Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44954 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mulia Lestari
"Inisiasi Menyusu Dini (IMD merupakan langkah penting untuk menjamin pemberian ASI eksklusif yang mereduksi kematian bayi. IMD yang dilaksanakan di RSUD Kota Cilegon dicatat sebesar 72,7% dari target sebesar 100% pada tahun 2018. Studi ini menggali faktor yang mempengaruhi pelaksanaan IMD di RSUD Kota Cilegon dengan pendekatan kualitatif, menggunakan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Wawancara mendalam dilakukan terhadap 14 informan yang terdiri dari kabid pelayanan, kepala ruangan bersalin, dokter spesialis kandungan dan ibu pasca bersalin.
Hasil akhir memperlihatkan IMD dilaksanakan cukup baik pada persalinan normal, namun belum dilaksanakan pada persalinan dengan metode yang lain. Faktor yang memerlukan perbaikan adalah Prosedur Operasional Baku (POB) IMD dan pelatihan di dalam rumah sakit. Faktor lain adalah perbaikan kegiatan edukasi bagi ibu hamil di fasilitas pelayanan kesehatan primer untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang IMD.

Early Breastfeeding Initiation (IMD) is an important step to guarantee exclusive breastfeeding which reduces infant mortality. IMD implemented in Cilegon City Hospital is recorded at 72.7% of the target of 100% in 2018. This study explores the factors that influence the implementation of IMD in RSUD Cilegon City with a qualitative approach, using in-depth interviews and document review An in-depth interview was carried out on 14 informants consisting of head of health services, head of maternity room, obstetrician and postpartum mothers.
The final results showed that IMD was carried out quite well in normal labor, but not yet The method that needs improvement is IMD Standard Operating Procedure (SOP) and training in the hospital Another factor is the improvement of educational activities for pregnant women in primary health care facilities to improve maternal knowledge about IMD.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuswil Bernolian
"Latar Belakang: Inisiasi Menyusui Dini IMD adalah proses alami yang memberi kesempatan bayiuntuk mencari dan mengisap air susu ibu sendiri, dalam satu jam pertama pada awal kehidupannya.Pelaksanaan program IMD merupakan tanggung jawab semua praktisi kesehatan, mulai dari lingkuppelaksana dan manajerial rumah sakit.
Tujuan: Mengevaluasi pelaksanaan IMD di RSMH dan faktor-faktor yang mem, pengaruhinya.
Metode: Penelitian berdesain cross sectional dengan subjek penelitian ibu bersalin dan tenagakesehatan di Bagian Kebidanan RSMH. Subjek dipilih secara purposive sampling. Data sekunderdiperoleh dari kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Hasil: Selama periode November-Desember 2016, terdapat 19 51,3 pasien pascamelahirkan yangmelakukan IMD dan 18 48,6 pasien tidak melakukan IMD. Terdapat perbedaan bermakna padametode persalinan, dimana persalinan perabdominam mayoritas didapat pada kelompok yang tidakmelakukan IMD p = 0,003 . Penelitian ini melibatkan 43 responden pelaksana bidan dan dokter ,serta 12 responden manajerial. Kondisi medis pasien yang tidak memungkinkan IMD, tidakterlaksananya IMD pada pasien pascaseksio sesaria, dukungan dan sosialisasi rumah sakit kurangmengenai IMD, serta pengetahuan ibu rendah merupakan keluhan responden pelaksana. Penelitian inimenemukan adanya disintegrasi antara pihak manajerial dan pelaksana sehingga menimbulkanketidakjelasan pada pelaksanaan IMD.
Simpulan: Peluang terlaksana atau tidaknya IMD dipengaruhi oleh kondisi medis ibu dan janin,metode persalinan, pengenalan dan dukungan rumah sakit terhadap IMD, sosialisasi kebijakan IMD,tingkat pengetahuan ibu. Tantangan melakukan IMD adalah belum ada kebijakan melakukan IMD diruang operasi, kondisi medis ibu sering tidak memungkinkan IMD, ketidakseragaman pengetahuanmanajer terkait IMD, rendahnya sosialisasi peraturan pelaksanaan IMD, ada disintegrasi antara pihakmanajerial dan pelaksana, dan tidak adanya pengawasan IMD di lapangan.

Background: Early Initiation of Breastfeeding EIB is a natural process of breastfeeding, byallowing the baby to find and suck the breast milk itself, within the first hour of the beginning of life.EIB programme implementation is the responsibility of all health care practitioners, ranging fromexecutive staff and manager.
Objective: To evaluate the implementation of EIB and influences factors in RSMH Palembang.
Method: This is a cross sectional study. All of birth mothers and health professionals doctor andmidwives were include in this study. Samples were selected by purposive sampling. Secondary datawere obtained from the questionnaire respondents which have been tested for validity and reliability.
Results: During the period November to December 2016, there were 19 51.3 patientsswith postspontaneous delivery or abdominal delivery did EIB and 18 48.6 patients did not do EIB. Therewas no significant differences in demographic characteristics between the two groups. There wassignificant differences in the variable method of delivery. Most of patients in no EIB group hadabdominal delivery p 0,003. This study also included 43 doctors and midwives as EIB implementers also 12 managerial staffs. Most of implementer respondents stated that EIB alreadydone well. The patient 39 s medical condition that does not allow the EIB, no EIB in post cesareanpatient, less support and socialization about EIB from hospital, as well as low maternal knowledgewere the executive respondents complaints. This study found the disintegration between the managerial and executive staff, causing ambiguity in the implementation of the EIB.
Conclusion: The opportunitiy of EIB implementation is affected by medical condition of mother andfetus, method of delivery, hospital support, EIB policy socialization, and patient rsquo s level of knowledge.There are so many challenges for our hospital to implement EIB, such as no policy of EIB in operatingroom, the majority of patients are obstetric referral case with complication so that the mother 39 scondition is often not possible to run EIB, knowledge of the managerial about EIB differ greatly, lowsocialization regulations and other elements of the EIB implementation. There is also disintegration between the manager and executive staff causing ambiguity in the implementation of the EIB and thelack of supervision of EIB implementation in the field.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T48660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Fahriani
"Latar Belakang : Air susu ibu merupakan nutrisi ideal untuk bayi. World Health Organization (WHO) telah menganjurkan pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan. Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 dan 2007 menunjukkan angka keberhasilan ASI eksklusif di Indonesia secara keseluruhan cenderung menurun. Beberapa penelitian menunjukkan terdapat beberapa faktor yang memengaruhi pemberian ASI eksklusif.
Tujuan : Mengetahui proposi bayi IMD yang memperoleh ASI eksklusif, dan mengetahui apakah terdapat hubungan antara antara usia ibu, jumlah paritas, cara persalinan, faktor fisis dan psikis ibu, ibu merokok, tingkat pendidikan ibu, ibu bekerja, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, status sosial ekonomi keluarga, dukungan keluarga, promosi susu formula, dan konseling ASI dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi cukup bulan yang dilakukan IMD.
Metode : Penelitian bersifat deskriptif potong lintang analitik dengan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara pada bulan Juni hingga September 2012. Subyek penelitian adalah ibu yang memiliki anak berusia 0-6 bulan yang datang ke poliklinik anak RS St. Carolus Jakarta. Data kemudian ditabulasi untuk melihat karakteristik subjek dan proporsi ASI eksklusif. Analisis statistik dilakukan untuk mencari faktor yang berhubungan dangan pemberian ASI ekslusif dengan cara uji Kai kuadrat atau Fisher (analisis bivariat) dan uji regresi logistik (analisis multivariat).
Hasil : Penelitian dilakukan pada 120 subjek. Sebagian besar subjek merupakan primipara (56,7%). Sebanyak 65,8% melahirkan secara spontan. Sebanyak 73,3% subjek memiliki tingkat pendidikan tinggi dan 59,2% merupakan ibu bekerja. Sebanyak 45% subjek termasuk ke dalam status sosial ekonomi tinggi, dan sisanya berada di sosial ekonomi rendah (4,2%), dan menengah (50,8%). Sebanyak 77,5% tidak memiliki faktor fisis selama masa menyusui. Pengetahuan yang benar mengenai ASI eksklusif didapatkan pada 85% subjek. Sebagian besar subjek (73,3%) telah memperoleh konseling ASI. Sebanyak 64,2% subjek merasa yakin terhadap kecukupan produksi ASI. Berdasarkan uji regresi logistik, didapatkan faktor yang paling bermakna memengaruhi ASI eksklusif secara berurutan, yaitu faktor psikis ibu, diikuti oleh dukungan keluarga, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, dan konseling ASI dari petugas kesehatan.

Background: Breastmilk is recognised for its ideal nutritional benefits for babies. The WHO recommended that infants are exclusively breast-fed for the first 6 months of life. Data from Indonesia Demographic and Health Survey 2003 and 2007 showed that exclusive breastfeeding (EBF) rate in Indonesia tends to decease. Several studied have found some factors that influence breastfeeding practices.
Objective: To determine the proportion of exclusive breastfeeding among infant who initiate breastfeeding at birth and study its influencing factors. Those factor are maternal age, parity, method of delivery, physical factor (included sore nipples, inverted papillae, and mastitis), psychological factor, maternal smoking, maternal education, mother’s employment, maternal knowledge about exclusive breastfeeding, socio-economic level, family support on breastfeeding, formula promotion, and counceling about breastfeeding.
Methods: A descriptive analytic cross-sectional study was conducted from June to September 2012. Subjects selected by consecutive sampling were mothers with a 6-12 months old child, who came to pediatric policlinic at St Carolus hospital Jakarta. Chi square test and multivariate analyses were used to analyze subjects with logistic regression calculation.
Results: There were 120 mothers recruited. The rates of exclusive breastfeeding were 75%. The majority of mothers were primiparous (56,7%) and had normal delivery (65,8%). Of 120 mothers, 73,3% mothers had high level of education, 59,2% mothers were the working mother. Forty five percent mothers had high socio-economic level, 4,2% had low socio-economic level, and 50,8% had middle socio-economic level. Majority of mothers (77,5%) did not have physical factor that inhibit the process of breastfeeding. Adequate knowledge about breastfeeding was found in 85% mothers. Majority of mothers (73,3%) received breastfeeding councelling from the hospital staff. Most of mothers (64,2%) had confidence in ability to breastfeed. Multivariate analyses showed that factors significantly associated with EBF were maternal breastfeeding confidence, good family support, adequate mothers knowledge about EBF, and breastfeeding counseling from the hospital staff.
Conclusion: The proportion of EBF in infant who initiated breastfeeding was 75%. Factors that influenced the practice of EBF were pshycological factor, family support, mother’s knowledge about EBF, and counselling from the hospital staff.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Indrayani
"Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan upaya untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif kepada Bayi baru lahir. Cakupan ASI Eksklusif di Kota Palangka Raya tahun 2011 yaitu 19,5% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Masalah ini di sebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena menunda menyusu. Mengingat pentingnya Inisiasi Menyusu Dini dan belum adanya data tentang pelaksanaan IMD di Kota Palangka Raya maka penelitian ini dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik pelaksanaan IMD oleh Bidan di Kota Palangka Raya tahun 2013. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah Bidan yang aktif melakukan pertolongan persalinan dengan jumlah 97 responden. Uji hubungan antar variabel menggunakan uji Chi square. Bidan yang melaksanakan IMD masih rendah yaitu 30,9%. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan praktek Bidan adalah lama kerja ≥5 tahun (p value=0017), pengetahuan (p value=0,018), sikap bidan terhadap IMD (p value=0,03), supervisi (p value=0,014), dan tempat persalinan (p value=0,024).
Dari hasil penelitian disarankan perlu adanya pelatihan bagi Bidan terkait IMD, adanya kebijakan berupa Perda dan evaluasi tentang praktik pelaksanaan IMD yang dilakukan oleh Bidan.

Early Initiation of Breastfeeding (IMD) is an effort to increase the exclusive breastfeeding in the newborn. Coverage Exclusive Breastfeeding in Palangkaraya in 2011 which decreased 19.5% from the previous year. This problem is caused by several factors, among others, because delaying breastfeeding. Given the importance of Early Initiation of Breastfeeding and lack of data on the implementation of the IMD in Palangkaraya, the study was conducted.
The purpose of this study was to determine the factors associated with the implementation of the IMD by Midwives in Palangkaraya in 2013. This study uses a quantitative approach with a cross-sectional design. The sample in this study is that the active midwives attending births with the number of 97 respondents. Examine the relationship between variables using Chi Square. Midwives who perform IMD is still low at 30.9%. Variables that had a significant association with IMD implementation practice by midwives who worked ≥ 5 years (p value = 0017), knowledge (p value = 0.018), the attitude of midwives towards IMD (p value = 0.03), supervision (p value = 0.014), and birth place (p value = 0.024).
From the results of the study suggested the need for training related Midwives IMD, the local regulations and policies in the form of an evaluation of the implementation of the IMD practice by midwives.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bet Idhya
"Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sangat penting dilaksanakan karena dapat menurunkan angka kematian Bayi baru lahir sebanyak 22 %. Bidan sebagai tenaga kesehatan yang paling banyak menolong persalinan sangat berperan penting dalam kesuksesan program IMD. IMD sudah dibuktikan oleh para ahli dapat meningkatkan keberhasilan ASI Ekslusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan Inisiasi menyusu Dini oleh Bidan Praktek Swasta di Kota Bukittinggi Tahun 2012. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, menggunakan desain studi cross sectional dengan cara penyebaran kuesioner dan wawancara. Sampel dalam penelitian ini merupakan total dari populasi yaitu 50 responden (Bidan Praktek swasta), dan penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam pada 6 orang bidan. Analisa dengan menggunakan chi square pada 9 variabel dalam penelitian ini yaitu umur, pendidikan, pengetahuan, sikap, masa kerja, pelatihan, sosialisasi, dukungan ibu melahirkan dan dukungan keluarga ibu melahirkan. Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa pelaksanaan IMD oleh bidan praktek swasta adalah 44% . Faktor-faktor pada bidan yang berhubungan dengan pelaksanaan IMD adalah sikap (OR 4,53) , pelatihan (OR 4,12) dan dukungan ibu melahirkan (OR 2,0).

Early Initiation of Breastfeeding (IMD) is very important because it can reduces newborn mortality rate by 22%. Midwives as the health professionals who help most of the labor, have a very important role in the success of the Early Initiation. Early Initiation has been proven by experts, can improve the success of exclusive breastfeeding. This study aims to determine the factors associated with the implementation of Early Initiation of Breastfeeding by private practise’s midwives in the City Bukittinggi In 2012. The study is a quantitative study, using a crosssectional study design by using questionnaires. The sample in this study is the total of the population that is 50 respondents (Private Practice Midwives), and interviews and qualitative study with in depth interviews in 6 midwives. Using chi square analysis on 9 variables in this study are age, education, knowledge, attitudes, employment, training, socialization, maternal support and family support. From the results showed that the implementation of the IMD by midwives in private practice was 44%. Factors of the midwives related to the implementation of IMD are the attitude (OR 4,53), training (OR 4,12) and maternal support (OR 2,0)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
D.A.N. Martasari B
"ABSTRAK
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan salah satu langkah dalam
Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui dalam program Rumah Sakit
Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB). Rumah sakit X telah dikenal sebagai rumah sakit
yang mendukung program IMD. Ketidakseragaman pelaksanaan IMD
pascapersalinan caesar oleh dokter spesialis merupakan hal penting untuk
ditangani oleh manajemen RS X sebagai RSSIB. Didapatkan data bahwa
kontribusi operasi caesar dalam tidak terlaksananya IMD di RS X terus
meningkat, yaitu dari 58% pada tahun 2010 meningkat menjadi 72% pada tahun
2013. Oleh karena itu, analisis perilaku dokter spesialis pada pelaksanaan IMD
pascapersalinan caesar perlu dilakukan karena dokter spesialis adalah penentu
keputusan pelaksanaan IMD tersebut.
Tujuan penelitian kualitatif ini untuk mengetahui faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhi perilaku dokter spesialis pada pelaksanaan IMD
pascapersalinan caesar di RS X. Pada penelitian ini digunakan modifikasi theory
of planned behaviour dan teori perilaku Gibson, Informan penelitian berjumlah 18
informan yang ditentukan menggunakan prinsip adequacy dan appropriateness.
Teknik analisis yang digunakan adalah dengan content analysis. Dari hasil
analisis dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen
disimpulkan bahwa norma subjektif dokter spesialis, kepemimpinan manajemen
dan sumber daya rumah sakit adalah yang paling mempengaruhi perilaku dokter
spesialis. Perlu upaya untuk melakukan peninjauan lebih lanjut mengenai Standar
Prosedur Operasional IMD pascapersalinan caesar agar pelaksanaannya bisa
berjalan dengan lebih baik, sehingga berdampak positif bagi kepuasan pasien dan
juga kinerja dokter spesialis terkait pelaksanaan IMD ke depannya.

ABSTRACT
Early Initiation of Breastfeeding (EIB) is one step in the Ten Steps to
Succesful Breastfeeding which is form the basis of The Mother-Baby Friendly
Hospitals Initiative (MBFI). Hospital X has been known as a hospital that
supports the EIB program. Variability from the implementation of EIB after
cesarean procedure by specialists is important to be handled by the hospital
management as MBFI. The data obtained that the contribution of caesarean
procedure to the non-performance of EIB in X hospital continues to increase,
from 58 % in 2010 increased to 72 % in 2013. Therefore, the analysis of the
behavior of specialists in the implementation of EIB after cesarean procedure
needs to be done because the specialists are the decision makers.
The purpose of this qualitative study is to determine the internal and
external factors that influence the behavior of specialists in the implementation of
EIB after caesarean procedure in X hospital. This study used a modified theory of
planned behavior and the theory of behavior Gibson. Research informants were 18
informants that determined using the principles of adequacy and appropriateness.
The analysis technique used is the content analysis. From the analysis with indepth
interviews, observation and document review concluded that the subjective
norm of specialists, leadership of hospital management and hospital resources are
influencing the behavior of specialists. Hospital needs an effort to conduct further
review of the Standard Operating Procedures of the implementation of EIB, so
that there will be a positive impact on patient satisfaction and also on specialists
performance related to the implementation of EIB."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas indonesia, 2014
T36870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Johan Sastradijaya
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon. Masalah ini timbul dilatarbelakangi dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon yang belum optimal dimana tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat pelaksana hanya 57,50 % (2003) dan perawat pelaksana yang membuat dokumentasi asuhan keperawatan dengan Iengkap dan benar hanya 53,67% (2003).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja perawat dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kinerja perawat ditinjau dari karakteristik individu yang meliputi umur, tingkat pendidikan dan lama bertugas, karakteristik organisasi yang meliputi sumber daya, kepemimpinan dan imbalan serta karakteristik psikologis yang meliputi motivasi dan pembelajaran.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan seksional silang (Cross Sectional). Sampel penelitian adalah seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon sejumlah 48 orang sebagai total sampel. Data yang diperoleh adalah data primer melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur terhadap responden perawat pelaksana dan data sekunder didapat dari dokumentasi asuhan keperawatan di pencatatan medis (medical record).
Hasil analisis bivariat dengan uji statistik chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kinerja, kepemimpinan dengan kinerja dan pembelajaran dengan kinerja. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kinerja, lama bertugas dengan kinerja, sumber daya dengan kinerja, imbalan dengan kinerja dan motivasi dengan kinerja.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk melaksanakan proses pembelajaran yang benar kepada setiap perawat pelaksana melalui pelatihan formal yang diadakan. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, sehingga diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan menggunakan desain yang lebih baik validitasnya tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
T13176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatik Setiarini
"Penundaan IMD merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan kematian neonatus sebesar 2,4 %. Peran dan komitmen dari rumah sakit sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan IMD karena sembilan dari 10 langkah keberhasilan menyusui tersebut dilakukan di rumah sakit. RSIA Budi Kemuliaan merupakan rumah sakit yang menyelenggarakan IMD dari tahun 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja bidan dalam pelaksanaan IMD, menggunakan disain cross-sectional dengan menggunakan 50 sampel responden. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan chi-square dan multivariat dengan regresi logistic ganda.
Hasil Penelitian rata-rata bidan mempunyai kinerja yang baik, umur lebih dari 35 tahun sebesar 52%, masa kerja lebih dari 10 tahun sebesar 46%, tingkat pendidikan D3 kebidanan sebesar 82% dan D4 kebidanan sebesar 18%, pengetahuan yang baik sebesar 62%, mendukung IMD sebesar 52%, pelatihan yang diikuti kurang dari 2 tahun sebesar 22%. Ada hubungan yang signifikan antara kinerja bidan dengan umur (p value=0.000), lama kerja (p value=0.000), pendidikan (p value=0.028), pengetahuan (p value=0.000), sikap (p value=0.002), dan pelatihan (p value=0.015). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan IMD adalah lama kerja (OR=36,75), setelah dikontrol dengan pendidikan (OR=22,67) dan pengetahuan (OR=8,09).

Postponement of early initiation respresent risk factor able to improve death of neonates equal to 2,4%. Role and commitment from hospital is needed to support execution of early initiation because nine from ten efficacy steps is conducted in hospital. Budi Kemuliaan Mother and Child Hospital is a hospital that carrying out early initation since 2008. The purpose of this research is to know about midwifery performance in execution of early initiation, using cross-sectional design and 50 responder samples. The data will be analysed by univariate, bivariate analysis using Chi-Square, while the multivariate analysis using double logistics regretion.
The avarage research shows that midwifery has a good performance, age more than 35 years equal to 52%, year of working more than 10 years equal to 46%, education level of Diploma three midwifery equal to 82% and diploma four midwifery equal to 18%, good knowledge equal to 62%, supporting Early initation equal to 52%, training followed less than two year equal to 22. There is a significant relationship between midwife performance with the age (p value=0.000), period working (p value=0.000), education (p value=0.028), knowledge(p value=0.000), atitude (p value=0.002), and training (p value=0.015). The dominant factor that has relationship with midwife performance in the implementation at early initation is the period of working (OR=36,7), after taking control with the education (OR=22,7) and knowledge (OR=8,1).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31005
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurweni Setyo Pratiwi
"Penelitian bertujuan menganalisis faktor faktor yang berhuhungan dengan tidak dilakukannya Inisiasi Menyusu Dini oleh Bidan di Kabupaten Pacitan tahun 2012. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional, analisa data dengan Uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor faktor yang berhubungan dengan tidak dilakukannya Inisiasi Menyusu Dini Oleh Bidan di Kabupaten Pacitan tahun 2012 adalah 41,7% responden tidak melakukan IMD saat persalinan. Pengetahuan(p<0,05). Lama kerja(p<0,05), Motivasi (p<0,05). Supervisi (p<0,05), Kebijakan (p<0,005)

The study aims to analyze the factors related with Early Initiation of Breastfeeding by Midwives in Pacitan 2012. This type of quantitative research with Cross Sectional design, analysis with the ChiSquare.
The results showed the factors related did not commit Early Initiation of Breastfeeding by Midwives in Pacitan 2012 is 41.7% of respondents did not perform IMD during labor. Knowledge (p <0.05). Old work (p <0.05), motivation (p <0.05). Supervision (p <0.05), Policy (p <0.005)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herfia Risfiani
"IMD (inisiasi menyusu dini), pemberian ASI dini pada jam pertama sesudah bayi lahir, selain berdampak pada pertumbuhan, perkembangan dan perlindungan bayi, juga akan berdampak pada keberhasilan pemberian ASI eksklusif . Proporsi IMD di Kecamatan Wanaraja masih rendah yaitu sekitar 53,3% lebih rendah dari kecamatan tetangganya yaitu Kecamatan Karangpawitan, 63,3%.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya gambaran IMD di wilayah Puskesmas DTP WanarajaGarut tahun 2012 dan faktor-faktor apa saja yang terbukti berhubungan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, bersifat observasional yang cross sectional dengan pengumpulan data primer yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012 pada 97 responden.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi inisiasi menyusui dini di Puskesmas DTP Wanaraja tahun 2011 masih rendah yaitu 53,6%. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan inisiasi menyusui dini adalah promosi kesehatan, dukungan suami, dan dukungan petugas.
Masih rendahnya proporsi IMD di Puskesmas DTP Wanaraja disarankan agar Kepala Puskesmas DTP Wanaraja dapat memfungsikan petugas kesehatan di wilayah kerjanya untuk mempromosikan dan memfasilitasi IMD. Petugas kesehatan khususnya bidan, lebih proaktif dalam menyampaikan informasi tentang IMD. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut agar membuat kebijakan tentang IMD, sekaligus membuat petunjuk pelaksanaan dan media informasi serta evaluasi dan koreksi tentang pelaksanaan dan pengawasan program tersebut.

IMD (early initiation), early breastfeeding in the first hour after birth, in addition to impact on growth, development and protection of infants, will also impact on the success of exclusive breastfeeding. Wanaraja proportion of IMD in the District is still low at about 53.3% lower than the neighboring sub districts Karangpawitan, 63,3%.
This study aims to prove the existence of IMD in the picture Wanaraja Garut DTP health centers in 2012 and what factors are shown to be associated.
The study was conducted using a quantitative approach, is a cross sectional observational study with primary data collection is carried out in March through June 2012 in 97 respondents.
The results showed the proportion of early initiation of breastfeeding in the health center in 2011 Wanaraja is still low at 53.6%. Variables that have a meaningful relationship with early initiation of breastfeeding is a health promotion, support my husband, and support staff.
The low proportion of IMD in the health center is recommended that the Head Wanaraja health centers Wanaraja can enable health workers in their working area to promote and facilitate the IMD. Health workers, especially midwives, to be more proactive in providing information about the IMD. Garut District Health Office in order to make policy on the IMD, as well as create guidelines and media as well as evaluation and correction of information about the implementation and supervision of the program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>