Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211593 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christianti Farisa
"Tesis ini membahas tentang peran Panti Sosial Pengembangan Remaja (PSBR) Taruna Jaya 1 dalam meningkatkan harga diri anak putus sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil penelitian ini menemukan bahwa PSBR Taruna Jaya 1 memiliki banyak peran dalam meningkatkan harga diri remaja putus sekolah yang dibedakan menjadi peran pembimbing sosial dan peran penyuluh sosial. Selain itu, teman sebaya juga berperan dalam meningkatkan harga diri remaja putus sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penasehat sosial perlu membuat Standar Operasional Prosedur (SOP). Selain itu, pembina sosial dan penyuluh keterampilan perlu mengelola situasi yang mendukung peningkatan harga diri warga binaan sosial.

This thesis discusses the role of the Taruna Jaya 1 Youth Development Social Institution (PSBR) in increasing the self-esteem of school dropouts. This research is a qualitative research with a case study design. The results of this study found that PSBR Taruna Jaya 1 has many roles in increasing the self-esteem of school dropouts which are divided into the role of social advisers and the role of social instructors. In addition, peers also play a role in increasing the self-esteem of teenagers who drop out of school. The results showed that social advisors need to make Standard Operating Procedures (SOPs). In addition, social coaches and skill trainers need to manage situations that support the increase in self-esteem of the social assisted members."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsyifa Dewi Maharani
"Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan TikTok telah mengingkat pesat. Namun, sampai sekarang hanya ada sedikit studi yang meneliti faktor-faktor psikologis yang terkait dengan penggunaannya. Untuk menanggulangi hal ini, studi ini mengkaji hubungan antara orientasi perbandingan sosial dan harga diri dalam konsumsi TikTok. Studi ini berhipotesis bahwa orientasi perbandingan sosial memiliki korelasi positif yang signifikan dengan konsumsi TikTok, sedangkan harga diri memiliki korelasi negative yang signifikan dengan konsumsi TikTok. Untuk mengukur hubungan ini, studi ini merekrut sampel dengan 381 partisipan yang menggunakan TikTok untuk melakukan survei korelasional. Hasil yang ditemukan mengkonfirmasi hipotesis yang dibuat. Hasil menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara orientasi perbandingan social dan konsumsi TikTok. Sebuah korelasi negatif yang signifikan juga ditemukan antara harga diri dan konsumsi TikTok. Hasil ini mungkin mengindisikan pengadopsian TikTok yang negatif oleh partisipan yang dijelaskan dengan adanya orientasi perbandingan sosial sebagai mediator antara konsumsi TikTok dan harga diri. Dengan hasil yang ada, studi ini menyarankan untuk pengguna TikTok agar lebih memperhatikan kondisi psikologis mereka dan tingkatan konsumsi TikTok.

The growth of TikTok has been increasing rapidly over recent years. However, few studies have investigated the psychological factors linked to the use of it. To address this, our study examines the relationship between social comparison orientation and self-esteem in TikTok consumption This study hypothesize that social comparison orientation has a significant positive relationship with TikTok consumption while self-esteem has a significant negative relationship with TikTok consumption. To assess this relationship, a convenience sample of 381 participants who use TikTok were recruited to complete a correlational survey. The results found confirmed the hypotheses made. It was revealed that there is a significant positive correlation of social comparison orientation and TikTok consumption. A significant negative correlation of self-esteem and TikTok consumption was also found. This may imply participants’ negative adoption of TikTok, explained by having social comparison orientation as the mediator between TikTok consumption and self-esteem. Therefore, our findings suggest that TikTok users should be mindful about their psychological state and consumptions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Vrismaya
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi dukungan sosial teman sebaya, enjoyment, dan pride selama belajar di dalam kelas terhadap self-esteem peserta didik Sekolah Menengah Pertama. Partisipan penelitian ini adalah peserta didik SMPN Y Depok (n=334). Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental dengan model pendekatan kuantitatif. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah CASSS (Children and Adolescent Social Support Scale) untuk mengukur dukungan sosial teman sebaya, AEQ (Achievement Emotions Questionnaire) untuk mengukur enjoyment dan mengukur pride. Untuk mengukur self-esteem, peneliti menggunakan RSES (Rosenberg Self-Esteem Scale).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial teman sebaya, enjoyment, dan pride selama belajar di kelas secara bersama-sama berkontribusi terhadap self-esteem (R Square =0,15 p< 0,01). Diantara ketiga variabel tersebut, pride merupakan variabel yang memiliki kontribusi paling besar yaitu 12% terhadap self-esteem. Temuan penelitian ini memberikan implikasi bagi perancangan program intervensi untuk meningkatkan self-esteem melalui penanaman pride peserta didik.

The purpose of this study was to determine the contributions of peer social support, enjoyment, and pride during class to self-esteem of junior high school students. The participants of this study were students at SMPN Y Depok (n = 334). This research was non-experimental with a quantitative approach model. The instruments used in this study were CASSS (Children and Adolescent Social Support Scale) to measure peer social support, AEQ (Achievement Emotions Questionnaire) to measure enjoyment and pride during class, and RSES (Rosenberg Self-Esteem Scale) to measure self-esteem.
The results of this study indicate that peer social support, enjoyment, and pride during class have contributions to self-esteem (R Square =0,15 p<0,01). Pride has the biggest contribution of 12% to self-esteem. These results have an implication for the future study to enhance students' self-esteem through pride.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Wakhid
"Latihan ketrampilan sosial dirancang untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan keterampilan sosial bagi seseorang yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi meliputi keterampilan memberikan pujian mengeluh karena tidak setuju menolak permintaan orang lain tukar menukar pengalaman menuntut hak pribadi memberi saran pada orang lain pemecahan masalah yang dihadapi dan bekerjasama dengan orang lain Michelson 1985
Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah diperolehnya gambaran hasil penerapan manajemen terapi latihan ketrampilan sosial pada klien isolasi sosial dan harga diri rendah dengan menggunakan pendekatan model hubungan interpersonal Peplau di ruang Antareja Rumah Sakit dr Marzuki Mahdi Bogor Penerapan latihan ketrampilan sosial dilakukan pada 18 klien di ruang Antareja mulai 10 September 9 November 2012
Hasil terapi latihan ketrampilan sosial merupakan terapi yang tepat dan dapat digunakan pada klien yang mengalam isolasi sosial dan harga diri rendah dimana seluruh klien dapat melakukan setiap sesi pada terapi latihan ketrampilan sosial
Berdasarkan hasil penelitian perlu direkomendasikan bahwa terapi latihan ketrampilan sosial dapat dijadikan standar terapi spesialis keperawatan jiwa yang dapat digunakan pada klien yang mengalam isolasi sosial dan harga diri rendah

Social skills training was designed to improve communication and social skills for someone was experienced difficulties in their interaction skills include giving reinforcement complain because they do not agree reject the request of other exchange experience demanding personal rights give advice to others problem solving and working with people sharing experience ask for privacy Michelson 1985
Objective this final assignment was to found describing result of Application of social skills training therapy management on Social isolation and low self esteem client with interpersonal relationship Peplau Model approach in RS Dr Marzoeki Mahdi Bogor Application of social skills therapy was done to 18 clients since 10 September 9 November 2012
Finding was revealed social skills training exactly effective may used for client with social isolation and low self esteem where all of clients who have done social skills therapy
Base on this finding recommended social skills training become to specialist standard therapy in psychiatric nursing and may used for social isolation and low self esteem clients Key word social skills training social isolation low self esteem Peplau interpersonal model
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hutaauruk, Natasha Bernadette
"Seiring dengan menjadi fenomena global terbaru, studi ini menyelidiki hubungan antara konsumsi TikTok dengan kepuasan tubuh dan harga diri. Kepuasan tubuh dan harga diri adalah penting untuk dipelajari karena keduanya terkait dengan berbagai masalah kesehatan mental, termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan pola makan. Sebanyak 381 partisipan (M = 29,0, SD = 14,0), dengan rentang usia 17-78 tahun, direkrut melalui teknik convenience sampling. Tiga kuesioner daring berbasis laporan diri didistribusikan secara ketat untuk memperoleh data. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan antara konsumsi TikTok dengan kepuasan tubuh. Selain itu, terdapat korelasi negatif yang signifikan antara konsumsi TikTok dengan harga diri. Temuan studi ini mendukung hipotesis yang diajukan. Sebagai implikasi, pengguna disarankan untuk menggunakan TikTok dengan menetapkan batas waktu, mengurasi konten positif, dan istirahat secara teratur untuk melakukan aktivitas produktif guna mengurangi dampak negatif terhadap kepuasan tubuh dan harga diri.

s TikTok has become the latest global phenomenon, this study investigates the relationship between TikTok consumption and body satisfaction and self-esteem. Body satisfaction and self-esteem are critical to study due to their established associations with numerous mental health issues, including depression, anxiety, and eating disorders. A total of 381 participants (M = 29.0, SD = 14.0), ranging from 17-78 years, were recruited through convenience sampling. Three self-report online questionnaires were rigorously distributed to obtain the data. The results revealed a significant negative correlation between TikTok consumption and body satisfaction, which supported the proposed hypotheses. As practical implications, users should engage with TikTok mindfully by setting time limits, curating positive content, and taking regular breaks to engage in offline activities to mitigate the negative impacts on body satisfaction and self-esteem."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yayu Handayani
"ABSTRAK
Stigma dan diskriminasi yang banyak dialami oleh gay dengan HIV/AIDS dapat
mengakibatkan berbagai masalah psikososial, salah satunya adalah harga diri.
Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kemampuannya beradaptasi dalam
lingkungan sosial. Tujuan penelitian ini adalah menguraikan harga diri kaum gay
dengan HIV/AIDS dalam melakukan adaptasi sosial. Ini adalah penelitian
kualitatif dengan jumlah partisipan sebanyak sembilan orang yang berdomisili di
Kota Ciamis dan Banjar, Jawa Barat-Indonesia yang direkrut melalui metode
snowball sampling dan data dianalisa menggunakan tematik. Hasil penelitian
menghasilkan empat tema yaitu: 1) Kondisi harga diri gay dengan HIV/AIDS, 2)
Pengaruh harga diri terhadap adaptasi sosial, 3) Mekanisme koping dalam
melakukan adaptasi sosial, dan 4) Harapan untuk masa depan. Kesimpulannya
yaitu harga diri kaum gay dengan HIV/AIDS dipengaruhi oleh adanya stigma dan
pandangan negatif masyarakat dalam bersosialisasi. Penelitian ini
merekomendasikan adanya pedoman khusus untuk mengetahui dan menangani
masalah harga diri kaum gay dengan HIV/AIDS di lembaga swadaya masyarakat
dan pelayanan kesehatan.

ABSTRACT
Stigma and discrimination among gay with HIV/AIDS can lead to psychosocial
problems, one of them is low self-esteem. This condition may affect them to adapt
as a gay and HIV/AIDS. The purpose of this study is to describe the dignity of gay
with HIV/AIDS in social adaptation. The research was a descriptive qualitative
and through snowball sampling method, 9 participants were recruited. Data
analysis used thematic analysis. The results of this study are four themes: 1) selfesteem
condition, 2) the influence of self-esteem in social adaptation, 3) coping
strategies in social adaptation, And 4) Hope for the future. The conclusion of this
study is that self esteem of gay with HIV/AIDS affected by stigma and negative
response of society in socializing. This study recommends a guideline for
knowing and managing self esteem among gay with HIV/AIDS in Non-
Governmental Organizations and Health Services."
2017
T47770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ajeng Nuurizqia Utami Prawiro
"Perkembangan teknologi semakin memudahkan masyarakat dalam mengakses media sosial. Penggunaan media sosial memiliki efek terhadap harga diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik penggunaan media sosial dengan tingkat harga diri pada kelompok pemuda. Penelitian dilakukan menggunakan desain korelasi dengan metode kuantitatif dan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 479 pemuda usia 15-24 tahun di Jakarta Timur yang menggunakan media sosial Instagram, Facebook, TikTok, dan Twitter. Pengumpulan data dilakukan secara online menggunakan Google Formulir. Hasil penelitian menunjukkan 68,3% responden memiliki harga diri tinggi. Jenis media sosial yang paling banyak digunakan adalah Instagram dengan frekuensi dan durasi kategori tinggi (>6x/hari dan >4 jam/hari). Jenis media sosial dan frekuensi penggunaan media sosial memiliki hubungan dengan harga diri, sedangkan alasan dan durasi penggunaan media sosial serta aktivitas dalam media sosial tidak memiliki hubungan dengan harga diri. Dari hasil penelitian, pemuda diharapkan menggunakan media sosial dengan bijak, orang tua diharapkan meningkatkan pengawasan terhadap pemuda, dan penelitian selanjutnya diharapkan meneliti tentang adiksi media sosial/gadget pada pemuda. 

Technological developments facilitate people to access social media. Social media use has an effect on self-esteem. This study aims to identify the relationship between characteristics of social media use and level of self-esteem in youth. The study was conducted using a correlation design with a quantitative method and a cross sectional approach. The sample in this study was 479 youth (15-24 years old) in East Jakarta who use social media Instagram, Facebook, TikTok and Twitter. Data collection was carried out online using Google Forms. The results showed that 68.3% of respondents had high self-esteem. The most used type of social media is Instagram with high category frequency and duration (>6x/day and >4 hours/day). The type of social media and frequency of social media use had a relationship with self-esteem, while the reason for social media use, activities in social media, and duration of social media use had no relationship with self-esteem. From the results of the study, youth are expected to use social media wisely, parents are expected to increase supervision of youth, and further research is expected to examine social media/gadget addiction in youth. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Apilia
"Pada zaman sekarang ini, banyak perempuan yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah, mengalami penurunan tingkat self-esteem, dan depresi dikarenakan terpapar oleh iklan di media sosial yang secara tidak langsung membentuk gambaran akan kecantikan ideal dari seorang wanita. Mendasar pada fenomena ini, By Lizzie Parra (BLP) Beauty melakukan kampanye marketing #BeAdored yang dilakukan melalui media sosial untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa setiap orang itu memiliki kecantikannya masing-masing sekaligus mengubah standar kecantikan yang ada di masyarakat selama ini. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh dari iklan dalam kampanye marketing terhadap pembentukan self-esteem perempuan. Pendekatan kuantitatif yang pengumpulan datanya dilakukan melalui survei dengan kuesioner digunakan oleh peneliti. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa iklan dalam kampanye marketing #BeAdored yang dilakukan oleh By Lizzie Parra (BLP) Beauty terbukti secara positif dapat memengaruhi pembentukan self-esteem perempuan, dimana aspek isi pesan dalam iklan yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap pembentukan self-esteem perempuan.

Nowadays, many women have low self-esteem and experience a decrease in self-esteem and depression due to exposure to advertisements on social media, which indirectly form a picture of the ideal beauty of a woman. Based on this phenomenon, By Lizzie Parra (BLP) Beauty conducted a #BeAdored marketing campaign through social media to convey to the public that everyone has their own beauty and, at the same time, change the beauty standards that exist in society so far. This study was conducted to prove the effectiveness of advertising in marketing campaigns on the formation of women's self-esteem. The researcher used a quantitative approach whose data was collected through a survey with a questionnaire. From this study, it was found that advertising in the #BeAdored marketing campaign conducted by By Lizzie Parra (BLP) Beauty proved to have a positive effect on the formation of women's self-esteem, where the message content aspect in the advertisement had the most significant influence on the construction of women's self-esteem."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karima Septiani Kristyaningsih
"Unggahan media sosial mengenai kegiatan magang atau bekerja sebelum lulus yang dianggap rewarding dapat berujung pada fenomena fear of missing out (FoMO) pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran social comparison orientation (SCO) sebagai mediator dalam hubungan antara self-esteem dan FoMO pada mahasiswa pencari lowongan magang dan kerja. Pada penelitian sebelumnya, FoMO cenderung dirasakan oleh individu yang memiliki self-esteem rendah dan SCO yang tinggi. Di saat yang sama, individu dengan SCO tinggi diketahui memiliki karakteristik self-esteem yang rendah. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah RSES (Rosenberg, 1965), FoMO (Crumby dkk., 2019), dan INCOM Scale (Gibbons & Buunk, 1999). Data diambil dari 112 mahasiswa aktif yang sedang tidak mengikuti kegiatan magang/bekerja dan sedang mencari lowongan magang/pekerjaan. Hasil analisis PROCESS Macro simple mediation (Model 4) menunjukkan bahwa SCO secara penuh memediasi hubungan antara self-esteem dan FoMO (B = -0,589, 95%CI [-0,941/-0,238], p = 0,001). Penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa pencari lowongan magang/pekerjaan yang memiliki self-esteem rendah lebih mungkin untuk mengalami FoMO karena kecenderungannya untuk membandingkan diri dengan orang lain.

Social media uploads regarding internship or work activities before graduation which considered to be rewarding may lead to the Fear of Missing Out (FoMO) phenomenon among undergraduate students. This study aims to examine the role of Social Comparison Orientation (SCO) on the relationship between self-esteem and Fear of Missing Out (FoMO) on internship and job-seeking undergraduate students. In previous research, FoMO tended to be experienced by individuals with lower self-esteem and higher SCO. At the same time, individuals with higher SCO are known to be characterized by having lower self-esteem. The measuring instruments used in this study are RSES (Rosenberg, 1965), FoMO (Crumby et al., 2019), and INCOM Scale (Gibbons & Buunk, 1999). Data were collected from 112 active undergraduate students who were not participating in internship/work activities and were looking for internship/job vacancies. The result of PROCESS Macro Simple Mediation (Model 4) showed that SCO fully mediated the relationship between self-esteem and FoMO (B = -0,589, 95%CI [-0,941/-0,238], p = 0,001). This study provides evidence that internship and job-seeking undergraduate students with lower self-esteem are more likely to experience FoMO due to their tendency to compare themselves with others."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Tri Astuti
"Di Jakarta banyak terlihat anak usia sekolah yang karena keterbatasan ekonomi keluarganya harus bekerja untuk mencari nafkah, di jalan-jalan atau tempat-tempat umum lainnya. Bagi kita yang belum pernah terjun langsung dalam kehidupan mereka mungkin akan membayangkan bahwa mereka adalah anak-anak yang tidak berdaya, bodoh, tidak beruntung, sedih atau keadaan lain yang kurang menguntungkan. Secara teoritis disebutkan bahwa anak-anak yang berasal dari golongan sosial ekonomi rendah cenderung memiliki harga diri yang rendah pula (Coopersmith, 1967 & Rice, 1981). Hal ini bertentangan dengan penelitian yang telah dilakukan pada anak-anak jalanan di Jakarta. Pada kenyataannya mereka justru merasa bebas, gembira, tidak keberatan akan pekerjaan yang dilakukan dan tetap optimis memandang masa depannya serta yakin dapat merasa bahagia dalam hidupnya.
Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana gambaran taraf harga diri yang mereka miliki. Agaknya tantangan hidup dan stressor dari lingkungan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak-anak jalanan. Dalam situasi seperti ini tentunya mereka membutuhkan dukungan dan pertolongan dari pihak lain untuk dapat membantu. Apalagi sebagian besar dari anak yang bekerja di jalan itu tidak tinggal bersama ayah ibunya. Penelitian ini juga ingin melihat bagaimana gambaran taraf dukungan sosial yang diperoleh anak-anak itu dari lingkungan sosialnya. Meskipun secara teoritis dukungan sosial membawa pengaruh positif bagi perkembangan individu termasuk pada perkembangan harga dirinya, dalam penelitian ini akan diuji apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan harga diri pada anak yang bekerja di jalan, di Jakarta.
Subyek dalam penelitian ini berjumlah 34, adalah anak-anak yang bekerja di jalan, dari lima wilayah di DKI Jakarta, berusia antara 7 sampai 12 tahun, mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan keluarganya. Sedangkan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner harga diri yang diadaptasi dari Self Esteem Inventory yang dibuat oleh Coopersmith (1967) dan kuesioner dukungan sosial yang diadaptasi dari social Provision Scale yang dibuat oleh Russel dan Cutrona (1986). Untuk melihat ada atau tidaknya hubungan diantara kedua variabel yang diteliti, digunakan teknik korelasi Pearson's Product Moment, dengan R=833 (signifikan pada l.o.s 0,05 maupun 0,01). Hal ini berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan harga diri pada anak yang bekerja di jalan, di Jakarta."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>