahami praktik SADARI. Program ini tidak dapat dipisahkan dari literasi kesehatan. Teori Health Belief Model dianggap sesuai untuk melihat mengapa beberapa orang memilih untuk tidak melakukan SADARI. Penelitian ini untuk melihat asosiasi literasi kesehatan dan Health Belief Model dengan praktik SADARI, menggunakan desain cross-sectional dengan sampel 251 mahasiswa S1 Reguler dari Universitas Indonesia angkatan 2018/2019. Hasil yang diperoleh 156 mahasiswi 62,2 melakukan SADARI, 66,9 mahasiswi pernah mendapakan informasi terkait SADARI, mempunyai pengetahuan sedang 66,41, mempunyai persepsi keseriusan tinggi terhadap kanker payudara 66,66 dan persepsi rentan terkena kanker payudara yang rendah 48,00, mempunyai manfaat tinggi pada SADARI 80,00 dan hambatan tinggi untuk melakukan SADARI 80,00, mempunyai kemampuan melakukan SADARI rendah 51,37, dan mempunyai literasi kesehatan tinggi 76,63. Persepsi terhadap kemampuan diri melakukan SADARI mempunyai hubungan bermakna dengan praktik SADARI p = 0,000; OR=10; 95 CI 3,695-25,563 setelah dikontrol oleh rumpun ilmu, keterpaparan informasi, dan pengetahuan. Literasi kesehatan mempunyai hubungan yang bermakna dengan praktik SADARI p =0,000; OR=17; 95 CI 5,452-52,211 setelah dikontrol oleh rumpun ilmu, sumber informasi, dan pengetahuan.

Breast cancer ranks first with the number of new cases 43.3 and cancer deaths 12.9 in women in the world. More than 70 of patients come to health care at an advanced cancer stage. Breast Self Examination BSE carried out every month is the cheapest and simplest early detection method that can be done independently by women. Although it has been recommended for many years, the practice of BSE is still low. More than 80 of people do not understand the practice of BSE. This program cannot be separated from health literacy. The Health Belief Model theory is considered appropriate to see why some people choose not to do BSE. This study looked at the health literacy association and Health Belief Model with BSE practice, using a cross-sectional design with a sample of
251 regular bachelor students from the Universitas Indoenesia 2018/2019 class. The results obtained by 156 female students 62.2 did BSE, 66.9 of students had obtained BSE-related information, had moderate knowledge 66.41, had a high perception of seriousness towards breast cancer 66.66 and perceptions were susceptible to low breast cancer 48.00, has high benefits on BSE 80.00 and high barriers to doing BSE 80.00, has the ability to do low BSE 51.37, and has high health literacy 76 , 63. Perceptions of the ability to do BSE have a significant relationship with BSE practice p = 0,000; OR = 10; 95 CI 3,695-25,563 after being controlled by science groups, sources of information, and knowledge. Health literacy has a meaningful relationship with BSE practice p=0,000; OR=17; 95 CI 5,452-52,211 after being controlled by scienceclusters, information sources, and knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53853
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masyitah
"Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling sering menyerang wanita. Sebagian besar wanita penderita kanker payudara datang ke tempat pengobatan dalam kondisi stadium lanjut, padahal kanker payudara dapat dideteksi secara dini dengan rutin melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran praktik SADARI pada mahasiswi S1 reguler Universitas Indonesia tahun 2013 menggunakan pendekatan Health Belief Model. Sampel adalah 287 mahasiswi S1 reguler Universitas Indonesia dari 12 fakultas, diambil dengan metode estimasi proporsi dengan presisi relatif. Hasilnya, sebanyak 51.9% mahasiswi sudah melakukan SADARI, namun hanya 3.3% yang melakukannya secara rutin setiap bulan. Sementara itu variabel usia, pengetahuan, persepsi terhadap manfaat melakukan SADARI, persepsi terhadap hambatan melakukan SADARI, dan persepsi terhadap kemampuan diri melakukan SADARI menunjukkan hubungan yang signfikan dengan praktik SADARI.

Breast cancer is one of the most common cancers among women. Most of the women with breast cancer visit the medical practitioner in late stadium, despite the fact that breast cancer can be detected by routinely doing breast self-examination (BSE). The purpose of the current study was to depict breast self-examination practice on undergraduate female students of Universitas Indonesia by using Health Belief Model (HBM) approach. Samples are 287 undergraduate female students of Universitas Indonesia from 12 faculties, calculated by estimating a population proportion with specified relative precision method. The results showed that 51.9% of the participants reported performing BSE, but only 3.3% that performed BSE regularly. Meanwhile, age, knowledge, perceived benefits of BSE, perceived barriers of BSE, and perceived self efficacy significantly associated to BSE practice."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Annisa
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh intervensi penyuluhan SADARI terhadap peningkatan pengetahuan tentang SADARI serta gambaran sikap dan praktik SADARI rutin mahasiswi S1 regular FKM UI angkatan 2013. Penelitian ini menggunakan desain studi campuran yaitu one group pre-test post-test study dan one shot case study dengan sampel penelitian sebanyak 85 mahasiswi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan pasca intervensi sebesar 1.9 kali lipat pada mahasiswi. Seluruh responden melakukan SADARI pasca intervensi dengan 95.3% mahasiswi yang melakukan SADARI rutin. Pengetahuan pasca intervensi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap komponen persepsi kesehatan (health beliefs), begitu juga komponen persepsi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktik SADARI rutin, namun dapat dilihat tingkat pengaruhnya melalui nilai OR yang didapat.

The research was conducted to get the information about the effect of Breast Self-Examination socialization against increased knowledge about BSE. This research also presents the perception and the practice of BSE among the Public Health undergraduate female students in Universitas Indonesia class of 2013. This study used the mixed-model designs which are one group pre-test post-test study and one shot case study by taking 85 female students as sample data.
The results of the research showed that the knowledge has increased after the intervention for a 1.9-fold increase among the female sudents. The total of respondents that do the routine BSE after the intervention is 95.3% of 100% female students. The post-intervention knowledge did not significantly affect the health beliefs as the component of perception, as same as the practice of routine BSE, it also did not affect the health beliefs significantly, however the level of influence can be seen through the OR values as obtained.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Rumaisha Nurul Aini
"Latar belakang: Kanker payudara pada wanita menjadi penyebab kejadian kanker tertinggi di dunia dengan jumlah kasus sebanyak 2,3 juta kasus dengan 685 ribu kematian. Sedangkan kejadian kanker pada wanita di Indonesia yang tertinggi adalah kanker payudara dengan prevalensi 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk. Oleh sebab itu, sangat diperlukan upaya pencegahan secara dini dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri pada mahasiswi. Metode: Metode kuantitatif dan desain cross-sectional. Sampel 257 mahasiswi S1 reguler di Universitas Indonesia. Hasil: Pada analisis univariat menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswi melakukan SADARI, namun tidak melakukan secara rutin setiap bulan. Ada hubungan antara pengalaman keberhasilan, pengalaman orang lain, dukungan orang sekitar, keadaan fisiologis dan suasana hati, serta efikasi diri dengan perilaku SADARI. Variabel pengalaman keberhasilan tinggi 1,69x akan cenderung melakukan perilaku SADARI. Variabel pengalaman orang lain tinggi, 1,94x akan cenderung melakukan perilaku SADARI. Variabel dukungan orang sekitar tinggi 3,34x akan cenderung melakukan perilaku. Variabel keadaan fisiologis dan suasana hati memperlihatkan bahwa responden yang memiliki tingkat keadaan fisiologis dan suasana hati tinggi 3,32x akan cenderung melakukan perilaku SADARI. Variabel efikasi diri yang tinggi 7,65x akan cenderung melakukan perilaku SADARI

Background: Breast cancer in women is the cause of the highest incidence of cancer in the world, with a total of 2.3 million cases and 685 thousand deaths. Meanwhile, breast cancer is the most common cancer in women in Indonesia, with a prevalence of 42.1 per 100,000 people and a death rate of 17 per 100,000 people. Therefore, early prevention efforts are needed through breast self-examination (BSE). Purpose: This study aims to determine the relationship between self-efficacy and breast self-examination behavior in female students. Methods: Quantitative method and cross-sectional design. A sample of 257 regular undergraduate students at the University of Indonesia. Results: According to the univariate analysis, the majority of female students took BSE but did not do so on a monthly basis. There is a relationship between the experience of success, the experiences of other people, the support of those around them, physiological states and moods, and self-efficacy with BSE behavior. The high success experience variable (1.69 times) is more likely to exhibit BSE behavior. Other people's variable experience is high; (1.94 times) more people will tend to do BSE behavior. The variable support of those around you is high, and they will tend to do the behavior (3.34 times). According to the physiological state and mood variables, respondents who have a high level of physiological state and mood (3.32 times) are more likely to engage in BSE behavior. A high self-efficacy variable (7.65 times) will tend to exhibit BSE behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Drevina Ursula Andarini
"Kanker payudara merupakan jenis kanker penyebab utama kematian pada 40 dari 100.000 perempuan Indonesia. Salah satu metode deteksi dini kanker payudara yang paling mungkin dilakukan oleh perempuan di Indonesia adalah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan praktik SADARI, menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebanyak 110 pasien perempuan berusia 15-75 tahun di Puskesmas Kecamatan Jatinegara. Hasil diperoleh pasien perempuan sebagian besar berusia <40 tahun (60%), sudah menikah (94,5%), tidak bekerja (78,2%), tingkat pendidikan tinggi (58,2%), dan tidak memiliki riwayat kanker pada keluarganya (77,3%), memiliki tingkat pengetahuan rendah (60%), persepsi kurang serius (54,5%) namun merasa cukup rentan terhadap kanker payudara (68,2%), persepsi manfaat tinggi (62,7%), serta persepsi hambatan rendah dalam mempraktikkan SADARI (98,2%). Faktor pengetahuan terkait kanker payudara dan SADARI menunjukkan hubungan signifikan positif terhadap praktik SADARI (p = 0,001; α = 0,05). Dapat disimpulkan melalui penelitian ini bahwa variabel pengetahuan merupakan faktor yang paling kuat dalam memprediksi praktik SADARI.

Breast cancer is one form of cancer which killed 40 out of 100.000 women in Indonesia. Various methods of early diagnosis are acknowledged until today. One which can be easily performed by women through any socio-demographical backgrounds known as breast self-examination (BSE). This study is conducted to find out about the factors associated with the practice of BSE carried out by female patients in Puskesmas Kecamatan Jatinegara using cross-sectional design and 110 women aged 15 through 75 were involved. The results show the proportion of patients are mostly aged under 40 (60%), married (94,5%), unemployed (78,2%), have high education level (58,2%), have no family history of cancer (77,3%), have poor knowledge about breast cancer and BSE practice (60%), low perceived seriousness of breast cancer (54,4%) but are tend to feel susceptible (68,2%), have high perceived benefits (62,7%), and are tend to have low percerived barriers in performing BSE (98,2%). Knowledge of breast cancer and how to perform BSE shows a significantly positive association with the BSE practice itself (p = 0,000; α = 0,05). This study conclude that knowledge is the best predictor of BSE practice among women."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silmy Kaaffah
"Literasi kesehatan merupakan kemampuan seseorang dalam mengakses, memahami, menilai dan menerapkan informasi kesehatan untuk membuat keputusan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Literasi kesehatan memiliki hubungan terhadap bagaimana seseorang menerima informasi kesehatan sehingga berkaitan dengan status kesehatan seseorang. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran literasi kesehatan mahasiswa program sarjana reguler tingkat pertama Universitas Indonesia. Metode dalam penelitian ini adalah cross sectional. Sampel yang terkumpul adalah 373 mahasiswa Universitas Indonesia tingkat pertama pada 14 fakultas. Literasi kesehatan diukur menggunakan European Health Literacy Survey Question 16 HLS-EU Q16 secara online.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai literasi kesehatan mahasiswa UI tingkat pertama adalah 2.91 dari skala 0-4 yang jika di presentasekan mencapai 72.8 . Domain pencegahan penyakit memiliki nilai literasi terendah, sedangkan domain yang memiliki nilai literasi tinggi adalah domain pelayanan kesehatan. Fakultas dengan nilai literasi tertinggi adalah Fakultas Kesehatan Masyarakat sementara fakultas dengan nilai literasi terendah adalah Fakultas Ilmu Budaya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka diperlukan pembuatan program intervensi peningkatan literasi kesehatan pada mahasiswa UI terutama pada domain pencegahan penyakit dan lebih dimasifkkan di fakultas non rumpun ilmu kesehatan.

Health literacy is defined as an individual rsquo s ability to access, understand, assess, and apply health information to make healthy decisions in daily life. Health literacy has a correlation with how an individual receives health information, therefore it also correlates with the individuals health status. Thus, this research has a purpose of assessing the description of health literation in first year college students ofregular bachelor program in Universitas Indonesia. The method used in this research was cross sectional. The acquired samples were 373 first year students of Universitas Indonesia from 14 faculties. Health literation was measured using European Health Literacy Survey Questionnaire 16 HLS EU Q16 through an online survey.
Results showed that the average value of health literacy in Universitas Indonesia first year students is 2.91 from a scale of 0 4, or 72,8. Disease prevention domain has the lowest health literacy value, while the health care domain has the highest health literacy value. The faculty with the highest health literacy value is the Faculty of Health Sciences, while the lowest value was obtained from the Faculty of Humanities. Based on those results, an intervention program to increase health literacy in students of Universitas Indonesia, especially in the disease prevention domain,is much needed especially in non health sciences faculties.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Nurul Hidayati
"Penelitian ini membahas tentang perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan di Universitas Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan ditinjau dari teori health belief model. Variabel yang diteliti adalah perilaku pencegahan COVID-19, faktor pemodifikasi (usia, jenis kelamin, pengetahuan) dan persepsi individu (persepsi kerentanan, keparahan, manfaat, hambatan dan self efficacy). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode penelitian cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 110 orang mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan dengan menggunakan metode pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 68% mahasiswa kesehatan memiliki perilaku pencegahan COVID-19 yang baik dan 31.6% memiliki perilaku pencegahan yang kurang baik. Sedangkan mahasiswa non-kesehatan yang memiliki perilaku pencegahan yang baik adalah 59.7% dan 40.3% memiliki perilaku pencegahan yang kurang baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku pencegahan COVID-19 (p=0.020).

This study discusses about the preventive health behaviours of COVID-19 among students majoring in health and non-health sciences Universitas Indonesia. The objective of this study was to look preventive health behaviour COVID-19 among students majoring in health and non-health sciences based of health belief model. Variabels in this study including preventive behaviour, modifying factors (Age, sex, and knowledge), individual perceived (perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, dan perceived barriers and self efficacy). This study using quantitative approaches and cross sectional study methods.The total samples of this study is 110 people of students majoring in health and non-health sciences with purposive sampling method. The result showed that 68% students majoring health sciences are having good preventive behaviour and 31.6% have enough preventive behaviour, while 59.7% the student majoring non-health science have good preventive behaviour and 40.3% have enough preventive behaviour. There was significant associations between sex with preventive health behaviour of COVID-19 (p=0.020)"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasyafiki Azraliani
"Literasi gizi fungsional bagian dari literasi kesehatan yang berfokus pada kemampuan dalam memahami informasi gizi dasar sebagai prasyarat keterampilan literasi makanan sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran literasi gizi fungsional dan hubungannya dengan determinan sosial (jenis kelamin, suku orang tua, uang saku, rumpun keilmuan dan akses layanan kesehatan) pada mahasiswa sarjana Universitas Hasanuddin tahun angkatan 2018/2019. Penelitian ini merupakan analisis lanjut Studi Literasi Kesehatan 2019 di Universitas Hasanuddin yang menggunakan desain cross sectional (n=372). Data literasi gizi fungsional berasal dari kuesioner The Newest Vital Sign (NVS) berisi 6 pertanyaan mengenai label gizi yang telah diadaptasi. Data dianalisis secara univariat, bivariat (Chi Square) dan multivariat (regresi logistik ganda). Hasil penelitian ini literasi gizi fungsional mahasiswa tidak adekuat (71,2%). Variabel mahasiswa dengan suku orang tua sama (p=0,027) dan rumpun keilmuan mahasiswa kesehatan (p=0,023) berhubungan signifikan dengan literasi gizi fungsional. Determinan sosial yang paling dominan berhubungan dengan literasi gizi fungsional yaitu mahasiswa dengan suku orang tua sama setelah dikontrol oleh variabel rumpun keilmuan (aOR=1,91; 95% CI 1,055-3,465). Berdasarkan hasil penelitian ini diperlukan upaya pengembangan edukasi terkait label gizi guna membantu mahasiswa dalam meningkatkan literasi gizi fungsional pada populasi berpendidikan.

Functional nutritional literacy is part of health literacy that focuses on the ability to understand basic nutritional information as a prerequisite for simple food literacy skills. This study aims to describe functional nutritional literacy and its relationship with social determinants (gender, parental ethnicity, pocket money, scientific background and access to health services) in Hasanuddin University undergraduate students in the 2018/2019 class year. This research is an advanced analysis of the 2019 Health Literacy Study at Hasanuddin University which uses a cross-sectional design (n=372). Functional nutritional literacy data comes from the Newest Vital Sign (NVS) questionnaire containing 6 questions regarding adapted nutritional labels. Data were analyzed by univariate, bivariate (Chi Square) and multivariate (multiple logistic regression). The results of this study showed that students' functional nutritional literacy was inadequate (71.2%). Variables of students with the same parental ethnicity (p=0.027) and the scientific group of health students (p=0.023) are significantly related to functional nutritional literacy. The most dominant social determinant related to functional nutritional literacy is students with the same parentage after being controlled by scientific family variables (aOR=1.91; 95% CI 1.055-3.465). Based on the results of this study, it is necessary to develop education related to nutrition labels to assist students in increasing functional nutritional literacy in educated populations."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Hana Qatrunnada
"Mahasiswa Universitas Indonesia memiliki beberapa masalah berkaitan dengan kesehatan mental. Penelitian oleh Maulida 2012 menunjukkan bahwa 46,9 mahasiswa yang melakukan pencarian bantuan konseling di Badan Konseling Mahasiswa UI sudah mencapai tingkat depresi sedang. Namun jumlah pencarian bantuan oleh mahasiswa yang mempunyai masalah kejiwaan cukup rendah, dengan hanya sebanyak 22,5 ditangani dokter dan 2,4 ditangani psikolog Vidiawati, dkk., 2017.
Penelitian oleh Anita dan Hadjam 2017 menunjukkan adanya hubungan antara literasi kesehatan mental tinggi serta sikap positif terhadap kesehatan mental terhadap kecenderungan untuk mencari bantuan profesional dalam kasus gangguan mental.
Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran literasi kesehatan mental pada mahasiswa tingkat satu program studi S1 Reguler Universitas Indonesia tahun 2018. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional dan bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan merupakan data primer dengan menggunakan kuisoner yang diisi responden secara mandiri. Kuesioner yang digunakan mengadaptasi dari Mental Health Literacy Questionnaire O Connor, 2015.
Pada penelitian didapatkan sebanyak 54,7 n = 204 responden memiliki tingkat literasi baik dan sebanyak 44,2 n = 165 memiliki tingkat literasi sedang. Literasi kesehatan mental mahasiswa tingkat satu program studi S1 Reguler Universitas Indonesia tahun 2018 sebagian besar sudah tergolong baik, namun masih banyak yang perlu ditingkatkan lagi.

University of Indonesia students have some problems related to mental health. Research by Maulida 2012 shows that 46.9 of students seeking counseling assistance at UI Student Counseling Body have reached moderate levels of depression. However, the number of seeking assistance by students who have psychiatric problems is quite low, with only 22.5 handled by doctors and 2.4 treated by psychologists Vidiawati, et al., 2017.
Research by Anita and Hadjam 2017 suggests an association between high mental health literacy as well as a positive attitude to mental health against a tendency to seek professional help in cases of mental disorders.
The aim of this research is to get mental health literacy picture on the first grade students of Regular University of Indonesia study program in 2018. The research uses quantitative approach with cross sectional design and is descriptive. The data collected is primary data by using questionnaires filled by respondents independently. The questionnaire used adapted from the Mental Health Literacy Questionnaire O 39 Connor, 2015.
The result showed that 54,7 n 204 had good literacy level and 44,2 n 165 had moderate literacy level. The mental health literacy of first year undergraduate students of Regular University of Indonesia in 2018 is mostly good, but there is still much that needs to be improved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ayumaruti
"Literasi kesehatan mental merupakan pengetahuan serta keyakinan individu tentang masalah atau gangguan jiwa yang membantu proses pengenalan, pengelolaan, atau cara pencegahannya yang kemudian dapat digunakan untuk melakukan suatu tindakan yang bermanfaat khususnya bagi kesehatan mental individu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat literasi kesehatan mental mahasiswa program S1 reguler di Universitas Andalas dan faktor - faktor yang mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan data Studi Literasi Kesehatan 2019 dengan menggunakan sampel dari mahasiswa angkatan 2018 di 15 fakultas di Universitas Andalas (n=363). Instrumen yang digunakan untuk pengukuran literasi kesehatan mental adalah kuesioner Mental Health Literacy Scale (MHLS) yang telah diadaptasi kedalam konteks budaya dan Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor tingkat literasi kesehatan mental yang relatif rendah yaitu 59,96 dalam skala 1-100. Hasil analisis bivariat adalah determinan yang berasosiasi signifikan dengan literasi kesehatan mental yaitu jenis kelamin, suku, status tempat tinggal, status pacaran, rumpun ilmu, dan kepemilikan asuransi kesehatan. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan tingkat literasi kesehatan mental adalah rumpun ilmu, kepemilikan asuransi kesehatan, dan status pasangan/pacaran. Yang merupakan variabel dominan adalah rumpun ilmu kesehatan. Diperlukan intervensi untuk meningkatkan literasi kesehatan mental yang berfokus pada topik yang terkait dengan mahasiswa laki – laki dan mahasiswa non kesehatan melalui peningkatan edukasi serta pengembangan dan pemanfaatan pusat informasi kesehatan mental di Universitas Andalas.

Mental health literacy is individual knowledge and beliefs about mental problems or disorders that help the process of recognizing, managing or preventing them which can then be used to take action that is especially beneficial for individual mental health. The purpose of this study was to describe the level of mental health literacy of regular undergraduate students at Andalas University and the influencing factors. This study used data from the 2019 Health Literacy Study using samples from class 2018 students in 15 faculties at Andalas University (n=363). The instrument used for measuring mental health literacy is the Mental Health Literacy Scale (MHLS) questionnaire which has been adapted to the cultural context and the Indonesian language. The results showed that the average score for mental health literacy was relatively low, namely 59.96 on a scale of 1-100. The results of the bivariate analysis show that there are determinants that are significantly associated with mental health literacy, namely gender, ethnicity, residence status, dating status, academic background, and health insurance ownership. The results of the multivariate analysis show that the variables associated with the level of mental health literacy are knowledge cluster/major, ownership of health insurance, and partner/dating status. Which is the dominant variable is the health science cluster/major. Interventions are needed to increase mental health literacy that focuses on topics related to male students and non-health students through increased education and the development and utilization of mental health information centers at Andalas University."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>