Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148128 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rani Edina Kusumawati
"

Studi ini mengevaluasi penggunaan perangkat eksternal tambahan untuk membentuk sudut kemiringan dalam penggunaan laptop untuk memperbaiki postur head-neckdan meminimalisasi aktivitas otot. Di era modern ini, pengguna laptop sering menggunakan laptop di tempat umum dimana tidak terdapat tempat kerja yang dapat disesuaikan dengan pengguna. Selain itu, desain laptop yang memiliki layar menyatu dengan perangkat input menyebabkan postur yang tidak baik karena desain laptop yang portabel, ringan, dan hemat ruang tempat. Electromyography (EMG) digunakan pada penelitian ini untuk menyelidiki aktivitas otot saat menggunakan laptop dengan sudut kemiringan berbeda. Postur head-neckdiukur dengan sudut craniocervical untuk menilai perbaikan yang terjadi pada postur saat menggunakan laptop. Penilaian subjektif responden dalam menggunakan laptop dengan sudut kemiringan berbeda juga di evaluasi, begitu pula dengan efisiensi mengetik pada setiap sudut kemiringan. Berdasarkan hasil EMG, sudut kemiringan 12° menghasilkan aktivitas otot keseluruhan paling kecil. Hasil ini juga didukung oleh penilaian subjektif responden terhadap penggunaan sudut kemiringan. Meskipun sudut kemiringan lebih besar dapat membentuk postur head-neckyang lebih baik, hasil tersebut tidak sejalan dengan hasil aktivitas otot serta penilaian subyektif. Oleh karena itu, penelitian ini menyarankan pemanfaatan sudut kemiringan sebesar 12° saat menggunakan laptop untuk meningkatkan postur dan mengurangi risiko gangguan muskuloskeletal. 


This study evaluated the use of external peripheral to form inclines to improve posture and minimize muscle activity of using notebook computer. These days users often use notebook computer in public places or external environments where no adjustable workstation is provided. Furthermore, the design of laptop where the display is connected with the input device causes poorer posture to the user because the design of laptop which are portable, lightweight, and space saving. Electromyography (EMG) was used to investigate muscle activities when using notebook with different inclines. Head-neck posture was measured traditionally with craniocervical angle to assess the improved posture formed through applying different inclines in notebook usage. The subjective valuation by the computer users were also evaluated followed by calculating the efficiency of the typing task in each incline. Based on the EMG result, the 12° induced the less overall muscle activity of the muscles examined. This result was also supported by the respondents’ subjective valuation of the inclines. Even though bigger incline offered more improved head-neck posture, it didn’t correspond with the muscle activity result as well as the subjective valuation. Therefore, this study suggested the utilization of 12° when using laptop to improve posture and reduce the risk of any musculoskeletal disorder.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Bagaskara
"Kameramen merupakan suatu pekerjaan yang akan memiliki peran penting dalam industri perfilman dan konten Over-The-Top (OTT). Dengan adanya tren peningkatan konsumsi film dan konten OTT, terutama di Indonesia, terdapat peningkatan permintaan pasar akan film dan konten OTT. Hal ini membuat kru produksi terutama kameramen menjadi korban atas keinginan production house untuk dapat memproduksi episode sebanyak-banyaknya. Dalam 6 hari kerja, kameramen dapat bekerja 12 jam non-stop ditambah banyaknya tekanan fisiologis dan lingkungan. Kondisi inilah yang sering kali menyebabkan kameramen mengalami insiden Work-Related Musculoskeletal Disorder (WMSD). Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan analisis mengenai pekerjaan kameramen dengan metode Cornell Musculoskeletal Disorder Questionnare (CMDQ) dan evaluasi terhadap postur kameramen pada saat pengambilan gambar menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) dan Rapid Entire Body Assessment (REBA) untuk membandingkan postur tubuh sebelum dan sesudah adanya intervensi. Dengan adanya risiko WMSD terhadap postur kameramen, peneliti mengunakan framework Hazardous Manual Task Assessment dan Hierarchy of Control untuk mengetahui sumber risiko dan bentuk pengendaliannya. Dari penggunaan framework tersebut, dihasilkan beberapa kombinasi pengendalian risiko dengan mempertimbangkan biaya investasi dari pengimplementasian kombinasi tersebut. Melalui proyeksi penerapan kombinasi pengendalian risiko, peneliti melakukan analisis RULA dan REBA setelah adanya intervensi tersebut. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kombinasi pengendalian risiko dapat mengurangi risiko kameramen mengalamai WMSD dalam aktivitas pengambilan gambar.

Cameraman is a job that have an important role in the film industry and Over-The-Top (OTT) content. With the increasing trend of film and OTT content consumption, especially in Indonesia, causing an increment of market demand on film and OTT content. However, the production crew especially the cameramen, often are victims of the production house's desire to be able to produce as many episodes as possible. In 6 working days, cameramen can work 12 hours non-stop coupled with physiological and environmental stress. This condition often causes cameramen to experience Work-Related Musculoskeletal Disorder (WMSD) incidents. Therefore, the researcher is trying to analyzed cameramen’s job using the Cornell Musculoskeletal Disorder Questionnaire (CMDQ) method and evaluated the cameraman's posture at the time of shooting using the Rapid Upper Limb Assessment (RULA) and Rapid Entire Body Assessment (REBA) methods to compare body postures before and after intervention during shooting activity on several postures. With the risk of WMSD on cameraman posture, Hazardous Manual Task Assessment framework and Hierarchy of Control are used to determine the source of risk and the form of control. From the use of these frameworks, several risk prevention methods combinations are generated by considering the investment costs of implementing these combinations. The researcher applied a combination of risks, performed RULA and REBA analysis after the intervention. Thus, it can be said that the combinations of risk control can reduce the risk of cameramen experiencing WMSD when shooting activity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Gangguan muskuloskeletal merupakan isu global dalam profesi kedokteran gigi. Penelitian ini mengevaluasi postur kerja para mahasiswa/i yang berisiko menimbulkan gangguan muskuloskeletal di masa datang pada tindakan pembersihan karang gigi dengan posisi duduk.
Hasil evaluasi dengan pendekatan virtual environment menunjukkan bahwa kondisi aktual memiliki risiko muskuloskeletal untuk tubuh bagian atas, yaitu leher, bahu dan punggung. Simulasi virtual environment yang mengacu pada postur kerja duduk ideal menunjukkan tindakan pembersihan karang gigi yang ergonomis dapat dilakukan dengan sudut sandaran dental unit 15°. Dalam menangani kuadran 1 dan 4 digunakan posisi kerja jam 9, sedangkan pada kuadran 2 dan 3 digunakan posisi jam 11.

Musculoskeletal disorders (MSDs) are global issues in the dental profession. This research evaluated the MSDs risk caused by the sitting working posture of clinical students performing the task of scaling.
The evaluation using the virtual environment approach shows risk of MSDs in the students upper extremities such as neck, shoulder, and trunk. Further simulation based on the ideal sitting working posture shows that ergonomic scaling could be achieved when the patient sits at a 15° angle. When scaling the 1st and 4th quadrant of the teeth, the 9 o?clock position is used. Hence, the 11 o'clock position is used when scaling the 2nd and 3rd quadrant.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Sukendar
"Adanya tren perubahan perilaku selama pembatasan aktivitas sosial masyarakat penularan pandemi COVID-19 memberikan pengaruh pada berbagai aspek dalam kehidupan di Indonesia, khususnya dalam dunia pendidikan tinggi memaksa mahasiswa menjalani kuliah secara daring. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi tingkat aktivitas fisik dihubungkan dengan kondisi postur, keluhan muskulosketal serta faktor-faktor lainnya, pada mahasiswa yang telah mengalami program kuliah daring selama minimal 2 tahun. Penelitian menggunakan desain potong lintang dengan pendekatan analisis hubungan, teknik pengambilan consecutive sampling, dengan mengolah data primer yang didapat dari instrumen kuesioner IPAQ-SF bahasa Indonesia, CMDQ dan penilaian NYPRS untuk dianalis univariat dan bivariat. Didapatkan hasil dari subjek (n=112) variasi postur terbanyak forward neck (76%), asimetri bahu (76%), kifosis (68%) dengan keluhan muskuloskletal terbanyak punggung bawah (38%), leher (28%), upperback (25%). Hasil analisis hubungan didapatkan kemaknaan pada tingkat aktivitas fisik dan kondisi postur (p<0,05). Ditemukan kemaknaan hubungan antara IMT dengan lumbar lordosis, anterior tilt dan genu valgum (p<0,05).

The trend of behavior changes during lockdown to prevent transmission of the COVID-19 pandemic has an impact on various aspects in Indonesian social activity life, especially in the undergraduate level education, forcing the college students to have online class. This study aims to measure the level of physical activity associated with the condition of body posture, musculoskeletal discomfort and other factors, the subject are college students who experienced 2 years online to face new normal era. The study used a cross-sectional design with a relationship analysis approach, consecutive sampling technique, with instrument IPAQ-SF questionnaire, CMDQ and NYPRS, to analyse primary data with univariate and bivariate analysis. The results (n = 112) variation of posture forward neck (76%), uneven shoulder (76%), kyphosis (68%), prevalence of musculoskeletal discomfort in lower back (38%), neck (28%), upper back (25%). The results of the bivariate analysis significance correlations between physical activity level and NYPRS (p<0.05). BMI and lumbar lordosis, anterior tilt and genu valgum (p<0.05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Fadillah
"ABSTRAK
Industri tekstil dan garmen adalah salah satu industri terpenting di dunia. Di Indonesia, industri tekstil dan garmen adalah satu dari sepuluh industri yang diprioritaskan dari Rencana Induk Pengembangan Industri Naosional (RIPIN) 2015-2035. Karakteristik pekerjaan dalam industri garmen umumnya proses penanganan material dan proses yang melibatkan permesinan yang memiliki pengulangan yang tinggi pada satu jenis otot yang dapat menyebabkan Work-related Musculoskeletal Disorder (WMSD). WMSD adalah salah satu masalah kesehatan kerja terbesar saat ini. Dalam penelitian ini, pekerja divisi sablon industri garmen UMKM PT.X yang memiliki risiko tertinggi di salah satu UMKM di Jakarta dievaluasi untuk postur kerja mereka menggunakan indeks evaluasi postur menggunakan virtual environment dalam software Jack. Pekerja divisi sablon PT. X memiliki risiko WMSD dari nilai PEI dan analisis ergonomi lainnya (LBA, OWAS, dan RULA). Nilai PEI yang didapat berkisar dari 1,12 hingga 2,7. Hasilnya menunjukkan bahwa pekerja memiliki risiko low dan medium to low injury dari postur kerja yang dilakukan.<

ABSTRACT
Textile and garment industry is one of the most important industries in the world. In Indonesia, textile and garment industry is one of ten industries prioritized from the 2015-2035 Nation Industrial Development Master Plan (RIPIN). Job characteristics in the garment industry ae generally material-handling processes and processes involving machinery that have high repetition that can cause Work-related Musculoskeletal Disorder (WMSD). WMSD is one of the biggest occupational health problems nowadays. In this research, workers of screen printing division of garment industry Small Medium Enterprise (SME) PT.X which has the highest risk in one of the SME in Jakarta were evaluated for their working postures using posture evaluation index using virtual environment in Jack simulation. PT. X has a risk of WMSD from PEI values and other ergonomic analysis (LBA, OWAS, and RULA). The PEI values obtained ranged from 1.12 to 2.7. The results show that workers have a low and medium to low injury risk from the work posture performed.

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi Hartono
"Ruang lingkup: Di bagian produksi industri rotan, pekerja melakukan gerakan tangan berulang untuk jangka waktu yang lama dan sering kali disertai beban yang berat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi serta faktor-faktor yang berhubungan dengan Upper Extremity Work-Related Musculoskeletal Disorders (UEWMSDs).
Metode: Penelitian ini mcnggunakan desain potong lintang dengan jumlah sampel 100 yang diambil secara random sampling. Data penelitian didapat dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan provokasi neurologi pada ekstrentitas atas dan pengamatan sikap dan posisi anggota tubuh pada waktu bekerja dengan menggunakan kode skor RULA.
Hasil penelitian: Didapatkan prevalensi UEWMSDs sebesar 46 %. Kelainan UEWMSDs yang terbanyal; adalah Impingement syndrome sebesar 24.%. Faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, status gizi, tingkal pendidikan, lama kerja, masa kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, pekerjaan sampingan, lama tidur, riwayat keluhan fisik sebelumnya, desain ruang kerja, pelatihan kerja dan SOP tidak terbukti merupakan faktor risiko untuk terjadinya UEWMSDs. Faktor yang :Iarhubungan dengan UEWMSDs adalah sikap dan posisi anggota tubuh pada waktu bekerja dengan skor RULA ≥ 5 (p=0.000).
Kesimpulan: Hasil penelitian mendapatkan adanya hubungan bennakna antara sikap dan posisi anggota tubuh waktu bekerja dengan UEWMSDs. Sikap dan posisi anggota tubuh dengan skor RULA ≥ 5 mempunyai risiko UEWMSDs 104 kali dari sikap dan posisi anggota tubuh dengan skor RULA < 5.

The Relationship Between Upper Extremities' Posture on Work and UEWMSDs on Rattan workers at PT "X". Scope: Al the production unit of rattan industry, workers perform repetitive hand movements for prolonged periods of time and occasionally with heavy load The purpose of this study is to assess the prevalence and factors that relate with Upper Extremity Work-related Macula-Skeletal Disorders (UEWMSDs).
Method: This study used cross-sectional design with a total number of 100 samples that was randomly sampling selected. The data were compiled from anamnesis, physical examination, neurology provocation; test on upper extremities and observation during working using RUI,R score.
Result : The prevalence of UEWMSDs is 46 % . hnpingement syndrome is the greatest number of UEWMSDs (24 %). Whereas age, gender, nutrient status, educational background, length of working hours, length of service, smoking habit, sports, side jobs, length of sleep, prior history of physical complaint, workplace design, job training and standard operational procedure (SOP) are not risk factors for UEWMSDs. The factor related with UEWMSDs is extremity's posture and position during working with RULA score (p=0.000).
Conclusion : The study finds that there is a significant relationship between extremity' posture and position during working with UEWMSDs. Extremity' posture and position with RULA score ≥ 5 have a risk of 104 times greater than the ones with RULA score < 5.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qanita Fauzia
"Penambangan adalah salah satu industri yang paling berisiko tinggi. Penambang bawah tanah mungkin telah terpapar untuk bahaya ergonomis seperti postur canggung, kerja statis, gerakan berulang, dan kekuatan yang berlebihan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis postur kerja di bawah tanah menambang lingkungan dengan metode penilaian seluruh tubuh cepat (REBA) dan untuk tinjauan umum gangguan muskuloskeletal pada penambang bawah tanah di PT. Cibaliung Sumberdaya. Ini Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini adalah dilakukan dengan pengamatan pada seluruh proses kerja di bawah tanah dan kemudian kritis postur dianalisis menggunakan metode REBA. Kuesioner peta tubuh Nordik didistribusikan untuk penambang untuk mengetahui masalah gangguan muskuloskeletal di antara para pekerja itu sendiri. Hasil menunjukkan bahwa salah satu postur kerja memiliki skor 11+ yang artinya risiko sangat tinggi adalah ketika penambang menggunakan bor jackleg. Kemudian, enam postur kerja memiliki skor 8-10 yang berarti berisiko tinggi postur ketika penambang melakukan penskalaan, pemasangan baut batu dan kawat, chocking mekanisme ketika shotcrete hendak melakukan, mengatur tas ventilasi, dan mengoperasikan gunting mengangkat. Gangguan muskuloskeletal paling sering dikeluhkan oleh penambang bawah tanah adalah pinggang 64,15%, punggung 47,17%, leher atas 45,28%, dan bahu kanan 36,79%. Itu Peneliti menyarankan agar penambang harus diberi tahu tentang bahaya dan risiko ergonomis faktor gangguan muskuloskeletal.

Mining is one of the most high-risk industries. Underground miners may have been exposed to ergonomic hazards such as awkward postures, static work, repetitive movements, and excessive strength. The purpose of this study is to analyze the working posture of underground mining environment with a rapid whole body assessment method (REBA) and for an overview of musculoskeletal disorders in underground miners at PT. Cibaliung Resources. This research is quantitative descriptive with cross-sectional design. This research was carried out with observations on the entire underground and then critical work processes posture was analyzed using the REBA method. The Nordic body map questionnaire was distributed to miners to find out the problem of musculoskeletal disorders among the workers themselves. The results show that one work posture has a score of 11+ which means the risk is very high when miners use jackleg drill. Then, the six work postures have a score of 8-10 which means a high risk posture when the miner scales, installing stone and wire bolts, chocking the mechanism when the shotcrete is about to do, arranging ventilation bags, and operating scissors lift. Musculoskeletal disorders are most commonly complained by underground miners waist 64.15%, back 47.17%, upper neck 45.28%, and right shoulder 36.79%. The researcher suggests that miners should be informed of the ergonomic hazards and risk factors for musculoskeletal disorders.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Rahmad Hidayat
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang faktor risiko postur janggal yang dilakukan petugas
Unit Laboratorium Puskesmas Kecamatan Kalideres saat melakukan pengambilan
darah pasien. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analitik
observasional. Hasil penelitian menunjukkan petugas Unit Laboratorium Puskesmas
Kecamatan Kalideres berada pada postur janggal saat melakukan pengambilan darah
pasien dengan posisi leher 20ᴼ extensi; lengan atas 73ᴼ ekstensi; lengan bawah
105ᴼ ekstensi; pergelangan tangan 32ᴼ flexi; dan batang tubuh 54ᴼ flexi
membungkuk ke depan. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya postur janggal
antara lain luas ruangan yang kurang; jumlah pasien terlalu banyak; jarak Petugas
dengan Objek/ Pasien terlalu dekat; derajat postur tubuh saat Sampling; pencahayaan
yang kurang; vision field melewati standar; tidak adanya kursi khusus pasien; work
height surface yang terlalu pendek.

ABSTRACT
This thesis discusses risk factors awkward postures performed Laboratory Unit
officers Kalideres sub-district Puskesmas when fetching the patient's blood. This
study is a qualitative research with observational analytic approach. The results
showed officers Kalideres Laboratory Unit District Health Clinics located in awkward
postures when fetching the blood of patients with neck position 20ᴼ extension; 73ᴼ
extension of the upper arm; 105ᴼ extension of the forearm; 32ᴼ flexi wrist; and flexi
54ᴼ torso bent forward. Factors that cause awkward postures include spacious rooms
were lacking; the number of patients is too much; Officers distance with Object /
Patient too close; Sampling current posture degrees; poor lighting; vision field for the
standard; the absence of a special chair patients; height work surface that is too short."
2016
S63797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dewi Gustiyani
"Penelitian ini menggambarkan postur kerja dan keluhan gejala musculoskletal disorders (MSDs) pada pekerja pembuat tahu. Postur kerja merupakan faktor risiko terjadinya keluhan gejala musculoskeletal. Keluhan gejala musculoskeletal merupakan gangguan pada otot, tendon, ligamen, saraf, jaringan lunak dan sendi. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional.Penelitian ini menggunakan lembar kerja REBA Rapid Entire Body Asessment untuk mengetahui postur kerja dari aktivitas pembuatan tahu di Pengrajin Tahu Tambah Rahayu. Postur Kerja yang dinilai yaitu postur punggung, leher, kaki, lengan bagian atas, lengan bagian bawah, pergelangan tangan dan penilaian aktivitas, beban, dan coupling. Sedangkan untuk mengetahui gambaran keluhan gejala MSDs pada pekerja menggunakan kuisioner yang mengacu pada Nordic Body Map. Nordic Body Map merupakan salah satu metode pengukuran subyektif untuk mengukur rasa sakit otot pada pekerja. Nordic Body Map berupa gambar tubuh manusia yang terdiri dari beberapa segmen tubuh. Faktor individu dinilai menggunakan kuisioner yang diberikan pada seluruh pekerja di Pengrajin Tahu Tambah Rahayu.Hasil penelitian pada 11 aktivitas kerja dan 17 responden didapatkan bahwa pekerja dominan berumur ge; 25 tahun, masa kerja < 2 tahun dan IMT normal. Semua pekerja mengeluhkan gejala MSDs dalam 12 bulan terkahir 43 dan 7 hari terkahir 57 , bagian tubuh yang paling mengalami keluhan gejala MSDs adalah punggung bawah, jenis keluhan yang dirasakan adalah pegal ndash; pegal yang dirasakan dalam tingkat sedang, waktu timbul keluhan setelah bekerja dan penangan yang dilakukan dengan beristirahat. Postur kerja dengan tingkat risiko sangat tinggi terdapat pada aktivitas merendam kedelai dan mengepak tahu. Tingkat risiko dapat diturunkan dengan perbaikan desain tempat kerja, pengaturan jam kerja, penyediaan media edukasi dan melakukan peregangan otot.

This study illustrates the work posture and complaints of symptoms of Musculoskletal Disorders MSDs in tofu maker workers. Posture is a risk factor for symptoms of musculoskeletal symptoms. Complaints of musculoskeletal symptoms are a disorder of muscles, tendons, ligaments, nerves, soft tissues and joints. This research is descriptive observational by using cross sectional approach.This research uses REBA worksheet Rapid Entire Body Asessment to find out the working posture of the activity of making tofu in Tambah Rahayu Factory. Work posture assessed is the posture of the back, neck, legs, upper arms, lower arms, wrists and assessment of activity, load, and coupling. While to know picture of symptoms MSDs symptoms on workers using questionnaires that refer to the Nordic Body Map. Nordic Body Map is one of the subjective measurement methods to measure muscle pain in workers. Nordic Body Map is a human body image consisting of several body segments. Individual factors were assessed using a questionnaire given to all workers in the Tofu Maker.The results of the study on 11 work activities and 17 respondents found that the dominant workers aged ge 25 years, working period"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita Khairunnisa
"ABSTRAK
Latar Belakang
Industri informal pot keramik merupakan salah satu industri yang masih menggunakan peralatan tradisional. Pada proses pembuatan pot keramik, pengrajin umumnya bekerja dengan postur kerja membungkuk dan adanya punggung miring kesamping. Tentunya kondisi ini berpotensi menimbulkan kelelahan akut yang dapat menimbulkan turunnya produktivitas kerja serta meningkatkan risiko penyakit dan kecelakaan akibat kerja. Penelitian ini bertujuan mengetahui insidens kelelahan akut pada ke dua kelompok kerja,mengetahui pengaruh postur kerja membungkuk dan postur kerja membungkuk punggung miring serta pengaruh faktor risiko lainnya terhadap terjadinya kelelahan akut.
Metode
Desain penelitian adalah Kohort, besar sampel 103 orang diambil secara consecutive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2016 di Desa Anjun, Kecamatan Plered, Purwakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pemeriksaan fisik, rekam video, Lakassidaya dan kursi antropometri. Variabel yang diteliti adalah kelelahan akut, usia, masa kerja, indeks masa tubuh, kebiasaan olahraga, riwayat merokok, waktu tidur, postur kerja, lama kerja, pencahayaan, tinggi meja dan kursi kerja.
Hasil
Insidens kelelahan kelompok postur kerja membungkuk 26,7%, dan kelompok postur kerja membungkuk punggung miring 73,3%. Analisis bertingkat menunjukkan kelompok postur bungkuk miring pada bagian pembentukkan berisiko 6,3 kali lebih tinggi terhadap kelelahan akut (p 0,024 RR 6,33 IK95% 1,32-30,39), kelompok postur membungkuk pada bagian pembentukkan berisiko 1.6 kali terhadap kelelahan akut (p 0,04 RR 1,69 IK95% 0,96-2,97) dan pencahayaan < 200 lux pada kelompok membungkuk berisiko 1,5 kali lebih besar terhadap kelelahan akut (p 0,04 RR 1,5 IK95% 1,13-2,01). Analisis multivariat regresi cox menunjukkan postur kerja bungkuk miring berisiko 2,3 kali lebih besar terhadap kelelahan akut (p 0,03 RRa 2,06 IK95% 1,06-4,01).
Pembahasan
Insidens kelelahan akut terbanyak pada kelompok bungkuk miring. Pada kelompok bungkuk miring yang bermakna terhadap kelelahan akut adalah bagian pembentukan sedangkan pada kelompok membungkuk adalah bagian pembentukkan dan pencahayaan. Faktor risiko dominan terhadap kelelahan akut adalah postur kerja membungkuk punggung miring. Perlu dilakukan edukasi sikap kerja dan peregangan otot saat bekerja untuk mengurangi rasa lelah

ABSTRACT
Background
Decorative ceramic pots is an blue collar industry that is using traditional equipment in the manufacturing process . In the process of making the ceramic pot,a craftsman works with flexion trunk and sideway trunk working posture. This condition could potentially cause acute fatigue which can lead to the decline in work productivity and increase the risk of occupational diseases and accidents . This study aims to describe the incidence of work fatigue among worker with flexion trunk posture and flexion with sideway trunk posture, the effect of flexion trunk work posture and flexion with sideway trunk posture among the workers and the effect of other risk factors on the occurrence of acute fatigue.
Method
This study used cohort design, with 103 subjects taken by consecutive sampling. The study was conducted in June to July 2016 in Anjun village, Plered subdistrict,Purwakarta district. Data were obtained by interview, physical examination, video recording,lakassidaya and anthropometri chair.The variables studied were acute fatigue, age, year of work, body mass index, exercise habit, smoking history, sleeptime, work posture, length of work, lighting, and workstation.
Results
We detected 26,7% acute fatigue among workers with flexed trunk working posture and 73,3% among workers with flexed and sideway trunk posture. Stratified analysis showed formation part in the group of flexed with sideway trunk is 6.3 times higher to acute fatigue (p 0,024 RR 6,33 IK95% 1,32-30,39), whereas the group of flexed trunk is 1.6 times higher (p 0,04 RR 1,69 IK95% 0,96-2,97) and lighting < 200 lux is 1.5 times the risk against acute fatigue in flexed trunk grup (p 0,04 RR 1,5 IK95% 1,13-2,0). Multivariat analysis showed that flexion with sideway trunk significantly affected fatigue 2,3 times higher compare to flexed trunk working posture (p 0,032 RRa 2,06 IK95% 1,06-4,01 ).
Discussion
The Incidence of acute fatigue mostly happened in flexed and sideway trunk working posture grup. Working part significantly affected acute fatigue in flexed trunk with sideway grup. Lightining and working part also significantly affected acute fatigue in flexed trunk grup. Working posture is the most significant factor that cause acute fatigue among ceramic workers. It?simportant to educate the workers about proper body position while working and do the stretching regularly to prevent acute fatigue while working."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>