Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152393 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nastia Hidayati
"ABSTRAK
Kesalahan pengobatan merupakan suatu kegagalan proses pengobatan yang dapat mengarah pada mortalitas, morbiditas dan memperpanjang masa rawat inap. Masalah dari pencegahan kesalahan pengobatan adalah kesadaran (awareness)  dan pengetahuan dari setiap tenaga kesehatan terutama apoteker. Secara umum dokumentasi kesalahan pengobatan yang terjadi selama ini masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh intervensi edukasi terhadap apoteker dalam mencegah kesalahan pengobatan di apotek komunitas X di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan studi pre-eksperimen dengan desain pre-post. Jumlah dan frekuensi kesalahan pengobatan ditentukan dengan menggunakan indikator kesalahan pengobatan, yaitu indikator prescribing error, dispensing error dan administration error serta pengkajian resep. Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan dari Mei hingga September 2018. Tingkat kesadaran apoteker dievaluasi dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 34 apoteker yang terpilih sesuai kriteria inklusi. Apoteker menerima intervensi edukasi dalam 4 kali pertemuan. Sebanyak 3085 resep dikumpulkan dalam periode tersebut. Data dianalisis menggunakan statistic General Linear Model. Hasil dari penelitian ini ditemukan 260 kasus kesalahan peresepan berkurang menjadi 135 kasus (43% menjadi 21,9%), 79 kasus kesalahan dispensing berkurang menjadi 46 kasus (13,1% menjadi 7,49%) dan 3 kasus kesalahan pemberian obat berkurang menjadi 1 kasus (0,49% hingga 0,16%). Pemberian edukasi menunjukkan peningkatan kesadaran apoteker secara signifikan dengan (p=0,000). Edukasi tidak memberikan dampak signifikan terhadap kejadian prescribing error, dispensing error dan administration error dengan nilai p masing-masing 0.127; 0.156; and 0.825. Sehingga dapat disimpulkan bahwa edukasi dapat mempengaruhi kesadaran apoteker dalam mencegah kesalahan pengobatan. Pemberian edukasi dapat mempengaruhi penurunan jumlah total kesalahan pengobatan.

ABSTRACT
A medication error is a failure in the medication process that leads to the mortality, morbidity and prolong of hospitalization. The problem of medication errors prevention is the awareness and knowledge of every health practitioner especially pharmacist. Theres a limited records of medication errors that occur during the medication process, in general. This study aims to evalute the influence of education intervention to pharmacist awareness on preventing medication error in community pharmacy at DKI Jakarta. This study used the pre-experimental study with pre-post design. The amount and frequency of errors was investigated by using medication error indicator contain three types of medication errors and the analysis of prescription. This study conducted in a period of 5 months from May through September 2018. The awareness level of pharmacist evaluated by using the questionnaire giving to 34 selected community pharmacy in DKI Jakarta. They received the education intervention in 4 times periods. A total of 3085 prescription being analyzed for the periods. The data were analyzed using a general linear model of statistic. As a result, founded 260 cases of prescribing error reduce to 135 cases (43% to 21.9%), 79 cases of dispensing error reduce to 46 cases (13.1% to 7.49%) and 3 cases of administration error reduce to 1 case (0.49% to 0.16%). The education intervention shown the significance of pharmacist awareness increasing with p value = 0.000. On the other hand the result of incidence of prescribing errors, dispensing errors and administration error shown no significant educational effect with p value 0.127, 0.156 and 0.825, respectively. Based on the results of the study it can be concluded that the educational intervention influenced the pharmacist awareness on preventing the medication error. It can decreased the number of total medication error, in general.
"
2019
T52367
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Putri Zharfani Miftah
"Berdasarkan data Global Burden of Disease (GBD) tahun 1990 sampai 2017, diketahui terjadi peningkatan insiden keselamatan pasien sebesar 42% khususnya pada efek samping pengobatan. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menyatakan persentase KNC dan KTC di Indonesia pada tahun 2015-2019 meningkat, masing-masing meningkat sebanyak 5%. Berdasarkan PMK 72 tahun 2016 penyelenggaraan pelayanan kefarmasian harus mengutamakan keselamatan pasien. Kejadian medication error merupakan salah satu insiden keselamatan pasien yang dapat berdampak pada kondisi pasien, kondisi tenaga kesehatan yang terlibat, dan ekonomi pada fasilitas kesehatan. Untuk menghindari kejadian medication error maka pelayanan kefarmasian perlu melakukan manajemen risiko. Tujuan dari penelitian ini yaitu memperoleh pencegahan medication error menggunakan desain Healthcare Failure Mode and Effect Analysis (HFMEA) pada Unit Farmasi Rumah Sakit X tahun 2024. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian operational research Hasil dari penelitian ini yaitu mengetahui faktor organisasi dan faktor tenaga kesehatan yang dapat menyebabkan medication error. Desain HFMEA dari penelitian ini menyimpulkan terdapat 7 penyebab kegagalan pelayanan kefarmasian dan 9 rencana aksi yang dapat diimplementasikan pada Unit Farmasi RS X untuk mencegah insiden medication error. 

Based on Global Burden of Disease (GBD) data from 1990 to 2017, patient safety incidents increased 42%, especially in treatment side effects. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) states that the percentage of KNC and KTC in Indonesia in 2015-2019 increased 5%. Minister of Health regulations of 2016 Standards pharmaceutical services must prioritize patient safety. Medication errors are one of the patient safety incidents that can have an impact on the patient's condition, the condition of the health workers involved, and the economy of the health facility. To prevent medication errors, pharmacy services need to manage the risk. The objective of this research is to conclude prevention of medication errors using the Healthcare Failure Mode and Effect Analysis (HFMEA) design at the Pharmacy Unit of Hospital X in 2024. This study employs a qualitative approach within the operational research framework. The findings reveal organizational dan healthcare staff factors that contribute to medication errors. The HFMEA design from this study concludes with identifying 7 failure causes in pharmacy services dan recommend 9 action plans that can be implemented in the Pharmacy Unit of Hospital X to prevent medication error incidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Ernest Eugene Lie
"Pelayanan kesehatan dianggap sebagai ruang yang aman, karena dimaksudkan untuk menyembuhkan dan mendukung pemulihan. Komitmen Indonesia terhadap Keselamatan Pasien dinyatakan dengan mengesahkan berbagai macam regulasi yang mewajibkan semua fasilitas pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan menjalankan program keselamatan pasien di semua fasilitas pelayanan kesehatan. Salah satu daru 7 (tujuh) Sasaran Keselamatan Pasien dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 11/2017 yaitu meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai.
Jenis penelitian ini adalah penelitiankualitatif, menggunakan desain studi kasus yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang di amati yang bertujuan untuk mengeskplorasi suatu peristiwa yang memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang kaya dan mendalam yang bertujuan untuk melakukan eksplorasi menyeluruh kepada informan untuk memahami faktor-faktor keberhasilan, serta hambatan yang dialami sehingga menyebabkan kegagalan dalam melaksanakan keselamatan pasien dalam kegiatan kefarmasian. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi secara mendalam terkait kebijakan yang mempengaruhi keamanan pelaksanaan pelayanan kefarmasian, serta hal-hal apa saja yang mendorong dan menghambat dalam pelaksanaannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa RS X Jakarta Selatan sudah mengupayakan pelaksanaan pelayanan kefarmasian mengacu kepada sasaran keselamatan pasien. Kegiatan kefarmasian meliputi prescribing, transcribing, dispensing dan administration. Dari hasil wawancara mendalam kepada para informan, didapatkan bahwa masalah terbanyak didapatkan pada faktor method. Dimana petugas yang terkait dengan pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat belum sepenuhnya mengetahui mengenai panduan dan prosedur operasional yang berlaku. Sesuai dengan hasil observasi dokumen ditemukan kebanyakan insiden medication error terjadi pada proses peresepan. Tidak adanya SPO mengenai e-prescription menyebabkan tidak adanya aturan yang memayungi prosedur peresepan tersebut. Hampir tidak adanya sosialisasi SPO kepada dokter umum membuat dokter umum bekerja tanpa mengetahui regulasi prosedur yang menunjang tupoksinya.
Fungsi monitoring dari KKPRS hanya sebatas melakukan pengumpulan data tetapi belum sampai kepada monitoring dan evaluasi kenyataan di lapangan.Penerapan metode-metode perbaikan yang telah dilakukan juga tidak dilakukan monitoring dan evaluasi secara rutin.
Peneliti menyarankan agar adanya pengembangan kebijakan dalam bentuk Panduan medication safety yang akan menjadi payung kebijakan dari pemberlakuan SPO dan program yang menunjang penjaminan keselamatan pasien dari medication error

Healthcare is considered a safe space, because it is intended to heal and support recovery. Indonesia commited to patient safety is expressed by passing various regulations that oblige all health care facilities to carry out patient safety programs in all health care facilities. One of the 7 (seven) Patient Safety Targets in the Minister of Health Regulation No. 11/2017 stated to increase the alertness of medication safety that.
This type of research is qualitative research, using a case study design, namely research that produces descriptive data in the form of written or spoken words from people and observed behavior which aims to explore an event that allows researchers to collect rich and in-depth information aimed at to carry out a thorough exploration of the informants to understand the success factors, as well as the obstacles they have experienced that cause failure in implementing patient safety in pharmaceutical activities. Through this research, it is hoped that it can provide in-depth information related to policies that affect the security of the implementation of pharmaceutical services, as well as what things encourage and hinder their implementation.
The results showed that X Hospital South Jakarta has made efforts to implement pharmaceutical services referring to patient safety goals. Pharmaceutical activities include prescribing, transcribing, dispensing and administration. From the results of in-depth interviews with informants, it was found that most problems were found in the method factor. Where the officers associated with pharmaceutical services and drug use do not yet fully know about the applicable operational guidelines and procedures. In accordance with the results of document observation, it was found that most incidents of medication errors occurred in the prescribing process. The absence of SPOs regarding e-prescription results in no overarching rules for the prescribing procedure. There were almost no socialization of SPO to general practitioners which made general practitioners work without knowing the procedural regulations that support their main duties.
Researcher suggest that there be policy development in the form of medication safety guidelines that will become the policy umbrella for implementing SPO and programs that support patient safety assurance from medication errors
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arga Hananto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titiek Resmisari
"Insiden medication errors di RS X menunjukkan peningkatan terutama di unit farmasi meskipun sebagian besar termasuk kejadian nyaris cedera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran insiden medication errors di unit farmasi RS X dan menganalisis hubungannya dengan faktor karakteristik individu, sifat dasar pekerjaan dan lingkungan organisasi serta manajemen. Desain penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen dengan data kasus berdasarkan data sekunder laporan keselamatan pasien.
Hasil penelitian menunjukkan program pencegahan dan tindak lanjut belum berjalan efektif dengan mayoritas insiden terjadi akibat kesalahan pembacaan resep dan ketidakpatuhan petugas menerapkan prosedur. Faktor penyebab lainnya adalah faktor pengalaman, kondisi overtime, penumpukan tugas, permasalahan komunikasi dan tidak adanya pelatihan kefarmasian. Dengan demikian perlunya peningkatan kepatuhan petugas dalam melaksanakan pekerjaan sesuai prosedur, merancang kembali sistem gateway, pengaturan jadwal kerja dan pelatihan terkait kefarmasian.

Incidence medication errors in hospitals X is increasing especially in the pharmacy unit although most of them are nearmiss. The aim of this study is to describe the incidence of medication erros in pharmacy unit hospital X and analyze its relationship with individual characteristic, the nature of work and organizational environment and management factors. Design of this study is a case study qualitative research. Data collection was obtained through in-depth interviews and document review based on secondary data case report patient safety.
The results showed prevention programs and follow-up incident had not been effective with the majority of errors occured due to the false-reading prescription and non-compliance officers in applying the procedure. Another contributing factors are experience factor, overtime, competing tasks, communication problems and lack of training of pharmacy. Thus it is needed to improve the compliance officer in carrying out the work according to procedures, redesigning the gateway system, setting work schedules and pharmacy training."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabilla Kaulika Rinalda Putri Giri
"Medication error menjadi insiden keselamatan pasien kedua yang paling sering timbul di seluruh dunia. Medication error dapat didefinisikan sebagai kegagalan yang tidak disengaja dalam pelayanan pengobatan yang berpotensi untuk menyebabkan bahaya pada pasien. Menjaga pelayanan kesehatan yang aman sangat bergantung pada kemampuan pemberi layanan untuk melakukan analisis risiko keselamatan pasien secara proaktif, yang salah satunya adalah menggunakan metode Healthcare Failure Mode and Effect Analysis (HFMEA). Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh desain HFMEA sebagai upaya pencegahan medication error di Instalasi Farmasi Klinik Perusahaan X. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian spesifik Operations Research. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, telaah data sekunder, dan focus group discussion. Hasil penelitian ini menemukan faktor penyebab kejadian medication error dari faktor organisasi dan faktor staf. Hasil tersebut kemudian dilakukan analisis desain HFMEA yang memperoleh 11 risiko yang memerlukan perhatian dan kemudian dibuat 14 rencana aksi untuk mengatasinya. Diperolehnya desain HFMEA untuk mencegah kejadian medication error yang sesuai dengan kebutuhan di Instalasi Farmasi Klinik Perusahaan X.

Medication error is the second most common patient safety incident worldwide. Medication errors can be defined as unintentional failures in medication services that have the potential to cause harm to patients. Maintaining safe health services is highly dependent on the ability of service providers to proactively conduct patient safety risk analysis, one of which is using the Healthcare Failure Mode and Effect Analysis (HFMEA) method. This study was aimed at obtaining the HFMEA design as an effort to prevent medication errors at Company X Clinical Pharmacy Installation. The research method used is qualitative research with a specific type of Operations Research. Data collected by in-depth interviews, observation, secondary data analysis, and focus group discussion. The results of this study found factors that cause medication errors to occur from organizational factors and staff factors. These results then analyzed for the HFMEA design which obtained 11 risks that required attention and then 14 action plans are made to overcome them. The HFMEA design was obtained to prevent medication errors that meet the needs of Company X Clinical Pharmacy Installation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelya Afryandes
"ABSTRAK
Angka Keberhasilan Pengobatan (AKP) Tuberkulosis (TB) Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2015 adalah 77,5%. AKP Kota Payakumbuh adalah 68,8%. Luaran angka kesembuhan dan pengobatan lengkap mempengaruhi nilai AKP TB. Luaran kesembuhan dan pengobatan lengkap dipengaruhi oleh kepatuhan pasien dalam pengobatan TB. Konseling apoteker dan media leaflet adalah cara untuk meningkatkan luaran pengobatan TB. Studi ini bertujuan untuk melihat dampak konseling apoteker dan media leaflet terhadap luaran pengobatan pada pasien TB di Puskesmas Kota Payakumbuh. Penelitian ini dilakukan secara prospektif pada bulan Februari sampai dengan bulan Agustus 2018. Sampel dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok non intervensi. Kelompok intervensi merupakan kelompok yang diberikan konseling apoteker dan media leaflet. Kelompok non intervensi merupakan kelompok yang tidak diberi konseling dan media leaflet. Luaran pengobatan pasien kelompok intervensi dan non intervensi dinilai pada bulan ke-2 atau bulan ke-6 pengobatan. Kelompok intervensi berjumlah 34 pasien. Pasien laki-laki lebih banyak daripada pasien perempuan yaitu sebesar 76,5%. Kelompok non intervensi berjumlah 40 pasien, 60% dari total pasien adalah pasien laki-laki. Seluruh pasien pada kelompok intervensi menunjukkan luaran perbaikan pada pengobatan sedangkan pada kelompok non intervensi terdapat 27,5% pasien yang tidak mengalami perbaikan. Hasil penelitian ini menunjukkan pasien yang mendapatkan konseling apoteker dan media leaflet memiliki peluang 1,4 kali lipat lebih besar untuk luaran perbaikan pada pengobatan TB dibandingkan dengan pasien yang tidak mendapatkan konseling apoteker dan media leaflet. Konseling apoteker dan media leaflet memberikan pengaruh yang bermakna terhadap luaran perbaikan pada pengobatan pasien TB di Puskesmas Kota Payakumbuh.

ABSTRACT
The Treatment Success Rate (TSR) of Tuberculosis (TB) in West Sumatera Province in 2015 was 77.5%. TSR of Payakumbuh City is 68.8%. Outcomes of complete cure and complete treatment affect the value of TSR of TB. Pharmacist counseling and leaflet are ways to increase outcomes of TB treatment. This study aims to look the impact of pharmacist counseling and leaflet on treatment outcomes in TB patients in Community Health Center (CHC) in Payakumbuh. This study was conducted prospectively from February to August 2018. The samples were divided into intervention and nonintervention group. The intervention group was a group given pharmacist counseling and leaflet. The non-intervention group was a group that was not given counseling and leaflet media. Treatment outcomes of the intervention group and non-intervention patients were assessed at the 2nd or 6th month of treatment. The intervention group numbered 34 patients. Male patients were more likely than female patients at 76.5%. The nonintervention group numbered 40 patients, 60% of the total patients were male. All patients in the intervention group showed an improvement in treatment while in the nonintervention group there were 27.5% of patients who did not show improvement.The results of this study showed patients who received pharmacist counseling and leaflet had a 1.4-fold greater chance of improving outcomes for TB treatment compared to patients who did not get pharmacist counseling and leaflet. Pharmacist counseling and leaflet media have a significant influence on the outcome of improvements in the treatment of TB patients in CHC in Payakumbuh.
"
2018
T52365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Shannon Sumargo
"Guru merupakan salah satu profesi penting yang memegang banyak peranan dalam kemajuan suatu bangsa. Guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar bertanggung jawab untuk membentuk murid-muridnya menjadi manusia-manusia yang lebih baik melalui pendidikan secara formal, yakni sekolah. Tenaga pendidik yang baik mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaannya karena menganggap profesinya sebagai guru adalah bentuk pengabdian terhadap bangsa, sehingga dalam menjalankan profesinya, seorang guru akan melakukan yang terbaik sebagai wujud loyalitas yang dimilikinya. Guru yang berkomitmen terhadap pekerjaannya akan tercermin melalui kinerjanya dan cenderung mencapai kesuksesan dalam mengajar. Loyalitas terbentuk dari dalam diri seseorang atau dari internal dan dipengaruhi oleh faktor eksternal lainnya pula. Faktor individu seperti integritas seorang guru merupakan faktor internal yang memengaruhi tingkat loyalitas, sementara faktor eksternal yang memengaruhi, salah satunya adalah kepuasan terhadap hal-hal yang ada di tempatnya bekerja, yakni sekolah. Lingkungan kerja yang nyaman tentu akan mendorong seorang guru untuk semakin menyukai pekerjaannya. Secara rinci, faktor eksternal yang berpotensi untuk memengaruhi loyalitas guru antara lain adalah kepuasan terhadap gaji yang diterimanya, kepuasan terhadap beban kerja yang dilimpahkan sebagai pengajar, kepuasan terhadap pimpinan di sekolah, kepuasan terhadap rekan kerja, kepuasan terhadap penghargaan yang diterimanya di sekolah, kepuasan terhadap ketertiban, dan kepuasan terhadap fasilitas di sekolah. Tugas akhir ini menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi tingkat loyalitas guru di Komunitas Guru X di Provinsi DKI Jakarta menggunakan metode partial least square dan classification and regression tree (CART) untuk menganalisis profil guru dengan tingkat loyalitas tinggi tersebut. Data yang digunakan diperoleh melalui teknik haphazard sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat loyalitas guru di Komunitas Guru X di Provinsi DKI Jakarta dipengaruhi oleh faktor eksternal berupa kepuasan guru terhadap gaji yang didapatkan dan kepuasan terhadap pimpinan sekolah, serta faktor internal yaitu integritas. Profil guru dengan peluang paling besar untuk memiliki loyalitas tinggi antara lain: berintegritas tinggi atau memiliki usia di atas 40 tahun atau memiliki integritas rendah, tetapi memiliki kepuasan terhadap gaji dan pimpinan di sekolah yang tinggi.

Teaching is one of the most necessary professions that holds significant roles in advancing the nation. Teachers as an educator and preceptor embrace the responsibility to form their disciples for the better through formal education, namely schools. A meritorious teacher has high level of loyalty to the profession since being a teacher is considered as a dedication to the nation, and hence a teacher will perform well as an express of their loyalty. Loyalty of teachers will be reflected on their performance and tend to succeed on educating the students. However, the loyalty is not merely formed from the personality or character, but also influenced by external factors. A personality factor such as teachers’ integrity takes part as an internal factor in affecting the loyalty level and ones of the external factors influencing teachers’ loyalty are their satisfactions towards the school circumstances. A proper work environment encourages a teacher to like the profession more. More detail, external factors such as pay satisfaction, workload satisfaction, supervisor satisfaction, coworker satisfaction, appreciation satisfaction, discipline satisfaction, school facilities satisfaction are potentially give influences to teachers’ loyalty. In this thesis, a research about factors analysis for teachers’ loyalty level in An X Teacher Community in DKI Jakarta Province will be conducted with partial least square (PLS) and classification and regression tree (CART) method will be used for the teachers with high level of loyalty profile analysis purpose. Data will be sampled by using haphazard sampling technique. This research concludes if external factors pay and supervisor satisfaction, as well as internal factor integrity do affect the loyalty level of teachers in An X Teacher Community at DKI Jakarta Province. Profile of teachers with the largest probability to have high level of loyalty, such as: to have high level of integrity or are more than 40 years old or to have low level of integrity, but with the high level of pay and supervisor satisfaction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Lediana
"Latar Belakang: Selama proses pengobatan berlangsung dapat terjadi kesalahan yang mungkin disebabkan oleh tenaga kesehatan maupun pasien itu sendiri. Kesalahan medikasi adalah kejadian pemberian obat yang dapat menimbulkan cedera kepada pasien yang seharusnya dapat dicegah selama dalam kontrol tenaga kesehatan, dan pasien itu sendiri. Salah satu peran penting perawat di layanan kesehatan yaitu memperhatikan prinsip tujuh benar obat saat memberikan obat kepada pasien. Dari data insiden keselamatan pasien di rumah sakit X tahun 2015 - 2017 tercatat ada 35 kasus insiden keselamatan pasien yang 14 kasus diantaranya adalah kasus kesalahan pemberian obat di rawat inap. Hal ini tidak sesuai dengan standar yang diatur oleh Kemenkes RI tahun 2008 yang menyatakan bahwa insiden di rumah sakit seharusnya zero accident. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor faktor yang mempengaruhi penerapan prinsip keselamatan pasien oleh perawat dalam proses pemberian obat di bangsal rawat inap rumah sakit X. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan 10 orang informan dan observasi. Data yang terkumpul dianalisa untuk mengetahui penyebab kesalahan dan kemungkinan perbaikannya. Hasil Penelitian: Dari penelitian terlihat bahwa faktor yang memicu terjadinya kesalahan pemberian obat di ruang rawat inap rumah sakit X berasal dari kondisi laten yaitu kurangnya jumlah staff keperawatan, turnover yang tinggi dan tidak tersedianya SPO 7 benar pemberian obat. Faktor lingkungan tempat kerja yang kurang memadai, adanyapekerjaan tambahan perawat, kurangnya supervisi dari pimpinan, panduan yang kurangjelas serta tidak adanya farmasi klinik merupakan faktor kontributor yang dapat mempengaruhi terjadinya insiden keselamatan pasien dimana salah satunya adalah kejadian medication error di unit rawat inap rumah sakit X saat ini. Kesimpulan: Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan prinsip keselamatan pasien dalam pemberian obat di rawat inap rumah sakit X antara lain adalah faktor leadership, kurangnya jumlah SDM pelayan kesehatan, tingginya turnover perawat, faktor lingkungan tempat kerja yang kurang kondusif, tidak tersedianya SPO pemberian obat dengan prinsip 7 benar, sosialisasi yang tidak dilakukan secara konsisten dan kontinyu serta tidak berjalannya program diklat atau pelatihan.

Background: During the treatment of patients held can occur some mistakes, may becaused by health workers and patients itself. Medication error is the incident of a drug provision that can inflicting injury to the patient which can be prevent during in control of health workers, and patients itself. One important role nurses in health services is taking into account the seven right principle while giving medicines to patients. From the data of patient safety incident in hospital X during 2015-2017 there are 35 cases of patient safety incidents when 14 cases of them were cases of medicine error in inpatients ward. It is not conforming to standard arranged by the ministry of Health of Indonesia in 2008 stating that the incident at the hospital supposed to zero accident. This study aimed to analyse factors influencing the application of patient safety by nursesin the process of administering medication in inpatients ward at the X hospital. Methods: The research is the qualitative study. The primary data was obtained through indepth interviews with 10 informants and observation. The data collected were analysed todetermine the cause of error and the possibility of improvement. Results: From this research it can be seen that factors that can be triggered a mistake in theprovision of a medicine in the inpatient ward X hospital derived from latent condition suchas the number of nursing staff, high turnover, the lack of operational standard procedure of 7 right medication administration. Environmental factor such as workplace was inadequate, the additional job for nurses, a lack of supervision from leaders, an unclear guidelines and the absence of clinical pharmacy are the contributor factor that can affect patent safety incident where one of them is the medication error incident in inpatient ward. Conclusion: Factors influencing the occurrence of the application of patient safety at the X hospital among others are leadership, shortage of human resources, the high turnover of nurses, the less condusive of an environmental workplace, the lack of operational standard procedure of 7 right principle in administering medicine, socialization that has not been carried out consistently and continuously as well as the training courses program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nhadira Nhestricia
"Monitoring kinerja pelayanan kesehatan pada umumnya sering kali dilakukan dengan metode self-report dengan pendekatan pada kepatuhan petugas terhadap standar pelayanan. Asumsi tingginya penilaian self-report masih dipertanyakan validitasnya. Metode observasi diharapkan dapat memberikan gambaran pelaksanaan sistem pelayanan secara nyata.
Tujuan dari penelitian adalah diketahuinya gambaran pelayanan swamedikasi yang tepat berdasarkan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan metode pengukuran self-report dan observasi di Apotek Kimia Farma Jakarta dan Sekitarnya tahun 2013. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah sampel 24.
Hasil penelitian didapatkan bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil pengukuran pelayanan swamedikasi oleh apoteker antara metode self-report dan observasi di Apotek Kimia Farma Jakarta dan sekitarnya tahun 2013.

Monitoring the performance of health care in general is often done using a self-report that approach to compliance officers of service standards.The validityof assumption of high self-report assessment still questionable. Observation method is expected to provide an overview of the implementation of the real service system.
The purpose of research is to know the proper description self-medication services based on standards of pharmacy servicesbetween self-report and observationmethod in Kimia Farma ApotekJakarta and surrounding 2013. This study uses cross-sectional design with a sample size of 24.
The results showed that there were significant differences of measurement results of self-medication services by pharmacists between self-report and observation method in Kimia Farma Apotek Jakarta and surrounding 2013.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>