Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148349 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desta Bambangsafira
"ABSTRAK
Kejadian Excessive Daytime Sleepiness (EDS) merupakan gejala yang timbul dari kecenderungan untuk merasakan kantuk yang berlebihan pada periode terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kejadian EDS dengan kualitas tidur pada mahasiswa baru di rumpun ilmu kesehatan. Desain penelitian ini adalah dengan pendekatan potong lintang menggunakan sampel mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan sebesar 107 responden yang dipilih dengan teknik proportional stratified random sampling. Kejadian EDS diukur menggunakan kuesioner Epworth Sleepiness Scale (ESS), sedangkan kualitas tidur diukur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian EDS dan kualitas tidur yang buruk cukup tinggi terjadi pada mahasiswa. Sebanyak 52 orang (48,6%) mengalami EDS dan sebanyak 80 orang (74,8%) memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan (p= 0,617 : x2= 0,249) antara kejadian Excessive Daytime Sleepiness dan kualitas tidur, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor yang dapat memengaruhi kejadian EDS dan kualitas tidur. Selain itu, upaya promotif dan preventif dapat dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan akibat kualitas tidur yang buruk.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
610 JKI 20:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Walker, Matthew
"Tidur adalah salah satu aspek terpenting dalam hidup, kesehatan, dan rentang usia kita. Tapi, masyarakat abad ke-21 sering kali mengabaikannya. Konsekuensinya menghancurkan: setiap penyakit utama di negara maju—Alzheimer, kanker, obesitas, diabetes—memiliki hubungan sebab akibat yang sangat kuat dengan kurangnya tidur. Sampai baru-baru ini, sains tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan mengapa kita tidur, atau apa manfaatnya, atau mengapa ketidakhadirannya sangat merusak kesehatan kita.
Dibandingkan dengan dorongan dasar lain dalam kehidupan—makan, minum, dan bereproduksi—tujuan tidur tetap sulit dipahami. Dalam buku yang ditulisnya, Profesor Matthew Walker mengeksplorasi dua puluh tahun penelitian mutakhirnya untuk memecahkan misteri mengapa tidur penting. Dengan mengamati semua makhluk dari berbagai penjuru dunia serta melakukan penelitian besar pada manusia, Why We Sleep menyelidiki segala sesuatu mulai dari apa yang sebenarnya terjadi selama tidur REM hingga bagaimana kafein dan alkohol memengaruhi tidur dan mengapa pola tidur kita berubah sepanjang masa, mengubah apresiasi kita terhadap fenomena luar biasa yang melindungi keberadaan kita.
“Mengejutkan, penting... —Guardian “Seorang ilmuwan tidur terkemuka berpendapat bahwa tidur lebih penting bagi kesehatan kita daripada diet atau olahraga.” —The Times"
Jakarta: PT. Gramdeia, 2021
610 WAL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zuriati Rahmi
"ABSTRAK
Masalah tidur merupakan masalah yang sering dialami oleh orang dewasa, termasuk perawat yang bekerja dengan sistem shift di ruang rawat inap. Koping adaptif diperlukan untuk mengatasi masalah tidur tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh gambaran masalah tidur dan strategi koping perawat dalam mengatasi masalah tidurnya. Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan melibatkan 106 perawat rawat inap yang diplih dengan cluster proportional sampling di salah satu Rumah Sakit di Jakarta. Modifikasi Specialised Centres of Research Sleep Questionnaire yang digunakan untuk mengukur masalah tidur, sedangkan mekanisme koping perawat diukur dengan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat yang bekerja pada unit rawat inap mengalami masalah tidur seperti insomnia (30,2%), sleep apnea (14,2%), restless legs syndrome (10,4%), dan narkolepsi (10,4%). Perawat yang mengatasi masalah tidur dengan koping adaptif sebanyak 50,9%. Pengaturan jadwal shift yang tepat, pengawasan terhadap pelaksanaan jadwal, dan pemilihan koping yang adaptif diharapkan dapat menurunkan prevalensi masalah tidur pada perawat."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Silvia Budi Anggarwati
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Dewi Rahmayanti
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 JKI 18:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Fadillah Sopha
"ABSTRAK
Stres dan kecemasan merupakan kondisi psikologis yang umumnya dirasakan pasien penyakit ginjal kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik pasien penyakit ginjal kronis dengan tingkat stres dan kecemasan saat ditetapkan mendapatkan terapi hemodialisis. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik cross sectional dengan melibatkan 32 pasien yang baru ditetapkan mendapatkan terapi hemodialisis. Untuk mengetahui tingkat stres dan kecemasan digunakan Depression Anxiety and Stress Scale. Dengan menggunakan uji kai kuadrat, didapatkan kesimpulan terdapat hubungan antara tingkat stres dengan usia dan tingkat pendidikan, sedangkan tingkat kecemasan berhubungan dengan usia, jenis kelamin, status perkawinan, dan status bekerja (p value ≤ 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa stres dan tingkat kecemasan saat ditetapkan mendapatkan terapi hemodialisis berhubungan dengan karakteristik pasien penyakit ginjal kronis. Hal ini memunculkan suatu kebutuhan akan adanya asuhan keperawatan untuk mengurangi stres dan kecemasan yang disesuaikan dengan karakteristik pasien."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Desta Bambangsafira
"Kejadian Excessive Daytime Sleepiness (EDS) merupakan gejala yang timbul dari kecenderungan untuk merasakan kantuk yang berlebihan pada periode terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kejadian EDS dengan kualitas tidur pada mahasiswa baru di rumpun ilmu kesehatan. Desain penelitian ini adalah dengan pendekatan potong lintang menggunakan sampel mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan sebesar 107 responden yang dipilih dengan teknik proportional stratified random sampling. Kejadian EDS diukur menggunakan kuesioner Epworth Sleepiness Scale (ESS), sedangkan kualitas tidur diukur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian EDS dan kualitas tidur yang buruk cukup tinggi terjadi pada mahasiswa. Sebanyak 52 orang (48,6%) mengalami EDS dan sebanyak 80 orang (74,8%) memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan (p= 0,617 : x2= 0,249) antara kejadian Excessive Daytime Sleepiness dan kualitas tidur, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor yang dapat memengaruhi kejadian EDS dan kualitas tidur. Selain itu, upaya promotif dan preventif dapat dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan akibat kualitas tidur yang buruk.

Excessive Daytime Sleepiness (EDS) is a symptom that arises from the tendency to feel excessive sleepiness during the awake period. This study aimed to identify the relationship between excessive daytime sleepiness and sleep quality among first year students at faculty of health sciences. This study used cross sectional design, involving 107 samples of students from the faculty of health science at University of Indonesia. Samples were selected by proportional stratified random sampling. EDS was measured by using Epworth Sleepiness Scale (ESS) while sleep quality was measured by using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The results shows that the prevalence of EDS and poor sleep quality is high enough among college students. A total of 52 people (48.6%) experienced EDS and as many as 80 people (74.8%) had poor sleep quality.The result showed that there was no significant relationship (p= 0.617 : x2= 0.249) between excessive daytime sleepiness and sleep quality, so further studies are required to identify factors affecting sleep quality or contributing to the incidence of EDS. This study recommended health promotion as a preventive effort to reduce the number of EDS and to increase students sleep quality.
"
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Desta Bambangsafira
"Kejadian Excessive Daytime Sleepiness (EDS) merupakan gejala yang timbul dari kecenderungan untuk merasakan kantuk yang berlebihan pada periode terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kejadian EDS dengan kualitas tidur pada mahasiswa baru di rumpun ilmu kesehatan. Desain penelitian ini adalah dengan pendekatan potong lintang menggunakan sampel mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia sebesar 107 responden yang dipilih dengan teknik proportional stratified random sampling. Kejadian EDS diukur menggunakan kuesioner Epworth Slepiness Scale (ESS), sedangkan kualitas tidur diukur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian EDS dan kualitas tidur yang buruk cukup tinggi terjadi pada mahasiswa. Sebanyak 52 orang (48,6 %) mengalami EDS dan sebanyak 80 orang (74,8 %) memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan (p = 0,617 : x2= 0,249) antara kejadian Excessive Daytime Sleepiness dan kualitas tidur. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor ? faktor yang dapat memengaruhi kejadian EDS dan kualitas tidur. Selain itu, upaya promotif dan preventif dapat dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan akibat kualitas tidur yang buru.

Excessive Daytime Sleepiness (EDS) is a symptom that arises from the tendency to feel excessive sleepiness during the awake period. This study aimed to identify the relationship between excessive daytime sleepiness and sleep quality among first year students at faculty of health sciences. This study used cross sectional design, involving 107 samples of students from the faculty of health science at University of Indonesia. Samples were selected by proportional stratified random sampling. EDS was measured by using Epworth Sleepiness Scale (ESS) while sleep quality was measured by using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
The results shows that the prevalence of EDS and poor sleep quality is high enough among college students. A total of 52 people (48.6%) experienced EDS and as many as 80 people (74.8%) had poor sleep quality. The result showed that there was no significant relationship (p = 0,617 : x2= 0,249) between excessive daytime sleepiness and sleep quality. This study recommended health promotion as a preventive effort to reduce the number of EDS and to increase students sleep quality. In addition, further studies are required to identify factors affecting sleep quality or contributing to the incidence of EDS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azriel Bima Putra Anugrah
"Pasangan pria sesama jenis sering menghadapi stigmatisasi sosial dan budaya, yang dapat merugikan kualitas hubungan mereka. Kualitas hubungan dan komitmen memainkan peran penting dalam kesehatan individu, terutama dalam hubungan jangka panjang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganilisis hubungan antara kedekatan emosional, kualitas tidur, dan kesehatan mental pada Lelaki Seks dengan Lelaki. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif korelasional dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 138 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data  menggunakan Chi-square. Hasil penelitian didapatkan bahwa kedekatan emosi (p = 0,010) dan kualitas tidur (p = 0,010) memiliki hubungan yang signifikan terhadap kesehatan mental. Rekomendasi penelitian mencakup penerapan pendekatan holistik oleh pelayanan kesehatan, terutama perawat, dengan fokus pada dukungan emosional dan kualitas tidur individu Lelaki Seks dengan Lelaki, serta perkuatan kurikulum pendidikan keperawatan terkait dukungan emosional dan kualitas tidur.

Same-sex male couples often face social and cultural stigmatization, which can adversely impact the quality of their relationships. Relationship quality and commitment play a crucial role in individual health, especially in long-term relationships. The objective of this research is to analyze the relationship between emotional closeness, sleep quality, and mental health in Men who have Sex with Men (MSM). This study employs a quantitative correlational approach with a cross-sectional design, involving a sample of 138 individuals. The research instrument utilizes a questionnaire, and data analysis is conducted using Chi-square. The results reveal a significant association between emotional closeness (p = 0.010) and sleep quality (p = 0.010) with mental health. This study recommends advocate for the implementation of a holistic approach by healthcare providers, particularly nurses, focusing on emotional support and sleep quality for individual MSM. Furthermore, there is a need to enhance nursing education curricula concerning emotional support and sleep quality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwik Antaroza
"Kualitas tidur yang buruk dapat memengaruhi kejadian Excessive Daytime Sleepiness. Kejadian EDS merupakan kantuk yang berlebihan pada siang hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hubungan hubungan antara kualitas tidur dan kejadian Excessive Daytime Sleepiness pada perawat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain analitik korelasional cross sectional menggunakan sampel perawat yang bekerja di salah satu rumah sakit di Kota Depok sebanyak 174 responden. Responden dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi, yaitu perawat yang melaksanakan dinas kerja shift. Kualitas tidur diukur dengan instrumen Pittburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan kejadian EDS diukur menggunakan instrumen Epworth Sleepiness Scale (ESS). Uji hipotesis menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa prevalensi kualitas tidur yang buruk cukup tinggi terjadi pada perawat dan prevalensi yang cukup rendah pada perawat yang mengalami kejadian EDS. Sebanyak 98 perawat (56,3%) memiliki kualitas tidur yang buruk dan 24 perawat (13,8%) mengalami EDS. Sebanyak 13,4% perawat yang mengendarai kendaraan sendiri mengalami kejadian EDS. Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dan kejadian EDS (p = 0,015). Perawat yang kualitas tidurnya buruk sebanyak 3,4 kali untuk mengalami EDS (95%CI 1,2; 9,6; OR = 3,4). Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan gadget dan kejadian EDS (OR = 6,2; p = 0,05). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka perlunya dilakukan manajemen untuk mengatasi kualitas tidur yang buruk dan meningkatkan kualitas tidur perawat yang sudah baik serta menangani masalah atau gangguan tidur dengan mengoptimalkan kesejahteraan perawat sehingga tidak mengalami kejadian EDS yang berisiko terhadap kecelakaan saat berkendara.

Poor sleep quality can affect the incidence of Excessive Daytime Sleepiness. EDS is excessive sleepiness during the day. This study aims to identify the relationship between sleep quality and the incidence of Excessive Daytime Sleepiness in nurses. This study is a quantitative study with a cross sectional correlational analytic design using a sample of nurses working in one of the hospitals in Depok City as many as 174 respondents. Respondents were selected using purposive sampling technique with inclusion criteria, namely nurses who carry out shift work services. Sleep quality was measured using the Pittburgh Sleep Quality Index (PSQI) instrument and the incidence of EDS was measured using the Epworth Sleepiness Scale (ESS) instrument. Hypothesis testing using the Chi-Square test showed that the prevalence of poor sleep quality was quite high among nurses and a fairly low prevalence among nurses who experienced EDS events. A total of 98 nurses (56.3%) had poor sleep quality and 24 nurses (13.8%) experienced EDS. A total of 13.4% of nurses who drove their own vehicles experienced EDS. There is a significant relationship between sleep quality and the incidence of EDS (p = 0.015). Nurses with poor sleep quality were 3.4 times more likely to experience EDS (95%CI (95%CI 1,2; 9,6; OR = 3.4). There is a significant relationship between gadget use and the incidence of EDS (OR = 6.2; p = 0.05). Based on the results of this study, it is necessary to carry out management to overcome poor sleep quality and improve the quality of sleep of nurses who are already good and deal with problems or sleep disorders by optimizing the welfare of nurses so that they do not experience EDS events that are at risk of driving accidents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>