Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153615 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alyaa Dewanti
"Kecanduan narkoba merupakan masalah yang dimiliki secara global, termasuk di Indonesia. Ada beberapa penelitian yang menghubungkan yang merugikan
pengalaman masa kanak-kanak (ACE) dengan kecanduan narkoba, tetapi tidak semua individu dengan ACE mengalami kecanduan narkoba. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji impulsif sebagai mediator dalam hubungan ACE dengan adiksi narkoba. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan sampel penderita adiksi narkoba yang berusia di atas 18 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah ACE-10, DAST-20, dan BIS-11. Data dari 89 peserta menunjukkan bahwa impulsif memediasi sebagian hubungan antara ACE dan kecanduan narkoba.

Drug addiction is a problem that is owned globally, including in Indonesia. There are several studies linking the harm childhood experience (ACE) with drug addiction, but not all individuals with ACE experience drug addiction. Therefore, this study aims to examine impulsivity as a mediator in the relationship between ACE and drug addiction. This study is a cross-sectional study with a sample of drug addiction patients who are over 18 years of age. The measuring instruments used in this study were ACE-10, DAST-20, and BIS-11. Data from 89 participants showed that impulsivity partly mediated the relationship between ACE and drug addiction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Averina Elga Christie
"ABSTRAK
Pada tahun 2017, Indonesia telah memasuki keadaan darurat narkoba dengan jumlah total 3.376.115 pengguna narkoba (Badan Narkotika Nasional, 2017). Menurut data yang diperoleh dari National Narcotics
Agency (2017), dari total pengguna narkoba di Indonesia, 489.197 orang mengalami narkoba kecanduan. Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya diketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hal ini menyebabkan seseorang mengalami kecanduan narkoba, seperti pengalaman masa kanak-kanak yang merugikan (ACE) dan depresi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan yang merugikan pengalaman masa kecil (ACE), depresi, dan kecanduan narkoba. Populasi dari penelitian ini adalah penduduk Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (n = 193), dengan rentang usia berusia antara 18-58 tahun. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan model bertahap untuk
menganalisis data. Studi ini menemukan bahwa pengalaman masa kecil yang merugikan dan depresi bisa terjadi memprediksi kecanduan narkoba. Disamping itu jumlah obat yang dikonsumsi dan lamanya penggunaan obat bisa memprediksi kemungkinan kecanduan narkoba di antara peserta. Tapi, hasil ini tidak bisa digeneralisasikan ke populasi lain karena data tidak berdistribusi normal. Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk mengembangkan program trauma informed care (TIC) di Balai Rehabilitasi BNN.

ABSTRACT
In 2017, Indonesia entered into a state of drug emergency with a total of 3,376,115 drug users (National Narcotics Agency, 2017). According to data obtained from the National Narcotics
Agency (2017), of the total drug users in Indonesia, 489,197 people experience drug addiction. Based on several previous studies, it is known that there are several factors that can cause this to cause a person to experience drug addiction, such as adverse childhood experiences (ACE) and depression. The aim of this study was to investigate the associations of adverse childhood experiences (ACE), depression, and drug addiction. The population of this study were residents of the National Narcotics Agency Rehabilitation Center (n = 193), with an age range between 18-58 years. This study uses multiple linear regression with a stepwise model for analyze data. The study found that adverse childhood experiences and depression can predict drug addiction. In addition, the number of drugs consumed and the duration of drug use could predict the likelihood of drug addiction among participants. However, these results cannot be generalized to other populations because the data are not normally distributed. The results of this study can be used as a basis for consideration in developing a trauma informed care (TIC) program at the BNN Rehabilitation Center."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanessa Ibrena
"ABSTRAK
Narkoba masih menjadi permasalahan bagi dunia dan Indonesia hingga saat ini, yaitu tahun 2016 tercatat 275 juta orang menggunakan narkoba sedangkan di Indonesia sendiri mencapai 3 juta atau sekitar 1,7%. Adverse Childhood Experience (ACE) merupakan salah satu faktor seseorang untuk mengalami adiksi narkoba. Perceived social support juga ditemukan memiliki pengaruh terhadap penggunaan narkoba. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Adverse Childhood Experience dan perceived social support dengan adiksi narkoba. Sebanyak 74 orang di atas 18 tahun yang berada di pusat rehabilitas narkoba diminta untuk mengisi kuesioner berisi ACE-10, DAST-20, MSPSS, dan data kontrol lainnya. Hasil korelasi menunjukkan bahwa ACE memiliki hubungan yang positif dengan adiksi narkoba sedangkan perceived social support memiliki hubungan yang negatif dengan adiksi narkoba.

ABSTRACT
Drugs are still a problem for the world and Indonesia until now, namely in 2016 there were 275 million people using drugs while in Indonesia alone reached 3 million or around 1.7%. Adverse Childhood Experience (ACE) is one factor for a person to experience drug addiction. Perceived social support was also found to have an influence on drug use. This study aims to look at the relationship between Adverse Childhood Experience and perceived social support with drug addiction. As many as 74 people over 18 years who were at the drug rehabilitation center were asked to fill out questionnaires containing ACE-10, DAST-20, MSPSS, and other control data. The correlation results show that ACE has a positive relationship with drug addiction while perceived social support has a negative relationship with drug addiction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Debbi Rezza
"ABSTRAK
Tidak ada yang ingin dilahirkan sebagai seorang pecandu. Namun, faktor-faktor yang menyebabkan adiksi sering kali berada di luar kontrol individu. Faktor tersebut beberapa diantaranya adalah kepribadian, pengalaman tidak menyenangkan di masa kecil, dan tidak adanya tujuan dalam hidup. Belum adanya bukti empiris, khususnya di Indonesia, menjadi dasar dilakukannya penelitian ini. Sebanyak 68 pengguna narkoba berusia dewasa yang pernah mencoba sabu diminta mengisi DAST-20, BFI-44 atau BFI-10, ACE-10, PIL-T, dan data kontrol lainnya. Hasil uji logistic regression menemukan bahwa neuroticism, lama penggunaan, dan jenis zat yang paling sering digunakan dapat memprediksi kemungkinan seorang pengguna narkoba mengalami adiksi.

ABSTRACT
No one ever wanted to be born as a drug addict. Unfortunately, many of addiction predictors are out of individual ability to control. Some of the predictors are personality traits, adverse childhood experience, and purpose in life. The lack of empirical result towards this case in Indonesia became the urgency to do this research. There were 68 adult aged drug users whom ever used methamphetamine filled out the DAST 20, BFI 44 or BFI 10, ACE 10, PIL T, and other control data. Logistic regression analysis found out that neuroticism, length of usage, and most used substance type predict the increasing risk of drug users to be addicted.
"
2017
S67284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fierza Mucharam
"Penyalahgunaan NARKOBA secara diagnostik dapat digolongkan menjadi suatu bentuk gangguan kejiwaan, dan secara hukum Islam segala sesuatu yang berkaitan dengan NARKOBA (memperdagangkan, memproduksi serta menggunakannya) tidak dengan tujuan yang diperbolehkan seperti dalam pengobatan, hukumnya menjadi haram dan segala kegiatannya dikategorikan sebagai perbuatan dosa.
Seorang dapat menjadi penyalahguna NARKOBA bisa dikarenakan kegagalan dalam pemenuhan fungsi-fungsi yang ideal dalam dirinya. ditemukan bahwa adanya suatu pola kepribadian spesifik diantaranya adalah ketidakmampuan dalam mengatasi frustrasi, ketidakmampuan dalam mengatasi kecemasan dan tekanan merupakan pencetus kecanduan akan NARKOBA. Kecemasan sendiri bisa muncul melalui faktor penerimanan diri yang buruk serta ketidakmampuan untuk merasa nyaman dalam bertindak jujur terbuka di lingkungan sosialnya.
Dalam konteks Psikologi Islami akhlak yang buruk akan kecanduan tersebut terlebih dahulu harus diketahui keadaan dan kondisi jiwanya. Hal itu dapat tergambarkan melalui suasana perasaan yang dimilikinya. Kecemasan dapat dikaitkan dengan kondisi penyerahan dirinya kepada sumber Kekuatan Agung yaitu Tuhan yang tergambarkan melalui tingkat tawakalnya dan juga terlihat dari bagaimana membina hubungan dengan orang lain yang tergambarkan melalui tingkat Perilaku Asertifnya.
Penelitian ini dilakukan di Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi (BKSPS) serta Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur. Kedua tempat tersebut digunakan dengan asumsi bahwa setiap Mien yang mendapatkan pelayanan di kedua lembaga tersebut merupakan para pecandu NARKOBA yang sedang dalam proses recovery. Jumlah sample yang diperoleh peneliti sebanyak 95 pecandu, dengan rincian, 54 dari BKSPS dan 45 dari RSKO.
Hasil penelitian ini menunjukkan dua hipotesa alternatif, yaitu : pertama, ada hubungan antara tawakal dangan kecemasan, kedua tidak ada hubungan antara perilaku asertif dengan kecemasan.
Dengan mengetahui gambaran tawakaI akan dapat membantu pecandu untuk melepaskan diri dari permasalahan kecanduan, ketika mulai disadari ketidakberdayaannya di hadapan NARKOBA maka pecandu akan berusaha mencari bantuan. Pada tahap ini dengan memberikan suatu harapan dan keyakinan altar. penyerahan diri kepada Tuhan serta keberanian untuk menjaga akhlak dengan berani menolak tawaran penggunaan NARKOBA akan dapat mengurangi kecemasan pada diri mereka. Diharapkan pada gilirannya mereka akan terbantu dalam proses recovery untuk menuju kehidupan baru yang babas dari kecanduan.

Abuse of DRUGS can be diagnostically classified as a type of mental disorder while in the perspective of Islamic Law, it is anything associated with DRUGS (dealing, producing and consuming) for unauthorized purpose other than medical treatment, in other words, it is forbidden by religion and all such related activities shall be categorized as sinful acts.
A person is vulnerable to be a DRUGS abuser due to failure in fulfilling ideal functions in his/her own life. It is discovered that a pattern of specific personality includes inability to cope with frustration, inability to control nervousness and pressure will initiate addiction to DRUGS. Self-anxiety will emerge on account of poor self-acceptance factor and inability to feel comfortable to act honestly and open in his/her society.
In the context of Islamic psychology, poor morality to addiction can be first identified by taking into careful consideration into the individual mental state. This can be revealed from the emotional condition, Anxiety can be associated with his/her submission to the almighty God which can be represented by the level of Tawakal and the way how such individual maintain his/her relationship to other people as also shown by the level of Assertive Behavior.
This research was conducted in Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi (BKSPS) and Drug Addiction Hospital (RSKO) Cibubur. The two places were selected assuming that each client obtaining services in such two institutions are DRUG Addicts in recovery process. The quantity of sample taken by the researchers totaled 95 male addicts, in more detail 50 from BKSPS and 45 from RSKO.
This research concluded two hypotheses. First; there is a relation between Tawakal and Anxiety, second, there is in relation between assertive behavior and Anxiety.
By identifying the view of Tawakal that helps the addicts to get rid of their addiction, realizing their being powerless for DRUGS, they will start to seek for help. At this stage, by giving hopes and confidence of submission to God and the courage to maintain their morality refusing the offer to use DRUGS will reduce their nervousness. In turn, they will be assisted during the recovery process leading to the new state of life free of addiction.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17734
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titis Alocitta Rachma
"Adiksi internet pada mahasiswa dapat menurunkan performa akademik dan memunculkan masalah kesehatan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perspektif waktu Present-Fatalistic dan Future memengaruhi adiksi internet, namun hasil yang ditemukan masih diperdebatkan karena pada penelitian lain ditemukan hasil dengan pola yang berbeda. Berdasarkan teori Transactional Model of Stress and Coping, adanya perbedaan disebabkan terdapat peran perceived stress pada hubungan keduanya.
Dari penjelasan tersebut, maka penelitian ini ingin melihat peran perceived stress sebagai mediator dalam hubungan perspektif waktu Present-Fatalistic dan Future dengan adiksi internet. Responden penelitian ini adalah mahasiswa berusia 18-24 tahun yang menggunakan internet di kehidupan sehari-hari (n = 348).
Berdasarkan hasil analisis mediasi, ditemukan bahwa perceived stress berperan sebagai mediator pada hubungan perspektif waktu Present-Fatalistic dan Future dengan adiksi internet. Hal ini berarti individu dengan Present-Fatalistic dan Future cenderung terlibat dalam adiksi internet apabila individu mengalami stres. Selain itu, terdapat hubungan langsung antara PresentFatalistic dan adiksi internet yang menunjukkan bahwa individu dengan PresentFatalistic dapat terlibat dalam adiksi internet meskipun individu tidak mengalami stres.

Internet addiction can cause academic and health problems. Previous studies showed that Present-Fatalistic and Future time perspectives influence internet addiction, but the results are still debated because other studies found a different pattern of results. Based on the Transactional Model of Stress and Coping theory, the difference is caused by the role of perceived stress in the relationship.
The current study aimed to know the role of perceived stress as a mediator in the relationship between Present-Fatalistic and Future time perspectives with internet addiction. Participants in this study were college students aged 18-24 (n = 348).
Based on the mediation analysis, it was found that perceived stress acts as a mediator in the relationship between Present-Fatalistic and Future time perspectives with internet addiction. This means that individual with Present Fatalistic and Future time perspectives will have internet addiction if the individual experiences stress. In addition, there is a direct relationship between Present Fatalistic and internet addiction which shows that individual with Present-Fatalistic have a tendency to experience internet addiction even though the individual does not experience stressful conditions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Estrilla Widya Patrichia
"N ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara impulsivitas, parental control, dan adiksi internet pada remaja. Pengukuran impulsivitas menggunakan Barratt Impulsiveness Scale Barratt, 1995 , pengukuran adiksi internet menggunakan Internet Addiction Test Young, 1987 , dan pengukuran parental control menggunakan alat ukur Parental Control Scale Schaefer Schludermann, 1987. Partisipan penelitian merupakan remaja yang berusia dari 12-21 tahun. Pengolahan data dilakukan dengan metode statistika kuantitatif deskriptif dan pearson correlation menggunakan perangkat lunak SPSS 20.
Hasil penelitian ini menunjukkan hanya 155 responden yang mengalami adiksi internet sesuai data deskriptif total skor IAT, dimana terdapat korelasi positif yang signifikan antara impulsivitas dan adiksi internet pada remaja r 155 = .217, p < .01, one tails. Sedangkan tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara parental control dan adiksi internet pada remaja r 155 = -.032, p < .01, one tails.

This research was conducted to find out the correlation between impulsivity, parental control and internet addiction among adolescent. Impulsivity was measured by Barratt Impulsiveness Scale Barratt, 1995, while internet addiction was measured by Internet Addiction Test Young, 1987, and parental contol was measure by Parental Control Scale Schaefer Schludermann, 1987. The participant in this research are adolescent with the age range between 12 to 21 years old. Data processing was done by using descriptive statistics and pearson correlation with a software called SPSS 20.
The result from this research shows that only 155 respondents are addicted to internet based on the result of IAT descriptiv statistic's data. From this research the results show that impulsivity positively correlated significantly with internet addiction r 155 .217, p .01, one tails . While parental control doesn't signifivantly have a positive correlation with internet addiction r 155 .032, p .01, one tails.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Purwati
"Modernisasi dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental pada masyarakat perkotaan. Perubahan gaya hidup modern mengarah pada perilaku kosmopolitan, menjadi faktor predisposisi peningkatan masalah mental pada masyarakat perkotaan, salah satunya adalah penggunaan NAPZA akibat peningkatan beban psikologis. Heroin merupakan salah satu obat psikoaktif jenis opiat semisintetik yang bersifat depresan, dipilih sebagai alternatif penyelesain masalah hingga seseorang mengalami kecanduan (adiksi). Respon ketidakberdayaan dapat menjadi efek yang timbul akibat ketergantungan zat.
Karya ilmiah ini adalah analisis dari penerapan asuhan keperawatan akibat dari respon ketidakberdayaan yang dialami oleh klien dengan ketergantungan opiat khususnya Heroin yang sedang menjalani program perawatan detoksifikasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa intervensi asuhan keperawatan generalis menggunakan tehnik dereflection melalui metode FRAMES terbukti mampu menyelesaikan masalah ketidakberdayaan pada klien dibuktikan dengan peningkatan kemampuan self being dan Coping mecanism. Namun, keberhasilan untuk mempertahankan kondisi tersebut perlu support system baik dari orang terdekat, keluarga, maupun kelompok, termasuk kebutuhan akan terapi komunitas.

Modernization can be negative impact for mental health urban community. There are changes of modern lifestyle leads to cosmopolitan behavior, it’s can be predisposition factor to increase mental health problems in urban communities, one of which is drugs abuse cause increased psychological burden. Heroin is a semisynthetic opiate psychoactive drugs that are depressants, chosen as an alternative finishly of problems to a person experiencing become addiction. Response powerlessness can be caused by the effects addiction of substance.
This scientific paper is the application of analysis nursing intervention to the response of powerlessness by clients with addiction of opiate especially Heroin in hospitalisation detox program. The analysis showed that generalist nursing interventions using techniques dereflection through FRAMES method proved capable of resolving the problem of powerlessness to client, it's look an increase in the ability of self-being and coping mecanism. However, the success of these conditions need to maintain a good support system like from people nearby, families, and groups, and including need for community teraphy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Anggi Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran self control sebagai mediator hubungan antara self esteem dengan kecenderungan adiksi cybersex pada mahasiswa. Cybersex merupakan fenomena yang banyak dijumpai belakangan ini khususnya pada mahasiswa. Cybersex merupakan penggunaan internet untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan seksual. Salah satu variabel yang menjadi prediktor terhadap adiksi cybersex adalah self esteem. Mahasiswa yang memiliki self esteem yang rendah akan membuat dirinya terus menerus melakukan kegiatan cybersex. Hal ini menandakan self-control yang rendah pada mahasiswa tersebut. Peneliti menduga bahwa self control menjadi mediator hubungan antara self esteem dan kecenderungan adiksi cybersex. Penelitian kali ini adalah penelitian kuantitatif. Terdapat 245 mahasiswa dengan rentang usia 18 – 23 tahun yang didapatkan melalui teknik accidental. Peneliti menggunakan alat ukur ISST (Internet sex screening Test), RSES (Rosenberg Self Esteem Scale), dan BSCS (Brief Self Control Scale) untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self control memediasi secara signifikan hubungan antara self esteem dengan kecenderungan adiksi cybersex pada mahasiswa. Peran dari self control dalam penelitian ini adalah mediasi penuh, artinya self esteem tidak berhubungan dengan kecenderungan adiksi cybersex pada mahasiswa tanpa melalui variabel self control.

The aim of the study is to examine self control as a mediator between self esteem and symptoms of cybersex addiction among college students. Cybersex becomes more likely to be found among college students recently. Cybersex describes as any activities using internet that related with sexual content. Self esteem has been seen as one of the predictor toward cybersex addiction. Low self esteem among college students will increase the possibility of their cybersex related behavior.  This also means that the self control among college students are low. This study assumes that self control have a role as mediator between the self esteem and symptoms of cybersex addiction. This study is a quantitative reseach. With accidental sampling method,  there are 245 college students with the range of age between 18 – 23 years old. Instruments used in this study are ISST (Internet sex screening Test), RSES (Rosenberg Self Esteem Scale), and BSCS (Brief Self Control Scale) for collecting datas. This study shows that self control has a role to mediate the relation between self esteem and symptoms of cybersex addiction among college students.The role of self control in this study known as full mediation, it means that self esteem will not be correlated directly with symptoms of cybersex addiction among college student without self control as a mediator."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51679
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonya Fianna Indra
"Penyalahgunaan NAPZA sudah menjadi masalah yang sering muncul di wilayah perkotaan. Masalah yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan NAPZA berdampak luas bagi pengguna NAPZA. Upaya penanggulangan masalah akibat penyalahgunaan NAPZA adala dengan detoksifikasi dan rehabilitasi, namun kenyataannya masih banyak pengguna yang kembali menggunakan NAPZA karena tidak memiliki koping yang efektif dalam mengontrol keinginan untuk menggunakan. Hasil analisis menunjukkan bahwa asuhan keperawatan terkait koping individu tidak efektif dapat diberikan pada klien untuk mengontrol keinginan untuk menggunakan zat yang sering muncul.

Drug abuse is a problem that often happen in the urban areas. The problems that arise as a result of drug abuse have wide impact for drug users. The effort to cope the problems that caused by drug abuse are detoxification and rehabilitation, but in fact there are still many users who use the drug again because they did not have effective coping to controlling their desire to use drugs. The analysis showed that the nursing care-related ineffective individual coping can be given to the client to control their desire to use drugs that often arise."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>