Integrated Marketing Communication atau IMC memiliki peran terhadap kesuksesan sebuah brand. Menurut Belch & Belch, IMC menitik beratkan fokusnya pada tiga hal, yaitu perencanaan, konsistensi pesan dan integrase berbagai program komunikasi pemasaran. Hal ini tentunya juga diperlukan khususnya oleh brand yang melakukan rebranding, salah satunya adalah brand otomotif premium, MINI. Setelah melalui evaluasi, MINI mengubah gaya komunikasi mereka menjadi lebih dewasa. Hal ini dikarenakan komunikasi yang dilakukan sebelumnya tidak diterima secara baik alias menghasilkan brand image baru yang memandang MINI sebagai sebuah brand yang lucu, imut, dan tidak layak untuk dibeli. Penelitian ini berusaha menjelaskan bagaimana peran IMC dalam mendiseminasikan brand image baru MINI khususnya kepada generasi milenial, yang merupakan salah satu target pasar mereka.
Integrated Marketing Communication or IMC has a role in the success of a brand. According to Belch & Belch, IMC focuses on three things, namely planning, message consistency and integration of various marketing communication programs. This is of course also needed especially by rebranding brands, one of which is premium automotive brand, MINI. After going through evaluation, MINI changed their communication style to become more mature. This is because the communication that was previously done is not well received, aka producing a new brand image that sees MINI as a brand that is funny, cute, and not worth buying. This study seeks to explain how the role of the IMC in disseminating MINI`s new brand image especially to the millennial generation, which is one of their target markets.
"
Berat badan berlebih merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang sering terjadi pada anak-anak dan remaja di seluruh dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Hal ini didukung oleh data hasil prevalensi terhadap kasus overweightpada anak usia 2–19 tahun di Amerika Serikat yang terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil penelitian National Health and Nutrition Examination Surveytahun 2009–2010 di Amerika, didapatkan persentase overweightdan obesitas berdasarkan kelompok umur dengan jumlah prevalensi tertinggi terjadi pada remaja berusia 12–19 tahun (33,6%). Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi gizi berlebih secara nasional pada remaja berusia 16–18 tahun di Indonesia mencapai angka tertinggi yaitu 11,5%.
Pada penelitian ini, peneliti berusaha mencari tahu lebih lanjut mengenai fenomena terdapatnya keterkaitan antara seorang individu khususnya remaja di Indonesia yang memiliki berat badan berlebih dengan citra tubuh (body image)yang dimilikinya, apakah berdampak positif atau negatif. Sejumlah 350 remaja dengan rentang usia 16–18 tahun dari kedua SMA di Jakarta Selatan, tepatnya SMA Negeri 109 dan SMA Negeri 28, dipilih untuk menjadi subjek penelitian dan setelahnya diteliti dengan desain studi potong lintang (cross-sectional) dan metode observasional analitik. Proses pengambilan data untuk penelitian yang dilakukan pada bulan Desember 2017 di SMA Negeri 109 dan bulan Januari 2018 diawali dengan pengukuran antropometri, selanjutnya responden berkewajiban untuk mengisi instrumen penelitian berupa kuesioner tipe King College London Body Image Questionnaire’s. Melalui hasil skoring total seluruh komponen pertanyaan serta hasil analisis dengan uji hipotesis chi-squaredidapatkan bahwa nilai p menunjukkan angka 1,000 yang berarti p tidak bermakna (uji hipotesis 0 diterima), sehingga hubungan antara berat badan berlebih terhadap body image tidak dapat ditentukan dan cenderung tidak signifikan.
Kata kunci :
Berat Badan berlebih, Body Image, Jakarta Selatan, Remaja 16-18 Tahun.
Overweight is one of the health problems that often occur in children and adolescents throughout the world, both in developed and developing countries. This is supported by the results in USA that there is an increase of overweight prevalence at children aged 2–19 years from year to year. In addition, based on the results of the National Health and Nutrition Examination Survey 2009–2010 in United States, the percentage of overweight and obesity by age group with the highest prevalence was found at the age of 12–19 years with a score of 33,6%.According to the data obtained by Riskesdas in 2013, it shows that the prevalence of adolescents aged 16–18 years in Indonesia reached the highest value of 11,5%.
In this study, researcher trying to find out more about a phenomenon if there is relationship between teenagers in Indonesia who have excess body weight with body image, whether the positive or negative impact. Three hundred and fifty adolescents ranging in age at 16–18 years old from two senior high school in South Jakarta, which is 109 senior high school and 28 senior high school were chosen to be the participants, with cross sectional study and analytic observational method. Data collection process started from December 2017 until January 2018 performing antropometric measurements, and participants had to complete the King College London Body Image Questionnaire's. The result from hypothesis testing with chi-square shows that p score is 1,000, which means p score is meaningless and also prove that there is no significant relationship between excessive body weight and body image.
Keywords:
Body Image, Overweight and Obesity, Teenagers Aged 16-18 Years Old, South Jakarta.
"