Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Esti Wuryani Djiwardono
Jakarta: Grasindo, 2005
618.92 SRI k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fawzia Aswin Hadis
"Penelitian ini ialah mengenai Gagasan Orang Tua dan Perkembangan Anak yang dikaji melalui penelitian tentang gagasan orangtua mengenai perkembangan dan pendidikan anak, tindakan orang tua yang berbentuk strategi pengajaran orang tua dan tindakan orang tua yang berbentuk cara menyiapkan lingkungan belajar bagi anak di rumah serta meneliti hubungan antara gagasan orang tua dan dampaknya terhadap kemampuan intelektual anak.
Minat penulis terhadap topik ini beranjak dari pertanyaan bagaimana sesungguhnya pikiran orang tua tentang anaknya dan bagimana caranya memacu perkembangan anak. Pertanyaan sederhana yang sering muncul dalam diri orang tua adalah: "Menjadi manusia seperti apakah anak saya kelak ? " dan "Apa yang harus saya lakukan agar keinginan saya itu tercapai ? " Kedua pertanyaan tersebut secara mendasar berkaitan dengan gagasan orang tua dan tindakan mereka dalam pengasuhan sehari-hari ; hal yang penting bagi pengembangan dan peningkatan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas seperti tertera dalam GBHN 1988 mengenai tujuan pendidikan nasional kita.
Penelitian Palacios tentang gagasan orang tua mengenai perkembangan dan pendidikan anak memperlihatkan bahwa : 1) faktor sosial demografik mempengaruhi gagasan orang tua, 2) orang tua dapat dikelompokkan berdasarkan gagasan mereka, 3) masing-masing kelompok mempunyai karakteristik sendiri.
Penelitian dalam rangka disertasi ini terdiri dari penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Pada penelitian pendahuluan bagian pertama akan diteliti mengenai gagasan orang tua tentang perkembangan dan pendidikan anak, sedangkan pada bagian kedua, akan diteliti mengenai strategi pengajaran orang tua dalam proses pengajaran ?pembelajaran. Pada penelitian utama, akan diteliti hubungan antara gagasan dan tindakan, dan juga hubungan antara gagasan dan kemampuan intelektual anak.
Dalam penelitian pendahuluan bagian pertama, sampel dipilih secara purposive, yaitu orang tua (pasangan suami isteri); mempunyai anak usia prasekolah (4-6 tahun); berpendidikan rendah, menengah atau tinggi; dan bermukim di daerah perkotaan dan pedesaan. Responden yang terpilih berjumlah 300 orang, terdiri dari 149 pasangan suami isteri dan 2 orang isteri, yang bertempat tinggal di DKI Jakarta, Bogor Kota dan Desa Sukaluyu Kecamatan Nanggung Kab. Bogor. Wawancara (Kuesioner Gagasan Orang tua) dengan pasangan suami isteri berisi pertanyaan terbuka mengenai gagasan mereka tentang perkembangan dan pendidikan anak. Wawancara dilakukan secara terpisah. jawaban orang tua ditulis secara verbatim oleh pewawancara; kategorisasi jawaban dilakukan oleh penulis. Data ini diolah melalui analisis korespondensi ganda untuk memperoleh deskripsi gagasan orang tua dan dilanjutkan dengan pengolahan melalui analisis komponen utama dan prosedur fastdus dari SAS guna mengelompokkan orang tua berdasarkan gagasan mereka. Ditemukan tiga kelompok besar orang tua. Pertama yang disebut orang tua tradisional, kedua modern dan ketiga, "ambivalensi? dengan deskripsi masing-masing. Ditemukan pula 48 pasangan orang tua yang tergolong dalam kelompok yang lama. Pada penelitian pendahuluan bagian kedua dan pada penelitian utama, dari ke-48 pasangan orang tua tersebut, 44 orang ibu bersama anaknya yang berusia prasekolah dijadikan responden. Kepada ibu diminta untuk mengajar anak dengan menggunakan empat alat yang telah disiapkan selama 12 menit (tiga menit untuk setiap alat).
Ucapan-ucapan ibu selama mengajar anak dicatat dan dikategorisasikan sesuai dengan format yang telah disiapkan. Data diolah melalui komponen utama analisis faktor. Ditemukan empat cara mengajar:l) mengontrol perilaku anak, 2) distancing strategy, 3) menggunakan atibusi, 4) upaya memusatkan perhatian anak. Dengan menggunakan inventors HOME diteliti cara ke-44 orang tua menyiapkan lingkungan belajar anak di rumah. ada penelitian utama, diiihat hubungan antara gagasan orang tua (kelompok orang tua) dan strategi ibu mengajar serta hubungan antara gagasan orang tua dan cara ibu menyiapkan lingkungan belajar anak di rumah. Diteliti pula dampak gagasan orang tua terhadap kemampuan intelektual anak yang diukur dengan skor IQ anak melalui test Stanford Binet Data diolah melalui berbagai analisis statistik sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan. Khi kuadrat untuk mengetahui ada tidaknya hubungan; anova satu arah untuk mengetahui pengaruh gagasan kepada tindakan orang tua dan dampak gagasan terhadap kemampuan intelektual anak; t test untuk membandingkan penggunaan cara mengajar oleh setiap kelompok; dan analisis regresi ganda metode stepwise untuk mengetahui besarnya sumbangan tindakan orang tua terhadap kemampuan intelektual anal(Hasil penelitian utama menunjukkan adanya hubungan antara gagasan orang tua dan tindakan orang tua, empat jenis cara mengajar dipergunakan secara berbeda oleh ketiga kelompok ibu, ibu modern lebih banyak memberikan rangsangan yang meningkatkan kemampuan kognitif anak, sumbangan terbesar terhadap kemampuan intelektual anak diberikan oleh lingkungan belajar anak di rumah, dan IQ anak dari kelompok ibu modern lebih tinggi dari anak kelompok ibu tradisional, tetapi sama dengan IQ anak dari kelompok ibu ambivalen.
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk pemahaman tentang gagasan orang tua, pemahaman tentang perkembangan kognisi sosial orang dewasa, pegembangan metode penelitian gagasan orang tua, membantu merancang program peningkatan pengasuhan dan pendidikan anak."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D137
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Pradnyasari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ekspektasi orang tua dalam memediasi hubungan antara tingkat stres orang tua dan hasil terapi pada anak. Desain penelitian ini adalah correlational study dengan melibatkan 92 partisipan, yang merupakan orang tua dari anak yang sedang mengikuti terapi psikologi dan berdomisili di Jabodetabek. Pengukuran dilakukan dengan mengadministrasikan beberapa alat ukur kepada orang tua yaitu Parent Stress Index – Short Form untuk mengukur tingkat stres orang tua, The Parent Expectancies of Treatment Scale untuk mengukur tingkat ekspektasi orang tua, dan Outcome Rating Scale untuk mengukur hasil terapi pada anak. Hasil menunjukkan bahwa hubungan tingkat stres orang tua terhadap hasil terapi tidak dimediasi oleh ekspektasi orang tua. Meskipun demikian, ditemukan bahwa tingkat stres orang tua memiliki hubungan signifikan terhadap hasil terapi.

This study was aimed to examine the role of parental expectation as mediator of the relationship between parenting stress and therapy outcome in children. The research design was correlational study, which involved 92 participants. These participants are parents of children that have been taking psychological therapy in Jabodetabek. Data were collected by administering three instruments to participants: Parent Stress Index - Short Form to measure parenting stress levels, The Parent Expectancies of Treatment Scale to measure parental expectation levels, and the Outcome Rating Scale to measure the therapy outcome in children. The results showed that parenting stress on therapy outcome is not mediated by parental expectations. However, parenting stress was shown to have a significant effect on therapy outcome."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khadhra Ulfah
"Penelitian hasil terapi sudah banyak dilakukan pada psikoterapi orang dewasa, namun masih terbatas pada terapi anak baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun fokus penelitian. Mengacu pada terapi dewasa, ekspektasi ditemukan memiliki hubungan dengan hasil terapi. Selain itu, faktor kesiapan juga ditemukan berperan dalam hasil terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ekspektasi orang tua dengan hasil terapi anak, dengan kesiapan orang tua untuk perubahan sebagai moderator. Penelitian ini dilakukan pada 51 orang tua dari anak dengan gangguan perkembangan yang mengikuti terapi di klinik tumbuh kembang di Jabodetabek dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan yaitu Parental Expectation for Therapy Scale untuk ekspektasi orang tua, Parental Readiness for Change Scale untuk kesiapan orang tua, dan Outcome Rating Scale untuk hasil terapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kesiapan orang tua untuk perubahan tidak memoderasi hubungan ekspektasi orang tua dan hasil terapi anak, namun ditemukan korelasi positif yang signifikan pada hubungan ekspektasi orang tua dan kesiapan orang tua untuk perubahan. Rekomendasi terkait metodologi penelitian, terutama sesi terapi, menjadi penting bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang serupa. Penelitian lebih lanjut terkait ekspektasi orang tua dan kesiapan orang tua juga dapat dilakukan dalam kaitannya dengan proses atau hasil terapi lainnya.

Research on the outcome therapy has been studied widely in adult psychotherapy, unfortunately it is still limited in child therapy both in terms of quantity, quality, and research focus. Referring to adult psychotherapy, expectations have long been found to have a relationship with outcome therapy. In addition, the readiness for change was also played a role in outcome therapy. This study aimed to investigate the relationship between parental expectation and children's outcome therapy, with parental readiness for change as moderator. Research was conducted on 51 parents having children with developmental disabilities who were undergoing therapy in developmental clinics in Jabodetabek using a purposive sampling technique. The instruments used were Parental Expectation for Therapy Scale for parental expectation, Parental Readiness for Change Scale for parental readiness, and Outcome Rating Scale for outcome therapy. The result indicated that there was no role of parental readiness for change in moderating parental expectations and outcome therapy. However, there is a statistically significant correlation between parental expectations and parental readiness for change. Recommendations regarding research methodology, especially therapy sessions, are essential for future researchers. Further research related to parental expectations and parental readiness for change can also be studied with other therapeutic processes or outcomes. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhi Cintaka
"Pada terapi anak, terdapat peran orang tua yang biasanya mengambil keputusan terkait terapi. Ekspektasi orang tua terhadap terapi anak merupakan salah satu faktor yang ditemukan berkontribusi pada hambatan dalam terapi, kehadiran, dan terminasi dini, sehingga berpotensi juga berkaitan dengan hasil terapi anak. Namun, penelitian terkait hal tersebut masih sangat terbatas, khususnya di Indonesia. Ekspektasi orang tua dapat berkaitan dengan karakteristik yang dimiliki mereka, salah satunya adalah bagaimana cara mereka mengasuh anak. Gaya pengasuhan sendiri merupakan salah satu faktor yang berperan dalam keberhasilan terapi anak. Dengan demikian, ekspektasi dan gaya pengasuhan orang tua dapat menjadi penunjang atau sebaliknya, hambatan dalam mengoptimalkan hasil terapi anak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ekspektasi orang tua dan hasil terapi anak, serta peran gaya pengasuhan terhadap hubungan tersebut. Terdapat 97 partisipan orang tua dari anak yang mengikuti terapi di Klinik Tumbuh Kembang atau Biro Psikologi di Jabodetabek, yang diukur ekspektasinya dengan Parents Expectancies for Therapy Scale (PETS, Nock & Kazdin, 2001), hasil terapi anak dengan Outcome Rating Scale (ORS, Miller & Duncan, 2000), dan gaya pengasuhannya dengan The Parenting Styles and Dimensions Questionnaire-Short Version (PSDQ-Short Version, Robinson, Mandleco, Olsen, & Hart, 2001). Hasil penelitian tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan antara ekspektasi orang tua dan hasil terapi anak, r(97) = .040, p > .05, dan gaya pengasuhan tidak memoderasi hubungan tersebut. Meskipun demikian, ekspektasi orang tua ditemukan memiliki hubungan positif yang signifikan dengan gaya pengasuhan authoritative, r(97) = .28, p < .01, dan permissive, r(97) = .22, p < .05. Selanjutnya, hasil terapi anak ditemukan memiliki hubungan positif yang signifikan dengan salah satu dimensi gaya pengasuhan authoritative, yaitu autonomy granting, r(97) = .25, p < .05. Hasil yang tidak signifikan dapat berkaitan dengan kekurangan pada penelitian ini, yaitu durasi dan waktu pengambilan data, pemilihan alat ukur, dan partisipan yang sangat bervariasi. Hasil penelitian dapat memberikan manfaat bagi peneliti selanjutnya, khususnya dalam memberikan saran terkait metodologi. Selain itu, hasil penelitian juga dapat bermanfaat secara praktis bagi praktisi anak dan orang tua dalam mengoptimalkan hasil terapi anak.

Parent expectancy and parenting styles can support or become an obstacle in optimizing outcome therapy. The purpose of this quantitative correlational study is to examine the relationship between parent expectancy and outcome therapy, also the role of parenting style as a moderator. Participants were 97 parents of children who participated in therapy located in Jabodetabek. Parent expectancy was measured with Parents Expectancies for Therapy Scale, outcome therapy with Outcome Rating Scale, and parenting style with The Parenting Styles and Dimensions Questionnaire. Results show no significant correlation between parent expectancies and outcome therapy, and parenting style does not moderate the relationship. Although, parent expectancies have a positive significant correlation with authoritative and permissive parenting. Furthermore, outcome therapy has a positive significant correlation with one of the authoritative dimensions, which is autonomy granting. The insignificant result could be related to the limitations in this study, such as duration and time of data collection, selection of measuring tools, and different criteria of participants. However, this study has implications for research and practice, regarding methodology and what practitioners and parents can do to optimize outcome therapy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listiyani Wahyuningsih
"

Proses terapi pada anak-anak sangat membutuhkan keterlibatan orang tua. Orang tua lebih menyukai sesi terapi yang singkat dan memiliki kecenderungan untuk melakukan terminasi dini. Perlu adanya edukasi mengenai sikap dan perilaku yang diharapkan dalam proses terapi anak agar memperoleh hasil terapi yang optimal. Ekspektasi orang tua dianggap sebagai faktor yang berpengaruh terhadap hasil terapi anak. Akan tetapi hubungan antara ekspektasi orang tua dan hasil terapi pada anak masih belum konsisten. Diprediksi ada variabel lain yang memediasi hubungan keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji mekanisme hubungan antara ekspektasi orang tua dan hasil terapi anak melalui mediasi kepatuhan orang tua. Penelitian dilakukan melalui self report pada 83 orang tua dari klien berusia 0-16 tahun yang sedang menjalani proses terapi. Melalui analisis process mediasi (Hayes), tidak ditemukan adanya mediasi antara ekspektasi orang tua terhadap hasil terapi anak melalui kepatuhan orang tua.


Therapy services for children require parental involvement. Parents tend to prefer short and brief therapy, and they are more likely to do early termination. It is important to promote parents’ attitudes and behaviors in therapy to obtain the optimal result. Parents' expectations are deemed as a crucial predictor for the success of the outcome therapy. However, its effect is inconclusive, and other variables might mediate its relationship. In this study, we examine the mechanism between parents' expectations and the therapy outcome through the parents' adherence as the possible mediating factor.  We use self-report from 83 parents of children age 0 - 16 who are part of this therapy. We analyze the data by using the mediation PROCESS (Hayes). The result shows no significant relationship between the parents' expectations and the outcome of the therapy mediated by parents' adherence.

 

 

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qory Aina
"Hasil psikoterapi pada anak dapat dioptimalkan dengan memperhatikan faktor karaktersitik orang tua yang memengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ekspektasi dan motivasi orang tua memengaruhi hasil terapi anak. Penelitian ini melibatkan 78 orang tua dari anak yang sedang mengikuti terapi, yang terpilih dengan teknik convenience sampling. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Parent Expectancies for Treatment Scale (PETS), Parental Motivation Inventory (PMI), Outcome Rating Scale (ORS), dan formulir demografi. Dari penelitian ini ditemukan bahwa ekspektasi dan motivasi orang tua tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil terapi anak. Perlu dilakukan kontrol terhadap variabel lain yang turut memengaruhi hasil terapi, seperti jenis gangguan yang dialami anak, jenis terapi, dan status sosial ekonomi keluarga untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih jelas tentang peran ekspektasi orang tua dan motivasi orang tua terhadap hasil terapi anak.

The results of psychotherapy in children can be optimized by taking the parental characteristics into account that influence it. This study was aimed to determine whether parental expectancy and parental motivation affect the outcome of children's therapy. This study involved 78 parents of children taking therapy who were selected by convenience sampling technique. Measurements were performed using the Parent Expectations for Treatment Scale (PETS), Parental Motivation Inventory (PMI), Outcome Rating Scale (ORS), and demographic forms. From this study, it was found that parental expectancy and parental motivation did not have a significant effect on the outcome of child therapy. It is necessary to control other variables that also influence the outcome of therapy, such as the type of disorder, the type of therapy, and the socioeconomic status of the family to obtain clearer research result."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Istiana
"Usia sekolah dasar disebut masa intelektual atau masa keserasian sekolah dalam mencapai perkembangan industri. Tahapan perkembangan industri penting sepanjang rentang perkembangan. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik anak sekolah pada anak-orang tua dan anak-guru terhadap perkembangan mental anak. Desain penelitian "Quasi experimental pre-post test with control group". Sampel berjumlah 116, yang terbagi ke dalam 3 kelompok, 38 orang kelompok intervensi 1(anak-orang tua), 36 orang kelompok intervensi 2 (anak-guru), 40 orang kelompok kontrol anak usia 9-11 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pengetahuan, psikomotor dan perkembangan industri anak usia sekolah secara bermakna setelah diberikan terapi kelompok terapeutik (p-value < 0.05),dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan terapi kelompok terapeutik. Penelitian direkomendasikan dilakukan pada anak usia sekolah pada anak-orang tua dan anak-guru untuk meningkatkan perkembangan mentalnya.

School aged called as intelektual time in industrial development stage. Industrial development stage is important in human development stages. The purpose of this tudy was to know the effect of school aged therapeutic group therapy to mental development. The design wa quasi experimental pre-post test with control group. One hundred and sixteen children at 9-11 years old was used as sample of this study that divided to 38 children on first intervention group (child-parents), 36 children on second intervention group (child-teacher) and 40 children on control group.
Result of the study showed that cognitive, psychomotor and industrial development ability had increased significantly after therapeutic group therapy was given (p-value <0.005) in intervention group. The study was recomended in child-parents and child-teacher to increase mental development in school aged children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Autisme merupakan sebuah gangguan perkembangan fungsi otak yang kompleks dari
seorang anak dimana disertai adanya defisit tingkah laku dan/atau intelektual. Butuh
terapi yang dapat mengoptimalkan fungsi sosialisasi anak autisme. Pemanfaatan terapi
autisme dipengaruhi oleh besarnya motivasi dari orang tua dengan anak autisme.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi orang tua dengan anak autisme untuk membawa anaknya ke klinik terapi.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana. Sarnpel diambil dengan teknik
consecurive sampling. Analisa data yang di gunakan adalah analisa statistik desknptii
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua faktor mempenganlhi motivasi orang tua
dengan anak autisme untuk rnembawa anaknya ke klinik terapi dengan urutan yaitu
keyakinan 18,71%, fasilitas 18,34%, biaya fasilitas 17,85%, pengetahuan 16,50%,
iingkungan 16,29%, dan pengalaman 12,31%."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5107
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>