Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114972 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusnita Chairunnisa
"ABSTRAK
Studi sebelumnya menemukan bahwa karakteristik perkawinan pada individu yang menikah terbukti berkorelasi dengan kepuasan perkawinan. Terdapat karakteristik perkawinan yang lebih dianggap penting oleh individu terhadap kepuasan perkawinannya. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara karakteristik perkawinan dengan kepuasan perkawinan pada pernikahan berdasarkan agama (ta aruf). Partisipan pada penelitian merupakan 200 individu yang menikah melalui pernikahan berdasarkan agama (ta aruf) dengan usia perkawinan 1-5 tahun. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring melalui google forms. Karakteristik perkawinan diukur dengan CHARISMA dan kepuasan perkawinan diukur dengan CSI yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara karakteristik perkawinan dengan kepuasan perkawinan (r = 0,381, p<0.01, 2-tailed) pada individu yang menikah melalui ta aruf dengan usia perkawinan 1-5 tahun. Hasil penelitian ini memberikan temuan baru mengenai karakteristik perkawinan apa yang berhubungan dengan kepuasan perkawinan pada individu yang menikah, khususnya perkawinan melalui perjodohan (taaruf) di Indonesia.

ABSTRACT
Previous study has found that the marita characteristics has correlation with marital satisfaction. There is a characteristics of marriage which is considered more important by married individual on their marriage life. This research is aiming to see the correlation between characteristics and satisfaction of a marriage that has occurred based on religion (ta aruf). Respondents are 200 persons who have been married through an arranged based marriage process (ta aruf) with age of marriage between 1 to 5 years. Data collection was done by distributing questionnaire online with google forms. The characteristics is measured by CHARISMA and marital satisfaction with CSI which have been translated into Indonesian. The result is showing there is a significant positive correlation between marital characteristics and marital satisfaction (r=0,381, p<0.01, 2-tailed) on a person who is married through an arranged-based marriage, aged from 1 to 5 years old. This also bringing new point related to marital satisfaction on an individual that is doing marriage, especially on a marriage through an arranged-based marriage in Indonesia (ta aruf)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Johannes Marchellino Partohap
"Komitmen perkawinan berperan untuk menjaga keutuhan dari suatu perkawinan, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perilaku memelihara hubungan dan juga kepuasan perkawinan. Penelitian ini meneliti peran kepuasan perkawinan sebagai mediator antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen perkawinan. Partisipan pada penelitian ini merupakan WNI yang sudah menikah pada pernikahan pertama, yang terdiri dari 121 perempuan dan 96 laki-laki dengan rata-rata usia 43 tahun. Partisipan diperoleh dengan menyebarkan kuesioner secara daring melalui media sosial seperti WhatsApp, Instagram, LINE, dan Twitter. Hasil analisis mediasi menggunakan PROCESS dari Hayes (2022) menunjukkan bahwa kepuasan perkawinan memediasi hubungan antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen personal, memediasi hubungan antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen moral, dan tidak memediasi hubungan antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen struktural.

Marital commitment plays a role in maintaining the integrity of a marriage, which is influenced by several factors such as relationship maintenance behavior and marital satisfaction. This study examines the role of marital satisfaction as a mediator between relationship maintenance behavior and marital commitment. Participants in this study were Indonesian citizens who were married in their first marriage, consisting of 121 women and 96 men with an average age of 43 years. Participants were obtained by distributing online questionnaires through social media such as WhatsApp, Instagram, LINE, and Twitter. The results of the mediation analysis using PROCESS from Hayes (2022) show that marital satisfaction mediates the relationship between relationship maintenance behavior and personal commitment, mediates the relationship between relationship maintenance behavior and moral commitment, and does not mediate the relationship between relationship maintenance behavior and structural commitment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Bilqisthi
"Di Indonesia, terdapat fenomena ta?aruf (perjodohan muslim Indonesia). Hal yang membedakan ta?aruf dengan perjodohan lainnya adalah landasan proses ini berdasarkan keyakinan agama, bukan budaya ataupun alasan ekonomi. Studi mengenai pasangan pernikahan yang melalui perjodohan, termasuk ta?aruf masih sedikit jika dibandingkan pernikahan romantic love. Berdasarkan studi literatur, komitmen dan kepuasan pernikahan merupakan prediktor kesuksesan pernikahan. Namun, belum ada penelitian yang melihat hubungan antara kedua variabel tersebut dalam konteks pernikahan ta?aruf. Maka peneliti melakukan penelitian yang melihat hubungan kepuasan pernikahan dan komitmen pernikahan pada 131 individu yang menikah melalui ta?aruf. Hasil menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan pernikahan dengan komitmen personal (r = 0,423, p < 0.01, one-tailed.) dan juga antara kepuasan pernikahan dengan komitmen moral (r =0.330, ,p < 0.01, one-tailed). Namun, ternyata tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara komitmen struktural dan kepuasan pernikahan (r = 0,074, p > 0.01)

In Indonesia , there are ta'aruf phenomenon ( Indonesian Muslim matchmaking ) . The differences between ta'aruf with other matchmaking is the cornerstone of this process is based on religious beliefs, not cultural or economic reasons. Studies with arranged marriage participant, including ta'aruf, are less when compared to romantic love marriage. Based on the literature study, commitment and marital satisfaction is a predictor of marriage success. However , no studies have looked at the relationship between the two variables in the context of ta'aruf. So the researcher conducted a study to see the relationship between marital satisfaction and commitment in 131 married individuals through ta'aruf. The results show that there is a positive and significant relationship between marital satisfaction with personal commitment ( r = 0.423 , p < 0.01 , one-tailed) And also between marital satisfaction with moral commitment ( r = 0.330 , p < 0.01 , one-tailed). However, it turns out there is no significant relationship between structural commitment and marital satisfaction ( r = 0.074 , p > 0.01)
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alikha Rizkya
"Fenomena partner phubbing mulai diteliti sejak penggunaan ponsel pintar dan internet terus meningkat. Partner phubbing merupakan perilaku individu yang mengabaikan pasangannya dalam komunikasi karena lebih memperhatikan ponselnya, dan perilaku ini dapat mempengaruhi berbagai hubungan antar manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara partner phubbing dan kepuasan perkawinan dengan kecerdasan emosional sebagai moderator. Penelitian dilakukan secara daring kepada 522 orang yang sudah menikah, berusia 20 - 65 tahun, dan menggunakan ponsel dalam kehidupan sehari-harinya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif antara artner phubbing dan kepuasan perkawinan, hubungan positif antara kecerdasan emosional dan kepuasan perkawinan dan hubungan negatif antara partner phubbing dan kecerdasan emosional. Namun kecerdasan emosional tidak berperan sebagai moderator pada hubungan antara partner phubbing dan kepuasan perkawinan.

The partner phubbing phenomenon has been investigated since the use of smart phones and the internet continues to increase. Partner phubbing is an individual behavior that ignores their partner in communication because they pay more attention to their cellphones, and this behavior can affect various relationships between people. This study aimed to determine the relationship between partner phubbing and marital satisfaction with emotional intelligence as a moderator. The study was conducted online on 522 people who were married, aged 20 - 65 years, and used cellphones in their daily lives. The results showed a negative relationship between partner phubbing and marital satisfaction, a positive relationship between emotional intelligence and marital satisfaction and a negative relationship between partner phubbing and emotional intelligence. But emotional intelligence did not act as a moderator in the relationship between partner phubbing and marital satisfaction.>"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliyya Amanda
"Individu yang melakukan perkawinan campur seringkali dianggap memiliki kepuasan perkawinan yang rendah. Hal ini didasari oleh perbedaan latar belakang budaya dan banyaknya tekanan serta tantangan yang dihadapi dalam perkawinan. Kepribadian memiliki kontribusi dalam kepuasan perkawinan, salah satu trait kepribadian yang berkontribusi adalah agreeableness. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara trait kepribadian agreeableness dengan kepuasan perkawinan pada individu yang melakukan perkawinan campur. Penelitian ini dilakukan kepada 90 partisipan yang terdiri dari 76 Warga Negara Indonesia (WNI) dan 14 Warga Negara Asing (WNA). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara trait kepribadian agreeableness dan kepuasan perkawinan.

Individuals who engage in mixed marriages are often considered to have low marital satisfaction. This is based on differences in cultural backgrounds and the many pressures and challenges faced in marriage. Personality has a contribution to marital satisfaction, one trait of personality that contributes is agreeableness. This study aims to look at the relationship between personality trait agreeableness and marital satisfaction in individuals who engage in mixed marriages. This research was conducted on 90 participants consisting of 76 Indonesian Citizens (WNI) and 14 Foreign Citizens (WNA). The results showed there was a significant relationship between agreeableness personality trait and marital satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virda Aulia
"

Perkembangan teknologi komunikasi digital dapat memberikan dampak negatif pada hubungan antar manusia, misalnya partner phubbing, atau perilaku individu yang lebih memperhatikan ponselnya saat berinteraksi dengan pasangannya. Penelitian kuantitatif ini berfokus pada hubungan antara partner phubbing dan kepuasan pernikahan, dengan mempertimbangkan kecirian attachment. Partisipan penelitian ini 525 orang WNI, sudah menikah dan berusia 20 hingga 65 tahun. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan dan negatif antara partner phubbing dan kepuasan perkawinan serta attachment dan kepuasan perkawinan. Namun tidak ditemukan perbedaan hubungan yang signifikan antara partner phubbing dan kepuasan perkawinan ketika dianalisis per pola attachment. Penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan kepuasan perkawinan berkaitan dengan partner phubbing dirasakan seluruh individu terlepas dari pola attachment dengan pasangan.

 


The development of digital communication technology can have a negative impact on human relations, such as partner phubbing, or the behavior of individuals who pay more attention to their cellphones when interacting with their partners. This quantitative research is focusing on the relationship between partner phubbing and marital satisfaction, taking into account the characteristics of attachment. The participants of this study were 525 Indonesian citizens, married and aged 20 to 65 years. The results show that there is a significant and negative relationship between partner phubbing and marital satisfaction, same result was found between attachment and marital satisfaction. However, no significant difference was found between partner phubbing and marital satisfaction when analyzed based on attachment pattern. This study shows that the decrease in marital satisfaction associated with partner phubbing was felt by all individuals regardless of the pattern of attachment with partner.

 

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fath Fatheya
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh status pencari nafkah dalam keluarga tunggal atau ganda dan tipe pasangan traditional, independent, separated, dan mixed terhadap kepuasan pernikahan pasangan yang tinggal serumah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 224 individu. Pada penelitian ini, ditemukan adanya pengaruh utama yang signifikan antara tipe pasangan dan kepuasan pernikahan F 1,3 = 10,425; nilai p < 0,05; ? 2=0,117 . Sedangkan, untuk tipe pencari nafkah tidak ditemukan adanya pengaruh utama yang dignifikan terhadap kepuasan pernikahan F 3,1 = 0,231; nilai p > 0,05; ? 2=0,001 . Untuk efek interaksi atas tiga variabel yang digunakan, tidak ditemukan adanya efek interaksi yang siginifikan antara status pencari nafkah dan tipe pasangan terhadap kepuasan pernikahan F 1,3 =1,050; p > 0,05; ? 2=0,013 . Skor rata-rata pasangan pencari nafkah tunggal dan ganda tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa status pencari nafkah tidak memiliki pengaruh langsung terhadap kepuasan pernikahan. Dari keempat tipe pasangan, ditemukan bahwa tipe pasangan traditional memiliki skor rata-rata kepuasan pernikahan yang paling tinggi dibandingkan tipe lainnya. Di sisi lain, tipe pasangan separated ditemukan memiliki skor rata-rata kepuasan pernikahan yang paling rendah diantara tipe pasangan lainnya. Interdependensi antara suami-istri dan komunikasi penyelesaian konflik menjadi aspek yang penting dalam menentukan tingkat kepuasan pernikahan.

This study aims to see the influence of the earner status in the family single or dual and the couple types traditional, independent, separated, and mixed to marital satisfaction of married couples who live together in Indonesia. In this study, there was found a significant main effect between couple type and marital satisfaction F 1,3 10,425 p value 0.05 2 0.001 . There was no significant interaction effect between earner status and couple types to marital satisfaction F 1,3 1,050 p 0,05 2 0,013 . The average score between single and dual earners did not have a significant difference. Among the four couple types, it was found that the traditional type had the highest average score of marital satisfaction compared to other types. On the contrary, separated couple found to have the lowest average marital satisfaction score among the others. These results are in accordance with previous studies about couple types. Interdependence and communication of conflict resolution between couples becomes an important aspect in determining the level of marital satisfaction of couples in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51364
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hastin Melur Maharti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan pernikahan, komitmen beragama, dan komitmen pernikahan secara global dan menurut tipenya, komitmen personal, moral, dan struktural. Partisipan penelitian ini adalah berjumlah 315 orang, berusia 20 hingga 58 tahun. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kepuasan pernikahan dan komitmen pernikahan, komitmen beragama dan komitmen pernikahan, kepuasan pernikahan bersama dengan komitmen beragama dan komitmen pernikahan. Juga diketahui bahwa kepuasan pernikahan memiliki pengaruh terhadap komitmen personal dan komitmen moral. Sementara komitmen beragama memiliki pengaruh terhadap komitmen personal, komitmen moral, dan komitmen struktural.

This research is aimed to discover the interrelation between marital satisfaction, religious commitment and marital commitment globally and based on its types, personal, moral, and structural. The sampling of the research is 315 persons, with age 20 until 58 years old. The result of the research shows there is a significant correlation between marital satisfaction and marital commitment, religious commitment and marital commitment, marital satisfaction together with religious commitment and marital commitment. It is also discovers that marital commitment influences personal commitment and moral commitment, while religious commitment influences personal commitment, moral commitment, and structural commitment.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agni Aflikhiya Sari
"Pandemi COVID-19 membawa berbagai dampak masalah psikologis kepada pasangan menikah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kebosanan, religious coping, dan traits kepribadian dengan kepuasan perkawinan selama masa pandemi COVID-19 di Indonesia. Partisipan terdiri dari 287 orang Indonesia berstatus menikah, terdiri dari 199 perempuan dan 88 laki-laki (usia 20-65 tahun). Pengukuran dilakukan dengan ENRICH Marital Satisfaction (EMS), State Boredom Measure (SBM), Iranian Religious Coping (IRCOPE), dan IPIP-BFM-25 Indonesia. Data di analisis dengan Pearson’s correlation. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif antara kebosanan dan kepuasan perkawinan, ada korelasi positif antara semua traits kepribadian (emotional stability, conscientiousness, intellect, extraversion, agreeableness) dan kepuasan perkawinan, dan tidak ada korelasi antara religious coping (benevolent reappraisal, religious practice, active religious coping, passive religious coping, negative feelings toward God) dan kepuasan perkawinan. Implikasi praktis dari hasil penelitian adalah untuk memperhatikan pentingnya mengatasi kebosanan dan mengembangkan religious coping yang tepat agar dapat meningkatkan kepuasan perkawinan di masa pandemi dan selanjutnya.

COVID-19 pandemic cause psychological problems for marital couple. This study investigated the relationship between boredom, religious coping, and personality traits with marital satisfaction during the COVID-19 pandemic in Indonesia. Participants were 287 married individuals (20-65 years old), consisting 199 women and 88 men, living in Indonesia. Data were collected through online survey forms using ENRICH Marital Satisfaction (EMS), State Boredom Measure (SBM), Iran Religiousitas Coping (IRCOPE), and Personality Traits (IPIP-BFM-25 Indonesia). The results showed a negative correlation between boredom and marital satisfaction and positive correlations between personality traits (emotional stability, conscientiousness, intellect, extraversion, agreeableness) and marital satisfaction. However, there was no significant correlation between religious coping (benevolent reappraisal, religious practice, active religious coping, passive religious coping, negative feelings toward God) and marital satisfaction. The result showed the importance of overcoming boredom and develop the right religious coping to improve marital satisfaction during the COVID-19 pandemic in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teresa Indira Andani
"Setiap orang memiliki nilai-nilai yang berperan sebagai panduan dalam menjalani hidup yang mempengaruhi persepsi, sikap dan perilaku seseorang termasuk caranya mengevaluasi hubungan perkawinannya. Kepuasan perkawinan merupakan konstruk yang digunakan untuk mengevaluasi hubungan perkawinan yang mana semakin rendah kepuasan perkawinan seseorang maka cenderung memicu pilihan untuk bercerai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara nilai-nilai dasar pada higher order values yang dikemukakan oleh Schwartz (1992) dengan kepuasan perkawinan dengan melihat perbedaan antara generasi X dan generasi Y. Uji pearson correlation, sequential (hierarchical) multiple regression dan independent sample t-test dilakukan kepada 764 partisipan (217 generasi X dan 547 generasi Y) menggunakan kuesioner berisi 40 item PVQ (Portrait Values Questionnaire) untuk mengukur prioritas nilai dan 6 item QMI (Quality of Marriage Index) untuk mengukur kepuasan perkawinan. Hasilnya, hanya prioritas nilai pada dimensi self – transcendence yang benar-benar terbukti berkontribusi terhadap peningkatan kepuasan perkawinan seseorang. Generasi X memprioritaskan nilai-nilai yang ada pada dimensi conservation sedangkan generasi Y memprioritaskan nilai-nilai yang ada pada dimensi self-transcendence. Kepuasaan perkawinan generasi X ditemukan lebih tinggi dibandingkan generasi Y.

Every person has values that serve as a guide in living life that affects a person's perceptions, attitudes and behavior including how to evaluate they marital relationship. Marital satisfaction is a construct used to evaluate marital relationships where low marriage satisfaction tends to trigger the choice of divorce. This study aims to determine the relationship between the basic values of the higher order values proposed by Schwartz (1992) with marital satisfaction by looking at the differences between generation X and generation Y. Pearson correlation, sequential (hierarchical) multiple regression tests and independent sample t-test were performed on 764 participants (generation X totaling 217 participants and generation Y totaling 547 participants) using a questionnaire containing 40 items of PVQ (Portrait Values Questionnaire) to measure values priority and 6 QMI (Quality of Marriage Index) items to measure marital satisfaction. This research indicates only priority values on the dimension of self-transcendence that shows a significant contribution to the increasing of one’s marriage satisfaction. Generation X prioritizes the values that exist in the conservation dimension while Generation Y prioritizes the values that exist in the dimension of self-transcendence. Generation X's marriage satisfaction is found to be higher than Generation Y."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>