Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156535 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahira Syafana Kuswanto
"Sebagai penyakit menular paling mematikan di Indonesia, faktanya angka kematiannya karena TB semakin meningkat karena tingkat kepatuhan pasien yang masih tinggi perlu ditingkatkan. Penelitian ini ingin mengetahui apakah status sosial ekonomi memiliki pengaruh terhadap kepatuhan dan bagaimana model keyakinan kesehatan sebagai Variabel moderator memiliki pengaruh dalam meningkatkan hubungan pada pasien TB. Dengan jumlah peserta MDR sebanyak 30 pasien TB dari RSUP Persahabatan sebagai pusat pelayanan respirasi dan rujukan nasional, peneliti
menggunakan analisis regresi dengan menggunakan Korelasi Pearson dan PROSES Makro menurut model Andrew Hayes 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada temuan bervariasi, dimana SES tidak berpengaruh signifikan terhadap MA (t =
0,098; p> 0,05), interaksi kerentanan dengan SES (t = -0,5707; p> 0,05), keparahan dengan SES (t = -.8018; p> 0.05), dan hambatan dengan SES (t = -1.2823; p> 0.05) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan pengobatan. Sedangkan interaksi menguntungkan dengan SES (t = -2,5661; p <0,05) dan self-efficacy dengan SES (t = -2,8028; p <0,05) memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap kepatuhan pengobatan.

As the deadliest infectious disease in Indonesia, the fact is that the death rate due to TB is increasing because the level of patient compliance is still high. This study wanted to find out whether socioeconomic status had an influence on adherence and how the health belief model as a moderating variable had an effect on improving the relationship between TB patients. With the number of MDR participants as many as 30 TB patients from Friendship Hospital as a national center for respiration and referral services, researchers using regression analysis using Pearson Correlation and PROCESS Macro according to Andrew Hayes' model 1. The results of the analysis show that there are variable findings, where SES does not have a significant effect on MA (t = 0.098; p> 0.05), the susceptibility interaction with SES (t = -0.5707; p> 0.05), the severity of with SES (t = -.8018; p> 0.05), and resistance with SES (t = -1.2823; p> 0.05) did not have a significant relationship with treatment adherence. Meanwhile, the beneficial interaction with SES (t = -2.5661; p <0.05) and self-efficacy with SES (t = -2.8028; p <0.05) had a significant negative relationship with treatment adherence."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alberta Jesslyn Gunardi
"Kemunculan dari MDR-TB telah menjadi masalah kesehatan yang penting dan mengancam kontrol TB sedunia. Beberapa faktor resiko dihubungkan dengan perkembangan MDR-TB pada pasien yang pernah menjalani pengobatan TB, termasuk kepatuhan pasien meneruskan pengobatan. Penilitian ini ditujukan untuk mencari bagaimana kepatuhan pasien MDR-TB meneruskan pengobatan sewaktu pengobatan TB yang pertama kali. Selain itu hubungan dengan kepatuhan pasien makan obat sesuai jadwal juga diteliti. Penilitian ini menggunakan metode cross sectional dengan mewawancarai pasien MDR-TB di RS Persahabatan, Jakarta selama bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010 (n=50). Hasil menunjukan bahwa mayoritas pasien patuh meneruskan pengobatan terhadap pengobatan TB yang pertama kali. Penelitian ini menemukan bahwa tidak adanya hubungan antara kepatuhan pasien meneruskan pengobatan dan kepatuhan pasien makan obat sesuai jadwal sewaktu pengobatan TB yang pertama kali.

The emergence of MDR-TB has become an important health issue and threatens TB control worldwide. Various risk factors are identified to contribute the development of MDR-TB from previous TB treatment, including patient adherence. This study aims to find out how the MDR-TB patient adherence during their primary TB treatment. In addition, the association with patient compliance is analyzed. This is a cross-sectional study by interview to MDR-TB patients in Persahabatan Hospital, Jakarta during December 2009 until August 2010 (n=50). Results show that majority of the patients adhere to their primary TB treatment. This study finds there is no association between patient adherence and compliance during primary TB treatment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tissy Fabiola
"Penyakit tuberculosis (TB) telah dinyatakan sebagai salah satu permasalahan kesehatan dunia oleh WHO semenjak tahun 1993, danjumlahpenderita tuberkulosis kian meningkat setiap tahunnya. Mycobacterium tuberculosis, agen penyebab dari penyakit tuberkulosis telah bermutasi menjadi strain resistant erhadap lebih dari satu obat antituberkulosis, yang melahirkan sebuah penyakit yang disebut Multidrug-resistant Tuberculosis (MDR-TB). Studi ini bermaksud mengetahui pengaruh usia dan status pekerjaan pada pasien MDR-TB selama pengobatan inisial TB terhadap kepatuhan pasien dalam pengobatan. Data diambil di RS Persahabatan Jakarta (n=50), pada bulan Desember 2009 hingga Agustus 2010 dengan metode cross sectional. Sample diperoleh dengan metode convenient sampling method. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 34% pasien berusia 16-20 tahun dan 70% pasien memiliki pekerjaan saat pengobatan TB pertama, serta baik usia pasien maupun status pekerjaan pasien tidak ada hubungan yang signifikan dengan kepatuhan pasien.

Tuberculosis (TB) disease has been declared as a global emergency according to WHO since 1993 and the number of the people who become infected with this disease keeps increasing throughout the year. Mycobacterium tuberculosis, the causative agent of tuberculosis disease has mutated to be resistant to more than one antituberculosis drug, leading to a disease called Multidrug-resistant Tuberculosis (MDR-TB). This study aims to measure the influence between age and employment status during primary TB treatment and the development towards MDR-TB in relation to patient compliance. Data is collected in Persahabatan Hospital, Jakarta (n=50) on December 2009 until August 2010, using cross sectional method. Samples are obtained using convenient sampling method. The result shows that 34% patients were 16-20 years old and 70% patients were employed during their primary TB treatment, and neither age nor employment status has a significant association with patient compliance."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriana Santhi
"Depok merupakan salah satu daerah endemis filariasis di Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi masyarakat kelurahan Limo Depok dalam minum obat filariasis dengan menggunakan pendekatan teori Health Belief Model. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan jumlah sampel sebanyak 107 responden. Analisis data dengan cara univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin, umur, status perkawinan, tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepatuhan minum obat filariasis sedangkan pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepatuhan responden minum obat filariasis. Ini dapat berarti bahwa tingginya pendidikan masyarakat akan membuat mereka semakin terpapar akan informasi termasuk informasi kesehatan. Persepsi yang ada pada teori Health Belief Model yaitu persepsi keseriusan, persepsi kerentanan, persepsi rmanfaat dan persepsi hambatan serta self efficacy mempunyai hubungan dengan kepatuhan minum obat filariasis. Persepsi mempengaruhi perilaku seseorang dalam minum obat filariasis pada pengobatan massal di kelurahan Limo.

Depok is one of the filariasis endemic area in West Java. This study aims to determine the relationship between people's perceptions Limo Depok sub-district in medicine filariasis by using a theoretical approach to Health Belief Model. This type of study is a quantitative research with cross sectional design and the sample of 107 respondents. Data analysis by univariate and bivariate. The results of this study indicate that gender, age, marital status, does not have a significant relation to medication adherence filariasis while education has a significant association with medication adherence respondents filariasis. This may mean that higher education community will make them more exposed to information including health information. Perceptions that exist in the theory of the Health Belief Model perceived seriousness, perceived susceptibility, perceived barriers and perceptions rmanfaat and self-efficacy has a relationship with medication adherence filariasis. Perceptions influence one's behavior in taking medication in the treatment of filariasis mass in the village Limo."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mahensi Setya Ariyanti
"Kepatuhan dalam menjalankan regimen pengobatan  sangat penting bagi penderita dengan hipertensi karena dapat mencegah terjadinya komplikasi hipertensi. Kepercayaan terhadap kesehatan merupakani salah satu faktor yang dapat berhubungan dengan tingkat kepatuhan minum obat. Oleh karena itu, tujuan studi ini adalah untuk mengetahui hubungan kepercayaan kesehatan dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi. Metode penulisan yang digunakan adalah studi literatur dengan sumber database Scopus, Proquest, Science Direct, Web of Science, PubMed, Google Scholar, dan Research Gate. Hasil dari penelusuran didapat 16 artikel yang selanjutnya dianalisis menggunakan JBI Critical Appraisal. Hasil studi literaturdidapatkan bahwa sebagian besar studi (93,75%) menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan kesehatan dengan kepatuhan minum obat pasien hipertensi. Studi ini merekomendasikan agar tenaga kesehatan dapat mengidentifikasi kepercayaan kesehatan pasien terhadap regimen pengobatan sehingga diharapkan nantinya dapat mengidentifikasi intervensi yang tepat untuk meningkatkan kepatuhan minum obat.

Medication Adherence among hypertension regimens is necessary to prevent complications of hypertension. Health belief is one of the factors that can be related to medication adherence. Therefore, this study aimed to determine the relationship between health belief and medication adherence in hypertensive patients. The writing method used a literature study with database sources from Scopus, Proquest, Science Direct, Web of Science, PubMed, Google Scholar, and Research Gate. The results were 16 articles that were analyzed using the JBI Critical Appraisal. The results of the literature study found that most of the studies (93.75%) stated that there was a significant relationship between health belief and medication adherence in hypertensive patients. This study recommends that clinicians can identify the patient's health belief in the treatment regimen so that later they can identify the right intervention to improve medication adherence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Pele
"ABSTRAK
Adanya Budaya makan sirih di Ngada dapat menjadi salah satu sumber penularan tuberkulosis. Sumber penularan terkait dengan kebiasaan makan sirih secara bersama dalam kelompok yang saling berbagi daun dan tempat penampungan cairan sirih antara orang sehat dan pasien TB. Tahun 2018 kasus TB di Ngada mencapai 176 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penularan tuberkulosis dalam budaya makan sirih pada pasien TB dengan pendekatan health belief model. Korelasi ini menggunakan cross sectional multivariate dengan teknik sampling consecutive, melibatkan 110 responden, dengan kriteria inklusi: suku Bajawa, TB aktif,dan aktif  makan sirih. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden memiliki perilaku penularan yang tinggi pada budaya makan sirih (51,8%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penularan TB antara lain riwayat pengobatan (p value=0,028), pengetahuan tentang TB (p value = 0,038), persepsi keseriusan (p value= 0,037); persepsi manfaat (p value= 0,039) dan persepsi hambatan (p value = 0,038). Faktor yang paling dominan adalah pengetahuan (OR 2,365 (CI 95%)1,015-5,510). Dari hasil penelitian diharapkan perawat dapat meningkatkan kompetensi budaya dalam menerapkan asuhan keperawatan peka budaya mencegah perilaku penularan dalam budaya makan sirih.

ABSTRACT
Betel eating culture in Ngada can be a source of tuberculosis transmission. The source of transmission is related to the habit of eating betel together in groups that share leaves and betel liquid reservoirs between healthy people and TB patients. In 2018 TB cases in Ngada reached 176 cases. Aims: The purpose of this study was to identify the factors that influence tuberculosis transmission behavior in the Betel eating culture in TB patients with the health belief model approach. Method: This research method used cross-sectional multivariate with consecutive sampling, involving 110 respondents, selected by consecutive sampling. Result: The results showed that most respondents had high transmission behavior in betel eating culture (51.8%). Factors related to TB transmission behavior include medical history (p-value = 0.028), knowledge about TB (p-value = 0.038), the perception of seriousness (p-value = 0.037); the perception of benefits (p-value = 0.039) and the perception of obstacles (p-value = 0.038). The dominant factor was knowledge (OR 2,365 (95% CI) 1,015-5,510). Conclusion: The research implications are expected that nurses can improve cultural competence in applying culturally sensitive nursing care to prevent transmission in Betel eating culture."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evanytha
"Penelitian ini ingin melihat ada tidaknya pengaruh komponen Health Belief Modal dan dukungan social terhadap kepatuhan medis pada individu pengidap hipertensi. Komponen HBM meliputi persepsi keparaha, persepsi kerentanan, ersepsi manfaat, persepsi hambatan dan isyarat bertindak. HBM digunakan sebagai model teoritik karena merupakan model yang dianggap paling baik untuk menjelaskan kepatuhan medis.
Subyek penelitian ini adalah 52 pria dan wanita yang mengidap hipertensi minimal satu tahun, berusia 40 sampai 65 tahun, berpendidikan minimal SMA dan merupakan pasien rawat jalan di RSCM. Penelitian ini menggunakan kuesioner tertulis dan wawancara untuk memperoleh data penelitian. Ada tiga kuesioner yang digunakan, yaitu kuesioner yang mengukur komponen HBM, kuesioner dukungan sosial dan kuesioner kepatuhan medis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi hambatan dan persepsi kerentanan berpengaruh terhadap kepatuhan medis 17% varian kepatuhan medis bisa dijelaskan oleh variabel persepsi hambatan. 26% valian kepatuhan medis bisa dijelaskan oleh variabel persepsi hambatan dan persepsi kerentanan. Variabel bebas lain, yaitu persepsi keparahan. persepsi manfaat, isyarat bertindak dan dukungan sosial tidak berpengaruh terhadap kepatuhan medis.
Mengenai persepsi keparahan, sebagian besar subyek mempersepsi keseriusan dampak hipertensi terhadap kondisi fisik dan psikologis, namun tidak banyak subyek yang mempersepsi keseriusan dampak hipertensi terhadap kelancaran kegiatan sehari-hari. Mengenai perspektif kerentanan, mayoritas subyek mempersepsi dirinya rantan terhadap hipertensi yang lebih parah bila tidak minum obat hipertensi, merokok, mengkonsumsi makanan yang tinggikadar garam dan kolestarolnya serta tidak berolahraga secara teratur. Mayoritas subyek mempersepsi manfaal menja!ankan naslhat medis untuk menanggulangi hipertensi. Mengenai persepsf hambatan, hanya sebagian kecil subyek yang menyatakan terganggu dengan efek samping obat hipertensi. Faktor ekonomi tampaknya tidak menjadi kendala ulama. mungkin karena adanya program Askes. Sumber informasi utama mengenai hipertensl adalah dokter. Hanya sebagian kecil subyek yang memperoleh banyak informasi dari media massa, perawat dan seminar kesehatan. Mayoritas subyek menyatakan keluarga memperhatikan kesehatan mereka, ada orang yang dapat diajak berdiskusi mengenai hipertensi. Hanya sedikit subyek yang menjadi anggota kelompok pemerhali masalah~masalah hipertensi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan pentingnya penerapan perspektir biopsikososial dalam penanggulangan penyakit (hipertensi) dengan memahami kondisi sehat dan sakit sebagai konsekuensi dari saling keterkaitan antara faktor biologis. psikologis dan social."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Sedjahteraa
"Kemunculan MDR-TB menghambat program pemberantasan TB dan berakibat pada meningkatnya angka kematian dan beban control TB. Tempat pengobatan TB, termasuk riwayat pengobatan, sangat mungkin merupakan predictor MDR-TB yang kuat. Tujuan dari studi ini ada untuk mengidentifikasi dan menganalisis tempat pengobatan TB primer sebagai salah satu factor yang mungkin berkontribusi dalam perkembangan TB menjadi MDR-TB. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Desember 2009 hingga Agustus 2010. Mengguanakan metode cross-sectional, data didapatkan melaui wawancara mendalam dengan 50 pasien MDR-TB yang sedang mendapatkan pengobatan di klinik MDR-TB RS Persahabatan. Dalam jumlah besar pasien MDR-TB mendapatkan pengobatan di puskesmas (38%) dan dokter praktik pribadi (28%). Tidak ditemukan adanya assosiasi antara tempat pengobatan TB pertama dan kepatuhan pasien sedangkan assosiasi terlihat antara tempat pengobatan TB pertama dan peresepan obat gratis.

The emergence of MDR-TB hampers TB eradication program which resulted in high fatality rate and increase burden of TB control. TB treatment place, including history of treatment, might be a strong predictor of MDR-TB. The purpose of this study is to identify and analyze primary TB treatment place as the contributing factor that may lead to the development of TB towards MDR-TB. The data collection was done from December 2009 to August 2010 at Persahabatan Hospital. Using cross-sectional method, data is obtained through thorough interview of 50 MDR-TB patients undergoing treatment in MDR-TB Clinic in Persahabatan Hospital. Large proportion of MDR-TB patient received their primary TB treatment at puskesmas (38%) and private Practice (28%). It is found that there is no association between primary TB treatment place and patient compliance while association appears between primary TB treatment place and free drug prescription."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Setiawati
"ABSTRAK
Stroke adalah salah satu penyakit yang mempunyai resiko kematian yang
tinggi. Tiemey, dkk (2000) mengatakan bahwa di Amerika stroke merupakan
penyakit urutan ketiga penyebab kematian dalam kurun waktu 30 tahun terakhir
ini dimana sekitar 70 - 80% penderitanya merupakan penderita hipertensi.
(Soen, 1994). Menurut Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran UI, penyakit
Stroke di Indonesia cenderung meningkat. Data Rumah Sakit dari Departemen
Kesehatan Republilk Indonesia di tahun 1996 menunjukan stroke menempati
urutan ketiga dari penyakit yang dirawat di rumah sakit dan masih merupakan
salah satu penyakit tersering yang mengakibatkan kematian pada penderitanya.
Stroke terjadi karena adanya kerusakan pada beberapa area di otak akibat
supply darah ke otak tersebut terganggu sehingga area tersebut tidak mendapat
oksigen (Sarafino, 1998) Dampak dari stroke umumnya bersifat jangka panjang
dan tingkat keparahannya beragam, yang paling parah kematian.
Tindak pencegahan terhadap penyakit stroke perlu untuk dilakukan.
Anjuran medis atau medical regimen dari dokter perlu dijalankan oleh pasien
dengan disiplin. Karena stroke sangat terkait dengan gaya hidup seseorang,
medical regimen yang sering diberikan kepada pasien stroke umumnya juga
menyangkut gaya hidup misalnya merubah pola makan, berhenti merokok atau
melakukan olahraga.
Dalam menaati anjuran-anjuran tersebut, respon tiap pasien stroke
berbeda-beda, ada beberapa yang mematuhi, ada juga yang tidak. Studi
menunjukan bahwa pasien sulit menaati nasehat dokter untuk mengubah gaya
hidup dibandingkan dengan menaati nasehat dokter untuk minum obat (Haynes
dalam Sarafino, 1998). Perbedaan respon terhadap perilaku patuh ini dicoba
dijelaskan dengan berbagai teori, salah satunya yaitu health belief model yaitu
teori yang dikembangkan oleh Rosenstock pada tahun 1966. Ada dua komponen di dalam teori tersebut yaitu yang pertama adalah derajat dimana pasien
mempersepsikan ada atau tidaknya general health value, perceived susceptibility
dan perceived severity. Faktor yang kedua yaitu persepsi bahwa suatu health
practice tertentu akan efektif mengurangi ancaman tersebut. Faktor yang kedua
ini dibagi lagi menjadi dua. Yang pertama yaitu apakah seseorang yakin atau
tidak bahwa health practice akan efektif melawan penyakitnya dan faktor yang
kedua adalah benefit dan barriers yang didapatkan dari melakukan tindakan
kesehatan tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran kepatuhan
pasien stroke terhadap medical regimen berdasarkan teori health belief model.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan
wawancara sebagai metode pengambilan data.
Hasil dari penelitian yang diperoleh adalah bahwa kedua subyek yaitu M
dan H yang mengalami stroke dengan dampak yang cukup lama mengatakan
bahwa peristiwa stroke tersebut telah mengubah pandangan mereka terhadap
makna kesehatan. Arti kesehatan semakin terlihat penting dalam hidup mereka.
Berbeda dengan subyek S yang mengalami stroke dengan dampak jangka
pendek yaitu kurang dari 24 jam. Bagi S kesehatan tetap merupakan sesuatu
yang tidak penting. Selain tingkat keparahan, faktor benefit dan barriers juga
menjadi faktor yang penting untuk menentukan apakah seseorang akan
memutuskan untuk mengambil suatu tindakan untuk mencegah atau melawan
suatu penyakit atau tidak. Ketiga subyek menyetujui bahwa jika suatu medical
regimen dijalankan dengan benar, maka akan efektif dalam mencegah atau
melawan suatu penyakit. Hanya subyek S yang memutuskan untuk tidak
menjalankan medical regimen yang dianjurkan dokter karena ia merasa kenyamanan hidupnya akan terganggu jika ia mematuhinya."
2003
S3264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>