Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2378 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Illinois: Thomas Books, 2003
658.382 EMP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Springfield, Ill. : Charles C Thomas, 2009
658.382 EMP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Harez Posma
"ABSTRAK
Perancangan Ulang Employee Assistance Programs di PT XYZ
(56 halaman + viii halaman, 1 tabel, 1 gambar, 4 lampiran)
Sejak tahun 2004 PT XYZ menyediakan layanan Employee Assisrunce
Programs (EAP) untuk membantu para karyawannya mcngatasi
permasalahan pribadi maupun permasalahan yang berhubungan dengan
pekerjaannya. Model layanan yang dipergunakan adalah model layanan
internal, yang ditangani oleh satu orang konsclor yang juga menjabat salah
satu _iabatan struktural di PT XYZ serta merupakan pimpinan koperasi
karyawan. Layanan terscbut terhenti pada bulan Mare! 2006, karena
konselor tersebut dialihtugaskan. Pimpinan Human Capital Development
P'l` XYZ berkeinginan untuk mengevaluasi layanan EAP tersebut sebelum
mcngaktifkannya kembali.
Berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap pelaksanaan EAP di PT XYZ
selama ini dan juga terhadap sejumlah Iiteratur terkait, direkomendasikan:
l. Layauan EAP tetap perlu dilaksanakan di PT XYZ.
2. Pcnggunaan model layanan kombinasi internal-elcstcrnal.
3. Pengemban gan program-program yang berorientasi preventif.
4. Pengembangan variasi metodc layanan, termasuk pemanfaatun
fasilitas teknologi informasi di PT XYZ, khususnya HCIS dan portal
E-IIR, Serta mengintcgrasikannya dengan knowledge management
yang dilerapkan di PT XYZ.
5. Penggunaan konsultan yang memiliki keahlian dan pengalamzm di
bidang layanan EAP, sebagai pendamping qlalam mengembangkan
Iayanan EAP di PT XYZ.
Dengan mengimplementasikan rekomendasi tersebut di alas, layanan EAP
di PT XYZ diharapkan dapat mcnuniang slrategi PT XYZ yang
memetingkan kunlitas teknis clan layanan pelanggan berkelas dunia.

"
2006
T34088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Harez Posma
"ABSTRAK
Perancangan Ulang Employee Assistance Programs di PT XYZ
(56 halaman + viii halaman, I tabel, l gambar, 4 Iampiran)
Sejak tahun 2004 PT XYZ menyediakan layanan Employee Assistance
Programs (EAP) untuk membantu para karyawannya mengatasi
pcrmasalahan pribadi maupun permasalahan yang berhubungan dengan
pekerjaannya. Model layanan yang diporgunakan adalah model layanan
internal, yang ditangani oleh satu orang konselor yang juga menjabat salah
satu jabatan struktural di PT XYZ serta mempakan pimpinan koperasi
karyawan. Layanan tcrscbut terhenti pada bulan Maret 2006, karena
konselor tersebut dialihtugaskan. Pimpinan Human Capital Development
PT XYZ berkeinginan untuk mengevaluasi layanan EAP tcrsebut sehelum
mengaktifkannya kembali.
Bcrdasarkan kajian yang dilakukan terhadap pelaksanaan EAP di PT XYZ
selama ini dan juga terhadap sejumlah lileratur terkait, dirckomendasikan;
1. Layanan EAP tetap perlu dilaksanakan di PT XYZ.
2. Penggunaan model layanan kombinasi internal-ekstcrnal.
3. Pengcmban gan program-program yang berorientasi prcvenlif.
4. Pengcmbangan variasi mctode layanan, tcrmasuk pcmanfaatan
thsilitas teknologi intbrmasi di PT XYZ, khususnya HCIS dan ponzal
E~HR, Serta mengintcgrasikannya dengan knowledge mcmagemen!
yang diterapkan di PT XYZ.
5. Penggunaan konsultan yang memiliki keahlian dan pengalaman di
bidang layanan EAP, scbagai pendamping dalam mengembangkan
layanan EAP di PT XYZ.
Dengan mengimplcmenlasikan rekomendasi terscbul di atas, layanan EAP
di PT XYZ diharapkan dapal menunjang stratcgi PT XYZ."
2006
T34189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonaga, Harez Posma
"ABSTRAK
Sejak tahun 2004 PT XYZ menyediakan layanan Employée Assistance
Programs (EAP) untuk membantu para karyawannya mengatasi
permasalahan pribadi maupun permasalahan yang berhubungan dengan
pekerjaannya. Model layanan yang dipergunakan adalah model layanan
internal, yang ditangani oleh satu orang konselor yang juga menjabat salah
satu jabatan struktural di PT XYZ serta merupakan pimpinan koperasi
karyawan. Layanan tersebut terhenti pada bulan Maret 2006, karena
konselor tersebut dialihtugaskan. Pimpinan Human Capital Development
PT XYZ berkeinginan untuk mengevaluasi layanan EAP tersebut sebelum
mengaktifkannya kembali.
Berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap pelaksanaan EAP di PT XYZ
selama ini dan juga terhadap sejumlah literatur terkait, direkomendasikan:
1. Layanan EAP tetap perlu dilaksanakan di PT XYZ.
2. Penggunaan model layanan kombinasi internal-eksternal.
3. Pengembangan program-program yang berorientasi preventif.
4. Pengembangan variasi metode layanan, termasuk pemanfaatan
fasilitas teknologi informasi di PT XYZ, khususnya HC1S dan portal
E-HR, serta mengintegrasikannya dengan knowledge management
yang diterapkan di PT XYZ.
5. Penggunaan konsultan yang memiliki keahlian dan pengalaman di
bidang layanan EAP. sebagai pendamping dalam mengembangkan
layanan EAP di PT XYZ.
Dengan mengimplementasikan rekomendasi tersebut di atas, layanan EAP
di PT XYZ diharapkan dapat menunjang strategi PT XYZ yang
mementingkan kualitas teknis dan layanan pelanggan berkelas dunia."
2006
T37641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indy Zahirah Aprilia
"Seiring dengan perkembangan globalisasi, kebaragaman di tempat kerja merupakan hal yang tidak dapat dielakkan lagi. Salah satunya adalah meningkatnya keberagaman gender di tempat kerja seiring peningkatan partipasi perempuan sebagai tenaga kerja. Namun, beberapa penilitan memukan bahwa peningkatan partisipasi perempuan masih diselimuti dengan konflik-konflik kesetaraan gender di tempat kerja. Selain itu, beberapa penelitian juga menemukan bahwa pekerja perempuan dinilai lebih rentan mengalami masalah stres kerja yang disebabkan oleh konflik struktural maupun masalah personal. Dalam mengatasi masalah pekerja, perusahaan dapat memanfaatkan layanan kesejahteraan pekerja seperti employee assistance program (EAP) yang menawarkan proses pemberian bantuan kepada karyawan melalui konseling. Mempertimbangkan dunia kerja yang semakin beragam secara gender, EAP sebagai praktik pekerjaan sosial harus mempertimbangkan segala aspek kehidupan klien dan menerapkan analisis gender dalam pemberian layanan untuk memahami faktor-faktor yang melatarbelakangi masalah karyawan yang disebabkan oleh faktor gender. Meskipun partisipasi perempuan semakin meningkat, masih belum banyak penelitian yang membahas keberagaman gender melalui kacamata EAP dan bagaimana EAP menerapkan analisis gender untuk menjawab kebutuhan pekerja perempuan. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara deskriptif pemahaman praktisi EAP terkait keberagaman gender di tempat kerja dan strategi yang mereka gunakan untuk menerapkan pemahaman tersebut dalam menangani masalah pekerja perempuan. Untuk memenuhi tujuan penelitian, informan dipilih menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling dan terkumpul lima orang informan meliputi empat praktisi EAP di suatu lembaga penyedia layanan kesejahteraan pekerja dan satu kepala lembaga. Data dikumpulkan melalui proses wawancara mendalam selama empat bulan, mulai dari Maret hingga Juni 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan telah memiliki pemahaman mendalam mengenai keberagaman gender dan signifikansinya terhadap kehidupan karyawan. Pemahaman ini tercermin dalam strategi yang mereka gunakan untuk mengintegrasikan pendekatan sensitif gender dalam menangani klien pekerja perempuan. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa ketika praktisi EAP memiliki pemahaman yang mendalam terkait keberagaman gender, maka mereka dapat memberikan intervensi yang peka terhadap gender klien sehingga lebih relevan dengan masalah klien.

With the advancement of globalization, diversity in the workplace is unavoidable. One aspect of this is the increasing gender diversity in the workplace, alongside the rising participation of women in the workforce. However, some studies find that increased women's participation in the workforce is still accompanied by gender equality conflicts. Additionally, several studies also find that female workers are more vulnerable to experiencing work stress due to structural conflicts or personal issues. To address employee problems, companies can utilize employee welfare services such as the employee assistance program (EAP), which offers counseling assistance to employees. Considering the increasingly gender diversity in the workplace, EAP as a social work practice must consider all aspects of clients' lives and apply gender analysis in service provision to understand the underlying factors that cas cause employee problems, such as gender factors. Despite the increasing participation of women, there is still a lack of research discussing gender diversity through the lens of EAP and how EAP applies gender analysis to meet the needs of female workers. Through a qualitative approach, this study aims to descriptively illustrate EAP practitioners' understanding of gender diversity in the workplace and the strategies they use to apply this understanding in addressing the issues faced by female workers. To fulfill the research objectives, informants were selected using purposive sampling and snowball sampling techniques, resulting in five informants comprising four EAP practitioners from an employee welfare service provider and one head of the institution. Data were collected through in-depth interviews over four months, from March to June 2024. The study's findings indicate that informants have a deep understanding of gender diversity and its significance in employees' lives. This understanding is reflected upon their strategies to integrate gender- sensitive approaches in handling female employee clients. The implication of this study is that when EAP practitioners have a profound understanding of gender diversity, they can provide gender-sensitive interventions that are more relevant to clients' issues."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Bachrun
"Rumah Sakit XYZ adalah rumah sakit swasta yang terletak di kawasan Jakarta Utara, dengan kapasitas 225 tempat tidur dan rata-rata tingkat human 70,2 % . Rumah sakit yang sudah beroperasi selama delapan tahun ini, sudah eukup sibuk melayani pelanggannya.
Angka pengunduran diri perawat selama tiga tahun terakhir menunjukkan kenaikan, yaitu 10%,12,15 % dan 13,71% dari total perawat. Indikator yang 1a adalah angka biaya pemeliharaan kesehatan perawat perorang selama tahun 2003, 2004 dan 2005 terus meningkat. Dari basil wawancara keluar yang tercatat di Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia RS XYZ, temyata a!asan pengunduran diri yang terbanyak dikemukakan oleh perawat adalah karena masalah pribadi. Padahal pada kurun waktu tiga tahun tersebut keluhan pelanggan perihal pelayanan perawat cenderung meningkat. Masalahnya pada perawat timbul gejala kekeringan emosi, tidak mempunyai empati, sikap sinis terhadap orang lain, dan menyalahkan diri sendiri. Terkesan ada gejala yang lazim disebut sebagai burnout pada perawat.
Penulis mencoba membuat analisa effektifitas organisasi dengan kerangka 7-S McKinsey, ditemukan masalah pada unsur Skill dan Staff. Untuk mengatasinya penulis mengajukan Employee Assistance Programs sebagai alternatif pemecahan masalah burnout pada perawat. Dengan program pendampingan dan konseling yang teratur dan baik, diharapkan kualitas hidup dari perawat dapat ditingkatkan. Dengan demikian mereka mampu mengatasi beban kerja yang berat, sebagai akibat semakin berkembangnya tuntutan pelanggan untuk memperoleh pelayanan yang baik di rumah sakit."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kandariyah Nawangsih
"ABSTRAK
PT X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri konstruksi dan enjiniring Dalam visinya, PT X ingin menjadi perusahaan terkemuka dalam industri konstruksi dan enjiniring di Asia Tenggara Adapun misi PT X yaitu memelopori pengembangan industri konstruksi dan enjiniring yang berkualitas dan memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan. Sejalan dengan visi dan misi perusahaan, struktur organisasi PT X didesain dalam bentuk matrik (Lampiran l). Struktur matrik menjadi pilihan sebab proses I fungsi pekerjaan, jenis tugas, situasi dan kondisi organisasi PT X yang terbagi beberapa wilayah pekerjaan, memerlukan tanggung jawab suatu posisi pada proyek-proyek tertentu. Selaku kantor pusat yang membawahi enam divisi, satu departemen serta tiga perusahaan anak*), Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia khususnya Biro Perencanaan dan Pengembangan SDM (Biro PSDM) dalam menjalankan salah satu kegiatannya adalah memberikan pelayanan konseling bagi karyawan yang membutuhkan. Pelayanan konseling diberikan atas rekomendasi atasan, yang pada tahap awal karyawan telah mendapatkan konseling dari atasan masing-masing. Dalam praktek pelaksanaannya, pihak Biro PSDM menyatakan bahwa sebagian besar atasan cenderung mengambil jalan pintas dengan mengirimkan langsung karyawannya ke Biro PSDM. Kondisi ini memberikan stres tersendiri bagi karyawan (sumber daya) di PT ?X?. Berkaitan dengan hal tersebut di atlas, maka penulis mengusulkan pengelolaan terhadap kondisi yang ada melalui manajemen stres ke dalam suatu program yang terpadu yaitu Employee Assistance Program (EAP). EAP adalah program pelayanan yang secara temadu disediakan organisasi kepada karyawan dan anggota keluarganya untuk membantu karyawan dalam mengatasi berbagai masalah yang dimungkinkan akan mempengaruhi kinerja. Dengan diterapkannya EAP sebagai metode intervensi diharapkan mampu mengantisipasi terjadinya penurunan kinerja maupun kemungkinan pengunduran diri karyawan akibat stres kerja yang diabaikan organisasi. lntervensi program (EAP) disarankan sebagai salah satu alternatif solusi terutama bagi Biro Perencanaan dan Pengembangan SDM PT karena EAP dengan program yang ditawarkan dapat digunakan untuk menangani masalah stres dan pekerjaan. Upaya preventif atau kuratif dalam EAP, diharapkan dapat membantu karyawan mengatasi stres kerja yang dialami.
Langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan EAP adalah sebagai berikut;
a) menentukan komite khusus EAP
b) menentukan kebijakan pelaksanaan EAP
c) menentukan karyawan profesional EAP
d) melakukan rujukan pada pihak yang kompeten
e) menjaga kerahasiaan sistem penyimpanan dokumen
f) melakukan pelalihan bagi atasan g) menjunjung tinggi kode etik peiayanan EAP Hal penting yang perlu diperhatikan adalah program tersebut tidak dapat berjalan sempurna bila tidak ditunjang oleh dukungan dan komitmen dari manajemen puncak, serta adanya sosialisasi program tersebut bagi semua karyawan.
Keterangan :
*) = istilah baku PT X"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Veronica Calistdria Divani
"Penelitian ini membahas terkait pelaksanaan model layanan employee assistance program (EAP) yang dilakukan oleh PT XYZ sebagai penyedia jasa layanan EAP bagi pekerja pada perusahaan. Urgensi dari dilakukannya penelitian ini berangkat dari adanya peningkatan yang signifikan atas jumlah pekerja dan masalah pekerja yang tidak diikuti oleh peningkatan jumlah layanan EAP guna membantu pekerja di dalam mengatasi masalah dan meningkatkan kesejahteraannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif jenis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur dan wawancara mendalam bersama 1 orang manajer EAP, 1 orang konsultan EAP, 3 orang psikolog EAP, dan 1 orang Business Operations. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan layanan EAP, PT XYZ telah memenuhi lima belas dari enam belas elemen dari model komprehensif, yang terdiri dari desain, orientasi, prinsip, fungsi, objektif, konsep, intervensi, layanan, lingkup, kontak awal, klien, pencegahan, staffing, perspektif, dan komitmen. Dalam hal ini, elemen staffing terkait penyediaan tim disipliner yang melibatkan pekerja sosial industri belum terwujud dalam layanan EAP PT XYZ. Di samping itu, masih dibutuhkan perhatian khusus pada elemen fungsi, terkhusus fungsi pelatihan supervisor bagi pekerja di level manajerial yang berada di perusahaan-perusahaan, yang masih belum dijalankan oleh PT XYZ. Faktor pendukung yang memengaruhi pelaksanaan model layanan EAP terdiri dari adanya kesamaan pemahaman di antara perusahaan dan penyedia jasa, masalah dan kebutuhan yang disadari oleh perusahaan, adanya hubungan internal yang baik di antara perusahaan dan pekerja, kondisi pekerja yang masih dapat berfungsi dengan baik, dan sikap kooperatif dari pekerja. Sedangkan, faktor penghambat dari pelaksanaan model layanan EAP terdiri dari ekspektasi perusahaan yang tidak sejalan dengan prosedur layanan EAP, adanya pandangan bahwa EAP bukan tanggung jawab perusahaan, dan kurangnya pemahaman pekerja atas layanan EAP. Layanan EAP merupakan salah satu bentuk model intervensi yang dilakukan oleh pekerja sosial dalam sektor industri. Kehadiran dan pengembangan layanan EAP ini menjadi bentuk kontribusi dari ilmu kesejahteraan sosial pada sektor industri dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, khususnya pada mata kuliah Kesejahteraan Sosial dalam Sektor Industri.

This study discusses the implementation of the employee assistance program (EAP) service model conducted by PT XYZ as an EAP service provider for workers in the company. The urgency of this study stems from a significant increase in the number of workers and the problem of workers not being followed by an increase in the number of EAP services to assist workers in addressing problems and improving their welfare. This study used a descriptive type of qualitative research method. Data collection was conducted through literature studies and in-depth interviews with one EAP manager, one EAP consultant, three EAP psychologists, and one Business Operations. The selection of informants is done by purposive sampling techniques. Research results show that in implementing EAP services, PT XYZ has met fifteen of the sixteen elements of the comprehensive model, consisting of design, orientation, principle, function, objective, concept, intervention, service, scope, initial contact, client, prevention, staffing, perspective, and commitment. In this case, the staffing element related to the provision of disciplinary teams involving industrial social workers has not been realized in PT XYZ's EAP service. In addition, special attention is needed to the functional elements, especially the supervisor training function for workers at the managerial level who are in companies, which are still not being run by PT XYZ. Supporting factors influencing the implementation of the EAP service model include a common understanding between the company and the service provider, problems and needs realized by the company, a good internal relationship between the company and the worker, the condition of the worker who can still function properly, and the cooperative attitude of the worker. Meanwhile, the inhibitory factors of implementing the EAP service model consist of expectations of companies that do not match EAP service procedures, the view that EAP is not corporate responsibility, and workers' lack of understanding of EAP services. EAP services are a form of intervention model conducted by social workers in the industrial sector. The presence and development of EAP services is a form of contribution from the social welfare sciences to the industrial sector in improving workers' welfare. The results of this study are expected to contribute to the Social Welfare Studies program, especially in the Social Welfare in the Industrial Sector course.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>